Anda di halaman 1dari 9

SISTEM

KOMPLEMEN
Muhammad Farhan Pattah
B1A119404
Pengertian Sistem Komplemen
◦ Sistem komplemen adalah sekelompok protein plasma inaktif yang bersirkulasi dalam darah yang meningkatkan atau
melengkapi sistem pertahanan tubuh.
◦ Ada sembilan komponen dasar komplemen yaitu C1 sampai C9 yang bila diaktifkan, dipecah menjadi bagian-bagian yang
besar dan kecil (C3a,C4a dan sebagainya).

◦ Fragmen : berupa enzim yang mengikat, mengaktifkan meolekul lain


◦ Dapat berinteraksi dengan inhibitor yang menghentikan reaksi selanjutnya
Fungsi Komplemen
Aktivitas utama dari sistem komplemen adalah untuk mengubah membran dan mengikat antigen melalui pengikatan kovalen dari
fragmennya yang sedang aktif. Komplemen juga memiliki fungsi sentral pada inflamasi menyebabkankemotaksis pada fagosit,
aktivasi sel mast dan fagosit, opsonisasi dan lisis sel pathogen, juga sebagai clearance kompleks imun. Setelah aktivasi awal,
berbagaikomponen komplemen berinteraksi melalui reaksi berantai yang diatur sedemikian rupa,untuk menjalankan fungsi
utamanya, yaitu
1. Lisis sel, bakteri atau virus.
2. Opsonisasi, yang mendukung fagositosis antigen tertentu.
3. Berikatan dengan reseptor komplemen spesifik pada sel dari sistem imun,memicu fungsi sel spesifik, inflamasi, mensekresi
molekul immunoregulatory
4. Clearence kompleks imun, yaitu menyingkirkan kompleks imun dari sirkulasidan lalu mengendapkannya pada limpa atau
bepar
◦ Sistem komplemen membantu antibodi atau sel fagositik untuk membersihkan patogen dalam tubuh. Komplemen merupakan bagian
dari sistem imun bawaan, tetapi dapat juga berperan dalam sistem imun adaptif yang setiap waktu dapat diaktifkan kompleks imun.
◦ Ending dari ketiga jalur pada hakikatnya sama yaitu 6 manfaat fungsi pertahanan sebagai berikut:
◦ memicu inflamasi
◦ menarik secara kemotaktik fagosit ke tempat infeksi
◦ mendorong penempelan antigen ke fagosit (menguatkan penempelan atau opsonisasi)
◦ menyebabkan lisis bakteri gram negatif dan sel manusia yang menyajikan epitop asing
◦ berperan penting dalam aktivasi limfosit B naif
◦ membuang kompleks imun berbahaya dalam tubuh
Komponen sistem komplemen
◦ Secara keseluruhan komplemen memiliki 9 komponen besar, yaitu komplemen(Complement= C) no. 1 – 9, selanjutnya
disebut C1-C9, namun karena komplemenmemiliki peran sebagaiefektor, reseptor dan regulatordapat terbagi lagi
menjadisekitar 30 komponen.
1. Komplemen Efektor
Efektor secara umum dapat diartikan sebagai molekul yangmengatur aktivitas biologikal dan dapat berperan sebagai sinyal
darisuatu reaksi berantai. Komplemen sebagai efektor juga memilikiperan yang sama, diantaranya sebagai sinyal agar reaksi
aktivasikomplemen dapat berjalan berurutan (cascade). Sebagian besar komponen komplemen berperan sebagai efektor, baik
komplemenyang berperan sebagaienzim, substrat, maupun produkyangdihasilkan dari sistem enzimatis tersebut.
2. Komplemen reseptor
Komunikasi antara sel dan molekul disekelilingnya diperankan oleh banyak perantara, salah satunya adalah reseptor. Komponen
komplemen yang aktif dan menjalankan fungsinya juga memerlukan reseptor untuk berikatan dengan sel yang membantu
menjalankan fungsinya, contoh : komplemen C3b yang salah satu fungsinya sebagai opsonin (membantu fagositosis)
memerlukan bantuan selfagosit (contoh : makrofag) untuk menjalankan fungsinya. Komunikasi komplemen C3b dengan
makrofag akan terjalin jikaterdapat reseptor CR1 pada permukaan makrofag tersebut.
◦ Komplemen regulator
Komplemen merupakan suatu sistem yang berantai, yang aktivasinya terjaditerus menerus selama sistem imun mengenali adanya bahan
asing (antigen)di dalam tubuhhost. Akhir dari aktivasi komplemen melalui jalurnyamasing-masing akan mencetuskan terjadinya pelisisan
membran pathogen(lihat sub bab D. Aktivasi). Aktivasi sistem komplemen yang terusmenerus ini perlu di atur oleh komponen
komplemen yang berperan sebagairegulator/ pengatur. Jika suatu individu tidak memiliki atau defisiensi darikomplemen regulator, maka
dapat menimbulkan suatu kondisi patologis,seperti penyakit autoimun. Sebagai contoh C1 INH sebagai komplemenyang berperan dalam
inhibitor komplemen C1 sehingga menghambataktivasi enzimatis dari C1r dan C1s yang selanjutnya juga akan menghambat aktivasi C2,
dan seterusnya.
Komplemen diberi simbol dengan huruf “C” yang merupakan singkatan dari“Complement ” (bahasa Inggris dari komplemen).
Komponen komplemen dinamakandengan urutan nomor, yaitu dari C1- C9, kecuali C4 aktif sebelum C2 (C1 – C4 – C2 – C3– C5 – C6 –
C7 – C8 – C9). Penamaan komplemen juga dengan simbol huruf, contoh :faktor D (jalur alternatif), atau dengan penamaantrivial,
contoh :homologous restriction factor. Fragmen peptida yang terbetuk dari aktivasi komplemen diberi simbol huruf kecil Umumnya,
fragmen peptida kecil dihasilkan dari pembelahan komplemen yang lebih besar.Fragmen kecil tersebut disimbolkan dengan huruf "a",
sementara fragmen yang lebih besar diberi symbol "b", contoh: C3a, C5a, kecuali untuk C2a; C2a adalah fragmen yang lebih besar.
Fragmen yang lebih besar akan berikatan dengan komplemen target yang herdekatan dengan tempat aktivasi. Sedangkan fragmen yang
ebih kecil akan menyebar dan berfungsi sesuai dengan aktivitas biologiknya, contoh C3a. C4a, dan C5a menginisiasi respon inflamasi
melalui ikatannya dengan reseptor khusus. Fragmen komplemen akan berikatan dengan satu dan komponen lainnya untuk membentuk
kompleks yang memiliki fungsi sebagai enzim. Kompleks komplemen yang berfungsi sebagai enzim ini diberi simbol bar (garis atas),
contoh : C4b2a, C3bBb (Kindt et al., 2007).Komponen C1 pada serum berbentuk kompleks makromolekul, tersusun atas Clq. 2 molekul
Clr dan 2 moleku Cls yng terikat bersama membentuk kompleks (Clq.rs2) yang distabilkan oleh ion Ca²+
◦ Jalur klasik

