Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam sebuah penelitian imunologi dan serologi erat kaitannya dengan penggunaan alat-
alat laboratorium. Pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang apa yang dimaksud dengan
alat-alat yang sering digunakan dalam pemeriksaan,baik dari tata cara penggunaan hingga
fungsinya masing-masing. Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai
suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan
istilah metode penelitin, yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris,
dan sistematis.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan
bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Suatu instrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan relabitas yang baik. Untuk
memperoleh instrument yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan
realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrument.
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai hal terkait
dengan instrument penelitian yang pembahasannya diawali dengan pengertian instrumen
penelitian, jenis, lagkah-langkah penyusunan, dan teknik pengujian validitas dan reliabiltasnya.
ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) adalah suatu teknik biokimia yang
khusus digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen
dalam suatu sampel. Prinsip dasar ELISA adalah reaksi antara antigen (Ag) dengan antibodi (Ab)
menjadi molekul Ag-Ab yang lebih besar dan mudah mengendap. Pengamatan ELISA
berdasarkan perubahan warna yang terjadi akibat hidrolisa enzimatik antara konjugat Ab-enzim
dengan substratnya (Sitepu, 2012). Saat cahaya dengan panjang gelombang tertentu disinarkan
pada suatu sampel, konjugat antibodi akan berfluoresensi sehingga jumlah antigen pada sampel
dapat dikuantifikasi berdasarkan intensitas fluoresensi menggunakan spektrofotometer (Hadi,
2014). Teknik ini sering digunakan karena bersifat sensitif, spesifik, efektif dan efisien untuk

1
menguji sampel dalam jumlah besar. Selain itu juga terbilang murah dan cukup mudah
pengerjaannya (Sitepu, 2012).

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alat-alat imunologi dan serologi?
2. Apa saja alat yang digunakan dalam pemeriksaan imunologi dan serologi?
3. Bagaimana cara mengoperasikan masing-masing alat imunologi dan serologi?
4. Apa kegunaan dari masing-masing alat imunologi dan serologi?

Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu alat-alat imunlogi dan serologi
2. Untuk mengetahui apa saja alat yang digunakan dalam periksaan imunologi dan serologi
3. Untuk mengetahui cara mengoperasikan masing-masing alat imunologi dan serologi
4. Untuk mengetahui kegunaan dari masing-masing alat imunologi dan serologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan majunya teknologi karena kebutuhan manusia, ELISA terbagi menjadi
beberapa teknik analisa yang terus mengalami pengembangan. Menurut Sogandi (2014),
langkah kunci dari setiap teknik tersebut adalah imobilisasi antigen, yaitu dapat dilakukan
dengan adsorpsi langsung ke pelat uji atau tidak langsung melalui antibodi capture yang telah
melekat pada plate. Antigen tersebut kemudian dideteksi baik secara langsung (antibodi
primer berlabel) maupun tidak langsung (antibodi sekunder berlabel).

Tahapan umum ELISA meliputi proses penempelan antibodi atau antigen (coating plate),
pencucian (washing) dengan buffer phosphat saline, penambahan blocked buffer,
penambahan antibodi primer, penambahan antibodi sekunder (konjugasi enzim antibodi),
penambahan substrat dan kromofor, penambahan larutan penghenti reaksi, serta kuantifikasi
intensitas warna menggunakan spektrofotometer/ELISA reader (Sogandi, 2014).

ELISA terbagi menjadi beberapa teknik analisa, yaitu Direct, Indirect, Sandwich,,
Competitive serta Biotin Streptovidin.

1. Direct ELISA

Direct ELISA (ELISA langsung) merupakan jenis ELISA yang digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur konsentrasi antigen pada sampel. Antigen yang akan dideteksi
akan berikatan langsung (direct) dengan antibodi detector (antibody yang telah dilabeli oleh
enzim). Antibodi yang digunakan pada teknik direct ELISA berjumlah satu buah (Nugroho
dan Dwi, 2016).

