Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN ALAM

PERCOBAAN III
“PENETAPAN KADAR SARI LARUT AIR DAN SARI LARUT ETANOL”

Disusun oleh:
Kelompok A1-1
Nama Anggota :
1. Dian Lestio S (2016210065)*
2. Ricky Mikha (2016210196)
3. Aisyha Yustian Rahmatunnisa (2017210013)
4. Agnes Dwi Lestari (2017210009)
5. Arfianita Rizkia R (2017210033)
6. Amelia Apriani (2017210021)
7. Ardina Anggraini (2017210032)
8. Anggye Saputra (2017210027)*

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2020
I. Tujuan Percobaan
Menetapkan kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol pada simplisia Daun Afrika
(Vernonia amygdalina Delile).

II. Dasar Penetapan


Simplisia disari dengan pelarut air dan etanol, sari yang diperoleh diuapkan dan sari
kering ditetapkan secara gravimetri dengan penimbangan sampai diperoleh bobot tetap.

III. Teori Dasar


Kualitas dari simplisia atau ekstrak diperlukan standarisasi simplisia atau
ekstrak untuk menjamin mutunya. Parameter standarisasinya berupa parameter
standarspesifik dan non spesifik. Parameter spesifk adalah aspek kandungan kimia
kualitatif dan aspek kuantitatif kadar senyawa kimia yang bertanggung-jawab langsung
terhadap aktivitas farmakologis tertentu, sedangkan parameter Non-Spesifik adalah
segala aspek yang tidak terkait dengan aktivitas farmakologis secara langsung namun
mempengaruhi aspek keamanan dan stabilitas ekstrak dan sediaan yang dihasilkan.
Salah satu parameter non-spesifik adalah penetapan kadar sari.
Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan
senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu. Penetapan ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu kadar sari yang larutdalam air dan kadar sari yang larut
dalam etanol. Kedua cara ini didasarkan pada kelarutan senyawa yang terkandung
dalam simplisia.
Ada beberapa penetapan kadar sari berdasarkan pelarutnya antara lain:
 Kadar sari larut etanol adalah sejumlah substansi simplisia yang dapat larut
dalam etanol, menunjukkan sejumlah senyawa organik yang ada dalam
simplisia.
 Kadar sari larut air adalah sejumlah substansi simplisia yang dapat larut
dalam air, menunjukkan jumlah senyawa anorganik yang terdapat di dalam
simplisia.

Beberapa teknik isolasi senyawa bahan alam yang umum digunakan seperti
maserasi, perkolasi, dan ekstraksi kontinu. Tetapi pada penelitian ini yang digunakan
adalah maserasi. Maserasi merupakan metode perendaman sampel dengan pelarut
organik, umumnya digunakan pelarut organik dengan molekul relatif kecil dan
perlakuan pada temperatur ruangan, akan mudah pelarut terdistribusi ke dalam sel
tumbuhan.
Metode maserasi ini sangat menguntungkan karena pengaruh suhu dapat
dihindari, suhu yang tinggi kemungkinan akan mengakibatkanterdegradasinya senyawa-
senyawa metabolit sekunder. Pemilihan pelarut yang digunakan untuk maserasi akan
memberikan efektivitas yang tinggidengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan
alam dalam pelarut akibatkontak langsung dan waktu yang cukup lama dengan sampel.
Salah satu kekurangan dari metode ini adalah membutuhkan waktu yanglama
untuk mencari pelarut organik yang dapat melarutkan dengan baiksenyawa yang akan
diisolasi dan harus mempunyai titik didih yang tinggi pula sehingga tidak mudah
menguap.
Karakteristik Simplisia dan Syarat Parameter Mutu Standar Bahan Simplisia:
Karakteristik Simplisia (Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, 2017)
Nama Simplisia : Vernoniae Amydalinae Folium
Nama Ekstrak Kental : Vernoniae Amydalinae Folii Extractum Spissum
Nama Tanaman Asal : Vernonia amygdalina Del.
Organoleptik : Tidak berbau, rasa pahit; dalam bentuk ekstrak kental
berwarna hijau kehitaman, bau khas, dan rasa pahit.
Khasiat : Antibakteri, antioksidan, anti kanker.
Kandungan Utama : > 1,4 % flavonoid (Vernodalin)

Syarat Parameter Mutu Standar Bahan Simplisia


(Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, 2017)
Kadar Bahan Organik Asing : < 2 % (MMI)
Kadar Abu total : < 11,5 %
Susut Pengeringan : < 10 %
Kadar Abu Tidak Larut Asam : < 0,7 %
Kadar Sari Larut Air : > 18,8 %
Kadar Sari Larut Etanol : > 11,8 %

IV. Alat dan Bahan


 Alat :
 Timbangan analitik  Asbes
 Penjepit Besi  Gelas ukur 100 ml
 Kertas saring  Corong gelas
 Beaker glass  Oven
 Cawan Penguap (Bobot Konstan)  Batang pengaduk

