Anda di halaman 1dari 20

RANCANGAN REVIEW ARTIKEL

UJI ANALISIS KADAR SENYAWA FENOLIK DAUN


ALPUKAT
(Persea Americana Mill)

SRI WAHYUNI
15020170052

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021

*) Sari proposal ini diseminarkan di Fakultas Farmasi Universitas

Muslim Indonesiapada
Hari / tanggal :
Pukul :
Tempat :
2

UJI ANALISIS KADAR SENYAWA FENOLIK DAUN


ALPUKAT
(Persea Americana Mill)

NAMA : SRI WAHYUNI


STAMBUK :15020170052
PEMBIMBING : 1. Apt., MUZAKKIR BAITS, S. Si., M. Si
2. Apt., ZAINAL ABIDIN., S.Farm.,M.Farm

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola hidup masyarakat yang semakin berubah pada era modern

berdampak pada munculnya berbagai penyakit degeneratif yang

berhubungan erat dengan radikal bebas diantaranya kanker, penyakit

jantung dan pembuluh darah, pikun, katarak, dan penurunan fungsi

kognitif. Radikal bebas bersifat sangat reaktif untuk mencari pasangan

elektron agar konfigurasinya menjadi stabil (erliyana,2019).

Alpukat diketahui sebagai antibakteri karena kandungan senyawa

antibakteri seperti saponin,alkaloid, dan flavonoid pada buah dan

daunnya. (Erawati dan Sari, 2015). Ekstrak kulit alpukat mempunyai

beberapa kandungan karotein, fenolik total dan flavonoid yanglebih tinggi

dari pada daging buahnya ( Vinha et.al.,2013)

Pada alpukat, jumlah kandungan fenolik dan fenol memiliki potensi

sebagai antioksidan. Kulit dan biji alpukat mempunyai kandungan fenolat

yang lebih tinggi dari pada bagian daging buah. Aktivitas senyawa fenolik

Universitas Muslim Indonesia


3

dapat ditentukan dengan adanya uji aktivitas antioksidan secara invitro

Dimana alkaloid, terpenoid, tannin, saponin, steroid, flavonoid, dan

glikosida pada ekstrak etanol dan aquades bertanggung jawab pada

aktivitas antibakterial (Enwa et al.,2016)

Daun alpukat dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Duarte et

al., 2016). Daun alpukat mengandung komponen bioaktif. Seperti

flavonoid, fenol, saponin, tanin dan alkaloid. Senyawa tertinggi yang ada

pada daun alpukat adalah flavonoid (Arukwe et al., 2012)

Seiring perkembangan zaman banyak yang melakukan penelitian

dengan memanfaatkan bahan alam untuk menghasilkan berbagai macam

obat-obatan karena masyarakat dahulu percaya bahwa tumbuhan yang

ada di sekitar dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Sebagaimana dalam firmanAllahSWT,dalamAl-Qur‟anpadasurah Asy-

syu‟araayat7.

Terjemahannya :

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya kami tumbuhkan dibumi itu berbagai macam tumbuh-

tumbuhan yangbaik?” (Q.S. Asy-syu‟ara:7).

Universitas Muslim Indonesia


4

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian menggunakan

metode review jurnal atau studi literature terhadap uji analisis senyawa

fenolik daun alpukat (persea Americana Mill).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis kadar daun alpukat (Persea Americana Mill)
dalam senyawa fenolik ?

2. Berapa kadar kandungan fenolik pada daun alpukat ?


C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuannya adalah untuk melakukan studi literature
terhadap analisis kadar senyawa fenolik pada daun alpukat
(Persea Americana Mill)
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat digunakan


sebagai sumber informasi bagi peneliti tentang analisis senyawa
fenolik pada daun alpukat (Persea Americana Mill)serta dapat
digunakan sebagai sumber rujukan penelitian lanjutan.