Kelebihan direct ELISA :

 Pengujian cepat karena hanya menggunakan satu jenis antibody


 Kemungkinan terjadinya kegagalan akibat reaksi silang dengan antibodi lain (antibodi
sekunder dapat diminimalisasi

3
Kekurangan direct ELISA :

 Amplifikasi signal hanya sedikit


 Immunoreaktifitas antibodi kemungkinan akan berkurang akibat bertaut dengan enzim
 Tidak memiliki fleksibilitas dalam pemilihan tautan enzim (label) pada percobaan yang
berbeda

2. Indirect ELISA

Indirect ELISA merupakan jenis ELISA yang digunakan untuk mendeteksi antigen atau
antibodi. Teknik tersebut memiliki karakteristik yaitu antigen tidak menempel langsung pada
antibodi detector (inderect). Antigen akan berikatan dengan antibodi lain terlebih dahulu.
Antibodi tersebut kemudian makan berikatan dengan antibodi yang telah dilabeli (Nugroho
dan Dwi, 2016).

Kelebihan indirect ELISA:

 antibodi sekunder mudah diperoleh karena dijual bebas


 immunoreaktivitas antibodi primer tidak terpengaruh oleh tautan enzim pada antibodi
sekunder karena dilakukan pada wadah berbeda
 tingkat sensitivitas meningkat karena setiap antibodi primer memiliki beberapa epitop
yang bisa berinteraksi dengan antibodi sekunder

Kekurangan indirect ELISA :

 pengujian yang relatif lebih lama karena menggunakan 2 jenis antibodi sehingga
membutuhkan waktu dua kali inkubasi
 Antigen dari sampel harus dimurnikan

3. Sandwich ELISA

Bentuk sandwich ini berasal dari posisi antigen yang berada diantara dua antibodi yakni
antibodi yang tertempel pada fase padat (biasa disebut capture antibody) dan antibodi yang
yang terkonjugasi dengan enzim (detecting antibody/detector). Sistem sanchwich ini

4
bervariasi tergantung pada sumber antibodi yang digunakan. Sanwich ELISA dibagi menjadi
dua yakni Sandwich Direct dan Sandwich Indirect (Crowther, 2000). Berikut adalah
perbedaan antara keduanya:

Tabel 2. Perbedaan Sandwich Direct dan Indirect

No. Sandwich Direct Sandwich Indirect


1 Mendeteksi antibody yang terlabel Mendeteksi antobi yang tidak terlabel

2 Capture antibody dan detecting antibody Capture antibody dan detecting antibody
dapat berasal dari sampel yang sama berasal dari sampel yang berbeda

Keuntungan Sandwich ELISA antara lain memiliki spesifitas yang tinggi dan cocok untuk
jenis sampel yang berupa campuran/tidak murni karena antigen yang digunakan tidak perlu
dimurnikan (Nugraha dan Dwi, 2016)

4. Competitive ELISA

ELISA kompetitif atau ELISA pemblok dapat digunakan untuk mengukur antibodi
maupun antigen (Crowther, 2000). Prinsip dasar dari teknik ELISA kompetitif adalah dengan
menambahkan suatu kompetitor ke dalam lubang microtiter/well (Sitepu, 2012). ELISA dapat
dilakukan secara kompetitif langsung (direct competitive) dan kompetitif tak langsung
(indirect competitive) ELISA.

Kelebihan dari competitive ELISA adalah tidak diperlukan purifikasi pada sampel yng
mengandung antibody/antigen, tapi hasil yang diperoleh tetap memiliki tingkat sensitivitas
tinggi akibat sifat spesifisitas dari antibodi dan antigen.

5. Biotin Streptovidin

Semakin berkembangnya teknologi, teknik ELISA pun semakin mengalami


perkembangan untuk mendeteksi antibodi dengan tingkat sensitivitas yang relatif lebih tinggi.
Teknik ini dikenal sebagai teknik ELISA penangkap antibodi, dimana prinsip kerjanya sama

5
dengan ELISA sandwich indirect. Teknik ini biasa digunakan untuk mendeteksi biotin yang
bertaut dengan suatu antibodi streptavidin (Teuscher, 2014).

