Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura

L.) TERHADAP PENYEMBUHAN KANKER PADA TIKUS PUTIH (Rattus


norvegicus)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 10

Anastasius Algur 20174321006


Ruth Destauli Nainggolan 20174323075
Sekar Dewindi Indraswari 20174323076
Sherin Aulia Sukma 20174323079

DOSEN PENGAMPU
Indah Purwaningsih,M.Farm,Apt

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


DIPLOMA IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-
Nya yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga tugas yang
berjudul “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
Terhadap Penyembuhan Kanker Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)” dapat
terselesaikan.

Tugas ini dibuat dengan berbagai sumber kajian dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyelesaian tugas ini. Untuk itu, kritik dan saran dari Bapak dan Ibu serta pembaca
sangat diperlukan guna menyempurnakan lebih lanjut. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi peneliti dan pihak lain yang membutuhkan.

Pontianak, Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Instrumen Penelitian 4
B. Persiapan Sampel 4
C. Prosedur Uji Toksisitas Akut pada Mencit 5
D. Prosedur Kerja Skematis 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman tumbuh-


tumbuhan. Tumbuhan sebagai bahan alami merupakan sumber dari berbagai
senyawa yang digunakan untuk bahan obat. Bahan obat yang berasal dari tumbuhan
semakin diminati karena mudah diperoleh, harga lebih murah, dan memiliki efek
samping yang rendah. Bahan-bahan alami telah lama dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia di berbagai pelosok daerah dan dikenal sebagai obat
tradisional. Bahan alami digunakan sebagai bahan untuk pembuatan obat-obatan
karena umumnya mengandung senyawa metabolit sekunder. Metabolit sekunder
merupakan senyawa yang disintesis oleh tumbuhan, mikroba atau hewan yang
memiliki aktifitas farmakologi dan biologis sehingga memiliki potensi sebagai
bahan obat. Tumbuhan umumnya mengandung senyawa bioaktif dalam bentuk
metabolit sekunder yaitu flavonoid, tanin, alkaloid, triterpenoid, steroid, dan
saponin yang terdapat pada tanaman (Lenny, 2006). Senyawa bioaktif dalam
jaringan tumbuhan berfungsi untuk pertahanan diri dari faktor lingkungan yang
dapat mengganggu tumbuh kembang dari tumbuhan (Taiz & Zeigher, 2003).
Beberapa senyawa bioaktif memiliki kemampuan sebagai antioksidan, antibakteri,
antiinflamasi, dan anti kanker (Prabowo dalam Firdiyani dkk., 2015). Salah satu
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman kersen.

Muntingia calabura L. yang dikenal dengan tumbuhan kersen atau seri. Di


beberapa negara kersen dikenal dengan beberapa nama: datiles, aratiles, manzanitas
(Filipina), khoom somz, takhob (laos), krakhop barang (Kamboja), kerup siam
(Malaysia), capulin blanco, cacaniqua, niqua, iguito (Spanyol), jamaican cherry,
panama berry, singapore cherry (Inggris) dan japanese kers (Belanda) (Kosasih
dkk, 2013). Tumbuhan ini memiliki buah kecil dan manis, berwarna hijau ketika
masih muda dan berwarna merah setelah tua dan matang. Pohon kersen termasuk
ke dalam tumbuhan liar yang rindang dan mudah berkembang biak walaupun pada

1
suhu panas, tingginya mampu mencapai 12 meter. Pohon ini mudah dijumpai di
sepanjang jalan sebagai penyerap polusi udara dan peneduh. Selain bermanfaat
sebagai tumbuhan peneduh, kersen juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
manusia (Laswati dkk, 2017).

Tumbuhan kersen ini mengandung begitu banyak senyawa kimia yang


bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam 100 gram buah kersen mengandung
1ir (77,8 gr), protein (0,384 gr), lemak (1,56), karbohidrat (17,9 gr), serat (4,6 gr),
abu (1,14 gr), kalsium (1,24 mg), fosfor (84 mg), besi (1,18 mg), karoten (0,019
gr), tianin (0,065 gr), riboflavin (0,037 gr), niacin (0,55 gr), dan vitamin C 80,5 mg)
(Kosasih dkk, 2013). Muntingia calabura L. mengandung senyawa karbohidrat,
protein, polifenol, flavonoid, asam askorbat, α-tokoferol dan klorofil yang paling
tinggi terletak pada daun. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak
metanol daun Muntingia calabura L mengandung flavonoid, tanin, dan saponi𝑛.

