Anda di halaman 1dari 6

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan pada Fraksi Etil Asetat Kayu

Bajakah (Spatholobus Littoralis Hassk) dengan metode DPPH

Proposal
Skripsi

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Farmsi

Oleh :
Indra Nopian
(11194761920051)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang mempunyai kekayaan
akan bahan alam nya. Kalimantan yang memiliki berbagai banyak sumber
bahan alam nya masih ada yang tidak dimanfaatkan, salah satu tanaman yang
perlu di manfaatkan yaitu, kayu bajakah tampala yang nama ilmiahnya diambil
dari bahasa Latin yaitu Spatholobus Littoralis Hassk. Spatholobus adalah genus
tumbuhan yang merambat di pohon kayu dari suku Phaseoleae. Genus ini
ditemukan pada 1842 oleh ahli Botani asal Jerman bernama Justus Karl
Hasskarl. Ada 29 spesies dari genus Spatholobus Hassk yang sebagian besar
tersebar di hutan tropis Indonesia (The Genus Spatholobus Hassk in Thailand,
Jurnal Tropical Natural History, 2014, hlm 87).

Bajakah tampala sering ditemukan di hutan Kalimantan, baik di Indonesia


maupun Malaysia. Adapun genusnya bajakah disebut hampir sama dengan
Genus Vigna. Vegetasi Vigna tumbuh di Pegunungan Kilimanjaro, Afrika.
Sedangkan di Kalimantan, bajakah tumbuh merambat di pohon kayu dengan
ketinggian hingga 50 meter. Daun bajakah ini berbentuk tajam dengan warna
kuning, coklat, dan putih. Bunganya kecil dengan variasi warna ungu, pink, dan
putih (The Leguminosae, a Source Book of Characteristics, Uses, and
Nodulation, 1981, hlm 618).

Sebelum dikenal hingga sekarang, bajakah telah dikenal masyarakat


Kalimantan sebagai tumbuhan obat-obatan alami. Adapun dari pedesaan
Kalimantan Tengah, masyarakat disana memanfaatkan seluruh bagian tanaman
herbal ini. Sementara di daerah Pulang Pisau, Kalteng, tanaman ini dijadikan
obat disentri dan obat pegal, selain obat luka.
Batang bajakah tampala dipercaya mampu menghentikan pendarahan
pada luka. Dalam uji ilmiah, batang bajakah tampala memang positif
mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tannin, dan saponin. Saponin dan
tannin inilah yang merangsang terjadinya angiogenesis, bagian penting dalam
proses penyembuhan luka (Uji Efektivitas Ekstrak Etanolik Batang Bajakah
Tampala [Spatholobus littoralis Hassk] terhadap Waktu Penyembuhan Luka,
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2018, hlm 320).

Di samping khasiat di atas, bajakah tampala disebut efektif mengobati


kanker. Setidaknya, demikian hasil penelitian dua siswa SMA dari
Palangkaraya. Riset mereka memakai uji sampel dua ekor mencit betina atau
tikus kecil putih. Sampel ini disuntik zat pertumbuhan sel tumor atau kanker.
Satu mencit diberikan bawang dayak dalam bentuk cairan yang diminum. Satu
ekornya lagi diberi air rebusan kayu bajakah. Setelah 50 hari, mencit yang
diberikan air penawar dari bawang dayak mati. Mencit yang diberikan cairan
kayu bajakah tetap sehat bahkan berkembang biak.

Meskipun berpotensi menyembuhkan kanker, cairan kayu bajakah tampala


harus melewati uji yang panjang sebelum benar-benar bisa digunakan. Di dalam
dunia kedokteran, konsep ini disebut evidence based medicine atau EBM.
Pendekatan medik seperti ini didasarkan kepada bukti-bukti ilmiah terkini
untuk kepentingan pelayanan kesehatan. Dalam praktiknya, EBM memadukan
kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang
paling dapat dipercaya (Evidence Based Medicine, Jurnal Sari Pediatri, 2002,
hlm 247).

EBM memiliki enam tingkatan. Yang pertama adalah percobaan hewan uji di
laboratorium. Dilanjutkan dengan studi kasus dan pendapat ahli. Kedua tingkat
ini tidak melibatkan manusia sebagai objek penelitian. Di tingkat inilah, uji
cairan kayu bajakah sebagai obat kanker berada.
Tingkat ketiga, empat, dan lima, disebut sebagai studi primer. Di sinilah
manusia dilibatkan. Tingkat ini memuat studi lapangan atau laporan deskriptif,
studi percobaan tanpa penggunaan teknik pengambilan sampel secara acak,
studi percobaan yang menggunakan setidaknya satu kelompok pembanding,
dan menggunakan sampel secara acak. Sistem ini kemudian ditinjau oleh
kelompok cendekiawan. Disambung dengan meta analisa atau pengkajian
berbagai penelitian dengan tingkat kepercayaan tinggi.

Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan sehingga dia akan stabil
jika bereaksi dengan molekul lainnya. Radikal bebas di dalam tubuh dapat
menyerang jaringan tubuh seperti protein dan DNA sehingga dapat
menyebabkan pemicu penyakit seperti kanker, penuaan dini dan penyakit
degeneratif lainnya.

Senyawa antioksidan dapat meredam reaksi radikal bebas yang bersifat tidak
stabil. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu
atau lebih elektron pada radikal bebas sehingga menjadi stabil Dalam
kehidupan antioksidan memiliki peran yang positif bagi kesehatan manusia.
Antioksidan dapat dibagi menjadi 2 bagian utama berdasarkan sumber nya
yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik . Beberapa contoh antioksidan
alami adalah senyawa-senyawa yang terdapat dalam bahan alam/bahan
makanan seperti senyawa-senyawa turunan fenol, flavonoid, vitamin C, dan
vitamin E. Antioksidan sintetik dapat memicu penyakit apabila digunakan
dalam jangka waktu Panjang, Karena itu diperlukan alternatif lain yaitu dengan
menggunakan antioksidan alami. Antioksidan alami dapat ditemukan pada
tumbuhan karena mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi
sebagai antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan antioksidan
berlimpah adalah Bajakah Tampala, Menurut Peneliti di Laboratorium Kimia
Bahan Alam Pusat Penelitian Biologi LIPI Ahmad Fathoni mengatakan, obat
kanker bajakah memiliki kandungan senyawa aktif antioksidan yang berlimpah
dimana kandungan senyawa pada tumbuhan Bajakah adalah fenolik, steroid,
tannin, alkaloid, saponin, terpenoid, hingga alkaloid. Senyawa aktif antioksidan
yang berlimpah membuatnya mampu menjadi penawar radikal bebas.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini didasari untuk
pemanfaatan Bajakan Tampala sebagai antioksidan alami Penelitian ini
dilakukan dengan melalakukan pada fraksi etil asetat bertujuan untuk
menentukan aktivitas antioksidan pada Bajakan Tampala dengan menggunakan
metode DPPH.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana pengaruh fraksi etil asetat dengan metode DPPH dapat
dilakukan skiring fitokimia ?
2. Apakah Kayu Bajakah tampala dapat memberikan efek untuk antioksidan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan,
maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji pengaruh fraksi etil asetat dengan metode DPPH
2. Untuk mengetahui efek yang diberikan bajakah tampala dalam antioksidan
D. Manfaat Penelitian
A. Bagi peneliti
Sebagai ilmu pengetahuan dan penemuan pengaruh kayu bajakah tampala
dalam fraksi etil asetat dengan skirining fitokimia dan uji aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH.
B. Bagi masyarakat
Sebagai kebermanfaaatn masyarakat dalam menggunakan kayu bajakah
tampala dalam mengatasi antioksidan.
C. Bagi Pendidikan
Sebagai acuan dalam melanjutkan penelitian berikutnya.
E. Keaslian Penelitian (bagi Skripsi)

Anda mungkin juga menyukai