html
https://carlasabandar.wordpress.com/2010/06/14/senyawa-metabolit-sekunder-dari-spesies-
jatropha-2/
http://darknessthe.blogspot.co.id/2012/10/bioteknologi-metabolit-sekunder.html
https://id.scribd.com/doc/252495169/JURNAL-FITOKIMIA-1
https://www.google.co.id/search?q=STRUKTUR+METABOLIT+SEKUNDER+PADA+TU
MBUHAN&oq=STRUKTUR+METABOLIT+SEKUNDER+PADA+TUMBUHAN&aqs
=chrome..69i57.20690j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://nurulfajrymaulida.blogspot.co.id/2013/07/catatan-farmakognosi-3.html
http://chocogreentea.blogspot.co.id/2015/06/
https://bismillahdodbest.wordpress.com/2012/03/26/alkaloid/
Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dengan arus globalisasi yang semakin meningkat, maka
dapat berpengaruh terhadap manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak
negatif yang dapat dirasakan yaitu terjadinya perubahan lingkungan dan perilaku manusia ke
arah yang tidak sehat, misalnya polusi yang semakin meningkat, pola makan yang semakin
buruk, dengan teknologi yang maju manusia cenderung malas dan kurang gerak. Hal ini dapat
memicu berbagai macam penyakit yang dapat menyerang manusia yang tidak jarang penyakit
tersebut sangat mematikan.
Penanganan berbagai penyakit secara umum yaitu secara farmakologis dan non
farmakologis. Penanganan secara farmakologis dianggap mahal oleh masyarakat, selain itu
penanganan farmakologis juga mempunyai efek samping. Efek samping tersebut bermacam-
macam tergantung dari obat yang digunakan. Penanganan non farmakologis meliputi
penurunan berat badan, olah raga secara teratur, diet rendah garam dan lemak, serta terapi
komplementer. Penanganan secara non farmakologis sangat diminati oleh masyarakat karena
sangat mudah untuk dipraktekkan dan tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. Selain
itu, penanganan non farmakologis juga tidak memiliki efek samping yang berbahaya tidak
seperti penanganan farmakologis, sehingga masyarakat lebih menyukai non farmakologis
daripada secara farmakologis.
Salah satu dari penanganan non farmakologis dalam menyembuhkan penyakit adalah
dengan terapi herbal. Kandungan senyawa kimia dalam bahan alam tertentu dapat
digunakan dalam bidang kesehatan. Berbagai tumbuhan dapat dijadikan sebagai sumber
obat seperti kelompok sayur-sayuran, buah-buahan, bumbu dapur dan bunga-bungaan
serta tumbuhan liar.
Daun alpukat merupakan alternatif yang baik mengingat persebarannya yang luas di
masyarakat sehingga mudah didapatkan dan harganya tidak mahal. Daun alpukat telah diuji
penelitian mengenai kandungan zat aktifnya, terbukti memiliki kandungan flavonoid, saponin
dan steroid. Zat-zat yang terkandung dalam daun alpukat bersifat sebagai peluruh kencing
(deuretika), hipotensi (dapat menurunkan tekanan darah), antiradang (anti-inflamasi) dan
pereda rasa sakit (analgetik). Pada tanaman ini yang bersifat antiradang dan analgesik
dimaksudkan juga untuk mengobati/meredakan gejala akibat hipertensi seperti sakit kepala,
nyeri syaraf dan rasa pegal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diangkat
dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apasajakah kandungan kimia yang terdapat pada daun alupkat (Persea
americana Mill.)?
2. Apasajakah manfaat kandungan kimia daun alupkat (Persea americana Mill.) untuk
kesehatan?
3. Bagaimana keamanan konsumsi daun alupkat (Persea americana Mill.) untuk
pengobatan?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kandungan kimia yang terdapat pada daun alupkat (Persea
americana Mill.).
2. Mengetahui manfaat kandungan kimia daun alupkat (Persea americana Mill.) untuk
kesehatan.
3. Mendeskripsikan keamanan konsumsi daun alupkat (Persea americana Mill.) untuk
pengobatan.
