Jalur Klasik
Jalur Lektin
Jalur alternatif
KOMPONEN-KOMPONEN DALAM LINTASAN SISTEM KOMPLEMEN
1. KOMPONEN AKTIVATOR
Lintasan Dapat diawali, jika komponen komplemen yang secara spontan teraktifkan,
terikat pada permukaan patogen.
Faktor I
Faktor H
Protein S
Reseptor CR1 merupakan molekul glikoprotein yang terdapat pada berbagai jenis sel, seperti:
komplemen tipe 1 eritrosit, monosit, sel makrofa, sel netrofil, limfosit B dan limfosit T tertentu dan
(CR1) podosit pada glomerulus ginjal.
Reseeptor
Merupakan molekul likoprotein yang berada pada membran sel secara integral. CR2
komplemen tipe 3
baru ditemukan pada membran sel B dan sel-sel dendritik dalam limpa.
(CR2)
Membrane co-factor Faktor ini terdapat pada membran monosit, trombosit, dan limfosit T, tetapi tidak
protein (MCP) dijumpai pada membran eritrosit.
DAF (decay Faktor yang termasuk dalam protein ntegral membran sebuah sel ini telah dibahas d
acceleration factor) depan.
AKTIVTAS BIOLOGIK PECAHAN KOMPONEN
KOMPLEMEN
Aktivasi komplemen dapat mempengaruhi aktivasi sistem biologik lain.
Molekul-molekul pecahan komponen komplemen yang beratnya tergolong
ringan, seperti C3a, C4a dan C5a disebut anafilatoksin karena efek biologik
yang merugikan.
Mekanisme kerjanya peptida tersebut mirp hormon dan dapat
menyebabkan kontraksi otot polos, peninkatan permeabilitas pembuluh
darah, pelepasan zat-zat vasoaktif amin (histamin) dari mastosit dan picuan
pelepasan enzim dari granulosit.
Efek-efek tersebut terbankit karena adanya sinyal oleh anafilatoksin.
Selain efek-efek tersebut, C5a mempunyai kemampuan tmbulnya agregasi
lekosit dan pelepasan metabolit dan SRS-A (Slow reactive substance of
anaphylaxis).
SISTEM KOMPLEMEN DAN SISTEM MHC KELAS III
Kemampuan sistem komplemen dalam sistem pertahanan tubuh
ditunjukkan pada percobaan-percobaan hewan, pengalaman penyakt
imunologik dan penyakit defsiensi komplemen pada manusia. Apalagi adanya
angguan sistem pengaturan sistem komplemen akan lebih mengukuhkan
betapa pentingnya sistem komplemen tersebut.
Aplikasi reaksi komplemen untuk diagnosis penunjang berupa:
complement fxation test berdasarkan kompetis akan komplemen di antara
dua macam sistem kompleks imun. Kompleks imun tersebut terdiri dari
antibodi anti-eritrosit domba dengan antien eritrositnya (SRBC) dan sstem
antigen-antbodi kedua.
TERMAKASIH