2. Manfaat praktis

Diharapkan hasil yang diperoleh sebagai sumber bagi


masyarakat mengenai analisis senyawa fenolik pada daun alpukat
(Persea Americana Mill)sehingga dapat dimanfaatkan secaea
optimal

Universitas Muslim Indonesia


5

E. Kerangka berpikir

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini adalah :

Uji Analisis Kadar dari senyawa fenolik


Daun Alpukat (Persea americana Mill)

Tanaman alpukat (Persea americana Mill) yang sering digunakan untuk


berbagai pengobatan penyakit adalah daun alpukat. Daun alpukat mengandung
beberapa komponen bioaktif seperti senyawa fenolik.

Senyawa fenolik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan sebagai


respon terhadap stress lingkungan. Komponen dari senyawa ini diketahui
memiliki peran penting sebagai agen pencegah dan pengobatan beberapa
penyakit seperti disfungsi otak dan kanker.

Untuk mendapatkan kadar fenolik dapat dilakukan


dengan Studi literatur

Kriteria iklusi dan eksklusi

Universitas Muslim Indonesia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian tanaman Alpukat

1. Klasifikasi tanaman

Klasifikasi tumbuhan alpukat (Persea Americana Mill) (Sutrisna,

2016)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

SuperDivisi :Spermatophyta

Divisi :Magnoliophyta

Kelas :Magnoliopsida

SubKelas : Asteridae

Ordo : Laurales

Famili :Lauraceae

Genus :Persea

Spesies : Persea AmericanaMill

2. Nama DaerahTanaman

Apokad (melayu), apuket (sunda), apokat (jawa). (hariana,

2004).

3. Morfologi

Pohon alpukat merupakan tumbuhan berukuran sedang yang

bisa tumbuh 15-30 m, daun simple dengan ukuran antara 5-30 cm.

buah berbentuk oval dengan kulit buah berwarna hijau tua hingga

Universitas MuslimIndonesia
6

ungu dan tekstur kulit yang lembut. Daging buah berwarna hijau

muda dengan warna kuning pada bagian dekat biji. Berat buah

berkisar 0,3 – 0,6 kg bunga berukuran 3 – 10 mm warna warna

hiaju kekuningan(Sutrisna, 2016)

4. Kandungan Kimia

Tumbuhan alpukat, terutama bagian daun, memiliki rasa pahit

dan kelat. Kulit ranting mengandung beberapa zat kimia

diantaranya minyak terbang, seperti methylchavikol, alphapinen,

tanin, dan flavonoid. Daging buah mengandung lemak jenuh,

protein, sesqueterpenes, vitamin A, B1 dan B2. (Hariani, H, 2007)

5. kegunaan tanaman alpukat

a. ekstrak air daun mempunyai efek analgesik dan antiinflamasi

(studi praklinik). Efek penghambatan ekstrak dosis 800 mg/kg

setara denganmorphine.

b. Estrak air dan methanol daun daun alpukat dosis 6.25 to 50

mg/kg mempunyai efek hypotensive (studi prakliniktikus).

c. Infusa dan ekstrak etanol mempunyai aktivitas antiviral terhadap

adenovirus type 3 (AD3), HSV-1, and ADV (studiinvitro).

d. Ekstrak buah P.g Americana dosis 300 mg/kg/hari yang diberikan

topical mempunyai efek penyembuhan luka (wound healing)

(studi praklinik padatikus).

e. Extrak air daun P. Americana mempunyai efekanti ulkus lambung

(studi praklinik padatikus).

Universitas Muslim Indonesia


7

f. Ekstrak air daun P. Americana mampu menurunkan berat badan

(studi praklinik pada tikus) (Sutrisna, 2016)

Kandungan zat aktif yang terdapat di daun alpukat (persea

Americana miller) adalah flavonoid dan quersetin. Quersetin

memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidasi dari low

densitys alat vegetative, pada batasnya terdapat daun berbentuk

tunggal dan tersusun dalam bentuk spiral (Kurniawan RF. 2014).