BAB II
PEMBAHASAN
(e) Tanin
1. Alkaloid
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan
di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari berbagai jenis tumbuhan. Semua
alkaloid mengandung atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari
cincin heterosiklik. Alkaloid mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol dan sering
digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid merupakan senyawa yang
mempunyai satu atau lebih atom nitrogen biasanya dalam gabungan dan sebagian dari
sistem siklik (Harbone,1996) dalam (Nilda, 2011).
Nilda (2011) hasil penelitian menjelaskan bahwa isolat fraksi 7 dari daun alpukat
(Persea americana Mill) yang ada dalam ekstrak kental metanol merupakan senyawa
alkaloid aromatik. Senyawa alkaloid aromatik memiliki karakteristik: N-H (3311,55
cm-1), C-H alifatik (2921,96 cm-1), C-N (1130,21 cm-1), C=O (1735,81 cm-1), C-H
aromatik, gugus N-C=O (580,53 cm-1), dan didukung oleh data spektrofotometer UV-
Vis mengindikasikan adanya gugus C=O dan gugus N-H.
2. Flavonoid
Istilah flavonoida diberikan untuk senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kata
flavon, yaitu nama salah satu jenis flavonoida yang terdapat dalam jumlah besar dalam
tumbuhan. Senyawa-senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana
posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada B dari cincin 1,3-
diarilpropanan dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga membentuk cincin
heterosiklik. Flavonoid yang lazim adalah flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan
khalkon. Flovonoid tersusun dari dua cincin aromatis yang dapat atau tidak dapat
membentuk cincin ketiga dengan susunan C6-C3-C6. Senyawa flavanoid sering
ditemukan dalam bentuk glikosida. Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol
terbesar yang ada, senyawa ini terdiri dari lebih dari 15 atom karbon yang sebagian
besar bisa ditemukan dalam kandungan tumbuhan (DokterSehat.com)
3. Saponin
Berdasarkan struktur aglikon-nya (sapogeninnya), saponin dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid. Kedua senyawa ini memiliki
hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal usul biogenetika yang sama
lewat asam mevalonat dan satuan-satuan isoprenoid.
4. Triterpenoid
Menurut Maryati dkk (2007) kandungan kimia daun alpukat mempunyai
campuran tujuh senyawa triterpenoid mempunyai gugus OH, -CH alifatik, C-C, C=O,
C=C alifatik, dan struktur tidak mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi. Triterpenoid
adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan
secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu skualena, senyawa
ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif
(Harborne,1987). Senyawa triterpenoid dapat dibagi menjadi empat golongan,yaitu:
triterpen sebenarnya, saponin, steroid, dan glikosida jantung.
5. Steroid
Steroid adalah suatu golongan senyawa triterpenoid yang mengandung inti
siklopentana perhidrofenantren yaitu dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin
siklopentana. Senyawa steroid banyak ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan dapat
ditemukan pada daun alpukat (Persea americana Mill).
6. Kuinon
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti
kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi
dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Warna pigmen kuinon di alam beragam,
mulai dari kuning pucat sampai ke hampir hitam, dan struktur yang telah dikenal
jumlahnya lebih dari 450. Untuk tujuan identifikasi kuinon dapat dibagi menjadi
empat kelompok: benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid.
Senyawa kuinon yang terdapat sebagai glikosida larut sedikit dalam air, tetapi
umumnya kuinon lebih mudah larut dalam lemak dan akan terekstraksi dari ekstrak
tumbuhan kasar bersama-sama dengan karotenoid dan klorofil.
7. Tanin
Tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat fenol
mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Secara kimia
tanin dibagi menjadi dua golongan, yaitu tanin terkondensasi atau tannin katekin dan
tanin terhidrolisis (Robinson, 1995). Tanin terkondensasi terdapat dalam paku-pakuan,
gimnospermae dan angiospermae, terutama pada jenis tumbuh-tumbuhan berkayu.
Tanin terhidrolisis penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua.
Tanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang terdapat
dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua (dikotil).
