Anda di halaman 1dari 24

INFEKSI JAMUR

SISTEMIK

dr. Olivia Monica


dr. Adewita Ritonga
KLASIFIKASI

Mikosis subkutan, biasa menyerang kulit dan jaringan subkutan terutama


pada daerah yang terkena trauma (luka).

Mikosis superfisial, biasa menyerang lapisan kulit dan selaput mukosa.

Mikosis sistemik, biasa menyerang organ dalam, jamur masuk melalui


paru dan dapat menyebar melalui pembuluh darah menyerang organ –
organ dalam tubuh.
INFEKSI JAMUR
KARAKTERISTIK

Eukaryotic

Dinding sel kaku terdiri dari

• Mannan
• Chitin dan Glutan

Membran sel terdiri dari ergosterol

Heterotrof

Tidak melakukan fotosintesis

Aseksual (konidia), seksual (spora)


Filament (hifa) – miselium
- Microsporum
- Trichopyton, Epidermophyton
Budding (yeast)
STRUKTU - Candida
R - Malassezia, Cryptococcus
Dimorfik
- Histoplasma, Blastomyces
PENYAKIT
Infeksi

Mikosis

Reaksi alergi

DIAGNOSIS LAB

• - Mikroskopis
• Kerokan kulit (KOH, Lactophenol blue)
• Jaringan (PAS, silver stain, indian ink)
• - Biakan : Agar SDA, agar darah
• - Deteksi antibody / antigen
INFEKSI SISTEMIK
Mikosis paru adalah gangguan paru (termasuk saluran napas) yang disebabkan oleh
infeksi/kolonisasi jamur atau reaksi hipersensitif terhadap jamur. Mikosis paru
termasuk ke dalam mikosis sistemik
Penyakit Jamur Paru
Kelompok jamur Jenis penyakit jamur paru
Patogen endemik Histoplasmosis
Blastomikosis
Koksidioidomikosis
Sporotrikosis
 

Patogen non endemik Kriptokokosis


 
Oportunistik Aspergilosis
Mukormikosis
Kandidiasis
port de entren : Inhalasi spora yang
kemudian dari paru menyebar ke organ
lain
PATOGENES Penggunaan antibiotika yang lama
IS Penyakit sistem imun
Penggunaan kortikosteroid dalam
jangka waktu lama
Penyakit kronik.
histoplasma kapsulatum : Dimorfik, hidup
dalam tanah yang mengandung kotoran
burung, ayam, kelelawar.
Penularan : Inhalasi spora jamur
HISTOPLASM histoplasmosis.

OSIS Manifestasi klinis : Penyakit endemik, tidak


memberikan gejala. Masa inkubasi sekitar 14
hari dengan gambaran klinis kadang - kadang
menyerupai tuberkulosis.
Blastomyces dermatidis.
port de entre : paru. Setelah menghirup spora
jamur masuk ke dalam alveoli. Spora diikuti
dengan pembentukan granula tanpa perkejuan
BLASTOMIK di paru dan kemudian terjadi invasi netrofil.

OSIS Melalui sistemik jamur ini dapat menyebabkan


infeksi sistemik antara lain infeksi paru, ginjal,
tulang, bahkan sistem saraf pusat.
Gejala klinis tidak akan terlihat sampai 3 - 4 minggu setelah
seseorang terhirup spora.
Gejala klinis : mirip dengan flu, demam tinggi, menggigil
diikuti dengan batuk serta dengan produksi sputum
mukopurulen, bahkan dijumpai nyeri pleuritik, serta
penurunan berat badan.
Mikroskopis jamur dapat dilihat pada sputum dan
nanah, aspirasi dari jarum dan bisa dijumpai secara
mikroskopis dengan pewarnaan langsung seperti PAS
(Periodic Acid Schiff), calcoflour white, dan silver stains
yang lebih sensitif.
Artrokonidia

Penularan : Setelah masa sporulasi, jamur akan


berterbangan di udara dan masuk ke alveoli melalui
inhalasi

KOKSIDIOIDOM Gejala klinis yang bisa didapati: batuk, demam, nyeri


pleuritik, lemas. Gejala kulit dapat berupa eritema
IKOSIS nodosum dan eritema multiforme.