Alpukat memiliki Kandungan zat aktif yang terdapat di daun

alpukat (Persea america miller) adalah flavonoid, quersetin dan

polifenol. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai

antioksidan sehingga sangat baik untuk mencegah kanker. Manfaat

flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel,

meningkatkan efektivitas vitamin C, anti inflamasi, mencegah

keropos tulang, dan sebagai antibiotik. Flavonoid dapat berperan

secara langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi dari

mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Quersetin adalah senyawa

kelompok flavonol terbesar, quersetin dan glikosidannya berada

dalam jumlah sekitar 60- 75% dari flavonoid. Quersetin dipercaya

dapat melindungi tubuh dari beberapa jenis penyakit degenerative

dengan cara mencegah terjadinya proses peroksidasi lemak.

Quersetin memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidasi

dari Low Density lipoproteins (LDL) dengan cara menangkap radika

Universitas Muslim Indonesia


bebas dan menghelat ion logam transisi ((Dwi Ana Anggorowati, Gita

Priandini, 2016)

B. Pengertian Fenolik

senyawa fenolik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

tumbuhan sebagai respon terhadap stres lingkungan. Senyawa

fenolik berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV-B dan

kematian sel untuk melindungi dari dimiserasi dan kerusakan (Lai

dan Lim,2011). Komponen pada senyawa ini diketahui memiliki peran

penting sebagai agen pencegah dan pengobatan beberapa

gangguan penyakit seperti arterioklerosis, disfungsi otak, diabetes

dan kanker (Garg et al,2016)

senyawa fenolik merupakan senyawa metabolit sekunder yang

terdapat dalam tumbuhan dengan karakteristik memiliki cincin

aromatic yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil (OH)

Sifat dan ciri dari senyawa fenolik diantaranya :

 Cenderung mudah larut dalam pelarut polar

 Bila murni, tak berwarna

 Jika kena udara akan teroksidasi menimbulkan warna

gelap

 Membentuk komplek dgengan protein

 Sangat peka terhadap oksidasi enzim

 Mudah teroksidasi oleh basa kuat

 Menyerap sinar UV-Vis

Senyawa fenolik dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu


fenol sederhana dan asam fenolat, fenilpropanoid, flavonoid dan
tannin. (Tatang,2019)
Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid.
Setiap tumbuhan umumnya mengandung satu atau lebih senyawa
kelompok flavonoid dan memiliki komposisi kandungan flavonoid
yang khas (Indrawati dan Razimin,2013)
Beberapa senyawa fenolik dari beberapa kelompok

a. Flavonoid
flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik terbesar di
alam. Banyaknya senyawa flavonoid ini karena banyaknya jenis
tingkat hidroksilasi, alkoksilasi, dan glikolisasi dan strukturnya.
Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang rterdiri 15
atom karbon yang membentuk susunan C6 – C3 – C6.
Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah di
identifikasi, diantaranya senyawa antosianin, flavonol dan flavon.
Antosianin (dari bahasa yunani anthos= bunga, kyanos=, biru tua)
adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna
merah,ungu, dan biru. Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian
tumbuhan lain, misalnya buah tertentu, batang, daun dan bahkan
akar. Flavonoid sebagian besar terhimpun dalam vakuola sel
tumbuhan walaupun tempat sintesinya ada di luar vakuola.

