Anda di halaman 1dari 30

Tipe A Tipe B

1. Larutan obat mata mempunyai 1. Liposom ukuran visikelnya


pH dan isotonisitas yang sama 100-1000 nm dan setiap
dengan air mata, hal ini tidak visikelnya terdiri atas 5 atau
selalu dapat dilakukan karna lebih lamellar termasuk jenis
ph tersebut tidak cukup larut liposom
dalam air, sehingga solusi yang A. Visikel multi lamellar
diberikan (MLV)
A. Memberikan pendapar B. Visikel unilmellar kecil
B. Tanpa dapar (SUV)
C. Penambahan enhancer C. Visikel unilamellar besar
D. Penambahan alkali (LUV)
E. Penambahan Pengkatalis D. Visikel unilamellar
intermediate (IUV)
E. Visikel giant
Tipe A Tipe B
2. Rentang pH yang masih dapat 2. Liposom yang berasal dari
ditoleransi pada larutan obat lesitin
mata tanpa pendapar, adalah : A. Visikel multi lamellar (MLV)
A. 2,5-11,9 B. Visikel unilmellar kecil
B. 2,3-11 (SUV)
C. 1,1-10 C. Visikel unilamellar besar
D. 1,1-11 (LUV)
E. 3,5-10,5 D. Visikel unilamellar
intermediate (IUV)
E. Visikel giant
Tipe A Tipe B
3. Salah satu ciri-ciri 3. Perlakuan dengan
ketidaknyamanan akibat menggunakan alat paticle
faktor diluar rentang pH pada size analyzer (PSA) dengan
larutan obat mata, adalah ? metoda light scattering
(pemendaran) bertujuan
A. Peningkatan keringat untuk ?
B. Pengurangan lakrimasi A. Mengikat partikel
C. Peningkatan lakrimasi B. Melihat interaksi antar zat
D. Pengurangan Keringat C. Pengukuran distribusi
E. Tidak terjadi reaksi dan ukuran partikel
D. Pemeriksaan morfologi
E. Pemeriksaan kandungan
Tipe A Tipe B
4. Pemakaian surfaktan pada 4. Permukaan membran
tetes mata sebaiknya liposom dapat dimodifikasi
menggunakan golongan ? untuk mengurangi agregasi
A. Anionik dan mencegah pengenalan
B. Kationik oleh RES, antisipasinya
adalah
C. Anionik dan Kationik
A. Penambahan Obat
D. Non Ionik
B. Penambahan Ligan
E. Amfoter
C. Penambahan Enhancer
D. Penambahan Lipid
E. Penambahan Kolesterol
Tipe A Tipe B
5. Penggunaan Surfaktan pada 5. Syarat penghantaran obat
tetes mata bertujuan untuk menggunakan liposom
menurunkan tegangan antara lain, kecuali
permukaan antara obat tetes A. Biocompatible
mata dengan lakrimal, B. Biodegedible
sehingga menimbulkan C. Tidak toksi;
A. Meningkatkan aksi terapetik D. Non-imunogenik
zat aktif
E. Imunogenik
B. Peningkatan kepolaran
C. Penurunan kepolaran
D. Penurunan pH
E. Peningkatan pH
Tipe A Tipe B
6. Sebagian dosis obat yang 6. Teknik pemecahan ukuran
diberikan melalui mata visikel liposom dengan
menjadi tidak aktif akibat metode homogenisasi
dari, kecuali dilakukan dg cara ?
A. Lakrimasi refleks dan dapat A. Tekanan rendah
berikatan dengan protein B. Hidrasi
lakrimal C. Magnetic
B. Drainase nasolakrimalis D. Kohesi
C. Evaporasi air mata E. Tekanan tinggi
D. Permeabilitas korneal yang
rendah
E. Pemberian rute injeksi pada
rute lokal
Tipe A Tipe B
7. Waktu kontak sediaan salep 7. Liposom yang berukuran
mata, adalah besar sulit melewati sinusoid
A. 7 jam hepar sehingga lebih cepat
B. 8 jam di fagositosis oleh sel
C. 2 jam A. Kupffer
D. 24 jam B. Leukosit
E. 1 jam C. Eritrosit
D. Trombosit
E. Osteoblas
Tipe A Tipe B
8. Alat yang digunakan untuk 8. Liposom digunakan untuk
mengevaluasi transpor aplikasi medis yang
sediaan transdermal secara berukuran
in vitro adalah ?
