Anda di halaman 1dari 16

VIRUS ZIKA

Prof. Dr. dr. Mutiara Taslimah, Sp.PD


Prof. Dr. dr. Salas Putri Rahayu, Sp.PD

Pembimbing : dr. Taufiq M. Waly, Sp. PD

Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon


SMF Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Waled Kab. Cirebon
ETIOLOGI
Virus zika merupakan Arthropod
Borne Virus (arbovirus) yang berasal
dari famili flaviviridae, genus
flavivirus dengan vektor nyamuk
Aedes aegypti
Struktur virus zika mengikuti
flavivirus lainnya. Virus ini berisi
nukleokapsid dengan diameter kira-
kira 25-30 nm, dikelilingi oleh
membran host yang berasal dari
lapisan lemak yang mengandung
protein envelope E dan M.
Virionnya berdiameter sekitar 40
nm dengan proyeksi permukaan yang
berukuran sekitar 5-10nm.7 Virus
zika memiliki masa inkubasisekitar 10
hari
EPIDEMIOLOGI

Virus zika ditemukan pertama kali berada di tubuh


monyet pada tahun 1947, di Hutan Zika,Uganda. Lalu
ditemukan pada manusia padatahun 1952.
Munculnya ZIKV pertama kali di pulau terpencil Yap
(7500 penduduk), Negara Federasi Mikronesia, pada
tahun 2007 infeksi pada manusia yang benar
dikonfirmasi, estimasi yang terinfeksi pasien adalah 73%
dari populasi
Selanjutnya ZIKV tersebar di pasifik, Kelodonia
Baru, Kepulauan Cook, Pulau Timur, Vanuatu, Solomon,
Fiji. ZIKV masih beredar di Pasifik pada tahun 2015
Indonesia yang merupakan negara di wilayah tropis
dan endemis demam berdarah dengue (DBD) berisiko
tinggi terkena penyebaran virus zika
TRANSMISI VIRUS

1. Virus zika menyebar ke orang terutama melalui gigitan nyamuk Aedes


Aegypti dan Aedes Albopictus yang sudah terinfeksi virus zika.
Bermula pada kulit lokasi inokulasi yang menjadi tempat replikasi
virus pertama, bersama dengan fibroblast primer manusia. Epikeratinosit
dermal dan sel dendritik yang belum matang menunjukkan permisif
terhadap infeksi dan replikasi virus zika. Lalu dari kulit, virus ini menyebar
ke kelanjar getah bening yang kemudian berlanjut menjadi viremia. Virus
zika ini terdeteksi di dalam darah 10 hari setelah infeksi atau 3-5 hari
setelah timbulnya gejala. Gejala biasanya mulai muncul 2-7 hari setelah
gigitan nyamuk.

2. Transmisi Maternofetal
Pada ibu hamil, virus zika mampu menembus plasenta. Virus zika
strain PRVABC59 menginfeksi dan bereplikasi di makrofag utama plasenta
manusia yang disebut sel hofbauer. Replikasi virus tersebut bersamaan
dengan induksi interferon 1, sitokin pro inflamasi dan ekspresi gen anti
virus, sehingga virus mendapatkan akses langsung ke kompartemen janin
dengan cara menginfeksi sel-sel plasenta dan merusak plasenta barier.
sehingga mampu menjadi penyebab timbulnya kelainan kongenital
(mikrosefalus) sebanyak 78,6% pada trimester pertama kehamilan.
MANIFESTASI KLINIS

Sekitar 80% infeksi oleh virus zika bersifat


asimtomatik. Jika bergejala, maka kondisi seseorang yang
terinfeksi virus zika disebut dengue-like syndrome atau
sindroma mirip dengue karena menyerupai infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue.
Kriteria klinis untuk diagnosis penyakit yang
disebabkan oleh virus zika adalah Ruam pruritus
makulopapular ditambah minimal dua dari :
• Diikuti demam (biasanya subfebris selama 1-2 hari)
• Konjungtivitis tidak purulen
• Poliartralgia, dan pembengkakan di sekitar persendian
Tanda lain yang mungkin muncul yaitu nyeri otot, nyeri
retro orbital, muntah, dan hipertrofi kelenjar limfe.
Virus zika juga dapat mengenai sistem saraf pusat.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Kasus suspek
Pasien dengan ruampada kulit disertai dua atau lebih tanda atau gejala berikut:
 Demam, biasanya <38.5 °C
 Konjungtivitis
 Nyeri sendi
 Nyeri otot
 Bengkak di sekitar sendi

DAN
Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di daerah terjangkit dalam 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala

Kasus konfirmasi
Pasien yang memenuhi kriteria suspek DAN terdapat hasil laboratorium yang terkonfirmasi Zika,
berdasarkan:
 RNA atau antigen ZIKV pada serum atau jenis sampel lainnya (seperti; urine, air liur,
jaringanataudarah lengkap); ATAU
 Positif anti-ZIKV IgM antibodies DAN Plaque reduction neutralization plate (PRNT90) untuk
ZIKVtiters ≥ 20 dan 4 kali lebih tinggi dibandingkan titer antibodi flavifirus lainnya;
 Tes RT-PCR (Reverse Transcription –PR) virus zika positif

Pada orang yang sudah meninggal, deteksi molekuler genom virus dalam jaringan otopsi (segar
atau dalam parafin), atau deteksi antigen spesifik virus dengan pengujian imunohistokimia
PENATALAKSANAAN

Tidak ada pengobatan spesifik untuk virus zika.


Pengobatan hanya bersifat simptomatik diantaranya
dapat menggunakan asetominophen untuk
meringankan demam dan nyeri, terapi cairan untuk
mencegah dehidrasi, dan tirah baring.
DISKUSI

1. Virus Zika sebagai hantu yang dituduh menyebabkan


penyakit GBS
Tidak ada data yang valid yang menunjukkan bahwa virus
Zika, adalah penyebab GBS, kecuali apa yang telah dituliskan
oleh Van-Mai Cao Lormeau, Alexandre Blake, Sandrine Mons,
dkk
Penularan virus Zika terutama lewat vektor Aedes Aegypty
maka sudah sepantasnya virus Dengue juga diperiksa. Virus Zika
dan virus Dengue berasal dari keturunan yang sama yaitu
Flavivirus dari keluarga flaviviridei. Keduanya disebarkan dengan
bantuan vektor nyamuk Aedes Aegypty. Kedua virus itupun
termasuk virus RNA.
Penelitian di Polynesia Prancis melaporkan bahwa:

• GBS yang berobat ke rumah sakit 42 orang, padahal


pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012, GBS yang
berobat ke rumah sakit di Polynesia Prancis hanya
berjumlah 5, 10, 3, 3, orang.
• GBS dengan riwayat panas sebelumnya berjumlah 31
orang. GBS tanpa riwayat panas, 11 orang.
• Semua pasien GBS yang jumlahnya 42 orang itu
diperiksa R T-PCR virus Zikanya.
• Didapatkan hasil virus Zika + berdasar RT-PCR adalah
41 orang, IgM Zika (+) 39 orang, IgG Zika (+) 29
orang, IgG Dengue (+) 40 orang dan IgM Dengue (+) 8
orang.
• Sedangkan dari 36 orang dengan GBS (+), isolasi virus RNA
+ dengan strain ≥ 2 (36 orang) IgG virus Zikanya (+) dan
tanpa riwayat panas maka infeksi virus Dengue juga dapat
menyebabkan terjadinya GBS-GBS itu dengan kemungkinan
adalah 86% (25 orang, IgG Dengue (+)), pada pasien dengan
RT-PCR virus Zikanya (+) (29 orang). Sedangkan bila IgG
virus Zikanya( -) maka kemungkinan GBSnya disebabkan
oleh virus Dengue adalah 85% (11 orang, IgG Dengue (+))
pada pasien dengan RT-PCR Zikanya (+) (13 orang).

• Sedangkan bila gejala GBS (-), tetapi isolasi virus RNA (+)
pada 2 strain atau lebih (65 orang) IgG Zika (+), infeksi virus
Dengue dapat juga (+) s/d 92% (23 orang IgG Dengue (+))
pada pasien dengan RT-PCR virus Zikanya (+) (25 orang).
Tapi bila IgG Zikanya (-) maka kemungkinan virus RNA yang
positif itu adalah virus Dengue mencapai 56% atau 42
orang (IgG Dengue (+)).
Kesimpulan laporan penelitian dari Polynesia Perancis menurut
analisa T. Mudwal adalah:

• Bila kita bertemu dengan pasien GBS dengan panas dan IgM Zikanya
(+) tanpa diperiksa RT-PCRnya, maka infeksi Dengue juga dapat
menyebabkan hal itu, tetapi melalui IgGnya yang positif. Tetapi
kemungkinan virus Dengue menyebabkan GBS (+) ditolak oleh para
peneliti itu dan WHO sebab pada penelitian itu didapatkan dari 42
orang yang GBSnya (+) itu, IgM Zika (+) sampai 39 orang (92%),
sedangkan IgM Dengue (+) hanya 8 orang. Virus Dengue hanya
tinggi pada IgGnya saja (40 orang).
Jadi GBS itu disebabkan oleh virus Zika, karena IgM yang positif
menyebabkan gejala akut GBS (+) (42 orang) pada penelitian itu
ternyata IgM Zikanya positif adalah 39 orang (92%), sedangkan
infeksi Dengue IgMnya positif hanya 8 orang (19%) dan IgG Dengue
positif pada 40 orang (95%). Dengan dasar itu para penulis
penelitian itu dan juga WHO menyatakan bahwa GBS yang terjadi
itu disebabkan oleh virus Zika.
• Alasan seperti itu pada hemat saya adalah kesalahan mendasar. IgM
positif tidak berarti akut dan IgG positif tidak berarti kronik. IgM positif,
berarti timbulnya immunoglobulin M, yang secara textbook dikatakan
adalah antibodi pertama yang berusaha menangkap virus (terjadi komplek
antigen-antibodi). Dan untuk selanjutnya dihancurkan oleh sistim
makrofag.