b. Tanin
Tanin adalah suatu senyawa fenolik yang memberikan rasa
pahit dan sepat/kelat, dapat bereaksi dan menggumpalkan protein
atau senyawa organic lainnya yang mengandung asam amino dan
alkaloid.
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis
tumbuhan. Senyawa ini berperan penting untuk melindungi
tumbuhan dari pemangsaan oleh herbovira dan hama, serta
sebagian agen pengatur dalam metabolisme tumbuhan
Tanin memiliki berat molekul berkisar antara 500 sampai 300
(estre asam galat) dan lebih besar dari 20.000 (proantosianidin).
Tanin dikelompokan menjadi dua bentuk
1. Tanin terhidrolisis
Tanin dalam bentuk ini adalah tanin yang terhidrolisis oleh
asam atau enzim menghasilkan asam galat dan asam elagat. Secara
kimia, tannin terhidrolisis dapat merupakan ester atau asam folat.
Asam galat dapat ditemukan dalam cengkeh sedangkan asam galat
ditemukan dalam daun Eucalptus. Senyawa tanin bila direaksikan
dengan feri klorida akan menghasilkan perubahan warna biru atau
hitam.
2. Tanin terkondensasi
Tanin jenis ini resistensi terhadap reaksi hidrolisis dan
biasanya diterunkan dari senyawa flavonol, katekin, dan flavan-3,4-
diol. Pada penambahan asam atau enzim, senyawa ini akan
terdekomposisi menjadi plobapen. Pada proses destilasi, tanin
terkondensasi berubah menjadi katekol, oleh karenanya sering
disebut sebagai tannin katekol. Tanin jenis ini dapat ditemukan
dalam kayu pohon kina dau daun teh. Tanin terkondensasi akan
menghasilkan senyawa berwarna hijau ketika ditambahkan dengan
ferri klorida (Tatang,2019)

C. Manfaat Fenolik Pada Daun Alpukat

Tanaman alpukat masuk dalam famili Lauracae. Tanaman


alpukat banyak tumbuh didataran tinggi indonesia. Buah alpukat
kaya akan protein, lemak dan vitamin. Buah alpukat banyak
dimanfaatkan dalam bentuk buah segar, aneka olahan dan bahan
kosmetik. Bagian kain dari tanaman alpukat yang dapat
dimanfaatkan adalah daunnya. Daun alpukat dimanfaatkan sebagai
obat tradisional (Duarte et al.,2016). Sebagai obat tradisional daun
alpukat dilaporkan bersifat antibakteri dan dapat menghambat
pertumbuhan beberapa bakteri seperti staphylococcus aurus stain A
dan B, staphylococcus albus, Pseudomaons sp, Proteus sp,
Eschericeae sp, dan Bacillus subtilis (wijaya kesuna, 1996). Daun
alpukat mengandung komponen bioaktif seperti senyawa-senyawa
fenolik. Hasil penelitian menujukan bahwa daun alpukat dapat
membantu dalam mencegah atau memperlambat kemajuan berbagai
stres oksidatif (Owolobi dkk.,2010), ekstrak daun alpukat dapat
membantu dalam digunakan sebagai antibakteri (Ogundare dan
Oladeja,2014), antihipertensi (Tahla dkk,2011), obat hiperlipidemia
(Kolaolwole dkk.,2012) dan antidiabetes (Marrero-Faz dkk.,2014).
Selain itu, Mardiyaningsih dan Ismiyati (2014) menyatakan bahwa
ekstrak daun alpukat dapat menghambat pertumbuhan sel kanker
leher rahim HeLa.seperti flavonoid, fenol, saponin, tanin dan alkaloid.
Senyawa yang tertinggi yang ada pada daun alpukat adalah
flavonoid (arukwe et al.,2012) senyawa flavonoid dari daun alpukat
memiliki kemampuan kuat sebagai donor elektron, dapat bereaksi
dengan radikal bebas untuk diubah menjadi senyawa yang lebih
stabil mengakhiri reaksi rantai radikal dan sebagai agen
keopreventatif (Asolu et al., 2010)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Buol, kacamatan Biau,


Provensi Sulawesi Tengah. Waktu penelitian ini dilakukan pada
bulan Februari 2021 sampai selesai
B. Metode penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu studi literatur.