B. Alat Pemeriksaan Immunologi Serologi

1. Centrifuge

1.a Pengertian Centrifuge

Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan


massa jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam prosesnya, Centrifuge menggunakan
prinsip rotasi atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan
massa jenisnya. Larutan akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan dan
pellet atau organel yang mengendap. Peralatan Centrifuge terdiri dari sebuah rotor atau tempat
untuk meletakan larutan yang akan dipisahkan. Rotor ini nantinya akan berputar dengan cepat
yang akan mengakibatkan larutan akan terpisah menjadi dua fase. Semakin cepat perputaran

6
yang dilakukan, semakin banyak pula organel sel yang dapat diendapkan begitu juga
sebaliknya.

Centrifuge merupakan alat laboratorium yang memanfaatkan gaya sentrifugal , yaitu


gaya yang timbul akibat benda yang diputar dari satu titik sebagai porosnya . untuk memisahkan
partikel dari satu benda cair atau dengan kata lain memisahkan benda cair dari kepadatan yang
berbeda. benda cair ini merupakan cairan tubuh , contoh darah , serum , air seni , bahan reaksi
lainnya , atau campuran dari kedua duanya dengan zat tambahan lain.

Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi,
memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Pemisahan antara
filtrate dan substrat.

1.b Prinsip Centrifuge

Prinsip kerja alat centrifuge adalah dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Gaya
sentrifugal juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Makin cepat putarannya maka semakin tinggi
pula gaya yang dihasilkan. Komponen utama pada alat ini adalah motor.Pada motor terdapat
rotor dan stator, Jika dialiri arus listrik maka diantara rotor dan stator akan timbul medan
magnet secara bergantian. Pada prinsipnya, kerja centrifuge yaitu merubah energi listrik
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran

Dengan demikian Prinsip Kerja alat tersebut adalah dengan memanfaatkan gaya
centrifugal sehingga bahan tesebut dapat terpisah. Ini dilakukan dengan cara memutar campuran
dengan sangat cepat dan bertumpu pada titik pusat. Dan pada akhirnya alat ini akan berhenti
beroperasi ketika katup/pintu terbuka saat bekerja.

1.Fungsi Centrifuge

Adapun fungsi utama dari alat centrifuge yaitu :

7
1. Memisahkan partikel atau sel darah dari while blood untuk memperoleh plasma atau
serum.
2. Memisahkan endapan protein dalam pemeriksaan kimia.
3. Untuk mendapatkan elemen seluler berkonsentrasi tinggi dan komponen lainnya dari
cairan biologi untuk pemeriksaan mikroskopik atau pemeriksaan kimia.
4. Memisahkan komponen lipid dan komponen lainnya dari plasma/serum, dan
memisahkan lipoprotein dari yang lainnya

1.d Prosedur Penggunaan Centrifuge

Tegangan PLN masuk ke blok power supply dan disearahkan untuk men- supply seluruh
rangkaian. Selanjutnya lakukan setting kecepatan dan waktu. Setelah dilakukan pengaturan
kecepatan dan waktu, maka kontrol circuit akan mengolah settingan tersebut supaya motor
dapat berputar sesuai dengan yang diinginkan. Safety circuit berfungsi sebagai pengaman pada
pesawat centrifuge. Dalam safety circuit ini terdapat rangkaian switching yang menghubungkan
control circuit dengan motor yang terletak pada tutup centrifuge.

Pintu centrifuge tidak akan terbuka jika motor masih berputar. Motor akan berputar saat
pintu centrifuge ditutup. Selanjutnya motor akan berputar sesuai dengan kecepatan yang telah

8
di- setting selama waktu yang telah ditentukan. Perputaran motor ini akan menggerakkan tempat
sampel sehingga timbul gaya centrifugal yang akan memisahkan partikel pada sampel sesuai
berat molekulnya. Setelah timer habis, maka motor akan melambat dan berhenti berputar.

1.Kalibrasi Centrifuge

Kalibrasi RPM Centrifuge

Tachometer Mekanik adalah kabel yang lentur.

Cara kerja:

1. Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kemparan motor di dalam,sedangkan ujung yang
lain dihubungkan denagn alat meter.
2. Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan.
3. Catat RPM yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer.