Monomer tanin adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak tanin terdiri dari
campuran senyawa polifenol yang sangat kompleks dan biasanya tergabung dengan
karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus fenol, maka tanin akan dapat
berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap
formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian referensi tentang kandungan kimia daun alupkat
(Persea americanaMill.) dan manfaatnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Kandungan kimia yang terdapat pada daun alupkat (Persea americana Mill.) antara
lain: golongan senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, phlobatanin, kuinon-antaquinon,
saponin, steroid, triterpenoid, dan polisakarida.
2. Adapun manfaat kandungan kimia daun alupkat (Persea americana Mill.) untuk
kesehatan antara lain: aktivitas diuretik, antihipertensi, aktivitas hipoglikemia,
antihiperlipidemia, antimikroba, antioksidan, antelmintik, insektisida, kardioprotektor,
hepatoprotektor, antikonvulsan, vasorelaksan, serta analgesik dan antiinflamasi.
3. Keamanan konsumsi daun alupkat (Persea americana Mill.) untuk pengobatan yaitu
sesuai dengan dosis/takaran dan perlu hati-hati jika dikonsumsi saat hamil karena dosis
yang tinggi dapat memberikan efek teratogen yang akan mempengaruhi pembelahan
sel fetus sehingga frekuensi pembelahan sel menurun, akibatnya terjadi pengurangan
atau bahkan peniadaan fetus yang dihasilkan pada awal proses pembentukan embrio.
B. Saran
Saran dari penulis yaitu diperlukan uji klinis manfaat kandungan kimia daun
alupkat (Persea americana Mill.), sehingga masyarakat lebih yakin dengan keamanan
konsumsi daun alpukat untuk pengobatan.
ALKALOID
Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh
alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara
organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya teridentifikasi mengandung
alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan
kulit kayu.
Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang bersifat basa
dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Alkaloid berbentuk padatan Kristal, amorf
atau cairan.
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin
dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid
jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol.
Penelitian di bidang kimia alkaloid tiap tahun selalu berkembang pesat. Indonesia dengan
kekayaan alamnya yang melimpah, merupakan gudang bagi tersedianya senyawa-senyawa
alkaloid yang berkhasiat, yang siap untuk dieksplorasi dan dieksploitasi oleh para ilmuwan.
Dalam usaha mengeksplorasi dan memanfaatkan senyawa alkaloid ini, perlu ditopang oleh
paling tidak oleh tiga pihak yang berkerjasama yaitu pemerintah, dunia industri, dan para
ilmuwan. Untuk itu perlu adanya kesamaan persepsi bahwa penelitian adalah investasi. Dengan
kesamaan persepsi ini, diharapkan penelitian para ilmuwan tidak mentok pada tahap publikasi
ilmiah saja tetapi sampai pada paten dan aplikasi langsung bagi masyarakat.
Alkaloid merupakan senyawa yang mengandung atom nitrogen yang tersebar secara terbatas
pada tumbuhan. Alkaloid kebanyakan ditemukan pada Angiospermae dan jarang pada
Gymnospermae dan Cryptogamae. Senyawa ini cukup banyak jenisnya dan terkadang
memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu sama lain, meskipun berada dalam satu
kelompok.
BAB II
ISI
A. Definisi Alkaloid
Manusia primitive seringkali menggunakan ekstrak akar, daun, bunga, buah, dan biji-bijian
sebagai obat. Penggunaan tumbuhan untuk maksud pengobatan tidak mesti berdasarkan
ketahyulan atau khayalan. Banayak tumbuhan mengandung senyawa yang berdampak faali
yang nyata.Zat-zat aktif dalam banyak bahan tumbuhan ini telah diisolasi dan diketahui
berupa senyawa nitrogen heterosiklik.
Banyak senyawa nitrogen dalam tumbuhan mengandung atom nitrogen basa dan karena itu
dapat diekstrak dari dalam bahan tumbuhan itu dengan asam encer. Senyawa ini
disebut alkaloid yang artinya mirip alkali. Setelah ekstraksi, alkaloid bebas dapat diperoleh
dengan pengolahan lanjutan dengan basa dalam -air.