C. Aplikasi Jurnal yang digunakan

Adapun aplikasi jurnal yang digunakan yaitu :

1. Google Scholar

2. Goole cendikia

3. pubmed

D. Prosedur Kerja

1. Strategi pencarian literartur

Penelitian ini melakukan penelusuran artikel dan beberapa

jurnal atau artikel mengenai family lauraceae yang terkait pada uji

analisis kadar senyawa fenolik yang terkandung pada daun alpukat.

Pencarian data tersebut dilakukan melalui data base dengan

menggunakan Google Scholar dan Pumbed.

2. Kriteria literatur

1. kriteria insklusi

a) Jurnal menggunakan bahasa indonesia


b) Jurnal nasional memiliki ISSN
c) Jurnal terbit antara tahun 2011-2021
d) Jurnal membahas mengenai family Lauraceae dan
senyawa fenolik
2. Kriteria Eksklusi
a) Jurnal yang ridak menggunakan bahasa indonesia
b) Jurnal yang tidak memiliki ISNN
c) Juenal yang terbit sebelum 2011-2021
d) Jurnal yang tidak membahas mengenai family Lauraceae dan
senyawa fenolik

E. Tahapan Studi Lliteratur

Pencarian literatur dilakukan pada bulan februari 2021 sampai


selesai secara online menggunakan database google scholar, google
cendekia, Sci-hub dan Pubmed untuk menemukan data yang telah
dipublikasikan dalam bentuk jurnal nasional maupun jurnal internasional
dari tahun 2010 sampai dengan 2020.
Penelusuran jurnal di Google scholar, google cendekia, Sci-hub
dan Pubmed dengan kata kunci analisis kadar tanaman alpukat,
senyawa fenolik, dan penentuan kadar. Peneliti menemukan beberapa
jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Kemudian di lakukan
skrining berdasarkan kriteria inklusi dimana sebanyak 37 literatur yang
dikeluarkan yaitu 20 literatur dipublikasikan di atas 2010, 11 literatur
tidak memiliki ISSN, 2 literatur tidak tersedia full text, dan 4 literatur
merupakan jurnal review. Dari beberapa literatur yang didapatkan
terdapat 7 jurnal full text sesuai kriteria inklusi yang akan direview.

F. Peta Studi Literatur

Studi Literatur

Literatur diidentifikasi Literatur diidentifikasi


melalui pencarian di melalui pencarian di
google scholar (n=13) Pubmed (n= 3)

Literatur diidentifikasi Literatur diidentifikasi


melalui pencarian di melalui pencarian di
google cendekia (n= 22) Sci-hub (n=2)
Literatur diidentifikasi melalui data base google scholar,
google cendekia PubMed, dan Sci-hub (n = 40).
Dilakukan screening kemudian setelah dipahami dipilih
beberapa jurnal yang akan diambil sebagai bahan review

Literatur yang dikeluarkan (n=37) yaitu


20 literatur dipublikasikan di atas 2010,
11 literatur tidak memiliki ISSN, 2
literatur tidak tersedia full text, dan 4
literatur merupakan jurnal review.

Jurnal yang telah dikaji dan memenuhi


kriteria inklusi (n = 7)

Total referensi (literature) yang digunakan (n=7)

Analisis hasil

Kesimpulan

Universitas Muslim Indonesia


15

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Ana Anggorowati, Gita Priandini, T. (2016) ‘Potensi daun alpukat (persea americana miller)
sebagai minuman teh herbal yang kaya antioksidan’, Industri Inovatif, 6(1), pp. 1–7.

Erliyanarika, 2019, ‘uji aktivitas antioksidan kombinasi fraksi n-butanol daun sirsak (Annona muricata
L.,) dan fraksietil asetat daun alpukat (Persea Americana Mill) terhadap radikal DPPH’. Usb
:Surakarta.

Hariana arief, 2004, 'tumbuhan obat dan khasiatnya', penebar swadaya: bogor.