A. 1000 nm
A. SEM
B. 1500 nm
B. TEM
C. 2000 nm
C. HPLP
D. 800 nm
D. Cell difusi franz
E. 80-200 nm
E. Spektrofotometer UV VIS
Tipe A Tipe B
9. Penetrasi molekul zat aktif 9. Untuk melihat morfologi,
melalui pori-pori pada karakteristik dan ukuran
folikel rambut dan ujung serta bentuk visikel
saluran keringat merupakan menggunakan alat
rute ? A. SEM
A. Trans epidermal B. TEM
B. Trans appendangel C. HPLP
C. Trans epidermal dan D. Cell difusi franz
appendagel E. Spektrofotometer UV VIS
D. Trans folikuler
E. Tidak ada yang benar
Tipe A Tipe B
10. Pada kasus obat yang 10. Pada pembuatan liposom
bersifat lipofik, halangannya dilakukan sonifikasi bertujuan
terdapat lapisan stroma yang untuk
bersifat hidrofilik, apa yang A. Melihat distribusi partikel
menyebabkan obat dapat B. Melihat Interaksi antar zat
menembusnya
C. Mungukur ukuran visikel
A. Lipofilisitas yang tinggi
D. Melihat morfologi
B. Obat mata yang bersifat basa
E. Menghomogenkan ukuran
lemah dan mempunyai ionisasi
liposom
yang baik
C. Lipofilisitas obat yang rendah
D. Obat mata yang memiliki
ionisasi yang rendah
E. Kp yamg rendah
Tipe A Tipe B
11. Salah satu fungsi 11. Metode Pembuatan
penggunaan sediaan melalui liposom cara penguapan
transdermal berfungsi pelarut dengan
sebagai mengguanakan rotary
A. Mengalami first pass effect evaporator termasuk jenis
metabolism di hati A. Penyemprotan nano
B. Mencegah first pass effect B. Hidrasi lapis tipis
metabolism di hati C. Gelasi ionik
C. Hanya berefek lokal D. Injeksi eter
D. Efek sangat cepat E. Fusi eter
E. Dapat terjadi fluktuasi
Tipe A Tipe B
12. Tujuan sediaan trandermal 12. Obat basa lemah akan
pada lapisan kulit manakah berada dalam bentuk tidak
? terion lebih banyak jika
A. Subcutan A. pH > pKa
B. Epidermis B. pH = pKa
C. Dermis C. pH normal
D. Epidermis dan dermis D. pH Basa
E. Dermis dan subcutan E. pH < pKa
Tipe A Tipe B
13. Lapisan terluar yang terdiri 13. Obat asam lemah akan
dari keratin dan dikelilingi berada dalam bentuk tidak
lapisan kulit yang terion lebih banyak jika
merupakan barrier pada A. pH > pKa
sediaan transdermal adalah? B. pH = pKa
A. Endodermis C. pH normal
B. Subcutan D. pH Basa
C. Stratum korneum E. pH < pKa
D. Plasma
E. Dermis
Tipe A Tipe B
14. Agar zat aktif pada sediaan 14. Pada pengujian transdermal
transdermal dapat tidak menggunakan kulit
menembus lapisan kulit dan yang luka, hal ini diakibat
meningkatkan absorpsi dari
obatnya diperlukan ? A. Terdapat bakteri
A. Zat penetrasi (Enhancer) B. Terjadi iritasi
B. Zat plasticizer C. Berminyak
C. Zat Emulient D. Pengontrolan dosis obat
D. Zat koagulan yang tidak tepat
E. Zat Pendapar E. Pengontrolan dosis menjadi
tepat
Tipe A Tipe B
15. Sediaan Transdermal 15. Pada bcs kelas II terdapat
merupakan sediaan yang obat yang sulit larut,
mampu menghantarkan obat solusinya adalah :
masuk ke dalam tubuh A. Metode polimorf
melalui kulit untuk B. Metode nano
memberikan efek
C. Metode kristalisasi
A. Lokal
D. Metode ionisasi
B. Lokal dan sistemik
E. Metode asam basa
C. Non toksik
D. Sistemik
E.Tidak memberikan efek
Tipe A Tipe B
16. Alasan kenapa di buat 16. Agar zat aktif pada sediaan
sediaan transdermal? transdermal dapat
A. Dosis yang rendah menembus lapisan kulit dan
B. Waktu paru dalam plasma meningkatkan absorpsi
pendek obatnya diperlukan ?
C. Level obat dalam plasma A. Zat penetrasi (Enhancer)
berpuncak tinggi B. Zat plasticizer
D. Dimetabolime di hati C. Zat Emulient
E. Dapat melepaskan obat D. Zat koagulan
sustuined release selama 24 E. Zat Pendapar
jam terus menerus
(terkendali)
Tipe A Tipe B
17. Tujuan utama pengaturan 17. Sediaan Transdermal
sistem pelepasan obat pd merupakan sediaan yang
sediaan transdermal, kecuali : mampu menghantarkan obat
A. Tidak terjadi fluktuasi masuk ke dalam tubuh melalui
B. Memberikan obat dalam laju kulit untuk memberikan efek
yang terkendali untuk A. Lokal
diabsorpsi B. Lokal dan sistemik
C. Memiliki sifat fisika kimia C. Non toksik
yang tepat agar bahan obat D. Sistemik
mudah menembus stratum E. Tidak memberikan efek
korneum
D. Dapat meningkatkan
kepatuhan pasien
E. Memberikan efek yang cepat
Tipe A Tipe B
18. Pada pengujian 18. Alasan kenapa di buat
transdermal tidak sediaan transdermal?