Tachometer elektrikal

Cara kerja:

1. Letakkan bagian magnit di sekeliling coil,sehingga menimbullkan aliran listrik bila alat
dijalankan.
2. Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan.
3. Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian meter
4. Strobe light

Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat menjangkau motor.pemeriksaan dilakukan
beberapa kali dan hitung rata-ratanya. Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila nilai
rata-rata yang diperoleh adalah ±5 % rpm yang seharusnya.

Kalibrasi Timer Centrifuge

Kalibrasi timer dapat dilakukan dengan menggunakan stopwatch.

9
Cara kerja:

1. Set centrifuge pada waktu yang sering dipakai.


2. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch.
3. Pada waktu centrifuge berhenti,matikan centrifuge.
4. Catat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch.

Timer masih dapat diterima bila niali rata-ratanya adalah ±10 % waktu yang sering
dipakai.

Rapid Tes NS1

a. Kegunaan Tes

Rapid Tes NS1 adalah suatu tes in vitro dengan teknik pengujian Immunochromato-
graphic, suatu tes satu langkah untuk menentukan secara kualitatif Antigen NS Dengue
virus didalam serum manusia untuk diagnosa dini pada infeksi dengue akut.

b. Prinsip Tes

Setiap tes berisikan satu membrane strip, yang telah dilapisi dengan anti-dengue NS1
antigen capture pada daerah garis tes. Anti-dengue NS1 antigen-colloid gold conjugate
dan serum sampel bergerak sepanjang membran menuju daerah garis tes (T) dan
membentuk suatu garis yang dapat dilihat sebagai suatu bentuk kompleks antibody-
antigen-antibody gold particle. Dengue Dx NS1 Antigen Rapid Tes memiliki dua garis
hasil, garis ”T” (garis tes) dan ”C” (garis kontrol). Kedua garis ini tidak akan terlihat
sebelum sampel ditambahkan. Garis kontrol C digunakan sebagai kontrol prosedur.
Garis ini selalu muncul jika prosedur tes dilakukan dengan benar dan reagen dalam
kondisi baik.

10
c. Material Kit

1. Perangkat tes Dengue Dx NS1 Antigen


2. Disposable dropper (sekali pakai)
3. Lembar petunjuk penggunaan

d. Prosedur Pengujian NS1


1. Apabila tes dan sampel disimpan dalam lemari pendingin (refrigerator), adaptasikan
terlebih dahulu pada suhu ruang

2. Buka kantong tes dan keluarkan tes. Letakkan ditempat bersih, kering dan datar

3. Dengan menggunakan disposable dropper, tambahkan 3 tetes sampel kedalam


sumur (well) sampel bertanda (S)

4. Jika tes berjalan dengan baik, akan terlihat pergerakan warna ungu sepanjang
jendela hasil menuju kebagian tengah tes

5. Interpretasikan hasil setelah 15-20 menit. Jangan membaca hasil setelah 20


menit karena dapat meberikan hasil palsu.

6. Hasil positip akan tetap setelah 20 menit. Walaupun demikian, untuk mencegah
kesalahan hasil, jangan baca hasil setelah 20 menit.

11
e. Interpretasi Hasil Pengujian
 Hasil Negatip: Jika hanya terbentuk garis pada area garis kontrol (C)
 Hasil Positip: Jika terbentuk garis pada area garis (T) dan (C).
 Hasil Invalid: jika tidak terbentuk garis pada area garis kontrol (C).
Untuk hasil Invalid dilakukan tes ulang.

12
f. Kontrol Kualitas Internal

Garis Kontrol (C) digunakan untuk kontrol prosedural. Garis kontrol akan selalu
terbentuk jika prosedur pengujian dilakukan dengan benar dan perangkat tes bekerja
dengan baik

Rapid Tes IgG/IgM


a. Kegunaan Tes

Pemeriksaaan IgG/IgM Rapid Tes adalah suatu tes cepat dengan teknik pengujian
Immunochromatographic untuk mendeteksi secara kualitatif sekaligus membedakan
antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue didalam serum. Pada infeksi primer Antibodi
IgM muncul pada hari ke 3-5 sejak gejala dan bertahan untuk jangka waktu 30-60 hari.
Antibodi IgG muncul disekitar hari ke 14 dan bertahan seumur hidup. Infeksi dengue
sekunder ditunjukkan dengan tingkat antibodi IgG meningkat dalam 1-2 hari setelah
gejala muncul dan merangsang respon antibodi IgM setelah 20 hari infeksi.