Aktivasi komplemen jalur klasik umumnya diawali dengan pembentukan komplek antigen-antibody solublel terlarut, atau ikatan antara
antibody terhadap antigen pada target tertentu. Seperti sel bakteri (Ag). Pembentukan ikatan Ag-Ab menginduksi perubahan konformasi
dari PC (Pragmen Crystallizable) immunoglobulin (biasanya IgM dan IgG) yang selanjutnya memapar komplemen komplemen C1, yaitu
C1q. Jalur klasik berlanjut dengan menempelnya C1 (C1q) dengan Pc dari immunoglobulin (setelah antibody berikatan dengan antigen).
Beberapa bakteri dari genus Mycoplasma, RNA virus, dan komponen lipid A dari endotoksin bakteri dapat mengaktifkan Clq dan
memicu full cascade komplemen. Molekül endogen seperti kristal asam urat, deposit amyloid, DNA, ataupun komponen dari sel yang
telah rusak (apoptosis) juga dapat mengaktifkan C1q. Clg disintesis di reúna, dan otak. katan antara Clq terhadap Pc dapat membentuk
perubahan konformasi pada Cir yang mengubah Ctr menjadi enzim protease serin, Clr, yang selanjutnya mengubah Cis menjadi enzim
aktif yang serupa, Cls Komponen C4 erakuivasi ketika Cis menghidrolisis fragmen kecil C4a (berfungsi sebagai anafilatoksiu/ mediator
inflamasi), dan meninggalkan fragmen yang lebih besar (C4b) Pragmen C4b berikatan dengan permukaan target (sel yang mengalami
apoptosis, sel pathogen dll) dan mengaktifkan C2 (sebagai proenzim). C2 berikatan di sisi aktif dari C4b, selanjutnya C2 dipecah oleh
Cls, dan fragmen yang lebih kecil C2b lepas dan menyebar, menyisakan C4b2a atau disebut C3 konvertase C3 konvertase berfungsi
untuk mengaktifkan C3 Hidrolisis C3a oleh C3. konvertase membentuk C3b. Satu molekul C3 konvertase mampu menghasilkan
200molekul C3b dan merupakan sinyal yang dahsyar pada tahapan reaksi berantai iniBeberapa C3b akan berikatan dengan kompleks
C4b2a membentuk C4b2a3b atau CSkonvertase. C3b dari kompleks ini mampu mengikat CS dan mengubah konformasinya,sehingga
C4b2a dapat memecah CS menjadi C5a yang lepas dan menyebar (sebagaianafilatoksin) dan CSb yang berkatan dengan Co-C9 yang
berperan dalam MembraneAllack Complex (MAC) dan terjadilah lisis sel target
◦ Jalur alternatif
Jalur Allemaur dari sistem komplemen ini merupakan jalur pintas atau shortcul Dikatakan jalur Alternatif atau jalur pintas karena
menghasilkan CSb produk yang sama dari yang dihasilkan oleh jalur Klasik. Jalur ini dicetuskan oleh semua bahan-bahan yang
dianggap asing oleh host (contoh baik bakteri gram positif maupun gram negatif)Pada jalur Alematif, C3 merupakan komplemen
yang mengandung ikatan thioester yang tidak stabil dan dapat mengalami hidrolisis sponan menjadi C3a yang lepas dan
menyebar (sebagai anafilatoksin) dan C3b. Komplemen C3b dapat berikatan dengan antigen permukaan asing, seperu sel bakteri
atau partikel virus atau bahkan sel hout itu sendiri Sebagian besar membran sel marmalie mengandung konsentrasi unggi sialic
acid yang berperan dalam inaktivasi spontan ikatan C3h pada sel hast. Jika terjadi kesalahan dalam target akuvasi komplemen,
dan sel normal kost yang menjadi target, tidak akan terjadi kerusakan yang berkelanjutan.Beberapa antigen permukaan sel asing
