Nama Anggota :
D3 ANALIS KESEHATAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul IMUNOLOGI INFEKSI terhadap
JAMUR
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mekanisme hidup jamur sama dengan bakteri, kapsul yang sulit dimakan
(Cryptococ), resistensi terhadap fagositosis (Histoplasma) dan destruksi sel
polimorfonuklear/Coccidiosis (Baratawidjaja, 1996). Beberapa jamur dapat
mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif, namun efek terhadap
kelangsungan hidupnya masih belum diketahui.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa infeksi terberat pada jamur ?
b. Apa sajakah jamur pada manusia menurut lokasi infeksi ?
c. Apa saja golongan klinis penyakit yang ditimbulkan jamur ?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui infeksi terberat pada jamur ?
b. Untuk mengetahui jamur pada manusia menurut lokasi infeksi ?
c. Untuk mengetahui golongan klinis penyakit yang ditimbulkan jamur ?
BAB II
PEMBAHASAN
Jamur adalah organisme eukariotik, tidak mengandung klorofi. Ada sekitar 100.000
spesies yang tumbuh sebagai saprofit (memerlukan bahan organik untukenergi), tetapi
dapat berguna dalam produksi makanan seperti keju, anggur dan bir. Jamur biasa
ditemukan dalam alam bebas sebagai spesies yang hidup bebas dalam bahan organik
mati, dalam tanah, vegetasi dan cairan tubuh. Untuk hidupnya, jamur tidak tergantung
dari interaksi dengan pejamu mamalia.
Kebanyakan jamur tidak berbahaya, namun sebagian kecil spesies jamur dapat
menimbulkan penyakit pada manusia yang disebut mikosis.
Penyakit tersebut, bervariasi antara relatif infeksi superfisial biasa sampai penyakit
sistemik yang membahayakan terutama pada pejamu imunodefesien. Hal tersebut
tergantung dari berbagai hal seperti kapsul yang sulit dicerna (kriptokok), resistensi
terhadap fagositosis (histoplasma) dan destruksi sel polimorfnuklear (koksidiosis).
Beberapa jamur mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif, tetapi efeknya
terhadap kelangsungan hidupnya belum diketahui.
Antibodi juga dapat ditemukan dan diduga mempunyai peran dalam respons
imun terhadap jamur. Spesies jamur terdiri atas molds, yeast dan fungi yang lebih tinggi.
Fungi memiliki struktur dinding sel kompleks yang terutama terdiri atas kitin
polisakarida, glukan dan manan.
Membran terdiri atas 2 lapisan yang mengandung sterol yang sebaliknya dengan
kolesterol yang ditemukanpada membran eukariosit yang lebih tinggi. Jamur mempunyai
2 bentuk,ragi (yeast) yang uniselular dan kapang (molds) yang tumbuh bercabang yang
disebut hife.
Pada umumnya jamur tumbuh melalui beberapa fase : vegetatif dan reproduktif. Dalam
fase vegetatif, sel adalah haploid dan membagi diri dengan cara mitosis. Jamur
terbanyak ditemukan dalam bentuk mold dan hifa, tetapi bebrapa jamur ditemukan
dalam bentuk sel ragi uniselular. Beberapa jamur dapat mengubah morfologinya yang
disebut dimorfik. Dalam fase reproduktif jamur mengalami reproduksi aseksual
melepas spora.
C. Imunitas spesifik
Imunitas nonspesifik kadang kurang efektif, tidak mampu membatasi
pertumbuhan jamur patogen. Tidak banyak bukti bahwa antibodi berperan dalam
resolusi dan kontrol infeksi. CMI merupakan efektor imunitas spesifik utama
terhadap infeksi jamur. Histoplasma kapsulatum, parasit intraselular fakultatif
hidup dalam makrofag dan dieliminasi oleh efektor seluler samayang efektif
terhadap bakteri intraselular. CD4+ dan CD8+ bekerja sama untuk menyingkirkan
bentuk K. Neoformans yang cenderung mengkolonisasi paru dan otak pada
pejamu imunokompromais.
Infeksi candida sering berawal pada permukaan mukosa dan CMI diduga
dapat mencegah penyebarannya ke jaringan. Pada semua keadaan tersebut,
respons Th1 adalah protektif sedangkan respons Th2 dapat merusak pejamu.
Inflamasi granuloma dapat menimbulkan kerusakan pejamu seperti pada infeksi
histoplasma. Kadang terjadi respons humoral yang dapat digunakan dalam
diagnostik serologik, namun efek proteksinya belum diketahui.
D. Penyakit jamur
Infeksi jamur atau mikosis menunjukkan morbiditas dan mortalitas penting pada
manusia. Beberapa infeksi diantaranya adalah endemik dan biasanya disebabkan
jamur yang ditemukan dalam lingkungan yang sporanya terhirup manusia. Infeksi
jamur sering disebut oportunistik yang dapat menimbulkan penyakit berat pada
subyek imunokompromais.
Dewasa ini ditemukan peningkatan infeksi jamur terutama pada subyek
imunokompromais yang disebabkan AIDS, yang mendapat terapi terhadap
kanker dan penolakan transplantasi yang menekan sumsumtulang dan respons
imun. Berbagai jamur menginfeksi manusia dan hidup dalam jaringan
ekstraselular dan dalam fagosit. Karena itu diperlukan efektor ekstraselular dan
intraselular. Menurut lokasi infeksi, jamur pada manusia dapat berupa:
Jamur permukaan yang hidup dalam komponen kulit yang mati, rambut
dan kuku yang mengandung keratin
Jamur subkutan yang hidup sebagai saprofit dan menimbulkan nodul
kronik atau tukak
Jamur saluran nafas yang berasal dari saprofit tanah dan menimbulkan
infeksi paru subklinis atau akut
Candida albicans yang menimbulkan infeksi superfisial pada kulit dan
membran mukosa
Penyakit yang ditimbulkan jamur dapat dibagi dalam 3 golongan klinis :
Mikosis superfisial, subkutan dan sistemik
Mekanisme hidup jamur sama dengan bakteri, kapsul yang sulit dimakan
(Cryptococ), resistensi terhadap fagositosis (Histoplasma) dan destruksi sel
polimorfonuklear/Coccidiosis (Baratawidjaja, 1996). Beberapa jamur dapat
mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif, namun efek terhadap
kelangsungan hidupnya masih belum diketahui.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infeksi jamur terberat adalah infeksi sistemik seperti histoplasmosis,
kriptokokosis dan koksidiomikosis yang biasanya bermula sebagai infeksi paru
dan diperoleh melalui inhalasi spora dari jamur yang hidup bebas.
B. SARAN
Karnen Garna Baratawidjaja, Iris Rengganis. IMUNOLOGI DASAR Edisi ke-11. 2014.
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
http://hasimupdate.blogspot.co.id/2012/11/mekanisme-imun-terhadap -jamur_8554.html