Anda di halaman 1dari 6

Anjani Awijayanti

1948201008

5B FARMASI

Fitoterapi

A. Tanaman herbal sebagai antidiabetes


1. Pulai (Alstonia scholaris)
Alstonia merupakan marga terbesar yang anggotanya terdiri dari perdu dan pohon
serta memiliki wilayah penyebaran terluas untuk tumbuhan yang termasuk ke dalam
anak puak Alstoniinae puak Plumerieae suku Apocynaceae. Spesies dalam genus
Alstonia sebagian besar berhabitus pohon dengan ketinggian mencapai 60 m dengan
diameter lebih dari 200 cm.
Alstonia scholaris (L.) R. Br. sinonim dengan Tabernaemontanaalternifolia Burm.
dan Echites scholaris L. Sinonim merupakan tumbuhan yang sama tetapi memiliki
nama ilmiah yang berbeda.
Alstonia scholaris merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan dalam
pengobatan tradisional terutama di india dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Secara etnobotani AS digunakan untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan
(Silalahi, 2014; Wiart, 2002), malaria (Dey et al., 2011; Baliga 2010), asma, malaria,
demam, disentri, diare, epilepsi, penyakit kulit, dan gigitan ular (Dey et al., 2011).
Pemanfaatan AS sebagai obat berhubungan dengan kandungan metabolit sekundernya
terutama dari senyawa kelompok alkaloid (Dey et al., 2011).
Ekstrak etanol daun AS memiliki aktivitas sebagai antidiabetes pada tikus yang
diinduksi dengan Streptozotocin (Arulmozhi et al., 2010). Ekstrak diklorometana
daun AS mengandung campuran sikloeukalenol, sikloartanol, lupeol, lupeol asetat,
dan betulin. Betulin dan lupeol asetat dilaporkan menunjukkan aktivitas hipoglikemik.
Struktur kimia betulin

Struktur kimia lupeol asetat


2. Pare (Momordica charantia Linn)
Tanaman Pare merupakan tanaman yang bukan berasal dari Indonesia. Menurut
Kristiawan et al., (2011) tanaman pare diduga berasal dari daerah beriklim tropis
tepatnya di Asia tropis terutama daerah India bagian barat, yakni Assam dan Burma.
Belum ditemukan informasi terinci kapan tanaman ini mulai masuk ke Indonesia. Hal
ini diperkuat dengan pendapat Gupta et al., (2011)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
Spesies : Momordica charantia
Kandungan buah pare yang berguna untuk menurunkan glukosa darah adalah
charantin, polypeptide-P insulin dan lektin. Kandungan saponin, flavonoid, polifenol,
dan vitamin C buah pare berfungsi sebagai antioksidan yang bertujuan untuk
menangkal radikal bebas yang dapat mengganggu kelangsungan hidup sel Leydig
akibat penyakit diabetes mellitus (Subahar, 2004; Agoes, 2010).
Kandungan saponin, flavonoid, polifenol, dan vitamin C buah pare merupakan
antioksidan yang berfungsi untuk mengubah ROS menjadi H2O sehingga dapat
mencegah produksi ROS yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat mengurangi stres
oksidatif. Senyawa antioksidan buah pare bertujuan untuk menangkal radikal bebas
yang disebabkan oleh diabetes mellitus (Subahar, 2004).
Struktur senyawa saponin

Struktur senyawa flavonoid


Struktur senyawa polifenol

B. Tanaman herbal sebagai obat kelainan kelenjar tiroid


1. Buah Ciplukan (Physallis Angulata L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonnae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata L.
(Augustine & Ufuoma, 2012)
Physalis angulata L. adalah spesies dari Solanaceae, memiliki buah yang dapat
dimakan di beberapa negara wilayah tropis dan subtropis di dunia sebagai pohon obat
dan buah (Hermin, U., Nawangsih. et al., 2016).
Buah ciplukan merupakan salah satu tanaman herbal yang ada di Indonesia yang
diduga memiliki efek terhadap kelenjar tiroid.
Dalam penelitian dinyatakan bahwa Physalis Angulata L. dapat meningkatkan
kadar hormon T3 dan T4, yang di stimulasi oleh Thyroid Stimulating hormone (TSH).
Namun, meskipun kadar T3 dan T4 meningkat namun kadar TSH tidak berubah yaitu
suatu keadaan yang menunjukkan hipertiroidism eutiroidism. Hal ini mungkin
dikarenakan terjadi peningkatan protein di plasma termasuk albumin yang mungkin
disebabkan oleh kandungan pseudo-steroid physalin dengan physalin A, B, D, F,
glikosida dan alkaloid yang terdapat dalam ciplukan.
Struktur senyawa physalin A, B, D dan F
Struktur senyawa glikosida