Diagnosis : Pewarnaan langsung dan bila pada sputum


negatif dapat dilakukan bronkoskopi dan dilakukan
brushing dan washing. Dan diperlukan tes kulit untuk
mendiagnosis penyakit ini (dari miselium yang disebut
koksidiosin dan dari fase jaringan disebut dengan
sperulin).
Sporothrix schenkii
SPOROTRIKO Penularan : Inokulasi ke kulit dan jaringan
KOSIS subkutaneus, Inhalasi  
Gejala klinis : Mirip dengan tuberkulosis dan
sering di sangka tuberkulosis.
KRIPTOKOKOSIS

Cryptococcus neoformans
Penularan : Penyakit jamur paru ini sering menyertai pasien dengan AIDS, penyakit
Hodgkin, penerima transplantasi organ, pasien dengan kortikosteroid. Pada individu
dengan sistem imun normal, radang granulomatosa kronis terjadi dengan
pembentukan massa radang yang dicirikan oleh nekrosis kaseosa dan fibrosis.
Diagnosis : Tampak Cryptococcus pada pemeriksaan histopatologi atau terisolasinya
Cryptococcus dari dahak, bilasan bronkus, atau jaringan paru.
 
ASPERGILOSIS

Aspergillus
Penularan : Inhalasi dan mengadakan kolonisasi dipermukaan mukosa. Jamur dapat
menembus jaringan hanya bila ada gangguan sistemik imun baik lokal maupun
sistemik, dengan demikian aspergillus tidak dapat menembus jaringan pada orang
normal.
Gejala klinis : Badan tidak enak, sesak, sakit dada, mengi, batuk (produktif /
nonproduktif), dahak purulen dan batuk darah, nyeri dada pleuritik, sesak napas,
keringat malam, penurunan berat badan.
MUKORMIKOSI
Disebut juga Zygomycosis : Infeksi jamur yang disebabkan oleh orde Mucorales.
Infeksi baru terjadi bila ada faktor predisposisi berupa penyakit diabetes melitus,
leukimia, gagal ginjal atau luka bakar, infeksi jamur ini juga sering menginfeksi pada
individu dengan steroid sistemik.
Gejala klinis : Pneumonia akut dengan demam dan batuk, nyeri pleuritik dan baruk
darah.
KANDIDIASIS

Kandida.
Jamur kandida ini dapat hidup komensial dalam mulut, saluran cerna dan vagina,
tetapi dalam keadaan tertentu dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan
kandidiasis.
Gejala klinis Batuk produktif dengan sputum yang purulen, sesak napas, demam.
 
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Foto toraks : pada sebagian besar mikosis paru tidak menunjukkan ciri khas, dapat
ditemukan infiltrat interstisial, konsolidasi, nodul multipel, kavitas, efusi pleura.
Gambaran yang khas terdapat pada aspergiloma yaitu fungus ball di dalam kavitas pada
pemeriksaan foto toraks.
Pemeriksaan laboratorium mikologi merupakan prosedur diagnosis mikosis paru
yang sangat penting. Kualitas pemeriksaan ini ditentukan oleh pemilihan, pengumpulan
serta cara pengiriman bahan klinik (spesimen) yang baik.
Diagnosis and identification require microscopic examination of stained specimens,
culturing in selective and enriched media and specific biochemical and serological tests.
19
Spesimen penderita sebagai bahan pemeriksaan didapati dari sputum, cairan serebrospinal, melalui
tindakan bronkoskopi untuk mendapati cairan bilasan bronkus, cairan BAL (broncho alveolar lavage)
dan melakukan TBLB (transbronchial lung biopsy). Spesimen juga bisa didapatkan melalui tindakan TTB
(transthoracial biopsy) atau dengan biopsi terbuka (open lung biopsy).

Diagnosis dini sangat penting untuk memperoleh hasil klinis optimal. Dalam penegakkan diagnosis mikosis
paru dikenal beberapa istilah yang menentukan derajat diagnostik, yaitu:

Kriteria diagnosis proven

- Ditemukan faktor penjamu dan gambaran klinis.

- Dan hasil pemeriksaan mikologi positif sebagai berikut :

Pemeriksaan histologi atau sitokimia menunjukkan elemen jamur positif dari hasil biopsi atau aspirasi
disertai bukti kerusakan jaringan. Atau biakan positif dari spesimen yang berasal dari spesimen yang
berasal dari tempat steril sertasecara klinis dan radiologi menunjukkan kelainan/lesi yang sesuai
dengan infeksi. Atau pemeriksaan mikroskopis/antigen Cryptococcus dari likuor serebrospinal.

 
Kriteria diagnosis probable:
- Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor penjamu.

- Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor pada lokasi
lesi abnormal yang sesuai denagn kondisi infeksi klinis atau radiologis.
- Satu kriteria mikologi
 
Kriteria diagnosisi possible:
- Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor penjamu
- Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor dari lokasi lesi
abnormal yang sesuai dengan kondisi infeksi secara klinis atau radiologi.
- Tanpa kriteria mikologi atau hasil pemeriksaan mikologi negatif.
PENATALAKSANAAN

Golongan Polien

Flusitosin

Golongan azole (ketokonazole, itraconazole, fluconazole,


voriconazole, dan posaconazole)
Golongan Ekinokandin
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai