0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa tanaman herbal yang berpotensi sebagai obat, di antaranya pulai, pare, buah ciplukan, buah merah, tomat, dan kembang sepatu. Tanaman-tanaman tersebut dapat digunakan sebagai antidiabetes, obat kelainan tiroid, dan obat kelainan prostat karena mengandung senyawa bioaktif seperti betulin, likopen, dan flavonoid.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa tanaman herbal yang berpotensi sebagai obat, di antaranya pulai, pare, buah ciplukan, buah merah, tomat, dan kembang sepatu. Tanaman-tanaman tersebut dapat digunakan sebagai antidiabetes, obat kelainan tiroid, dan obat kelainan prostat karena mengandung senyawa bioaktif seperti betulin, likopen, dan flavonoid.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa tanaman herbal yang berpotensi sebagai obat, di antaranya pulai, pare, buah ciplukan, buah merah, tomat, dan kembang sepatu. Tanaman-tanaman tersebut dapat digunakan sebagai antidiabetes, obat kelainan tiroid, dan obat kelainan prostat karena mengandung senyawa bioaktif seperti betulin, likopen, dan flavonoid.
1. Pulai (Alstonia scholaris) Alstonia merupakan marga terbesar yang anggotanya terdiri dari perdu dan pohon serta memiliki wilayah penyebaran terluas untuk tumbuhan yang termasuk ke dalam anak puak Alstoniinae puak Plumerieae suku Apocynaceae. Spesies dalam genus Alstonia sebagian besar berhabitus pohon dengan ketinggian mencapai 60 m dengan diameter lebih dari 200 cm. Alstonia scholaris (L.) R. Br. sinonim dengan Tabernaemontanaalternifolia Burm. dan Echites scholaris L. Sinonim merupakan tumbuhan yang sama tetapi memiliki nama ilmiah yang berbeda. Alstonia scholaris merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional terutama di india dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Secara etnobotani AS digunakan untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan (Silalahi, 2014; Wiart, 2002), malaria (Dey et al., 2011; Baliga 2010), asma, malaria, demam, disentri, diare, epilepsi, penyakit kulit, dan gigitan ular (Dey et al., 2011). Pemanfaatan AS sebagai obat berhubungan dengan kandungan metabolit sekundernya terutama dari senyawa kelompok alkaloid (Dey et al., 2011). Ekstrak etanol daun AS memiliki aktivitas sebagai antidiabetes pada tikus yang diinduksi dengan Streptozotocin (Arulmozhi et al., 2010). Ekstrak diklorometana daun AS mengandung campuran sikloeukalenol, sikloartanol, lupeol, lupeol asetat, dan betulin. Betulin dan lupeol asetat dilaporkan menunjukkan aktivitas hipoglikemik. Struktur kimia betulin
Struktur kimia lupeol asetat
2. Pare (Momordica charantia Linn) Tanaman Pare merupakan tanaman yang bukan berasal dari Indonesia. Menurut Kristiawan et al., (2011) tanaman pare diduga berasal dari daerah beriklim tropis tepatnya di Asia tropis terutama daerah India bagian barat, yakni Assam dan Burma. Belum ditemukan informasi terinci kapan tanaman ini mulai masuk ke Indonesia. Hal ini diperkuat dengan pendapat Gupta et al., (2011) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Momordica Spesies : Momordica charantia Kandungan buah pare yang berguna untuk menurunkan glukosa darah adalah charantin, polypeptide-P insulin dan lektin. Kandungan saponin, flavonoid, polifenol, dan vitamin C buah pare berfungsi sebagai antioksidan yang bertujuan untuk menangkal radikal bebas yang dapat mengganggu kelangsungan hidup sel Leydig akibat penyakit diabetes mellitus (Subahar, 2004; Agoes, 2010). Kandungan saponin, flavonoid, polifenol, dan vitamin C buah pare merupakan antioksidan yang berfungsi untuk mengubah ROS menjadi H2O sehingga dapat mencegah produksi ROS yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat mengurangi stres oksidatif. Senyawa antioksidan buah pare bertujuan untuk menangkal radikal bebas yang disebabkan oleh diabetes mellitus (Subahar, 2004). Struktur senyawa saponin
Struktur senyawa flavonoid
Struktur senyawa polifenol
B. Tanaman herbal sebagai obat kelainan kelenjar tiroid
1. Buah Ciplukan (Physallis Angulata L.) Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonnae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Marga : Physalis Spesies : Physalis angulata L. (Augustine & Ufuoma, 2012) Physalis angulata L. adalah spesies dari Solanaceae, memiliki buah yang dapat dimakan di beberapa negara wilayah tropis dan subtropis di dunia sebagai pohon obat dan buah (Hermin, U., Nawangsih. et al., 2016). Buah ciplukan merupakan salah satu tanaman herbal yang ada di Indonesia yang diduga memiliki efek terhadap kelenjar tiroid. Dalam penelitian dinyatakan bahwa Physalis Angulata L. dapat meningkatkan kadar hormon T3 dan T4, yang di stimulasi oleh Thyroid Stimulating hormone (TSH). Namun, meskipun kadar T3 dan T4 meningkat namun kadar TSH tidak berubah yaitu suatu keadaan yang menunjukkan hipertiroidism eutiroidism. Hal ini mungkin dikarenakan terjadi peningkatan protein di plasma termasuk albumin yang mungkin disebabkan oleh kandungan pseudo-steroid physalin dengan physalin A, B, D, F, glikosida dan alkaloid yang terdapat dalam ciplukan. Struktur senyawa physalin A, B, D dan F Struktur senyawa glikosida
