Anda di halaman 1dari 5

CIPLUKAN (Physalis angulata Linn.

)
Indonesia dikenal secara luas sebagai mega center keanekaragaman hayati
(biodiversity) terbesar kedua setelah Brazil di dunia, yang terdiri dari tumbuhan tropis dan
biota laut. Indonesia juga Negara agraris yang memiliki areal pertanian dan perkebunan yang
luas serta pekarangan yang dapat ditanami tumbuhan obat. Penggunaan tumbuhan sebagai
obat tradisional juga semakin banyak diminati oleh masyarakat karena telah terbukti bahwa
obat yang berasal dari tumbuhan lebih menyehatkan dan tanpa menimbulkan adanya efek
samping jika dibandingkan dengan obat-obatan yang berasal dari bahan kimia. Tumbuhan
obat yang ditemukan di hutan banyak digunakan oleh masyarakat sekitar hutan sebagai
pengobatan alternatif sehari-hari. Pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan obat sudah
berkembang, sehingga masyarakat sudah membudidayakan beberapa tumbuhan obat di kebun
dan pekarangan rumah mereka.

Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah daun ceplukan. Tanaman ceplukan
(Physalis minima Linn.), merupakan tanaman yang tidak banyak diketahui orang bahwa
dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan tidak sulit ditemukan, dapat tumbuh didataran
rendah hingga dataran tinggi, sehingga bisa dijumpai di pekarangan dan mendapat sinar
matahari penuh dan tanahnya gembur (Siyok, 2002 dalam Effendi, 2014). Kandungan
kimianya antara lain asam klorogenat, asam citrun, fisalin, flavonoid, saponin dan polifenol.
Selain itu, daun ceplukan juga berkhasiat sebagai antipiretik, analgetik, diuretik, anti
inflamasi dan detoksifikasi (Wijayakusuma, 2004 dalam Effendi, 2014). Ceplukan
mengandung asam klorogenat, asam citrun, fisalin, alkaloid dan polifenol. Menurut Wagner,
senyawa alkaloid, polifenol dan plavonoid bersifat Imunostimulator (Effendi, 2014).
Pada umumnya kebanyakan masyarakat hanya memandang sebelah mata tentang
tumbuhan ciplukan, yang sering dianggap sebagai tanaman gulma (penggangu tanaman lain)
dan hanya sebagian orang yang mengerti tentang tanaman berkhasiat ini. Tumbuhan ciplukan
ini dapat mengobati seperti penyakit bisul, Influenza dan bronkhitis.

CIPLUKAN (Physalis angulata Linn.) | 1

Ciplukan merupakan tanaman herba menahun yang tumbuh di daerah tropis termasuk
Afrika, Asia, dan Amerika. Tumbuhan ceplukan (Physalis angulata Linn.) memiliki
klasifikasi lengkap sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Familia :Tubiflorae (Solanales, Pensonatae)
Ordo

: Solanaceae
Genus :Physalis
Species : Physalis angulata Linn. (Steenis, 1997).

Physalis angulata Linn. merupakan terna semusim, tegak, acap kali bercabang kuat,
setinggi 0,1 hingga 1,00 m, mungkin didatangkan dari Amerika tropik. Di Jawa tanaman ini
umum tumbuh dari daratan rendah hingga kurang lebih 1550 m di atas permukaan laut
(terutama dibawah 1200 m) di lapangan yang tidak berair, yang ternaungi ringan atau
tersinari sebagai gulma pada ladang-ladang dan di kebun-kebun, di semak-semak, di tepi-tepi
jalan.
Batangnya berongga. Helaian daun bulat telur memanjang bentuk lanset, dengan
ujung runcing, bertepi rata tau tidak, tangkai bunga tegak, kelopak bercelah 5, mahkota
berbentuk lonceng lebar kuning muda dengan panngkal hijau. Buah buni bulat memanjang,
pada waktu masak kuning, dapat dimakan.
Kegunaan di masyarakat, daun digunakan untuk mengobati patah tulang, busung air,
bisul, borok, menguatkan jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah serta peluruh air
seni.. Pada daun umumnya ditemukan glikosida flavnoid (luteolin). Buah ciplukan berkhasiat
sebagai obat gusi berdarah, obat bisul dan obat mulas. Akar ciplukan dapat digunakan sebagai
obat cacing yang ada di rongga perut, seduhan akar ceplukan dapat digunakan sebagai obat
sakit demam.
Dalam studi fitokimia dinyatakan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat
pada bagian daun ialah alkaloid, saponin dan steroid. Pada bagian batang ialah alkaloid,
saponin, steroid dan flavonoid sedangkan pada buah sendiri ialah alkaloid, saponin dan
triterpenoid (Nuranda, 2016). Tanaman ini memiliki aktivitas utamaa sebagai antibakteri,
antikanker, antiviral, juga biasa digunakan untuk menurunkan demam dan meningkatkan
urinasi.
Tanaman ciplukan mempunyai banyak manfaat terutama dalam bidang obat-obatan
dengan kandungan kimia antara lain glikosida flavonoid, alkaloid, saponin, fisalin,
withangulati A, protein, minyak lemak, asam falmitat, asamasetat. Secara spesifiknya
glukosida flavonoid dalam ciplukan berkhasiat sebagai obat diabetes mellitus karena dapat
CIPLUKAN (Physalis angulata Linn.) | 2