Kersen termasuk salah satu tumbuhan obat-obatan yang diduga memiliki


substansi aktif sebagai anti diabetes yaitu asam askorbat, serat, niasin dan
betakaroten (Verdayanti, 2009). Daun kersen mengandung tanin, flavonoid
(isflavon glikon), dan saponin. Rebusan daun kersen terbukti dapat membunuh
bakteri C. diptheriae, S. aureus, P. vulgaris, S. epidermidis, dan K. rhizophil.
Diantara khasiat itu daun kersen juga dapat menyembuhkan diabetes, hipertensi,
kolesterol, menghambat pertumbuhan sel kanker payudara, tonsillitis (radang
amandel), mengurangi radang dan menurunkan panas.

Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan pertumbuhan


sel-sel jaringan tubuh tidak normal (tumbuh sangat cepat dan tidak terkendali),
menginfiltrasi/ merembes, dan menekan jaringan tubuh sehingga mempengaruhi
organ tubuh (Akmal, dkk., 2010: 187). Penyakit kanker menurut Sunaryati
merupakan penyakit yang ditandai pembelahan sel tidak terkendali dan kemampuan
selsel tersebut menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan
langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat
yang jauh (metastasis) (Sunaryati, 2011: 12). Penyakit kanker adalah suatu kondisi
sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami

2
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009: 3).
Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang cepat dan terus membelah diri,
hingga menjadi penyakit berat (Maharani, 2009: 12). Oleh karena itu, dibutuhkan
alternatif pengobatan yang tidak menimbulkan efek samping, salah satu pengobatan
alternatif yang aman adalah dengan menggunakan bahan alami seperti herbal.

Hewan percobaan yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah adalah


tikus. Tikus putih (Rattus norvegicus) telah diketahui sifat-sifatnya secara
sempurna, mudah dipelihara, dan merupakan hewan yang relatif sehat dan cocok
untuk berbagai penelitian. Ciri-ciri morfologi Rattus norvegicus antara lain
memiliki berat 150-600 gram, hidung tumpul dan badan besar dengan panjang 18-
25 cm, kepala dan badan lebih pendek dari ekornya, serta telinga relatif kecil dan
tidak lebih dari 20-23 mm (Malole dan Pramono, 1989).

3
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Instrumen Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Blender, Shaker, Kain
Kasa, Erlenmeyer 1L, Wadah, Cawan Porselin, Inkubator, Waterbath,
dan Rotary Evaporator.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Daun Kersen (Muntingia calabura L.),
etanol 96%, aquades, 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene (DMBA),
kloroform, dan Na-CMC 1%.

B. Persiapan Sampel
1. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan
mengambil daun kersen yang masih muda atau yang belum terlalu tua.
2. Pengolahan sampel

Sampel daun kersen ( Muntingia calabura ) yang telah dipetik


dibersihkan dari kotoran yang menempel, lalu dicuci dengan air
mengalir, kemudian diangin-anginkan ditempat yang tidak terkena
langsung sinar matahari. Setelah kering, sampel diblender dan siap
untuk diekstraksi. Sampel yang telah kering selanjutnya disimpan dalam
wadah tertutup baik.

3. Ekstraksi Sampel
Dilakukan proses ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol 96%. Proses ekstraksi serbuk daun kersen ditimbang
sebanyak 150 g. Daun kersen yang sudah halus dimasukkan kedalam
gelas erlenmeyer ukuran 1liter. Dituangkan Etanol PA 600 ml kedalam
erlenmeyer, dihomogenkan dengan alat shaker. Inkubator selama 60

4
menit atau hingga benar-benar tercampur. Filtrat daun kersen disaring
dengan kertas saring. Penyaringan ini dilakukan 5x. Dilakukan proses
evaporasi untuk memisahkan larutan etanol dengan zat-zat aktif yang
ada di dalam ekstrak. Hasil penyaringan dimasukkan kedalam
erlenmeyer. Filtrat hasil penyaringan dipekatkan dengan rotary
evaporator pada temperatur 65-70oC selama 2 jam. Konsentrasi ekstrak
etanol yang dibuat adalah mulai dari 10%, 20%, 30% (w/v aquades).

