Azmil Karimah
201904300
SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang muncul dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana uji toksisitas ekstrak etanol 96% Alga Coklat (Padina australis)
menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) ?
Untuk menganalisis toksisitas ekstrak etanol 96% Alga Coklat (Padina australis)
menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)
1.4.1 Diharapkan hasil penelitian ini dapat diperbarui untuk percobaan selanjutnya
untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadi referensi peneliti terkait uji
toksisitas ekstrak etanol 96% Padina australis menggunakan metode BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test)
1.4.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi terkait
uji toksisitas ekstrak etanol 96% Padina australis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Uji toksisitas dirancang untuk menggambarkan efek toksik dan kejadian atau
untuk menilai batas keamanan yang terkait dengan penggunaan suatu senyawa.
Pengukuran toksisitas dapat ditentukan secara kuantitatif yang menunjukkan tingkat
keamanan dan tingkat bahaya suatu zat. Uji toksisitas dibagi menjadi 3 kategori : uji
toksisitas akut, uji toksisitas subakut, dan uji toksisitas subkronis.
2.6.2 Klasifikasi Uji Toksisitas
Uji toksisitas akut adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksis yang
muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sediaan uji yang diberikan secara oral
dalam dosis tunggal, atau dosis berulang yang diberikan dalam waktu 24 jam. Tujuanya
adalah untuk mendeteksi intriksi suatu zat, menentukan organ sasaran, kepekaan
spesies, memperoleh informasi bahaya setelah paparan suatu zat secara akut,
memperoleh informasi awal yang dapat digunakan untuk menetapkan tingkat dosis.
( BPOM RI, 2020)
KERANGKA KONSEPTUAL
3.3 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian uji toksisitas Alga Coklat (Padina australis) menggunakan
pelarut etanol 96% dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) adalah ekstrak etanol
96% Alga Coklat (Padina australis) memiliki aktivitas sitotoksik.
BAB 4
Uji toksisitas ekstrak etanol 96% alga coklat Padina australis terhadap larva
udang Artemia salina Leach ini bersifat penelitian eksperimental laboratoris.
Metode penelitian yang digunakan yaitu memberikan perlakuan pada hewan uji pada
waktu tertentu.
Populasi berupa larva udang Artemia salina Leach sebagai hewan coba yang
diperoleh dari Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah
4.2.2 Sampel
Sampel berupa Larva udang Artemia salina Leach dan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Larva udang berumur ± 48 jam yang bergerak aktif
b. Kriteria Eksklusi
Larva udang yang tidak menetas selama penetasan
4.2.3 Besar Sampel
Artemia salina Leach yang digunakan sebanyak 10 ekor setiap perlakuan. Pada
penelitian ini menggunakan lima konsentrasi yaitu masing-masing 200ppm, 400ppm,
600ppm, 800ppm, dan 1000ppm serta satu kelompok control negatife. Jadi, jumlah
total sampel larva udang Artemia salina Leach yang digunakan yaitu 300 ekor larva
udang.
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel diambil secara simple random sampling. Larva udang Artemia salina
Leach menggunakan jenis serta cara penyediaan yang sama sehingga memiliki
kesempatan yang sama untuk diseleksi menjadi sampel. Hal ini dikarenakan anggota
populasi telah bersifat homogen.
4.3 Variabel Penelitian
4.3.1 Variabel Penelitian
4.3.1.a Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) merupakan variable yang menjadi penyebab atau
berdampak bagi variable lain. Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan yaitu ekstrak
etanol 96% alga coklat Padina australis.
Variabel Terikat (dependent variable) merupakan variable yang disebabkan oleh adanya
pengaruh dari variabel bebas. Pada penelitian ini variable terikat yang digunakan adalah tingkat
kematian terhadap larva udang Artemia salina Leach.
a. Bahan uji
Pada penelitian ini digunakan bahan uji ekstrak etanol 96% dari alga
coklat Padina asutralis yang diperoleh di daerah Madura jawa timur.
b. Bahan Kimia
Pada penelitian ini digunakan pelarut etanol etanol 96%, Aquadest, HCL
2%, Reagen Dragendorf, Reagen mayer, Reagen Wagner, Logam Mg, HCL
pekat, Kloroform, asam asetat anhidrat, H2SO4 pekat, dan FeCl3.
Sampel alga coklat Padina australis yang didapatkan dari daerah pesisir Desa
Cabbiya, Kecamatan Talango,Kabupaten Sumenep sebanyak 18,4 kg sampel basah,
dicuci bersih dan disortasi. Kemudian sampel tersebut dikeringkan pada suhu ± 40°C
selama 7 hari. Alga coklat Padina asutralis yang telah kering, dihaluskan dengan cara
digiling.
Sampel alga coklat Padina asutralis yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak
200 gram dan di ekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak
2000 mL selama 3 x 24 jam sambal sesekali. Setelah itu rendaman disaring dengan kertas
saring dan corong buchner dan didapatkan antara ampas dan hasil filtrasinya. Ampas
yang diperoleh dimaserasi kembali selama 1x24 jam dengan pelarut dan perlakuan yang
sama. Ekstrak yang sudah ditampung kemudian dipekatkan dengan rotary vacuum
evaporator tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 70°C. Setelah itu ekstrak kental tadi
dikeringkan dalam alat freeze dryer pada suhu ± 30°C dengan suhu kondensor ±80°C.
Rendemen dapat dihitung menggunakan rumus :
berat ekstrak
Rendemen (b/b) : x 100 %
berat simplisiauji
4.8.4 penetapan susut pengeringan
Ekstrak kering dari alga coklat Padina australis, Timbang saksama 1 hingga 2
gram simplisia dalam botol timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah dipanaskan
pada suhu 105°C selama 30 menit dan telah ditara. Ratakan bahan dalam botol timbang
dengan menggoyangkan botol hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 hingga
10 mm. Kemudian masukkan dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada
suhu penetapan hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam
keadaan tertutup mendingin dalam desikator hingga suhu ruang.
W 1−W 2
Kadar air : x 100%
W 1−W 0
Keterangan :
Uji fitokimia merupakan suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui kandungan
senyawa aktif yang terdapat pada alga coklat Padina australis. Uji fitokimia dilakukan
meliputi uji alkaloid, flavonoid, tripenoid/steroid, saponin dan tannin.