b. Prinsip Tes

Dengue Dx IgG/IgM Rapid Tes dirancang untuk secara simultan mendeteksi sekaligus
membedakan antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue. Tes ini juga dapat
mendeteksi ke empat serotype virus dengue karena menggunakan suatu paduan
antigen recombinant dengue envelope proteins

Dengue Dx IgG/IgM tes memiliki tiga garis pre-coated pada permukaan membran. Garis
tes dengue IgG (G), garis tes dengue IgM (M), dan garis kontrol (C). Ketiga garis ini
terletak dibagian jendela hasil dan tidak akan terlihat sebelum sebelum dilakukan

13
penambahan sampel. Garis kontrol C digunakan sebagai kontrol prosedur. Garis ini
selalu muncul jika prosedur tes dilakukan dengan benar dan reagen dalam kondisi baik.
Garis “G” dan “M” akan terlihat pada jendela hasil jika terdapat antobodi IgG dan IgM
terhadap virus dengue dalam sampel. Jika tidak terdapat antibodi, maka tidak akan
terbentuk garis “G” atau “M”

Ketika sampel diteteskan kedalam sumur (well) sampel (S) dan diikuti dengan
penambahan buffer diluent, maka sampel dan antibody-gold conjugate akan bergerak
sepanjang membrane, yang selanjutnya akan ditangkap oleh anti human IgG dan atau
anti-human IgM membentuk garis berwarna.

c. Material Kit terdiri dari:

1. Dengue Dx IgG/IgM tes masing-masing dikemas dalam kantong alumunium foil


yang dilengkapi dengan pengering. Setiap tes strip yang mengandung: Gold
conjugates berupa recombinant dengue virus envelope protein–gold colloid

(1±0.2μg); Garis tes “G” berupa mouse monoclonal anti-human IgG (5±1μg);

Garis Tes “M” berupa mouse monoclonal anti-human IgM (5±1μg); dan Garis
Kontrol “C” berupa rabbit anti-dengue IgG (2.5±0.5μg).

2. Larutan diluent, mengandung 100mM Phosphate buffer (5mL), Sodium azide


(0,01% w/w).
3. Pipet kapiler 10μL

4. Lembar petunjuk penggunaan.

14
d. Prosedur Pengujian

1. Adaptasikan semua komponen kit dan sampel kesuhu ruang sebelum digunakan
2. Buka kantong tes, letakkan tes ditempat datar dan kering
3. Dengan menggunakan Pippet Kapiler: ambil 10μL sampel serum, plasma atau
whole blood dan teteskan kedalam sampel well tes bertanda “S”, ATAU, dengan
menggunakan Micropipette: ambil 10μL sampel serum, plasma atau whole blood
dan teteskan kedalam sampel well tes bertanda “S
4. Tambahkan 3-4 tetes (90-120μL) sampel diluent kedalam lobang berbetuk bulat
(round-shaped well)
5. Baca dan interpretasikan hasil pengujian setelah 15-20 menit.

e. Interpretasi Hasil Pengujian

1. Negatip

15
Hanya terlihat garis kontrol “C” pada tes. Tidak terdeteksi adanya antibodi IgG atau
IgM. Ulangi tes 3-5 hari kemudian jika diduga ada infeksi dengue

2. IgM Positip

Terlihat garis kontrol “C” dan garis IgM (“M”) pada tes. Positip antibodi IgM
terhadap virus dengue. Mengindikasikan infeksi dengue primer

3. IgG Positip

Terlihat garis Kontrol “C” dan garis IgG (“G”) pada tes. Positip antibodi IgG terhadap
virus dengue. Mengindikasikan infeksi dengue sekunder ataupun infeksi dengue
masa lalu

4. IgG dan IgM Positip

Terlihat garis Kontrol “C”, garis IgG (“G”), dan garis IgM (“M”) pada tes. Positip pada
kedua antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue. Mengindikasikan infeksi dengue
primer akhir atau awal infeksi dengue sekunder

5. Invalid

Tidak terlihat garis Kontrol “C” pada tes. Jumlah sampel yang tidak sesuai, atau
prosedur kerja yang kurang tepat dapat mengakibatkan hasil seperti ini. Ulangi
pengujian dengan menggunakan tes yang baru.