C. Prosedur Uji Toksisitas Akut pada Mencit


1. Pembuatan larutan koloidal Na-CMC 1 % b/v

Sebanyak 100 ml aquadest dipanaskan pada suhu 70ºC. Dimasukkan


Na-CMC sebanyak 1 gram sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan
pengaduk hingga terbentuk larutan koloid yang homogen.

2. Pemilihan dan penyiapan hewan coba


Hewan uji yang digunakan yaitu tikus putih betina (Rattus
norvegicus) yang berbadan sehat sebanyak 25 ekor dengan bobot badan 20-
30 gram. Sebelumnya mencit diaklimatisasi selama 1 minggu yang
bertujuan untuk mengkondisikan hewan dengan suasana laboratorium dan
untuk menghilangkan stres akibat transportasi. Tikus dibagi ke dalam
kelompok normal, kelompok sakit dan perlakuan, tiap kelompok terdiri dari
5 ekor tikus betina yang ditentukan secara acak. Kelompok 1 sebagai
kontrol normal, kelompok 2 kelompok control sakit dan kelompok 3-5
sebagai kelompok perlakuan. Hewan dalam 1 kelompok ditempatkan
bersama dalam 1 kandang.
3. Prosedur kerja
 Kelompok control normal
Pada minggu pertama sampai minggu ke kelima diberi
oleum meydis 2 kali setiap minggu. Kemudian pada minggu keenam
sampai minggu ketujuh diberi aquadest. Selanjutnya, parameter
yang diamati berat badan (2x setiap minggu), palpasi munculnya

5
nodul tumor pertama kali dan posisinya diamati setiap hari. Waktu
dewasa tumor telah mencapai 70% dari seluruh populasi hewan uji.
Tingkat kesehatan hewan uji seperti kondisi bulu mata dan aktivitas.
Kemudian minggu kedelapan sampai minggu kedua belas diberi Na-
CMC 1%. Akhir minggu ke-12 tikus dikorbankan dan dilihat
histologi dari payudara dilakukan dengan pengecatan
Haemotoxylin-Eosin.

 Kelompok control sakit


Pada minggu pertama sampai minggu ke kelima diberi
oleum meydis+ DMBA dosis 20 mg/kgBB 2 kali setiap minggu.
Minggu ke-6 sampai minggu ke-7 masa pematangan. Selanjutnya,
parameter yang diamati berat badan (2x setiap minggu), palpasi
munculnya nodul tumor pertama kali dan posisinya diamati setiap
hari. Waktu dewasa tumor telah mencapai 70% dari seluruh populasi
hewan uji. Tingkat kesehatan hewan uji seperti kondisi bulu mata
dan aktivitas. Kemudian minggu kedelapan sampai minggu kedua
belas diberi Na-CMC 1%. Akhir minggu ke-12 tikus dikorbankan
dan dilihat histologi dari payudara dilakukan dengan pengecatan
Haemotoxylin-Eosin.

 Kelompok perlakuan
Pada minggu pertama sampai minggu ke kelima diberi
oleum meydis+ DMBA dosis 20 mg/kgBB 2 kali setiap minggu.
Minggu ke-6 sampai minggu ke-7 masa pematangan. Selanjutnya,
parameter yang diamati berat badan (2x setiap minggu), palpasi
munculnya nodul tumor pertama kali dan posisinya diamati setiap
hari. Waktu dewasa tumor telah mencapai 70% dari seluruh populasi
hewan uji. Tingkat kesehatan hewan uji seperti kondisi bulu mata

6
dan aktivitas. Kemudian minggu ke-8 sampai minggu ke-12 diberi
bahan uji dalam berbagai dosis, yaitu:
a. Kelompok Perlakuan 1 (P1) : diberi 100 mg/30gBB ekstrak daun
kersen
b. Kelompok Perlakuan 2 (P2) : diberi 200 mg/30gBB ekstrak daun
kersen
c. Kelompok Perlakuan 3 (P3) : diberi 300 mg/30gBB ekstrak daun
kersen.
Akhir minggu ke-12 tikus dikorbankan dan dilihat histologi dari
payudara dilakukan dengan pengecatan Haemotoxylin-Eosin.