Struktur senyawa alkaloid

2. Buah Merah (Pandanus conoideus Lam)


Buah merah (Pandanus conoideus Lam) merupakan tanaman asli Papua yang
tumbuh di kawasan pegunungan Jayawijaya di ketinggian 1.200-2.500 meter di atas
permukaan laut suhu sekitar 17 -23 C, intensitas cahaya 1.000-3.000 lux dan curah
hujan rata-rata 186 mm/bulan. Buah merah juga dapat ditemukan di Papua New
Guinea dan Maluku. Buah merah termasuk jenis tanaman keluarga pandan-pandanan
karena pohonnya yang menyerupai pandan tetapi tingginya dapat mencapai 16 m.
Tinggi batang bebas, cabang 5-6 m di atas permukaan tanah yang diperkokoh oleh
akar-akar tunjang pada bagian bawah batang (Anonimus, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian, dalam ekstrak buah merah terkandung senyawa aktif
karotenoid 12.000 ppm, betakaroten 700 ppm, tokoferol 11.000 ppm, asam oleat
74,6%, asam linoleat 8% dan asam linoleat 8,36% serta mineral makro dan mikro
seperti Ca dan Fe dalam jumlah yang memadai (Budi dan Paimin, 2005).
Buah merah saat ini dikenal sebagai suplemen yang memiliki banyak manfaat
terutama dalam pencegahan berbagai penyakit degeneratif seperti kanker (Muna et al.,
2010; Moeljopawiro et al., 2010) dan gangguan metabolisme karena pola makan yang
salah seperti diabetes mellitus, hepatitis dan hipertensi (Budi dan Paimin, 2005;
Winarto et al., 2009).
Penelitian oleh Wuryastuty et al. (2009, 2011) membuktikan bahwa ekstrak buah
merah memiliki potensi dan kemampuan sebagai obat herbal anti-gondok.
Struktur senyawa betakaroten

Struktur senyawa tokoferol

Struktur senyawa asam oleat

C. Tanaman herbal sebagai obat kelainan kelenjar prostat


1. Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah buah khas Amerika, terdiri
dari berbagai bentuk dan dimensi. Tomat tergolong buah karena merupakan bagian
tanaman yang bisa dimakan, yang mengandung biji atau benih, sementara sayuran
adalah bagian daun, akar dan stem (batang) tanaman yang bisa dimakan. Pigmen
utama pada tomat adalah likopen. Pada pembentukan likopen, suhu mempunyai
peranan yang penting, jika suhu naik maka likopen akan semakin banyak terbentuk.
Tomat memiliki berbagai vitamin dan senyawa anti penyakit yang baik bagi
kesehatan, terutama likopen. Tomat mengandung lemak dan kalori dalam jumlah
rendah, bebas kolesterol, dan merupakan sumber serat dan protein yang baik. Selain
itu, tomat kaya akan vitamin A dan C, beta-karoten, kalium, dan antioksidan likopen.
Satu buah tomat ukuran sedang mengandung hampir setengah batas jumlah kebutuhan
harian (required daily allowance/RDA) vitamin C untuk orang dewasa.
Likopen adalah zat karotenoid yang didapat pada konsentrasi tinggi dalam tomat
dan merupakan suatu antioksidan yang kuat. Meskipun banyak phytocemical lain
pada tomat seperti potasium, folat serta vitamin A, C, dan E yang ikut berperan dalam
menurunkan risiko kanker prostat, namun likopenlah yang dianggap paling berperan.
Beberapa mekanisme kerja yang potensial sudah diidentifikasi untuk pytochemical
tomat, meliputi potensial antioksidan, mengubah metabolisme xenobiotic, pengaturan
dari IGF-1, menghambat kemajuan dari siklus sel, meningkatkan formasi dari gap
junction.
Struktur senyawa likopen

2. Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis Linn.)


Di Indonesia Kembang sepatu dikenal sebagai obat gondongan, keputihan,
sariawan, batuk berlendir, radang saluran nafas dan demam malaria. Dalam bidang
pengobatan kembang sepatu juga bersifat hipoglikemik dan antifertilitas. Manfaat dan
fungsi kembang sepatu sebagai obat herbal karena kembang sepatu mengandung
berbagai senyawa yaitu tannin, alkaloid, triterpenoid, flavonoid, taraxeryl acetat,
polifenol, saponin, hibisetin, sianidin, glikosida sianidin, kuersetin, diglukosida
sianidin, Ca-oksalat, zat pahit dan peroxidase. Senyawa-senyawa ini pada penyakit
tertentu dapat membantu melemahkan berbagai jenis organisme penyebab penyakit .
Senyawa flavonoid yang memiliki berbagai macam bioaktivitas, diantaranya
antifertilitas.
Bunga kembang sepatu dapat menurunkan elemen spermatogenik pada testis dan
jumlah sperma di epididimis.
Kandungan flavonoid dalam ekstrak bunga kembang sepatu mampu
mempengaruhi berat prostat dan vesikula seminalis. Ketika flavonoid dicerna maka
akan berubah bentuk menjadi aktif dengan melepaskan glukosida menjadi aglikon.
Struktur senyawa flavonoid

Anda mungkin juga menyukai