DISUSUN OLEH
KELOMPOK 10
DOSEN PENGAMPU
Indah Purwaningsih,M.Farm,Apt
Puji dan Syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-
Nya yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga tugas yang
berjudul “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
Terhadap Penyembuhan Kanker Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)” dapat
terselesaikan.
Tugas ini dibuat dengan berbagai sumber kajian dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyelesaian tugas ini. Untuk itu, kritik dan saran dari Bapak dan Ibu serta pembaca
sangat diperlukan guna menyempurnakan lebih lanjut. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi peneliti dan pihak lain yang membutuhkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
A. Instrumen Penelitian 4
B. Persiapan Sampel 4
C. Prosedur Uji Toksisitas Akut pada Mencit 5
D. Prosedur Kerja Skematis 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
1
suhu panas, tingginya mampu mencapai 12 meter. Pohon ini mudah dijumpai di
sepanjang jalan sebagai penyerap polusi udara dan peneduh. Selain bermanfaat
sebagai tumbuhan peneduh, kersen juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
manusia (Laswati dkk, 2017).
2
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009: 3).
Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang cepat dan terus membelah diri,
hingga menjadi penyakit berat (Maharani, 2009: 12). Oleh karena itu, dibutuhkan
alternatif pengobatan yang tidak menimbulkan efek samping, salah satu pengobatan
alternatif yang aman adalah dengan menggunakan bahan alami seperti herbal.
3
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Instrumen Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Blender, Shaker, Kain
Kasa, Erlenmeyer 1L, Wadah, Cawan Porselin, Inkubator, Waterbath,
dan Rotary Evaporator.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Daun Kersen (Muntingia calabura L.),
etanol 96%, aquades, 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene (DMBA),
kloroform, dan Na-CMC 1%.
B. Persiapan Sampel
1. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan
mengambil daun kersen yang masih muda atau yang belum terlalu tua.
2. Pengolahan sampel
3. Ekstraksi Sampel
Dilakukan proses ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol 96%. Proses ekstraksi serbuk daun kersen ditimbang
sebanyak 150 g. Daun kersen yang sudah halus dimasukkan kedalam
gelas erlenmeyer ukuran 1liter. Dituangkan Etanol PA 600 ml kedalam
erlenmeyer, dihomogenkan dengan alat shaker. Inkubator selama 60
4
menit atau hingga benar-benar tercampur. Filtrat daun kersen disaring
dengan kertas saring. Penyaringan ini dilakukan 5x. Dilakukan proses
evaporasi untuk memisahkan larutan etanol dengan zat-zat aktif yang
ada di dalam ekstrak. Hasil penyaringan dimasukkan kedalam
erlenmeyer. Filtrat hasil penyaringan dipekatkan dengan rotary
evaporator pada temperatur 65-70oC selama 2 jam. Konsentrasi ekstrak
etanol yang dibuat adalah mulai dari 10%, 20%, 30% (w/v aquades).
5
nodul tumor pertama kali dan posisinya diamati setiap hari. Waktu
dewasa tumor telah mencapai 70% dari seluruh populasi hewan uji.
Tingkat kesehatan hewan uji seperti kondisi bulu mata dan aktivitas.
Kemudian minggu kedelapan sampai minggu kedua belas diberi Na-
CMC 1%. Akhir minggu ke-12 tikus dikorbankan dan dilihat
histologi dari payudara dilakukan dengan pengecatan
Haemotoxylin-Eosin.
Kelompok perlakuan
Pada minggu pertama sampai minggu ke kelima diberi
oleum meydis+ DMBA dosis 20 mg/kgBB 2 kali setiap minggu.
Minggu ke-6 sampai minggu ke-7 masa pematangan. Selanjutnya,
parameter yang diamati berat badan (2x setiap minggu), palpasi
munculnya nodul tumor pertama kali dan posisinya diamati setiap
hari. Waktu dewasa tumor telah mencapai 70% dari seluruh populasi
hewan uji. Tingkat kesehatan hewan uji seperti kondisi bulu mata
6
dan aktivitas. Kemudian minggu ke-8 sampai minggu ke-12 diberi
bahan uji dalam berbagai dosis, yaitu:
a. Kelompok Perlakuan 1 (P1) : diberi 100 mg/30gBB ekstrak daun
kersen
b. Kelompok Perlakuan 2 (P2) : diberi 200 mg/30gBB ekstrak daun
kersen
c. Kelompok Perlakuan 3 (P3) : diberi 300 mg/30gBB ekstrak daun
kersen.
Akhir minggu ke-12 tikus dikorbankan dan dilihat histologi dari
payudara dilakukan dengan pengecatan Haemotoxylin-Eosin.
7
D. PROSEDUR KERJA SKEMATIS
Akhir minggu ke 12 tikus dikorbankan dan diukur volume dan kelenjar payudara. Dilakukan pengecatan
dengan haemotoxylin dan eosin
8
DAFTAR PUSTAKA
Tulung, Prilly., Johny dan Julius. 2017. Analisis Fitokimia dan Uji
Toksisitas Dari Kulit Batang Kersen (Muntingia calabura L.). Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sam Ratulangi.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/chemprog/article/download/15913/15426.
Diakses pada tanggal 21 Januari 2020.