 Pengaduk magnetic  Kertas alumunium foil


 Spidol OHP
 Bahan :
 Simplisia Daun Afrika (Vernonia amygdalina Delile).
 Larutan air-kloroform P
 Larutan etanol 95%
 Aquadest
 Asam Klorida encer
V. Cara Kerja
 Penetapan Kadar Sari yang Larut Dalam Air
1. Dikeringkan serbuk (4/18) di udara
2. Ditimbang saksama sejumlah 5 gram serbuk
3. Dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml air-kloroform P, menggunakan labu
bersumbat kaca sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama
4. Dibiarkan selama 18 jam dan dilakukan penyaringan
5. Dipipet sejumlah 10 ml filtrate dan diuapkan hingga kering dalam cawan
dangkal berdasar rata yang telah ditara. Residu dipanaskan pada suhu 105 0C
hingga bobot tetap
6. Kadar sari yang larut dalam air, dihitung dalam persen terhadap bahan yang
telah dikeringkan di udara.

 Penetapan Kadar Sari yang Larut Dalam Etanol


1. Dikeringkan serbuk (4/18) di udara
2. Ditimbang saksama sejumlah 5 gram serbuk
3. Dimaserasi selama 24 jam dengan 100,0 ml etanol 95%, menggunakan labu
bersumbat kaca sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama
4. Dibiarkan selama 18 jam. dan dilakukan penyaringan cepat untuk menghindari
penguapan etanol
5. Di pipet sejumlah 10 ml filtrate dan diuapkan hingga kering dalam cawan
dangkal berdasar rata yang telah di tara. Residu dipanaskan pada suhu 105 0C
hingga bobot tetap
6. Kadar sari yang larut dalam etanol, dihitung dalam persen terhadap bahan yang
telah dikeringkan di udara.
VI. Hasil Percobaan

1. Bobot Konstan Cawan Kosong

Cawan (g) untuk air-kloroform


Penimbangan
Cawan I Cawan II
1 29,4989 27,1098
2 29,4983 27,1094
3 29,4984 27,1090

Cawan (g) untuk etanol


Penimbangan
Cawan I Cawan II
1 19,9117 20,2847
2 19,9116 20,2846
3 19,9118 20,2848

2. Bobot Konstan Cawan + Sari

Cawan (g) untuk air-kloroform


Penimbangan
Cawan I Cawan II
1 29,6411 27,2481
2 29,6407 27,2485
3 29,6402 27,2488

Cawan (g) untuk etanol


Penimbangan
Cawan I Cawan II
1 20,0116 20,3847
2 20,0112 20,3842
3 20,0107 20,3838

3. Simplisia (Vernonia amygdalina Delile)

Simplisia (g) untuk Simplisia (g) untuk


Penimbangan
sari larut air sari larut etanol

Cawan I 5,0939 5,0375


Cawan II 5,0939 5,0375

VII. Perhitungan

 Kadar sari larut dalam air


Rumus:

Kadar sari yang larut dalam air =

Keterangan:
W1 = Bobot cawan + residu
W0 = Bobot cawan kosong

W 1−W 0 100
Kadar sari yang larut dalam air (Cawan I) = x x 100 %
bobotsimplisia 10

29,6402−29,4984 100
= x x 100 %
5,0939 10

= 27,84% (Memenuhi Syarat)

W 1−W 0 100
Kadar sari yang larut dalam air (Cawan II) = x x 100 %
bobotsimplisia 10

27,2488−27,1090 100
= x x 100 %
5,0939 10

= 27,44% (Memenuhi Syarat)

27,84 %+ 27,44 %
Kadar sari yang larut dalam air rata-rata= = 27,64%(Memenuhi
2
Syarat)
Syarat: Kadar sari larut dalam air untuk simplisia Vernonia amygdalina Delile
berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, 2017 adalah tidak kurang
dari 18,8 %.
 Kadar sari larut dalam etanol
Rumus:

Kadar sari yang larut dalam etanol =

Keterangan:
W1 = Bobot cawan + residu
W0 = Bobot cawan kosong

W 1−W 0 100
Kadar sari yang larut dalam etanol (Cawan I) = x x 100 %
bobotsimplisia 10

=
20,0107−19,9118 100
x x 100 %
5,0375 10

= 19,63% (Memenuhi Syarat)

W 1−W 0 100
Kadar sari yang larut dalam etanol (Cawan II) = x x 100 %
bobotsimplisia 10

=
20,3838−20,2848 100
x x 100 %
5,0375 10

= 19,65% (Memenuhi Syarat)

19,63 %+19,65 %
Kadar sari yang larut dalam etanol rata-rata =
2
= 19,64% (Memenuhi Syarat)

Syarat: Kadar sari larut dalam etanol untuk simplisia Vernonia amygdalina Delile
berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, 2017 adalah tidak kurang
dari 11,8 % .

VIII. Pembahasan
Terlampir

IX. Kesimpulan
Terlampir
X. Daftar Pustaka
 Soedibyo, Mooryati. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan.
Jakarta. Balai Pustaka.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia
Jilid V. Jakarta.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Materia Medika Indonesia
Jilid III. Jakarta.
 Hariana, Drs. H. Arief. Tumbuhan Oba tdan Khasiatnya. Seri II. Penebar
Swadaya. Jakarta.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Farmakope Herbal Indonesia
Edisi II. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai