Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apakah minyak atsiri hasil destilasi kulit jeruk purut dengan surfaktan

Kokamidopropil betain untuk membuat formulasi sabun mandi cair dapat menghasilkan

stabilitas busa yang baik.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi AKFAR ISFI

Banjarmasin di Banjarmasin. Penelitian akan dilakukan dari Bulan Mei hingga bulan Juni

tahun 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dari penilitian ini adalah seluruh minyak atsiri dari kulit buah jeruk

purut. Sampel yang digunakan adalah minyak atsiri jeruk purut hasil destilasi yang sudah

berumur 7 bulan, didapatkan dari perkebunan di daerah Samigaluh, Kulon Progo,

Yogyakarta.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 3.4. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Konsentrasi Minyak atsiri yang Pipet Konsentrasi Ordinal


minyak atsiri diambil dari kulit Volume V/V
jeruk purut, buah jeruk purut
konsentrasi hasil destilasi dari
kokamidopro- (Lansida Herbal
pil betain Teknologi) sebagai
variable bebas

11
12

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.a. Identifikasi dan Destilasi Minyak Atsiri

Identifikasi dan destilasi dilakukan oleh Lansida Herbal Teknologi Yogyakarta,

dengan metode destilasi uap air dengan kulit buah jeruk purut yang berasal dari daerah

Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.

3.5.b. Pembuatan Sediaan Sabun Mandi Cair

Formula sabun dengan konsentrasi minyak atsiri dan Kokamidopropil betain

dibuat dengan formula yang didapatkan dari PT. Brataco Chemical yang dimodifikasi.

Tabel 3.5. Formulasi sabun mandi cair

Komponen Bahan Satuan FI F II F III F IV FV

1 Asam miristat g 3 3 3 3 3
Asam Stearat g 3 3 3 3 3
SLS g 40 40 40 40 40
CAPB % 0 4 5 6 7
2 KOH g 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
Aqua DM mL 4 4 4 4 4
3 Aqua DM mL 100 100 100 100 100
Propilen glikol g 5 5 5 5 5
Gliserin g 10 10 10 10 10
Na2EDTA g 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
4 Asam Sitrat 25% mL 10 10 10 10 10

5 Minyak Atsiri % 0 4 5 6 7
Jeruk Purut

Keterangan :
13

-
1. F1 : Formulasi Pertama
2. FII : Formulasi ke-2
3. FIII : Formulasi ke-3
4. F IV : Formulasi ke-4
5. FV : Formulasi ke-5
6. SLS : Sodium Lauryl Sulfate
7. CAPB : Cocoamidopropyl betaine
8. KOH : Kalium Hidoksida
9. Aqua DM : Aqua demineralisasi
10. Na2EDTA : Ethylenediaminetetraacetic acid disodium salt
11. g : Gram (berat zat)
12. % : Persen kadar
13. ml : Mililiter (volume larutan)

3.5.c. Cara Pembuatan Sabun Mandi Cair

Adapun cara pembuatan sabun mandi cair dengan minyak atsiri dari jeruk

purut menggunakan surfaktan Kokamidopropil betain adalah sebagai berikut :

Komponen 1 dimasukkan ke dalam


wadah tahan panas. Panaskan pada
suhu 70oC

Masukkan komponen 3 diaduk


hingga rata

Komponen
Tambahkan 2 dicampurkan
asam keml
sitrat 25% 10
dalam
dancampuran komponen
minyak atsiri 1 dan 3
jeruk purut
hingga
diadukhomogen kemudian
hingga homogen
dinginkan
Simpan dalam wadah tertutup rapat

Gambar 3.5. Proses Formulasi (Febrianti, 2013)

3.5.d. Uji Sifat Fisik Sabun Cair

3.5.d.1 Uji Organoleptik

Uji organoleptis bertujuan untuk menilai warna, aroma, kesan

kesat,kelembapan, dan kesegaran kulit setelah digunakan (Febrianti, 2013). Melarutkan

sedian sabun dengan air dan mengusap pada bagian tangan. Uji ini menggunakan panelis
14

sebanyak 20 sukarelawan dengan sampel semua formulasi dan menggunakan kuessioner

sebagai acuan untuk penilaian.

3.5.d.2 Uji pH

Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer pH, elektroda dibersihkan dengan air

suling, dimasukkan ke dalam contoh sampel yang, dicatat dan baca nilai pH yang tertera

pada layar (Febrianti, 2013).