(dinding sel bakteri, dinding sel kapang/ yeast, atau selubung/ envelope virus tertentu) mengandung sialic acid dalam konsentrasi
rendah, sehingga C3b yang berikatan dengan permukaan sel tersebut akan tetap akuf dan meneruskan reaksi berantai dalam
waktu yang lama. C3b yang menempel pada permukaan sel diatas dapat juga berikatan dengan protein serum ain yang disebut
faktor B. Ikatan antara C3b dengan faktor B akan berperan sebagai substrat untuk enzim suatu protein serum aktif (Faktor D).
Faktor D memecah ikatan C3b dan faktor B, melepaskan fragmen kecil faktor Bb. Faktor Bb berikatan dengan C3b sekelilingnya
membentuk kompleks C3bBb yang memiliki peran sebagai C3 konvertase Aküvitas C3 kon vertase ini menghasilkan C3bBb3b
yang berperan sebagai CS konvertase. Komplemen non enzimatik C3b berikatan dengan CS, dan komponen Bb akan
menghidrolisis C5 menjadi CSa dan CSb. Selanjutnya sama seperti jalur Klasik, CSa akan lepas dan menyebar menjadi
anafilatoksin, sedangkan CSb berikatan dengan Co-C9 membentuk kompleks MAC
◦ Jalur lektin
Jalur Lektin dan jalur Klasik hanya berbeda pada awal, yaitu pada tahap pengenalan dan aktivasi oleh bahan asingnya
(aktivator). Pada jalur Klasik dibutuhkan antibodi untuk mengaktifkan jalur, sedangkan pada jalur Lekun tanpa keberadaan
antibodi pun mampu teraktivasi Lektin merupakan suatu protein yang mengenali dan berikatan secara spesifik dengan karbohirat
yaitu manosa Beberapa istilah lain digunakan untuk jalur Lektin ini adalah jalur Mannan- Binding Lektin (MBL). Jalur Mannan-
Binding Lekiin megikat karbohidrat sederhana inanosa dan N-acetyl gucosamine yang berada di dinding sel pada kebanyakan
pathogen, termasuk yeast, bakteri, virus, dan fungi. Ikatan dengan manosa menyebabkan perubahan bentuk MBL yang
menginduksi aktivesi autokataliük peda MASPs, enzim ini dapat memecah C4 dan C2 untuk berlanjut ke akuvasi berikutnya
seperti pada jafur Klasik (Male et al, 2005).Jalur Lekin seperti jalur Afternauf, tidak tergantung antibodi untuk aktive sinya, etapi
mekanismenya lebih mirip dengan jalur Klasik karena setelah tahap aktivasi melalui aksi C4 dan C2 untuk memproduksi C5
konventsse, Jafor Lektin ini diaktifkan oleh ikatan manosa dan Lektin (MBL), yaitu yang berasal dan residu manosa di
karbohidrat atau glikoprotein pada permukaan mikroorganisme termasuk genus strain Salmonella Listena, Neisseria, atau juga
pada spesies Cryptococcus neoformans dan Candida albicans. Faktor D memecah ikatan C3b dan faktor B, melepaskan fragmen
kecil faktor Bb. Faktor Bb berikatan dengan C3b sekelilingnya membentuk kompleks C3bBb yang memiliki peran sebagai C3
konvertase Aküvitas C3 kon vertase ini menghasilkan C3bBb3b yang berperan sebagai CS konvertase. Komplemen non
enzimatik C3b berikatan dengan CS, dan komponen Bb akan menghidrolisis C5 menjadi CSa dan CSb. Selanjutnya sama seperti
jalur Klasik, CSa akan lepas dan menyebar menjadi anafilatoksin, sedangkan CSb berikatan dengan Co-C9 membentuk
kompleks MAC

Anda mungkin juga menyukai