METODE PENELITIAN
untuk mengetahui apakah minyak atsiri hasil destilasi kulit jeruk purut dengan surfaktan
Kokamidopropil betain untuk membuat formulasi sabun mandi cair dapat menghasilkan
Banjarmasin di Banjarmasin. Penelitian akan dilakukan dari Bulan Mei hingga bulan Juni
tahun 2018.
Populasi dari penilitian ini adalah seluruh minyak atsiri dari kulit buah jeruk
purut. Sampel yang digunakan adalah minyak atsiri jeruk purut hasil destilasi yang sudah
Yogyakarta.
11
12
dengan metode destilasi uap air dengan kulit buah jeruk purut yang berasal dari daerah
dibuat dengan formula yang didapatkan dari PT. Brataco Chemical yang dimodifikasi.
1 Asam miristat g 3 3 3 3 3
Asam Stearat g 3 3 3 3 3
SLS g 40 40 40 40 40
CAPB % 0 4 5 6 7
2 KOH g 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
Aqua DM mL 4 4 4 4 4
3 Aqua DM mL 100 100 100 100 100
Propilen glikol g 5 5 5 5 5
Gliserin g 10 10 10 10 10
Na2EDTA g 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
4 Asam Sitrat 25% mL 10 10 10 10 10
5 Minyak Atsiri % 0 4 5 6 7
Jeruk Purut
Keterangan :
13
-
1. F1 : Formulasi Pertama
2. FII : Formulasi ke-2
3. FIII : Formulasi ke-3
4. F IV : Formulasi ke-4
5. FV : Formulasi ke-5
6. SLS : Sodium Lauryl Sulfate
7. CAPB : Cocoamidopropyl betaine
8. KOH : Kalium Hidoksida
9. Aqua DM : Aqua demineralisasi
10. Na2EDTA : Ethylenediaminetetraacetic acid disodium salt
11. g : Gram (berat zat)
12. % : Persen kadar
13. ml : Mililiter (volume larutan)
Adapun cara pembuatan sabun mandi cair dengan minyak atsiri dari jeruk
Komponen
Tambahkan 2 dicampurkan
asam keml
sitrat 25% 10
dalam
dancampuran komponen
minyak atsiri 1 dan 3
jeruk purut
hingga
diadukhomogen kemudian
hingga homogen
dinginkan
Simpan dalam wadah tertutup rapat
sedian sabun dengan air dan mengusap pada bagian tangan. Uji ini menggunakan panelis
14
3.5.d.2 Uji pH
Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer pH, elektroda dibersihkan dengan air
suling, dimasukkan ke dalam contoh sampel yang, dicatat dan baca nilai pH yang tertera
Uji stabilitas dan kemampuan busa dari sabun dilakukan dengan metode
cylinder. Sediaan sabur cair sebanyak 1 mL dilarutkan dalam air sebanyak 4 ml,
dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup yang telah diberi skala, kemudian dikocok
selama 1 menit dengan cara membalikkan tabung reaksi secara beraturan dengan
kecepatan 20 rpm menggunakan alat dissolution tester. Total volume dari isi busa diukur
dan diamati penurunan dan tinggi busa yang terbentuk diamati stabilitasnya dengan waktu
cair. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah sabun mandi cair minyak atsiri jeruk
purut mengalami perubahan bentuk, warna, dan bau. Adanya bahan pengawet seperti
Na2EDTA sebagai chelating agent dapat meyebabkan sabun mandi cair menjadi stabil
selama penyimpanan, serta penyimpanan sabun cair dalam botol tertutup rapat dan
terhindar dari sinar matahari juga mempengaruhi kestabilan sediaan sabun cair.
3.6.a. Bahan
Bahan yang digunakan adalah minyak atsiri kulit buah jeruk purut hasil destilasi
(Lansida Herbal Teknologi, Yogyakarta), asam miristat, asam stearat, Natrium lauril
glikol, gliserin (DOW, Chemical), Na2EDTA, Asam sitrat 25% , media Mueler Hinton
3.6.b. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan analitik Ohaus, pH
meter, piknometer, dissolution tester LAF, Inkubator, cawan petri, spyder glass, cockbon,
api spiritus, mikropipet, blue tip, oven, tabung reaksi, heating mantel, pendingin tegak,
normalitas dari data dan uji Levene Test untuk mengetahui homogenitas dari data. Jika
data terdistribusi normal dan homogen, data diuji dengan uji parametrik yaitu uji One
Way Anova dilanjutkan dengan Post-Hoc Analysis sedangkan jika tidak terdistribusi
16
normal atau tidak homogen, data akan diuji dengan statistik non parametrik, yaitu uji
Uji One Way Anova dan uji Kruskal Wallis adalah uji untuk menentukan apakah
terdapat perbedaan antar kelompok yang diuji (α=0,05). Hipotesis terdiri dari :
H0 yaitu tidak ada perbedaan antar kelompok perlakuan, H1 yaitu ada perbedaan antar
kelompok perlakuan. Pengambilan keputusan terdiri dari Jika probabilitas lebih dari 0,05
maka H0 diterima, dan jika probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak
Post-Hoc Analysis dan uji Mann Whitney adalah uji untuk membandingkan
kualitas busa antar kelompok sehingga dapat diketahui kelompok mana yang berbeda
H0 yaitu tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok yang dibandingkan, H1
yaitu ada perbedaan yang bermakna antar kelompok yang dibandingkan. Pengambilan
keputusan terdiri dari yaitu jika probailitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima. Jika
probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak. Data diolah dengan menggunakan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengumpulan
Literatur
2 Penyusunan
Proposal
17
3 Seminar Proposal
4 Penelitian
5 Penyusunan Laporan
Hasil Penelitian
6 Seminar KTI