memperbaiki regulasi dalam darah dan menghilangkan efek samping (komplikasi) diabetes
mellitus (Verheij et al., 1997 dalam Chaidir, 2015).
Menurut Depkes RI, daun ciplukan dikenal berkhasiat sebagai obat bisul, obat
bengkak, dan peluruh air seni. Daun ciplukan dapat dimanfaatkan sebagai anti-hiperglikemi,
antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi,
anti-oksidan, analgesik, dan sitotoksik, juga sebagai peluruh air seni (diuretik), menetralkan
racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor.
Saponin yang terkandung dalam daun ciplukan memberikan rasa pahit dan sifat menyejukkan
serta berkhasiat sebagai anti tumor dan menghambat pertumbuhan kanker, terutama kanker
usus besar. Flavonoid dan polifenol berkhasiat sebagai antioksidan (Rohyani, 2015).
Akhir-akhir ini banyak tanaman obat yang diteliti khasiatnya sebagai zat anti kanker
dimana salah satunya adalah herba ceplukan (Physalis angulata) (Gambar 1). Tanaman ini
mengandung beberapa senyawa aktif antara lain saponin, flavonoida, polifenol, asam
klorogenat, alkaloid, vitamin C, gula, tanin, asam sitrun dan fisalin(3,4). Menurut data
empiris, tanaman ini dapat digunakan sebagai obat kencing manis, sakit paru-paru, ayan,
borok, dan obat kanker.
Manfaat daun ciplukan terhadap virus juga telah dilakukan Penelitian di Jepang
menemukan bahwa daun ciplukan memiliki tindakan tegas terhadap herpes simpleks I,
campak, HIV-1 dan polio virus 1. Ditemukan bahwa daun ciplukan menunjukkan efek
penghambatan reverse transcriptase. Reverse-transcriptase inhibitor (ISR) adalah kelas obat
anti-retroviral digunakan untuk mengobati virus seperti HIV dan hepatitis B (Rohyani, 2015).
Daun ciplukan dapat digunakan untuk obat penyakit borok dikaki yaitu dengan cara
daun ciplukan 1 genggam ditumbuk dan dan ditempelkan di tempat yang sakit. Buah ciplukan
juga dapat mengobati:
a.

Diabetes Melitus
Tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beeserta akar-akarnya dan dicuci

hingga bersih. Kemudian dilayukan dan direbus dengan 3 geelas air sampai mendidih hingga
tinggal 1 gelas, kemudian disaring, diminum 1 kali sehari.
b. Sakit paru-paru
Tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga, dan buah) dicuci bersih,
kemudian direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring, diminum 3 kali sehari
1 gelas.
c.

Ayan
Buah ciplukan 8-10 butir yang sudah dimasak, setiap hari secara rutin.

CIPLUKAN (Physalis angulata Linn.) | 3

REFERENSI
Chaidir, Liberty ., Epi, dan Taofik, Ahmad. 2015. Eksplorasi, Identidfikasi, Dan Perbanyakan
Tanaman Ciplukan (Physalis Angulata L.) Dengan Menggunakan Metode Generatif
Dan Vegetatif. ISSN 1979-8911. Edisi Juni Volume IX No. 1
Effendi, Nurmaya., dan Widiastuti, Harti. 2014. Identifikasi Aktivitas Imunoglobulin M
(Ig.M) Ekstrak Etanolik Daun Ceplukan (Physalis minima Linn.) Pada Mencit. Jurnal
Kesehatan. Vol. VII, No. 2
Mahalakshmi,

dan

Nidavani,

Ramesh

B.

2014.

Physalis

angulata

L.:

An

Ethanopharmacological Review. Indo American Journal of Pharmaceutical Research.


Vol. 4, Issue. 03
Nuranda, Apri ., Saleh, Chairul ., dan Bohari Yusuf. 2016. Potensi Tumbuhan Ciplukan
(Physalis Angulata Linn.) Sebagai Antioksidan Alami. Jurnal Atomik. Vol. 1, No.1
Rohyani, Immy Suci., Aryanti, Evy., dan Suripto. 2015. Kandungan fitokimia beberapa jenis
tumbuhan lokal yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku obat di Pulau Lombok.
Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Volume. 1, Nomor. 2

CIPLUKAN (Physalis angulata Linn.) | 4

CIPLUKAN (Physalis angulata Linn.) | 5

Anda mungkin juga menyukai