Fototoksisitas adalah reaksi obat pada pasien yang mengonsumsi sejumlah obat tertentu dan
terpapar cahaya dalam jumlah tertentu yang dapat menimbulkan reaksi. fototoksisitas
membutuhkan dosis obat yang lebih tinggi untuk terjadinya reaksi dan dapat muncul pada
paparan obat pertama kali. Reaksi fototoksik yang banyak terjadi yaitu sengatan matahari
(sunburn) pada area kulit yang terbuka, yang kemudian mengalami hiperpigmentasi.
Fluorokuinolon
Turunan tetrasiklin
Turunan sulfonamide
A. FENOTIAZIN
1. Farmakodinamik1
Obat-obat antipsikotik mempunyai banyak kesamaan efek farmakologis dari
(agak) kuat reseptor dopamin (D2) di sistem limbis otak dan disamping itu juga
dan D2 sehingga lebih efektif daripada antipsikotik tipikal untuk melawan gejala
2. Farmakokinetik2
Sebagian besar obat antipsikotik segera tidak secara lengkap diabsorpsi.
mengakibatkan durasi kerja lebih lama daripada perkiraan dari waktu paruh dalam
oksidasi atau demetilasi, katalase oleh enzim sitokrom P450 mikrosomal hepar,
CYP2D6, CYP1A2, dan CYP3A4 adalah isoform yang sangat berperan. Metabolit
3. Posologi3
4. Efek Samping3
B. TETRASIKLIN
1. Farmakokinetik4
a. Absorbsi
Kira-kira 30-80% tetrasklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin
dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini sebagian besar
berlangsung di lambung dan usus halus bagian atas. Berbagai faktor dapat
menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya makanan dalam
lambung (kecuali doksisiklin dan monosiklin), pH tinggi, pembentukan
kelat (kompleks tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti
kation Ca2+, Mg2+, Fe2+, Al3+, yang terdapat dalam susu dan antasid). Oleh
sebab itu sebaiknya tetrasiklin diberikan sebelum atau 2 jam setelah
makan.
Tetrasiklin fosfat kompleks tidak terbukti lebih baik absorbsinya dari
sediaan tetrasiklin biasa.
b. Distribusi
Dalam plasma serum jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam
jumlah yang bervariasi. Pemberian oral 250 mg tetrasiklin, klortetrasiklin
dan oksitetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar sekitar 2,0-2,5 μg/ml.
c. Metabolisme
Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati.
Doksisiklin dan minosiklin mengalami metabolisme di hati yang cukup
berarti sehingga aman diberikan pada pasien gagal ginjal.
d. Ekskresi
Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin berdasarkan filtrasi
glomerulus. Pada pemberian per oral kira-kira 20-55% golongan
tetrasiklin diekskresi melalui urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresi
oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar serum. Sebagian
besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi
enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu
lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada saluran empedu
atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami kumulasi dalam darah.
Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja.
2. Farmakodinamik4
sedikit terjadi dua proses dalam masuknya anti biotik ke dalam ribosom bakteri
gram negative, pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui
sistem transport aktif. Setelah masuk anti biotik berikatan secara revarsible
dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA – amino asil pada kompleks
3. Posologi4
4. Efek Samping4
Efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian golongan tetrasiklin dapat
dibedakan dalam 3 kelompok yaitu reaksi kepekaan, reaksi toksik dan iritatif serta
reaksi yang timbul akibat perubahan biologik.
Reaksi Kepekaan
Reaksi kulit yang mungkin timbul akibat pemberian golongan
tetrasiklin ialah erupsi mobiliformis, urtikaria dan dermatitis eksfoliatif.
Reaksi yang lebih hebat ialah edema angioneurotik dan reaksi anafilaksis.
Demam dan eosinofilia dapat pula terjadi pada waktu terapi berlangsung.
Sensitisasi silang antara berbagai derivat tetrasiklin sering terjadi.
DAFTAR PUSTAKA:
1. Pebriyani. 2011. Kajian Ketepatan Penggunaan Obat dan Interaksi Obat pada Pasien
Skizofrenia Dewasa di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
Tahun 2010. Skripsi thesis: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Sari M, A. 2016. Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Katalase Organ Hepar
Tikus Terpapar Flufenazin Dekanoat.
http://eprints.undip.aac.id/50739/1/Miranti_Anggun_Sari_22010112130164_Lap.KTI
_Bab0.pdf. [diakses pada: 13 Februari 2018]
3. https://www.scribd.com/document/369396084/FENOTIAZIN-doc di aksespada 13
februari 2018
4. Istriyati , Bejo Basuki, 2012, Pengaruh Pemberian Tetrasiklin Pada Induk Mencit
(Mus musculus L.) Terhadap Struktur Skeleton Fetus, Berkala Ilmiah Biologi,
Volume 5, Nomor 1, Juni 2012, halaman 45-50