SISTEMIK
dr. Lia Mutia Annisa
1. Mikosis subkutan
Biasa menyerang kulit dan jaringan subkutan. Terutama pada daerah
yang terkena trauma (luka).
2. Mikosis superfisial
Biasa menyerang lapisan kulit dan selaput mukosa.
3. Mikosis sistemik
Biasa menyerang organ dalam, jamur masuk melalui paru dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah menyerang organ – organ dalam
tubuh.
INFEKSI JAMUR
KARAKTERISTIK
Eukaryotic
Dinding sel kaku terdiri dari
- Mannan
- Chitin dan Glutan
Membran sel terdiri dari ergosterol
Heterotrof
Tidak melakukan fotosintesis
Aseksual (konidia), seksual (spora)
STRUKTUR
• DIAGNOSIS LAB
- Mikroskopis
Kerokan kulit (KOH, Lactophenol blue)
Jaringan (PAS, silver stain, indian ink)
Fungus berfilamen
Infeksi kulit dan jaringan keratin
Microsporum, Trichophython, dan Epidermophython
Penularan :
- Dari hewan
- Topi, Sisir, orang ke orang
Infeksi :
- Tinea kapitis
- Tinea barbae
- Tinea korporis
- Tinea kruris
- Tinea pedis
- Tinea unguiium
PIEDRA
• Infeksi jamur pada rambut ditandai dengan benjolan (nodus)
sepanjang rambut. Penyebab :
- Piedraia hortai (black piedra)
- Trichosporon (white piedra)
• Menyerang lokasi : rambut kepala, janggut, kumis (tanpa keluhan)
• Diagnosis :
- Gambaran klinis
- Mikroskopik langsung dengan KOH 10%
Rambut terlihat ada benjolan berwarna hitam
Hifa berseptum
Teranyam padat
Diantaranya terdapat askus, askus berisi 4-8 askospora
TINEA NIGRA PALMIS
• Penyebab : Cladosporium werneckii
• Infeksi superfisial stratum korneum. Kelainan kulit berupa : Makula kehitaman pada
telapak tangan, telapak kaki dan permukaan kulit
• Sinonim : Keratomikosis nigrikan, Ptiriasis nigra, Kladosporiosis epidemika
• Gejalan klinis
Kelainan kulit telapak tangan berwarna tengguli hitam, dapat bersisik
Faktor predisposisi belum diketahui
• Diagnosis lab
Mikroskopis: Kerokan kulitdengan KOH : hifa bercabang, bersekat,
warna coklat muda sampai hijau tua
Biakan pada SDA : Koloni menyerupai ragi, berfilamen warna hijau tua
OTOMIKOSIS
• Infeksi jamur kronik atau subakut pada liang telinga luar ditandai dengan adanya
inflamasi
• Penyebabnya adalah jamur kontaminan, seperti : Aspergillus,Penisilium,Mukor
• Gejala klinis
Rasa penuh dan gatal di dalam telinga
Dapat mengganggu pendengaran
Liang telinga tertutup massa kotoran kulit dan jamur
Dapat terjadi infeksi bakteri
• Diagnosis
Mikroskopik dngan KOH : hifa tanpa spora
Spesimen : kerokan kulit, kotoran telinga
Biakan : SDA
CANDIDA
• Flora normal selaput lendir dan kulit
• Predisposisi
- Kelembaban
- Antibiotik
- DM, obesitas, kehamilan
• Infeksi
- Vaginitis
- Oral thrust
- Septicaemia pada defesiensi imun
INFEKSI SISTEMIK
Oportunistik Aspergilosis
Mukormikosis
Kandidiasis
PATOGENESIS
• Port de entree :
Inhalasi spora yang kemudian dari paru menyebar ke
organ lain
Penggunaan antibiotika yang lama
Penyakit sistem imun
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama
Penyakit kronik.
Histoplasmosis
• Histoplasma kapsulatum :
Dimorfik, hidup dalam tanah yang mengandung kotoran burung, ayam,
kelelawar.
• Penularan
Inhalasi spora jamur histoplasmosis.
• Manifestasi klinis
Penyakit endemik, tidak memberikan gejala. Masa inkubasi sekitar 14
hari dengan gambaran klinis kadang - kadang menyerupai tuberkulosis.
Blastomikosis
• Blastomyces dermatidis.
• Port de entre nya adalah paru. Setelah menghirup
spora jamur masuk ke dalam alveoli. Spora diikuti
dengan pembentukan granula tanpa perkejuan di
paru dan kemudian terjadi invasi netrofil.
• Melalui sistemik jamur ini dapat menyebabkan
infeksi sistemik antara lain infeksi paru, ginjal,
tulang, bahkan sistem saraf pusat.
• Gejala klinis tidak akan terlihat sampai 3 - 4 minggu
setelah seseorang terhirup spora.
• Gejala klinis
Mirip dengan flu
Demam tinggi
Menggigil diikuti dengan
Batuk serta dengan produksi sputum mukopurulen
Nyeri pleuritic
Penurunan berat badan.
