0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan11 halaman
Sistem komplemen adalah sistem protein dalam darah yang bereaksi berjenjang untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi dengan melakukan lisis sel, opsonisasi, dan memicu inflamasi."
Sistem komplemen adalah sistem protein dalam darah yang bereaksi berjenjang untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi dengan melakukan lisis sel, opsonisasi, dan memicu inflamasi."
Sistem komplemen adalah sistem protein dalam darah yang bereaksi berjenjang untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi dengan melakukan lisis sel, opsonisasi, dan memicu inflamasi."
Fadhilla Marwa (2148201076) Indah Ayu Ningsih (2148201001) Lisa Liana (2148201038) Siti Nur Rahmah Yani (2148201030) Vivi Mai Yarni (2148201012) Suci Aprilia (1948201120) Pratiwi Susanti (1948201092) Muhammad Tasripul Ahyar (2148201063) Sistem komplemen adalah protein dalam serum darah yang bereaksi berjenjang sebagai enzim untuk membantu sistem SISTEM kekebalan selular dan sistem kekebalan humoral untuk melindungi tubuh dari KOMPLEMEN infeksi. A. Pengertian Protein komplemen tidak secara khusus bereaksi terhadap antigen tertentu, dan Sistem segera teraktivasi pada proses infeksi awal dari patogen. Oleh karena itu sistem Komplemen komplemen dianggap merupakan bagian dari sistem kekebalan turunan. Walaupun demikian, beberapa antibodi dapat memicu beberapa protein komplemen, sehingga aktivasi sistem komplemen juga merupakan bagian dari sistem kekebalan humoral. Sistem komplemen dapat berinteraksi satu dengan lainnya, bereaksi dengan antibodi maupun dengan membran sel sehingga terjadi aktivitas biologis yang menyebabkan : 1. Lisis sel mikroorganisme dan reaksi inflamasi 2. Memicu reaksi imunologis yang melibatkan aktifitasi sel-sel efektor (berkaitan dengan resepor komplemen pada permukaan sel bersangkutan memicu respon imun humoral lainnya).Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks protein yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Pada keadaan normal komplemen beredar di sirkulasi darah dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat dapat diaktifkan melalui dua jalur yang tidak tergantung satu dengan yang lain, disebut jalur klasik dan jalur alternatif. Fungsi komplemen : 1. Mencerna sel, bakteri, dan virus. 2. Opsonisasi, yaitu memicu fagositosis antigen partikulat. FUNGSI 3. Mengikat reseptor komplemen spesifik, KOMPLEMEN inflamasi, dan beberapa molekul imunoregulator. 4. Pembersihan imun, yaitu memindahkan sisa sisa bahan imunitas dari sistem kekebalan dan menimbunnya di limpa dan hati. Aktifitasi komplemen 1. Aktifitasi komplemen jalur klasik a. Fase pengenalan Pada fase ini terjadi interaksi antara komponen C1 dengan reseptor pada Fc antibodi. Setelah antibosi berikatan dengan antigen yang sesuai maka JALUR reseptor pada Fc antibodi menjadi aktif dan dapat mengikat C1 yang terdiri dari 3 sub fraksi, yaitu: C1q (yang berikatan dengan reseptor), C1r,C1s.
AKTIFITASI b. Fase Aktifasi
C1s bereaksi dengan C4 dan C2 membentuk C142, kompleks C142 KOMPLEMEN bersifat aktif sebagai enzim, disebut C3 konvertase lalu memecah C3 menjadi sub unit, yaitu : * Sub unit kecil C3A yang dilepas kedalam cairan tubuh * Sub unit besar C3B yang bekerja sebagai enzim terhadap C5+C6+C7 menghasilkan kompleks triomolekul C567 aktif. c. Fase Efektor C567 yang bekerja sebagai enzim, mengaktifkan faktor titik dari C8 dan C9 sehingga membentuk C89 yang secara aktif melisiskan membran sel (membran attack complex) Lanjutannnn
2. Aktifasi Komplemen Jalur Altematif Aktivasi jalur alternatif atau
disebut pula jalur properdin, terjadi tanpa melalui tiga reaksi pertama yang terdapat pada jalur klasik (CC4 dan C2) dan juga tidak memerlukan antibodi IgG dan IgM. Pada keadaan normal ikatan tioester pada C3 diaktifkan terus menerus dalam jumlah yang sedikit baik melalui reaksi dengan H202 ataupun dengan sisa enzim proteolitik yang terdapat sedikit di dalam plasma. Komplemen C3 dipecah menjadi frelgmen C3a dan C3b. Pada keadaan normal reaksi ini berjalan terus dalam jumlah kecil sehingga tidak terjadi aktivasi komplemen selanjutnya. Lagi pula C36 dapat diinaktivasi oleh faktor H dan faktor sehing Aktivitas biologis dari aktivasi komplemen pengontrol 1. Mendorong inflamasi C5a adalah protein komplemen yang paling poten dalam hal memicu inflamasi. Inflamasi adalah proses dimana pembuluh darah mengalami dilatasi dan menjadi lebih permeabel. Sehingga memungkinkan sel imun tubuh dan senyawa imun meninggalkan darah dan memasuki jaringan. C5a menyebabkan sel mast melepaskan vasodilator seperti histamin sehingga pembuluh darah menjadi lebih permeabel dan meningkatkan ekspresi molekul adhesi pada leukosit dan endotelium vaskuler sehingga leukosit dapat “mengucilkan” pembuluh darah dan memasuki jaringan (diapedesis/ekstravasasi). Hal ini menyebabkan neutrofil merilis radikal oksigen toksik (ROS/NOS) untuk pembunuhan ekstraseluler dan menginduksi demam. Protein yang lebih lemah adalah C3a dan C4a, keduanya juga memicu inflamasi. 2. Secara kemotaktik menarik fagosit ke lokasi infeksi C5a juga berfungsi sebagai kemoatraktan untuk fagosit. Fagosit akan bergerak menuju peningkatan konsentrasi C5a dan kemudian menempel, melalui reseptor CR1 mereka ke molekul C3b yang menempel pada antigen. 3. Mempromosikan penempelan antigen ke fagosit (penguatan penempelan atau opsonisasi) C3b dan pada tingkat lebih rendah, C4b dapat berfungsi sebagai opsonin, yaitu mereka dapat menempelkan antigen fagosit. Salah satu bagian dari C3b yang mengikat protein dan polisakarida pada permukaan mikroba, sebagian lainnya menempel pada reseptor pada fagosit CR1, limfosit B, dan sel dendritik untuk peningkatan fagositosis.. Sebenarnya , molekul C3b dapat mengikat cukup banyak protein atau polisakarida. Sel manusia menghasilkan Faktor H yang mengikat C3b dan memungkinkan Faktor I untuk men-nonaktifkan C3b tersebut. Di sisi lain, zat-zat seperti LPS pada sel bakteri memfasilitasi pengikatan faktor B untuk C3b dan ini melindungi C3b dari inaktivasi oleh Faktor I. Dengan cara ini, C3b tidak berinteraksi dengan sel-sel kita sendiri tetapi mampu berinteraksi dengan mikroba sel. C3a dan C5a meningkatkan ekspresi reseptor C3b pada fagosit dan meningkatkan aktivitas metabolismenya. 4. Menyebabkan lisis bakteri gram negatif dan sel manusia yang mempresentasikan epitop asing C5-9 (TCC), berfungsi sebagai Membrane Attack Complex (MAC) yang membantu menghancurkan bakteri gram negatif serta sel tubuh yang mempresentasikan antigen asing (sel yang terinfeksi virus, sel tumor, dll). Hal ini juga dapat merusak evelope dari virus. 5. Menyediakan sinyal kedua untuk mengaktifkan limfosit B naif Beberapa C3b dikonversi menjadi C3d. C3d mengikat reseptor CR2 pada limfosit B. Hal ini berfungsi sebagai sinyal kedua untuk aktivasi limfosit B yang mana reseptor sel B berinteraksi dengan antigen yang sesuai dengan mereka. 6. Membuang kompleks imun berbahaya dalam tubuh C3b dan pada tingkat yang lebih rendah, C4b, membantu membuang kompleks imun dalam tubuh. C3b dan C4b menempel pada kompleks imun pada reseptor CR1 di eritosit. Eritrosit kemudian mengirimkan kompleks pada makrofag tetap dalam limfa dan hati untuk dihancurkan. Kompleks imun dapat memicu bahaya pada hipersensitivitas tipe III. Sistem pengontrol