16
Perhatian: Jangan baca dan interpretasikan hasil pengujian setelah 20 menit.

Pembacaan lebih dari waktu tersebut dapat memberikan hasil palsu.

17
f. Kontrol Kualitas Internal

Garis Kontrol (C) digunakan untuk kontrol procedural. Garis kontrol akan selalu
terbentuk jika prosedur pengujian dilakukan dengan benar dan perangkat tes bekerja
dengan baik

COBAS E-411

Cobas E411 adalah alat penganalisa otomatis penuh yang menggunakan teknologi Electro Chemi
Luminescence (ECL) yang dipatenkan untuk analisis immunoassay. Alat ini dirancang untuk
penentuan kuantitatif dan kualitatif dalam uji in-vitro untuk berbagai aplikasi (termasuk anemia;
tulang, jantung dan penanda tumor; perawatan kritis; kesuburan / hormon; dan penyakit menular).
Alat analisis tersedia sebagai sistem penanganan sampel rak atau disk.

Prinsip Cobas e 411

18
Prinsip dari tes ini adalah mengukur cahaya yang berpendar yang dilabel pada hasil reaksi antigen
antibodi yang menggunakan metode sandwich immunoassay. Zat berpendar yang digunakan
dalam ECLIA adalah komplek ruthenium. Cahaya yang dihasilkan merupakan hasil dari reaksi
kimia yang distimulasi dari molekul bermuatan listrik. Cahaya tersebut akan diukur pada panjang
gelombang 620 nm. Metode sandwich immunoassay merupakan immunoassay yang
mengkombinasikan komplek enzim dan antibodi yang dilabel dengan antibodi yang terikat pada
solid phase.

Manfaat Cobas e 411

 mudah digunakan
 akses acak
 dapat memeriksa sampel 88 tes per jam
 tes dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif
 teknologi ECL (electrochemiluminescence)
 volume sampel yang diperlukan 10-50 ul
 touchscreen
 penyimpanan database hingga 2000 hasil

alat dan bahan :

 distilled water ≤ 10 uS/cm atau ≥ 0,1 megohm


 assay tips (120 per tray)
 assay cup (60 per tray)
 hitachi cups atau tabung primer
 solid waste tray

parameter yang dapat diukur :

 tiroid : T3, T4, FT4, TSH, FT3

19
 jantung : CKMB, Troponin T/hs(TnT)
 infertilitas : FSH, LH, PRO, E2, PROG, TESTO, HCG
 infeksi penyakit : anti HCV, HIV
 anemia : Ferritin, V12, Folate
 gelaja tumor : PSA, CA125, CA15-3, CA15-5
 tulang : Vit D3, β CrossLaps, Osteocalcin, PTH

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa kegiatan praktik kerja pengenalan alat
imunologi serologi sangat bermanfaat untuk mahasiswa/i .selain itu juga menjadi salah satu sarana untuk
mengasah pengetahuan khususnya dalam hal pengoprasian alat laboratorium dimana bisa belajar lebih
luas dalam dunia kerja serta ajang untuk melatih mahasiswa/i menjadi bertanggung jawab dan
profesional

SARAN

Untuk melengapi makalah ini kami akan menyampaikan beberapa saran yang mungkin bisa
membantu mengisi kekurangan-kekurangan yang ada antara lain sebagai berikut:

1. kuasai terlebih dahulu teori sebelum melaksanakan praktik kerja lapangan


2. utamakan keselamatan kerja
3. gunakan waktu sebaik mungkin
4. jangan pernah merasa puas dengan hasil yang dicapai
5. disiplin,bertanggung jawab,kreatif dan inovatif.

20

Anda mungkin juga menyukai