Hanin, N. N. F. and Pratiwi, R. (2017) ‘Kandungan Fenolik, Flavonoid dan Aktivitas


Antioksidan Ekstrak Daun Paku Laut (Acrostichum aureum L.) Fertil dan Steril di Kawasan
Mangrove Kulon Progo, Yogyakarta’, Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology,
2(2), p. 51. doi: 10.22146/jtbb.29819.

Jayustin, M. and Fratama, A. P. (2019) ‘Uji Efektivitas Antibakteri Dengan Kulit Buah Alpukat
(Persea americana Mill) Sebagai Objek Untuk Diambil Ekstraknya Dengan Bioindikator
Bakteri Staphylococcus aureus’, Jurnal Biosains, 5(2), pp. 71–75.

Julianto, T. S. (2019) Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia, Journal of
Chemical Information and Modeling. Available at: http:/library.uii.ac.id;e-mail:
perpustakaan@uii.ac.id.

Katja, D. G. and Suryanto, E. (2009) ‘POTENSI DAUN ALPUKAT (Persea Americana Mill) SEBAGAI
SUMBER ANTIOKSIDAN ALAMI’, POTENSI DAUN ALPUKAT (Persea Americana Mill)
SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN ALAMI, 2(1), pp. 58–64. doi:
10.35799/cp.2.1.2009.65.

Kolawole, O. (2012) ‘Methanol Leaf Extract of Persea americana Protects Rats against Cholesterol-
Induced Hyperlipidemia’, British Journal of Medicine and Medical Research, 2(2), pp. 235–
242. doi: 10.9734/bjmmr/2012/933.

Kurniawan R.,F., 2014, „khasiat dahsyat alpukat mengobati & mencegah semua penyakit‟,
perpustakaan nasional : KDT

Universitas Muslim Indonesia


16

Marrero-Faz, E. et al. (2014) ‘Inhibitory effect of Persea americana Mill leaf aqueous extract and its
fractions on PTP1B as therapeutic target for type 2 diabetes’, Boletin Latinoamericano y
del Caribe de Plantas Medicinales y Aromaticas, 13(2), pp. 144–151.

O, O. A. and O, O. B. (2014) ‘Antibacterial Activities of the Leaf and Bark Extract of Persea
americana’, American Journal of Ethnomedicine, 1(1), pp. 64–071. Available at:
www.ajethno.comhttp://www.ajethno.com.

Owolabi, M. A., Coker, H. A. B. and Jaja, S. I. (2010) ‘Bioactivity of the phytoconstituents of the
leaves of Persea americana’, Journal of Medicinal Plants Research, 4(12), pp. 1130–1135.
doi: 10.5897/JMPR09.429.

Perlakuan, T. (2019) ‘STABILITAS SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK DAUN ALPUKAT ( Persea’,


6(1), pp. 34–42.

Persea, A. and Tengah, A. (2014) ‘Ekstraksi Tanin dari Daun Alpukat Menggunakan Unit Ekstraktor
Skala Laboratorium dengan Variasi Pelarut Organik’, (Saputra 2009).

Sutrisna, E. M. (2016) ‘Herbal Medicine : Suatu Tinjauan Farmakologis’, Muhammadiyah University


Press, p. 3.

Umami, D. (2009) ‘Pengaruh konsentrasi dan lama perendaman dalam CaCl2 terhadap
pematangan buah alpukat (Persea americana Mill.)’, Wikipedia, pp. 8–26. Available at:
http://es.wikipedia.org/wiki/Persea_americana.

Universitas Muslim Indonesia


17

Lampiran 1. Foto Sampel

Gambar 1. Tanaman utuh alpukat (Persea Americana Mill)

Gambar 2. Daun alpukat (Persea Americana Mill)

Universitas Muslim Indonesia


18

Lampiran 2. Pencarian Literatur

Gambar 1. Pencarian Pubmed

Universitas Muslim Indonesia


19

Universitas Muslim Indonesia

Anda mungkin juga menyukai