• Pada DHF IgM positif baru terjadi pada hari ke-5 sakit. Karena itu sebelum
hari ke-5, komplek antigen-antibodi yang terbentuk sangat rendah. Atau
banyak virus yang belum terikat dengan antibodi. Hal ini akan
menyebabkan aktivasi komplemen yang lemah dan akibatnya tidak
menimbulkan badai sitokin. Karena virus tanpa terikat antibodi tidak dapat
mengaktifkan C1, C2 dan C4. Dengan alasan itu semua, terjadinya GBS
terutama disebabkan oleh aktivitas IgG bukan IgM. Berarti infeksi virus
Dengue lah sebagai penyebab terjadinya GBS di Polynesia Prancis itu.

• Bahkan bila pasien seperti yang dituliskan di atas, dicek RT-PCR Zikanya
dan hasilnya positif, dengan alasan-alasan yang telah dikemukakan,
tetaplah penyebabnya kemungkinan besar adalah virus Dengue.
Betapapun yang positif hanya IgG Denguenya saja ( tanpa melakukan
pemeriksaan isolasi virus Dengue)
2. Virus Zika sebagai hantu yang dituduh menyebabkan
mikrosefali pada ibu hamil
Zika dituduh sebagai hantu penyebab mikrosefali tersebut karena alasan-
alasan sebagai berikut:

• Virus Zika terdeteksi di bulan Januari 2016 pada 4 orang ibu hamil dengan
malformasi kongenital pada bayinya. 2 bayi keguguran pada kehamilan 37
minggu dan 2 bayi lagi sempat dilahrikan, tapi meninggal dunia 24 jam
setelah dilahirkan. Pada kedua bayi tiupun ditemukan virus Zika yang
positif.
• Ditemukannya virus Zika pada 2 orang wanita hamil di cairan ketubannya
pada daerah Paraiba, Brazil, Desember 2015. Dan kedua anak dari
perempuan tersebut mengalami mikrosefali.
• Dari 35 orang ibu hamil yang tinggal atau berkunjung ke daerah endemis
Zika di Brazil, 71%nya (25 orang), mengalami mikrosefali pada anaknya.
• Penelitian Patricia Brasil, Jose P. Pereira Jr., Claudia Raja Gabaglia, dkk
menunjukkan kenyataan bahwa memang virus ZIka banyak menginfeksi
wanita hamil di Brazil. Saya ambil artikel itu, oleh karena artikel itu pada
pandangan saya adalah artikel terlengkap yang menunjukkan hubungan
virus Zika dengan mikrosefali.
• Virus atau bahkan viremia tanpa ikatan dengan antibodinya
(tidak membentuk kompleks imun) tidak akan memberikan
reaksi yang hebat seperti GBS, mikrosefali. Jadi ditemukannya
virus Zika pada darah 4 ibu hamil, atau virus Zika pada air
ketuban 2 orang ibu hamil tidaklah berarti apa-apa.
Malformasi kongenital pada fetus atau mikrosefali janin,
disebabkan oleh kerusakan struktur pada jaringan tersebut
akibat penghancuran komplek imun (virus Zika dan
antobodinya).
Tetapi sesuai dengan pembahasan pada GBS, bila pasien
itu ditemukan immunoglobulin G virus Dengue positif maka
penyebab mikrosefalinya adalah penghancuran kompleks
imun akibat adanya virus Dengue dengan antibodinya.
KESIMPULAN

Tidak cukup kuat, alasan untuk mengatakan virus Zika


adalah hantu yang menyebabkan GBS di Polinesia, Prancis dan
mikrosefali di Brazil. Infeksi virus Dengue, lebih logis untuk
dikatakan sebagai hantu yang menyebabkan GBS dan mikrosefali.
Kombinasi infeksi virus Dengue juga perlu
dipertimbangkan sebagai penyebab terjadinya ribuan mikrosefali
di Brazil. Misalnya kombinasi virus Dengue dengan piryproxifen
atau kombinasi virus Dengue dengan Tosoplasmosis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai