RUTE PEMBERIAN
OBAT
2
Rute Pemberian Obat
1. Oral (p.o.) 8. Intraperitoneal (i.p.)
2. Sublingual 9. Intranasal
7. Intramuskular (i.m.)
3
Oral
Obat yang cara penggunaannya masuk melalui mulut, obat
ditelan dan di absorpsi di lambung atau usus halus.
Keuntungannya : relatif aman, praktis, ekonomis, tidak perlu
steril.
Kerugiannya :
- timbul efek lambat
- tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare,
tidak sadar, tidak kooperatif
- untuk obat iritatif dan rasa tidak enak penggunaannya
terbatas
- obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak
bermanfaat (penisilin G, insulin)
- absorpsi obat tidak teratur.
4
Sublingual
7
Cara penggunaan Suppositoria :
Cuci kedua tangan sampai bersih dengan air dan sabun
Sebelum dikeluarkan dari wadah, jika suppositoria terasa
melunak, simpan di kulkas atau rendam dalam air dingin
selama beberapa saat untuk mengeraskannya kembali
Buka wadah pembungkus suppositoria
Jika diminta untuk menggunakan hanya setengahnya, maka
potong di bagian tengah dengan rata menggunakan pisau
yang tajam
Bagian ujung suppositoria dilumasi dengan lubrikan larut air
supaya licin, jika tidak ada bisa ditetesi sedikit dengan air
kran/air dingin
8
Atur posisi tubuh berbaring menyamping dengan kaki
bagian bawah diluruskan sementara kaki bagian atas
ditekuk ke arah perut.
9
Masukkan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari
telunjuk, sampai betul-betul masuk ke bagian otot
sfinkter rektum (sekitar ½ – 1 inci dari lubang dubur). Jika
tidak dimasukkan sampai ke bagian otot sfinkter,
suppositoria ini akan terdorong keluar lagi dari lubang
dubur.
10
Tahan posisi tubuh tetap berbaring menyamping dengan
kedua kaki menutup selama kurang lebih 5 menit untuk
menghindari suppositoria terdorong keluar.
11
Parenteral
Digunakan tanpa melalui
mulut, atau dapat dikatakan
obat dimasukkan ke dalam
tubuh tanpa melalui saluran
cerna.
Tujuannya tanpa melalui
saluran pencernaan dan
langsung ke pembuluh darah.
Terdiri dari:
1. Intravaskular (i.v)
2. Intramuskular (i.m)
3. Subkutaneus (s.c)
12
Pemberian parenteral digunakan :
1. Untuk obat yang absorpsinya buruk melalui saluran cerna
dan untuk obat seperti insulin yang tidak stabil didalam
saluran cerna.
2. Untuk pengobatan pasien yang tidak sadar, sering muntah,
susah menelan/pasien yang tidak kooperatif, dan dalam
keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat.
3. Menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati serta
dosis ekonomis.
4. Efek timbul lebih cepat dan memberikan kontrol paling baik
terhadap dosis obat yang sesungguhnya yang dimasukkan
dalam tubuh.
14
Intramuskular
18
Inhalasi
19
Keuntungan :
- absorpsi terjadi cepat dan homogen.
- kadar obat dapat dikontrol.
- terhindar dari efek lintas pertama.
- dapat diberikan langsung pada bronkus.
- Efek sama cepat dengan intravena.
Kerugian :
- diperlukan alat dan metoda khusus.
- sukar mengatur dosis.
- Hanya berguna untuk obat yang dapat berbentuk gas
pada suhu kamar.
- Dapat terjadi iritasi pada saluran pernafasan.
20
21
Cara penggunaan Aerosol:
Batuk dan keluarkan dahak sebanyak mungkin
Kocok aerosol sebelum digunakan
Pegang aerosol sesuai petunjuk pada instruksi
Tangkupkan bibir pada mulut sediaan
Condongkan kepala ke belakang sedikit
Keluarkan nafas pelan-pelan, kosongkan udara sebanyak mungkin
dari paru-paru
Tarik nafas dalam-dalam dan semprotkan aerosol, jaga agar lidah
tetap dibawah
Tahan nafas selama 10 – 15 detik
Keluarkan nafas melalui hidung
Berkumur dengan air hangat
22
Intranasal
Cara penggunaan : disemprotkan atau diberikan
kehidung.
Keuntungan : Area permukaan untuk absorpsi luas ( 160
cm3 ), banyak suplai darah sehingga absorpsinya cepat,
aktivitas metabolisme yang rendah dibandingkan
peroral, mudah diakses untuk penghantaran obat,
bentuk sediaan alternative jika tidak dapat digunakan
obat saluran cerna.
Kerugian : Difusi obat terhalang oleh mucus dan ikatan
mucus, iritasi lokal dan sensitivisasi obat harus
diperhatikan, hanya untuk obat yang poten (dosis kecil)
dengan ukuran partikel 5–10 µm.
Contoh : Intranasal Naloxone, vaksin.
23
Cara penggunaan Tetes Hidung :
Lebarkan lubang hidung
Posisi duduk dan kepala dimiringkan ke belakang atau berbaring
dengan diganjal bantal dibawah bahu; jaga agar kepala tetap tegak
Masukkan ujung alat penetes sedalam 1 cm kedalam lubang hidung
Teteskan sesuai dosis yang ditentukan
Kepala segera dicondongkan jauh kedepan sehingga posisi kepala
berada di antara lutut
Kembali tegak setelah beberapa detik, tetesan akan mengalir ke
kerongkongan atas
Jika diperlukan, ulangi tahapan diatas untuk lubang hidung yang lain
Bilas alat penetes dengan air mendidih
24
Cara penggunaan Semprot Hidung :
Lebarkan lubang hidung
Duduk dengan kepala sedikit menunduk
Kocok obat
Masukkan ujung sediaan di satu lubang hidung
Tutup mulut dan lubang hidung yang lain
Semprotkan obat dengan cara menekan alat/wadah dan hisap
perlahan-lahan
Cabut ujung sediaan dari hidung dan kepala segera dicondongkan
jauh kedepan sehingga posisi kepala berada di antara lutut
Kembali tegak setelah beberapa detik, tetesan akan mengalir ke
kerongkongan
Bernafas melalui mulut
Jika diperlukan, ulangi tahapan diatas untuk lubang hidung yang lain
Bilas ujung sediaan dengan air mendidih
25
Intratekal & EPIDURAL
Cara pemberian Intratekal : Dimasukkan kedalam
cairan serebrospinal / sumsum tulang belakang.
Contoh : pada terapi leukemia.
Cara pemberian Epidural : suntikan obat melalui
kateter ditempatkan ke dalam ruang epidural.
Contoh : anestesi dan analgesia.
26
Topikal
Digunakan bila suatu efek lokal obat
diinginkan untuk pengobatan.
Misal : Obat mata/telinga/obat kulit.
27
Cara penggunaan Tetes Mata:
Cuci tangan terlebih dahulu
Jangan menyentuh ujung penetes
Mata melihat ke atas
Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga terjadi bagian “Penampungan”
Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan
diteteskan tanpa menyentuh mata
Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan
Tutup mata sekitar 2 menit, jangat menutup mata terlalu rapat
Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan kertas tissu
Jika menggunakan lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu
dosis yang digunakan, tunggu sedikitnya lima menit sebelum tetesan
berikutnya diberikan
Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih, namun biasanya hanya
berlangsung beberapa menit. Jika berlangsung cukup lama, segera
hubungi dokter
28
Cara penggunaan Salep Mata:
29
Cara penggunaan Tetes Telinga:
Hangatkan tetes telinga dengan cara digenggam dalam telapak tangan
atau ketiak untuk beberapa menit. Jangan menggunakan aliran air
panas dari kran, karena suhunya menjadi tidak terkontrol
Kepala dimiringkan ke samping atau berbaring dengan posisi telinga ke
atas
Tarik daun telinga sedemikian rupa sehingga lubang telinga terbuka
lebar
Teteskan sesuai dosis yang ditentukan
Tunggu 5 menit sebelum meneteskan obat pada telinga lainnya
HANYA jika direkomendasikan untuk menutup telinga, gunakan kapas
untuk menutup saluran lubang telinga setelah meneteskan obat
Obat tetes telinga sebaiknya tidak menyebabkan rasa terbakar atau
menyengat lebih dari beberapa menit
30
Transdermal
31
Cara penggunaan Transdermal Patch:
Untuk letak penempelan patch, lihat instruksi yang terdapat pada
kemasan obat
Jangan ditempelkan pada kulit yang memar atau luka
Jangan ditempelkan pada lipatan kulit atau dibawah pakaian ketat.
Pindahkan tempat patch pada periode tertentu
Pasang patch dengan tangan yang bersih dan kering
Bersihkan dan keringkan tempat/area pemasangan patch
Ambil patch dari wadah, jangan sentuh bagian obatnya
Tempelkan pada kulit dan tekan kuat. Gosok bagian tepi agar
menempel
Lepaskan dan ganti sesuai petunjuk
32
TERIMA KASIH
33