7
D. PROSEDUR KERJA SKEMATIS

TIKUS PUTIH BETINA

Kontrol normal Kontrol sakit Kelompok perlakuan

Minggu pertama Minggu pertama sampai Minggu pertama sampai


sampai minggu kelima minggu kelima diberi oleum minggu kelima diberi oleum
diberi oleum meydis meydis+DMBA dosis meydis+DMBA dosis
(2x seminggu) 20mg/kgBB (2x seminggu) 20mg/kgBB (2x seminggu)

Minggu keenam sampai


Minggu keenam Minggu keenam sampai
minggu ketujuh masa
sampai minggu minggu ketujuh masa minggu
pematangan
ketujuh diberi ketujuh masa pematangan
aquades

Parameter yang diamati :


BB (setiap 2x seminggu)
Palpasi munculnya nodul tumor pertama kali dan posisinya diamati setiap hari
Waktu dewasa tumor telah mencapai 70% dari seluruh populasi hewan uji
Tingkat kesehatan hewan uji kondisi bulu, mata dan aktivitas

Minggu kedelapan Minggu kedelapan Minggu kedelapan


sampai minggu sampai minggu sampai minggu
keduabelas diberi Na- keduabelas diberi Na- keduabelas diberi
CMC 1% CMC 1% bahan uji dalam
berbagai dosis

Akhir minggu ke 12 tikus dikorbankan dan diukur volume dan kelenjar payudara. Dilakukan pengecatan
dengan haemotoxylin dan eosin

8
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini, Dini.N. 2014. Aneka Daun Berkhasiat untuk Obat. Yogyakarta.


Penerbit Gava Media.

Tulung, Prilly., Johny dan Julius. 2017. Analisis Fitokimia dan Uji
Toksisitas Dari Kulit Batang Kersen (Muntingia calabura L.). Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sam Ratulangi.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/chemprog/article/download/15913/15426.
Diakses pada tanggal 21 Januari 2020.

Khasnah, Imro’atul., Sarwiyono dan Puguh. Ekstrak Etanol Daun Kersen


(Muntingia calabura L.) Sebagai Antibakteri Terhadap Streptococcus agalactiae
Penyebab Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah. Fakultas Peternakan. Universitas
Brawijaya.https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:r5_O4yXRo
CYJ:https://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/JURNAL-IMROATUL-
KHASANAH.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-e. Diakses
pada tanggal 21 Januari 2020.

Zahara,Meutia. 2018. Kajian Morfologi dan Review Fitokimia Tumbuhan


Kersen (Muntingia Calabura.L). Universitas Muhammadiyah Aceh.
https://www.researchgate.net/publication/329175073_Kajian_Morfologi_dan_Rev
iew_Fitokimia_Tumbuhan_Kersen_Muntingia_calabura_L. Diakses pada Tanggal
21 Januari 2020.

Purnamasari, Destika. 2016. Efek Ekstrak Metanol Daun Kersen


(Muntingia Calabura L.) Terhadap Apoptosis Sel Kanker WiDr. Fakultas
Kedokteran. Universitas Islam Indonesia.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/11257/21%20Maternity
%20Call%20of%20Paper-4-FP
Destika%20Purnamasari.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses Pada tanggal 21
januari 2020.
Hakim, Wahhab.R. 2012. Uji Efek Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
Calabura L) Terhadap Kadar Alanin Aminotransferase (ALT) Pada Tikus yang
Diinduksi Asetaminofen. Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/22744/. Diakses pada Tanggal 22 Januari 2020.

Anda mungkin juga menyukai