Struktur senyawa alkaloid
2. Buah Merah (Pandanus conoideus Lam)
Buah merah (Pandanus conoideus Lam) merupakan tanaman asli Papua yang tumbuh di kawasan pegunungan Jayawijaya di ketinggian 1.200-2.500 meter di atas permukaan laut suhu sekitar 17 -23 C, intensitas cahaya 1.000-3.000 lux dan curah hujan rata-rata 186 mm/bulan. Buah merah juga dapat ditemukan di Papua New Guinea dan Maluku. Buah merah termasuk jenis tanaman keluarga pandan-pandanan karena pohonnya yang menyerupai pandan tetapi tingginya dapat mencapai 16 m. Tinggi batang bebas, cabang 5-6 m di atas permukaan tanah yang diperkokoh oleh akar-akar tunjang pada bagian bawah batang (Anonimus, 2009). Berdasarkan hasil penelitian, dalam ekstrak buah merah terkandung senyawa aktif karotenoid 12.000 ppm, betakaroten 700 ppm, tokoferol 11.000 ppm, asam oleat 74,6%, asam linoleat 8% dan asam linoleat 8,36% serta mineral makro dan mikro seperti Ca dan Fe dalam jumlah yang memadai (Budi dan Paimin, 2005). Buah merah saat ini dikenal sebagai suplemen yang memiliki banyak manfaat terutama dalam pencegahan berbagai penyakit degeneratif seperti kanker (Muna et al., 2010; Moeljopawiro et al., 2010) dan gangguan metabolisme karena pola makan yang salah seperti diabetes mellitus, hepatitis dan hipertensi (Budi dan Paimin, 2005; Winarto et al., 2009). Penelitian oleh Wuryastuty et al. (2009, 2011) membuktikan bahwa ekstrak buah merah memiliki potensi dan kemampuan sebagai obat herbal anti-gondok. Struktur senyawa betakaroten
Struktur senyawa tokoferol
Struktur senyawa asam oleat
C. Tanaman herbal sebagai obat kelainan kelenjar prostat
1. Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah buah khas Amerika, terdiri dari berbagai bentuk dan dimensi. Tomat tergolong buah karena merupakan bagian tanaman yang bisa dimakan, yang mengandung biji atau benih, sementara sayuran adalah bagian daun, akar dan stem (batang) tanaman yang bisa dimakan. Pigmen utama pada tomat adalah likopen. Pada pembentukan likopen, suhu mempunyai peranan yang penting, jika suhu naik maka likopen akan semakin banyak terbentuk. Tomat memiliki berbagai vitamin dan senyawa anti penyakit yang baik bagi kesehatan, terutama likopen. Tomat mengandung lemak dan kalori dalam jumlah rendah, bebas kolesterol, dan merupakan sumber serat dan protein yang baik. Selain itu, tomat kaya akan vitamin A dan C, beta-karoten, kalium, dan antioksidan likopen. Satu buah tomat ukuran sedang mengandung hampir setengah batas jumlah kebutuhan harian (required daily allowance/RDA) vitamin C untuk orang dewasa. Likopen adalah zat karotenoid yang didapat pada konsentrasi tinggi dalam tomat dan merupakan suatu antioksidan yang kuat. Meskipun banyak phytocemical lain pada tomat seperti potasium, folat serta vitamin A, C, dan E yang ikut berperan dalam menurunkan risiko kanker prostat, namun likopenlah yang dianggap paling berperan. Beberapa mekanisme kerja yang potensial sudah diidentifikasi untuk pytochemical tomat, meliputi potensial antioksidan, mengubah metabolisme xenobiotic, pengaturan dari IGF-1, menghambat kemajuan dari siklus sel, meningkatkan formasi dari gap junction. Struktur senyawa likopen
2. Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis Linn.)
Di Indonesia Kembang sepatu dikenal sebagai obat gondongan, keputihan, sariawan, batuk berlendir, radang saluran nafas dan demam malaria. Dalam bidang pengobatan kembang sepatu juga bersifat hipoglikemik dan antifertilitas. Manfaat dan fungsi kembang sepatu sebagai obat herbal karena kembang sepatu mengandung berbagai senyawa yaitu tannin, alkaloid, triterpenoid, flavonoid, taraxeryl acetat, polifenol, saponin, hibisetin, sianidin, glikosida sianidin, kuersetin, diglukosida sianidin, Ca-oksalat, zat pahit dan peroxidase. Senyawa-senyawa ini pada penyakit tertentu dapat membantu melemahkan berbagai jenis organisme penyebab penyakit . Senyawa flavonoid yang memiliki berbagai macam bioaktivitas, diantaranya antifertilitas. Bunga kembang sepatu dapat menurunkan elemen spermatogenik pada testis dan jumlah sperma di epididimis. Kandungan flavonoid dalam ekstrak bunga kembang sepatu mampu mempengaruhi berat prostat dan vesikula seminalis. Ketika flavonoid dicerna maka akan berubah bentuk menjadi aktif dengan melepaskan glukosida menjadi aglikon. Struktur senyawa flavonoid