3.5.d.3 Uji Stabilitas Busa

Uji stabilitas dan kemampuan busa dari sabun dilakukan dengan metode

cylinder. Sediaan sabur cair sebanyak 1 mL dilarutkan dalam air sebanyak 4 ml,

dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup yang telah diberi skala, kemudian dikocok

selama 1 menit dengan cara membalikkan tabung reaksi secara beraturan dengan

kecepatan 20 rpm menggunakan alat dissolution tester. Total volume dari isi busa diukur

dan diamati penurunan dan tinggi busa yang terbentuk diamati stabilitasnya dengan waktu

0, 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit (Febrianti, 2013).

Dihitung dengan rumus :

𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑢𝑠𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 × 100 %


% Stabilitas busa yang hilang = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑢𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙

% Stabilitas busa = 100% - (% busa yang hilang)

3.5.d.3 Uji Stabilitas Penyimpanan

Pengamatan stabilitas dilakukan setelah 8 minggu penyimpanan pada suhu

kamar (28-30°C) dengan melakukan pengamatan stabilitas organoleptik sabun mandi


15

cair. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah sabun mandi cair minyak atsiri jeruk

purut mengalami perubahan bentuk, warna, dan bau. Adanya bahan pengawet seperti

Na2EDTA sebagai chelating agent dapat meyebabkan sabun mandi cair menjadi stabil

selama penyimpanan, serta penyimpanan sabun cair dalam botol tertutup rapat dan

terhindar dari sinar matahari juga mempengaruhi kestabilan sediaan sabun cair.

3.6 Alat dan Bahan

3.6.a. Bahan

Bahan yang digunakan adalah minyak atsiri kulit buah jeruk purut hasil destilasi

(Lansida Herbal Teknologi, Yogyakarta), asam miristat, asam stearat, Natrium lauril

sulfat, KOH, aqua DM (Brataco), Kokamidopropil betain (KAO, Indonesia) propilen

glikol, gliserin (DOW, Chemical), Na2EDTA, Asam sitrat 25% , media Mueler Hinton

dan media Plate Count Agar.

3.6.b. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan analitik Ohaus, pH

meter, piknometer, dissolution tester LAF, Inkubator, cawan petri, spyder glass, cockbon,

api spiritus, mikropipet, blue tip, oven, tabung reaksi, heating mantel, pendingin tegak,

dan pipet volume.

3.7 Analisis Data

3.7.a Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data

Data dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui

normalitas dari data dan uji Levene Test untuk mengetahui homogenitas dari data. Jika

data terdistribusi normal dan homogen, data diuji dengan uji parametrik yaitu uji One

Way Anova dilanjutkan dengan Post-Hoc Analysis sedangkan jika tidak terdistribusi
16

normal atau tidak homogen, data akan diuji dengan statistik non parametrik, yaitu uji

Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.

3.7.b Uji Perbandingan

Uji One Way Anova dan uji Kruskal Wallis adalah uji untuk menentukan apakah

terdapat perbedaan antar kelompok yang diuji (α=0,05). Hipotesis terdiri dari :

H0 yaitu tidak ada perbedaan antar kelompok perlakuan, H1 yaitu ada perbedaan antar

kelompok perlakuan. Pengambilan keputusan terdiri dari Jika probabilitas lebih dari 0,05

maka H0 diterima, dan jika probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak

Post-Hoc Analysis dan uji Mann Whitney adalah uji untuk membandingkan

kualitas busa antar kelompok sehingga dapat diketahui kelompok mana yang berbeda

secara signifikan dengan kelompok lain (α=0,05). Hipotesis terdiri dari :

H0 yaitu tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok yang dibandingkan, H1

yaitu ada perbedaan yang bermakna antar kelompok yang dibandingkan. Pengambilan

keputusan terdiri dari yaitu jika probailitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima. Jika

probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak. Data diolah dengan menggunakan

Staristical Produvy and Service Solution (SPSS) 21 for Windows.

3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.8. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Pengumpulan
Literatur
2 Penyusunan
Proposal
17

3 Seminar Proposal

4 Penelitian

5 Penyusunan Laporan
Hasil Penelitian
6 Seminar KTI

Anda mungkin juga menyukai