Anda di halaman 1dari 3

TUGAS IMUNOLOGI

SISTEM KOMPLEMEN
M. Rizky Muzakki / M0416027

Sistem komplemen merupakan bagian dari sistem imun yang meningkatkan


kemampuan antibodi dan sel fagosit untuk menghilangkan mikroba dan sel yang rusak dari
organisme, mendorong inflamasi, dan menyerang membran sel patogen. Sistem ini merupakan
bagian dari sistem imun bawaan atau innate, yang tidak dapat berubah selama hidup individu.
Meski begitu, sistem komplemen dapat direkrut dan dibawa oleh antibodi yang diproduksi oleh
sistem imun adaptif. Sistem komplemen memiliki peran signifikan dalam inflamasi dan
pertahanan melawan infeksi bakteri. Sistem ini juga dapat bekerja selama reaksi terhadap
transfusi darah yang tidak kompatibel dan selama respon imun yang merusak tubuh pada
individu dengan penyakit autoimun.
Sistem komplemen terdiri atas beberapa protein dan glikoprotein yang dibentuk oleh
hepatosit di hati, dan bersirkulasi dalam darah sebagai prekursor inaktif. Selain hepatosit,
protein tersebut juga dapat dibentuk oleh makrofag jaringan, monosit darah, dan sel epitel
saluran gastrointestinal. Lebih dari 30 protein dan fragmen protein termasuk dalam sitem ini,
seperti protein serum dan reseptor membran sel. Ketika distimulasi oleh beberapa pemicu,
protease dalam sistem akan membelah beberapa protein spesifik untuk melepaskan cytokines
dan menginisiasi pembelahan lebih lanjut. Hasil akhir aktivasi komplemen ini adalah stimulasi
fagosit untuk menghilangkan material asing dan rusak, inflamasi untuk menarik fagosit, dan
aktivasi membran attack complex (MAC).
Sistem ini dapat diaktivasi melalui tiga jenis jalur biokimia, yaitu jalur klasik, jalur
alternatif, dan jalur lektin. Ketiga jalur tersebut memproduksi varian homolog dari protease C3
convertase. Setiap jalur dapat menyebabkan aktivasi C3, membelahnya menjadi fragmen besar
C3b yang berperan sebagai opsonin, dan fragmen kecil C3a (anafilatoksin) yang mendorong
inflamasi. Aktivasi C3 yang terjadi pada dapat memicu jalur litik, yang dapat merusak
membran plasma sel dan bakteri. C5a yang diproduksi oleh proses ini bersifat anafilatoksik,
yang dapat secara lansung memicu degranulasi mast cells dan meningkatkan permeabilitas
vaskuler dan kontraksi otot polos, sehingga dapat menarik makrofag dan neutrofil.
A. Jalur Klasik
Jalur ini melibatkan komponen komplemen C1, C2, dan C4. Jalur klasik dipicu
oleh kompleks antibodi-antigen yang mengikat dengan C1, yang memiliki tiga
subkomponen yaitu C1q, C1r, dan C1s. Aktivasi kompleks C1 tersebut terjadi ketika
C1q berikatan dengan antibodi IgM ataupun IgG yang membentuk kompleks dengan
antigen. Satu molekul pentametrik IgM dapat menginisiasi jalur ini, sedangkan untuk
IgG dibutuhkan idealnya enam molekul. Aktivasi C1 juga terjadi ketika C1q berikatan
secara langsung dengan permukaan patogen, sehingga mengubah konformasi molekul
C1q dan berujung pada aktivasi dua molekul C1r. Molekul C1r merupakan serine
protease, yang dapat membelah C1s, yang juga merupakan serine protease. Komponen
C1r2s2 lalu membelah C4 dan C2, sehingga menghasilkan C4a, C4b, C2a, dan C2b.
Molekul C4b dan C2b ini akan berikatan dan menghasilkan C3 convertase, C4b2b. C3
convertase tersebut dapat membelah C3 menjadi dua fragmen yaitu C3b, yang melekat
secara kovalen pada permukaan mikroba patogen dan melakukan opsonisasi, serta C3a,
yang mengaktivasi mast cells dan menyebabkan pelepasan mediator vasoaktif seperti
histamin. Selanjutnya, C3b akan bergabung dengan C4b2b untuk menghasilakn C5
convertase yaitu kompleks C4b2b3b.
B. Jalur Alternatif
Jalur alternatif teraktivasi secara kontinu pada level rendah, sebagai hasil dari
hidrolisis C3 spontan karena putusnya ikan internal thioester (C3 cukup tidak stabil
dalam lingkungan aqueous). Jalur alternatif melibatkan berbagai faktor yaitu B, D, H,
dan I, yang dapat berinteraksi satu sama lain, dan dengan C3b, membentuk C3
convertase C3bBb, yang dapat mengaktivasi lebih banyak C3, sehingga jalur ini sering
disebut sebagai siklus amplifikasi. Aktivasi siklus ini didorong oleh kehadiran dinding
sel bakteri dan fungi, tetapi dihambat oleh molekul yang terdapat pada permukaan sel
mamalia normal.
Molekul C3b yang diproduksi dari C3 oleh kompleks enzim C3 convertase
dinonaktifkan secara cepat oleh faktor H dan faktor I. Secara kontras, ketika internal
thioester dari C3 beraksi dengan gugus hidroksi atau amino dari molekul di permukaan
sel atau patogen, C3b yang berikatan dengan permukaan sel tersebut akan terlindungi
oleh inaktivasi yang dimediasi oleh faktor H. Hal tersebut memungkinkan C3b untuk
berikatan dengan faktor B sehingga membentuk C3bB. Dalam kehadiran faktor D,
kompleks tersebut akan dibelah menjadi Ba dan Bb. Bb akan tetap berasosiasi dengan
C3b sehingga membentuk C3bBb, yang merupakan C3 convertase dari jalur alternatif.
Kompleks C3bBb distabilkan oleh faktor P dan membentuk C3bBbP yang dapat
membelah lebih banyak C3, sehingga pada akhirnya akan membentuk C3b. C3b
tersebut akan menarik lebih banyak faktor B, D, dan P sehingga terjadi amplifikasi
aktivasi. Ketika enzim alternatif C3 convertase terbentuk pada permukaan sel atau
patogen, selanjutnya ia dapat berikatan secara kovalen dengan C3b lain, sehingga
membentuk C5 convertase yaitu C3bBbC3b.
C. Jalur Lektin
Jalur lektin diaktivasi oleh mengikatnya mannose-binding lectin (MBL)
terhadap residu mannose pada permukaan patogen. Jalur lektin sendiri homolog dengan
jalur klasik, namun dengan opsonin, MBL, serta fikolin, daripada C1q. Pengikatan
MBL dengan residu mannose menyebabkan aktivasi protease serin, MASP-1 dan
MASP-2, (yang sangat mirip dengan C1r dan C1s), sehingga dapat membelah C4
menjadi C4a dan C4b serta C2 menjadi C2a dan C2b. Kemudian, C4b dan C2b akan
berikatan untuk membentuk C3 convertase, C4b2a. Fikolin merupakan homolog dari
MBL dan berfungsi melalui MASP dengan proses serupa. Pada invertebrata yang tidak
memiliki sistem imun adaptif, fikolin berkembang dan spesifisitas pengikatannya
sangat beragam untuk mengimbangi tidak tersedianya molekul rekognisi patogen
secara spesifik.

