Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Mustainin

NIM : 203333116

Mata Kuliah : Imunologi

Pengampu : Apt. Muhammad Nurul Hasanuddin, M. Farm. Klin

Resume Materi Sistem Komplemen

Komplemen itu sendiri berarti pelengkap. Jadi sistem kompelemen


merupakan satu kumpulan berbagai jenis protein konsentrasi rendah dalam serum
yang secara kolektif merupakan salah satu mekanisme efektor respons imun non
spesifik. Sistem komplemen termasuk ke dalam sistem pertahanan non pesifik,
yangb bersifat humoral artinya sistem kerjanya tidak berada di dalam jaringan,
tetapi berada di dalam darah. Serta bagian dari imun spesifik yang kerjanya
melengkapi. Sistem komplemen ini bersifat inaktif. Sel komplemen ini diproduksi
di hepar makrofag, hepatosit, dan epitel intestinal. Protein komplemen ini akan
berinteraksi dengan komponen antigenbaik seluler maupun humoral.

Aktivasi protein komplemen ini merupakan reaksi cascade, artinya reaksi


yang berkelanjutan. Jika protein komplemen ini aktif maka akan menyebabkan
fagositosis dan MAC (Membran Attack Complex), kenapa disebut kompleks
karena ada beberapa protein komplemen yang saling bersinergi membentuk
senyawa kompleks yang menyerang antigen.

Protein komplemen itu terdiri dari fragmen-fragmen komplemen dari C1-


C9, dimana masing-masing fragmen tersebut memiliki fungsi biologi yang
berbeda-beda. Selain itu, suatu sistem komplemen yang terdiri dari reseptor
komplemen (CR1-CR4) yang dia itu dapat berikatan dengan fragmen ydan
membentuk sutau reaksi.

Komplemen sebagai enzim perlu diaktifkan terlebih dahulu sebelum


berinteraksi dengan antigen. Aktivasi protein komplemen ini dapat terjadi dengan
3 jalur, yang masing-masing memiliki komponen sebagai berikut:

1. Komponen Aktivator
2. Komponen Komplemen
3. Komponen Regulator
4. Komponen Reseptor Komplemen
a. Komponen aktivator
 Jalur Klasik, dimana jalur ini aktivatornya adalah semua bahan
yang bersifat imunogenik, antibodi, IgM, dan sebagian ada IgG
 Jalur Alternatif, dimana jalur ini aktivatornya adalah tripsin,
liposakarida pada permukaan sel hewan atau sel tumbuhan (yang
bersifat nonpatogen)
 Jalur Lektin, dimana yang menajdi aktivatornya adalah molekul
yang terdapat pada permukaan patogen.
b. Komponen Komplemen
 Jalur Klasik, yang menjadi aktivatornya adalah C1 sampai dengan
C9 (dapat teraktivasi semua)
 Jalur Alternatif, yang menjadi aktivatornya adalah komponen C3,
faktor B, properdin, faktor D
 Jalur Lektin, yang menjadi aktivatornya adalah MBL (Mannose
Binding lektin), MASP-1, C4, C2
c. Komponen Regulator
Komponen ini teraktivasi, jika terdapat patogen yang menempel
pada permukaan, setelah itu protein akan terikat pada mikroba atau antigen
merugikan (normal). Untuk komplemen regulator ini terkadang terjadi
penyimpangan artinya jika tidak mengikuti regulator maka akan merusak
tubuh sendiri, misalnya adalahb penyakit autoimun.
d. Komponen Reseptor Komplemen
 Reseptor ini berfungsi untuk mengenali komplemen pada
permukaan sel sasaran
 Terdapat 5 jenis reseptor yang sudah dikenali yaitu CR1 yang
mengenali C3b

Mekanisme Aktivasi Komplemen


Mekanisme reaksi pada classical pathway yaitu, C1 teraktivasi saat
berikatan dengan kompleks antigen-amtibodi. C1 yang telah teraktivasi alkan
merangsang pembelahan C2, menjadi C2a dan C2b, serta pembelahan C4,
menjadi C4a dan C4b. C2b dan C4b begabung dan membentuk senyawa protease
yang dikenal sebagai C3-Convertase. C3-Convertase ini kemudian brperan dalam
pembelahan C3 menjadi C3a dan C3b. C3a berperan dalam reaksi inflamasi
karena mampu merangsang pelepasan histamine dari sel mast. C3b dapat menjadi
C3-Convertase dengan bantuan Faktor D dan Faktor B ataupun C3b berikatan
dengan dinding sel bakteri, dimana saat sel fagosit memiliki kemampuan
pengenalan terhadap situs C3b, hal ini disebut opsonization.

Nomenklatur (Cara pemberian nama) Komplemen

 Biasanya disingkat menggunakan huruf C kapital yang berarti


Complement, atau kata yang berasal dari bahasa inggris
 Jika itu komponennya aktif maka terdapit garis diatas huruf
 Komponen-komponen yang berfungsi sebagai substrat dapat
dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil, contohnya C2 menjadi
C2a dan C2b.

Fungsi Protein Komplemen

Prose aktivasi komplemen dapat menghasilkan efek biologis sehingga


berfungsi sebagai:

1. Lisis
2. Opsonisasi
3. Mengaktifkan respon inflamasi dan;
4. Clearance kompleks imun

Defisiensi Komplemen

 Kebalnya terhadap suatu penyakit, atau justru menimbulkan kerusakan


jaringan yang parah
 Defisiensi inhibitor C1  Angioderm herediter, oedem dikulit, saluran
cerna dan napas
 Difisiensi DAF dan CD59 (regulator komplemen) Paroxysmal Nocturnal
Hemoglobinuria  Hemolisis RBC intermittent karena deposisi yang
tidak teratur akibat aktivasi kompelemen pada permukaan sel.
 Defisiensi C2 paling sering terjadi di Eropa  Autosom dominan 
gelajanya mirip dengan SLE

Anda mungkin juga menyukai