B. PenggolonganSenyawa
Alkaloid dibedakan menjadi dua:
1. Non heterosiklik atau atypical alkaloid. Atau biasa disebut proto alkaloid atau
alkaloid biologi
2. Heterosiklik atau typical alkaloid yang terbagi menjadi 14 bagian menurut struktur
cincin mereka.
Alkaloid diambil dari arti luas mereka, ada yang memilii atom nitrogen primer (mescaline),
sekunder (efedrin), tersier (atropin) atau kuartener (salah satu atom N dari tubocurarine), dan
factor ini mempengaruhi turunan adr alakaloid yang dapat dibuat dan diisolasi. Alkaloid
gololongan non-heterosiklik :
Hordenine or N -methyltyramine In
Mescaline, related to tryptamine
Ephedrine
Colchicine (tropolone nucleus with nitrogen in side-chain)
Erythromycin (an antibiotic)
Jurubin (steroid with 3-amino group)
Pachysandrine A (steroid with N -containing C-17 side-chain)
Taxol (sebuah modifikasi diterpene pseudo alkaloid)
Alkaloid golongan heterosiklik:
Pyrrole and pyrrolidine
Pyrrolizidine
Pyridine and piperidine
Tropane (piperidine/ N -methyl-pyrrolidine)
Quinoline
Soquinoline
Aporphine(reduced isoquinoline/naphthalene)
Quinolizidine
Indole or benzopyrrole
Indolizidine
Imidazole or glyoxaline
Purine (pyrimidine/imidazole)
Steroidal (some combined as glycosides)
Terpenoid
C. Alkaloid Lisina
Sebagai homolog ornithine, lisin dan senyawa yang terkait menimbulkan sejumlah alkaloid,
beberapa yang analog dengan kelompok ornithine.
1. Struktur alkaloid lisina
2. Contoh tanaman
Lobelia; Lobelia inflate (Campanulaceae); Lobeliae Herb
Kegunaan: stimulant, spasmodic asma, bronchitis kronik.
(alkaloid piridin-piperidina)
Pomegranate; Punica granatum L.( Punicaceae); Punicae fructus
kegunaan: antioxidant, anti malarial, dan anti microbial tannin fraction, allagitanin dan
phenolic . (alkaloid trepenoid)
D. Alkaloid Phenylalanine
1. Struktur phenylalanine
Alkaloid phenyilalanin dan tyrosine adalah alkaloid yang merupakan precursor dari alkaloid
amina.Beberapacontohdari alkaloid ini:
b. Colchicum autumnale
F. Alkaloid Dihydroxyphenylalanine
Dihdroksilfenilalanin atau biasa disebut dengan dopa merupakan senyawa bentukan dari
tirosin.
1. Gambar Struktur Dihydroxyphenylalanine
Beberapa contoh dari metabolit sekunder adalah: Kelas Contoh Senyawa Contoh Sumber Efek
dan kegunaan SENYAWA MENGANDUNG NITROGEN ALKALOID Nikotin, kokain,
teobromin Tembakau, coklat Mempengaruhi neurotransmisi dan menghambat kerja enzim
TERPENOID MONOTERPEN Mentol, linalool Tumbuhan mint dan banyak tumbuhan
lainnya Mempengaruhi neurotransmisi, menghambat transpor ion, anestetik DITERPEN
Gossypol Kapas Menghambat fosforilasi, toksik Triterpena, Glikosida kardiak (Jantung)
Digitogenin Digitalis (Foxglove digitalis sp.) Stimulasi otot jantung, memengaruhi transpor ion
STEROL Spinasterol Bayam Mempengaruhi kerja hormon hewan FENOLIK ASAM
FENOLAT Kafeat, klorogenat Semua tanaman Menyebabkan kerusakan oksidatif, timbulnya
warna coklat pada buah dan wine. TANNIN gallotanin, tanin terkondensasi oak, kacang-
kacangan Mengikat protein, enzim, menghambat digesti, antioksidan. LIGNIN Lignin Semua
tanaman darat Struktur, serat