• Mikroskopis jamur dapat dilihat pada sputum dan nanah,
aspirasi dari jarum dan bisa dijumpai secara mikroskopis
dengan pewarnaan langsung seperti PAS (Periodic Acid
Schiff), calcoflour white, dan silver stains yang lebih
sensitif.
Koksidioidomikosis
• Artrokonidia
• Penularan : Setelah masa sporulasi, jamur akan berterbangan di
udara dan masuk ke alveoli melalui inhalasi
• Gejala klinis yang bisa didapati: batuk, demam, nyeri pleuritik,
lemas. Gejala kulit dapat berupa eritema nodosum dan eritema
multiforme.
• Diagnosis : Pewarnaan langsung dan bila pada sputum negatif
dapat dilakukan bronkoskopi dan dilakukan brushing dan washing.
Dan diperlukan tes kulit untuk mendiagnosis penyakit ini (dari
miselium yang disebut koksidiosin dan dari fase jaringan disebut
dengan sperulin).
Sporotrikokosis
• Sporothrix schenkii
• Penularan
Inokulasi ke kulit dan jaringan subkutaneus
Inhalasi
• Gejala klinis
Mirip dengan tuberkulosis dan sering di sangka
tuberkulosis.
Kriptokokosis
• Cryptococcus neoformans
• Penularan : Penyakit jamur paru ini sering menyertai pasien
dengan AIDS, penyakit Hodgkin, penerima transplantasi organ,
pasien dengan kortikosteroid. Pada individu dengan sistem imun
normal, radang granulomatosa kronis terjadi dengan pembentukan
massa radang yang dicirikan oleh nekrosis kaseosa dan fibrosis.
• Diagnosis : Tampak Cryptococcus pada pemeriksaan histopatologi
atau terisolasinya Cryptococcus dari dahak, bilasan bronkus, atau
jaringan paru.
•
Aspergilosis
• Aspergillus
• Penularan : Inhalasi dan mengadakan kolonisasi dipermukaan
mukosa. Jamur dapat menembus jaringan hanya bila ada
gangguan sistemik imun baik lokal maupun sistemik, dengan
demikian aspergillus tidak dapat menembus jaringan pada
orang normal.
• Gejala klinis : Badan tidak enak, sesak, sakit dada, mengi,
batuk (produktif / nonproduktif), dahak purulen dan batuk
darah, nyeri dada pleuritik, sesak napas, keringat malam,
penurunan berat badan.
Mukormikosi
• Kandida.
• Jamur kandida ini dapat hidup komensial dalam mulut,
saluran cerna dan vagina, tetapi dalam keadaan tertentu dapat
berubah menjadi patogen dan menyebabkan kandidiasis.
• Gejala klinis
Batuk produktif dengan sputum yang purulent
Sesak napas
Demam.
•
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Foto toraks : pada sebagian besar mikosis paru tidak
menunjukkan ciri khas, dapat ditemukan infiltrat interstisial,
konsolidasi, nodul multipel, kavitas, efusi pleura. Gambaran
yang khas terdapat pada aspergiloma yaitu fungus ball di dalam
kavitas pada pemeriksaan foto toraks.
• Pemeriksaan laboratorium mikologi merupakan prosedur
diagnosis mikosis paru yang sangat penting. Kualitas
pemeriksaan ini ditentukan oleh pemilihan, pengumpulan serta
cara pengiriman bahan klinik (spesimen) yang baik.
• Spesimen penderita sebagai bahan pemeriksaan didapati
dari sputum, cairan serebrospinal, melalui tindakan
bronkoskopi untuk mendapati cairan bilasan bronkus, cairan
BAL (broncho alveolar lavage) dan melakukan TBLB
(transbronchial lung biopsy). Spesimen juga bisa didapatkan
melalui tindakan TTB (transthoracial biopsy) atau dengan
biopsi terbuka (open lung biopsy).
• Diagnosis dini sangat penting untuk memperoleh hasil
klinis optimal. Dalam penegakkan diagnosis mikosis paru
dikenal beberapa istilah yang menentukan derajat
diagnostik, yaitu:
Kriteria diagnosis proven
1. Ditemukan faktor penjamu dan gambaran klinis.
2. asil pemeriksaan mikologi positif sebagai berikut :
Kriteria diagnosis probable
1. Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor penjamu.
2. Satu kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor pada lokasi
lesi abnormal yang sesuai denagn kondisi infeksi klinis atau
radiologis.
3. Satu kriteria mikologi
Kriteria diagnosisi possible:
1. Paling sedikit terdapat satu kriteria faktor penjamu
2. Kriteria klinis mayor atau dua kriteria klinis minor dari lokasi lesi
abnormal yang sesuai dengan kondisi infeksi secara klinis atau
radiologi.
3. Tanpa kriteria mikologi atau hasil pemeriksaan mikologi negatif.
PENATALAKSANAAN
• Golongan Polien
• Flusitosin
• Golongan azole (ketokonazole, itraconazole,
fluconazole, voriconazole, dan posaconazole)
• Golongan Ekinokandin
TERIMAKASIH