Setelah terjadi aktivasi C3 pada masing-masing jalur, selanjutnya jalur litik dapat
terinisiasi. Jalur litik dimulai oleh terbentuknya C5 convertase, C4b2b3b (pada jalur klasik dan
letktin) dan C3bBbC3b (jalur alternatif). Enzim tersebut lalu akan membelah C5 menjadi C5a,
yang merupakan anafilatoksin poten, dan C5b. Ana Kemudian, C5b akan merekrut
menggabungkan. molekul C6, C7, C8, dan polimer C9 menjadi membrane attack complex
(MAC). MAC yang terbentuk dapat menyebabkan pori atau lubang pada membran patogen
sehingga dapat membunuh atau merusak sel dengan menyebabkan lisisnya sel.

Secara umum, perbandingan tiap aspek dari ketiga jalur biokimia tersebut dapat dilihat
dari tabel berikut:
Jalur aktivasi Klasik Alternatif Lektin
Aktivator Kompleks antibodi- Hidrolisis spontan Kompleks MBL-
antigen C3 mannose
C3-convertase C4b2b C3bBb C4b2b
C5-convertase C4b2b3b C3bBbC3b C4b2b3b
Pembentukan MAC C5b+C6+C7+C8+C9
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., A.H. Lichtman, and S. Pillai. 2010. Cellular and Molecular Immunology.
London: Elsevier..
Gani, Z. 2010. Complement System. Cambridge: British Society of Immunology.
Janeway, C.A. Jr, P. Travers, M. Walport et al. 2001. "The complement system and innate
immunity". Immunobiology: The Immune System in Health and Disease. New York:
Garland Science.

Anda mungkin juga menyukai