menggunakan kulit yang A. Dosis yang rendah
luka, hal ini diakibat dari B. Waktu paru dalam plasma
A. Terdapat bakteri pendek
B. Terjadi iritasi C. Level obat dalam plasma
C. Berminyak berpuncak tinggi
D. Pengontrolan dosis obat D. Dimetabolime di hati
yang tidak tepat E. Dapat melepaskan obat
E. Pengontrolan dosis menjadi sustuined release selama
tepat 24 jam terus menerus
(terkendali)
Tipe A Tipe B
19. Obat asam lemah akan 19. Tujuan utama pengaturan
berada dalam bentuk tidak sistem pelepasan obat pd
terion lebih banyak jika sediaan transdermal, kecuali :
A. pH > pKa A. Tidak terjadi fluktuasi
B. pH = pKa B. Memberikan obat dalam laju
C. pH normal yang terkendali untuk
D. pH Basa diabsorpsi
E. pH < pKa C. Memiliki sifat fisika kimia
yang tepat agar bahan obat
mudah menembus stratum
korneum
D. Dapat meningkatkan
kepatuhan pasien
E. Dapat memberikan efek
yang cepat
Tipe A Tipe B
20. Obat basa lemah akan 20. Pada pengujian transdermal
berada dalam bentuk tidak tidak menggunakan kulit
terion lebih banyak jika yang luka, hal ini diakibat
A. pH > pKa dari
B. pH = pKa A. Terdapat bakteri
C. pH normal B. Terjadi iritasi
D. pH Basa C. Berminyak
E. pH < pKa D. Pengontrolan dosis obat
yang tidak tepat
E. Pengontrolan dosis menjadi
tepat
Tipe A Tipe B
21. Metode Pembuatan 21. Waktu kontak sediaan salep
liposom cara penguapan mata, adalah
pelarut dengan A. 7 jam
mengguanakan rotary B. 8 jam
evaporator termasuk jenis
C. 2 jam
A. Penyemprotan nano
D. 24 jam
B. Hidrasi lapis tipis
E. 1 jam
C. Gelasi ionik
D. Injeksi eter
E. Fusi eter
Tipe A Tipe B
22. Pada pembuatan liposom 22. Alat yang digunakan untuk
dilakukan sonifikasi mengevaluasi transpor
bertujuan untuk sediaan transdermal secara
A. Melihat distribusi partikel in vitro adalah ?
B. Melihat Interaksi antar zat A. SEM
C. Mungukur ukuran visikel B. TEM
D. Melihat morfologi C. HPLP
E. Menghomogenkan ukuran D. Cell difusi franz
liposom E. Spektrofotometer UV VIS
Tipe A Tipe B
23. Untuk melihat morfologi, 23. Penetrasi molekul zat aktif
karakteristik dan ukuran melalui pori-pori pada
serta bentuk visikel folikel rambut dan ujung
menggunakan alat saluran keringat merupakan
A. SEM rute ?
B. TEM A. Trans epidermal
C. HPLP B. Trans appendangel
D. Cell difusi franz C. Trans epidermal dan
E. Spektrofotometer UV VIS appendagel
D. Trans folikuler
E. Tidak ada yang benar
Tipe A Tipe B
24. Liposom digunakan untuk 24. Pada kasus obat yang
aplikasi medis yang berukuran bersifat lipofik, halangannya
A. 1000 nm terdapat lapisan stroma yang
B. 1500 nm bersifat hidrofilik, apa yang
menyebabkan obat dapat
C. 2000 nm
menembusnya
D. 800 nm
A. Lipofilisitas obat yang tinggi
E. 80-200 nm
B. Obat mata yang bersifat
basa lemah dan mempunyai
ionisasi yang baik
C. Lipofilisitas obat yang rendah
D. Obat mata yang memiliki
ionisasi yang rendah
E. Kp yang rendah
Tipe A Tipe B
25. Liposom yang berukuran 25. Sebagian dosis obat yang
besar sulit melewati sinusoid diberikan melalui mata
hepar sehingga lebih cepat di menjadi tidak aktif akibat dari,
fagositosis oleh sel kecuali
A. Kupffer A. Lakrimasi refleks dan dapat
B. Leukosit berikatan dengan protein
C. Eritrosit lakrimal
D. Trombosit B. Drainase nasolakrimalis
E. Osteoblas C. Evaporasi air mata
D. Permeabilitas korneal yang
rendah
E. Pemberian rute injeksi pada
rute lokal
Tipe A Tipe B
26. Pemecahan ukuran partikel 26. Penggunaan Surfaktan
liposom sehingga di dapat pada tetes mata bertujuan
ukuran nm menggunakan untuk menurunkan tegangan
metode permukaan antara obat tetes
A. Spektorofotometri mata dengan lakrimal,
B. Disolusi sehingga menimbulkan
C. Sonikasi, ekstrusi A. Meningkatkan aksi
homogenisasi terapetik zat aktif
D. HPLC B. Peningkatkan kepolaran
E. KCKT C. Penurunkan kepolaran
D. Penurunkan pH
E. Peningkatan pH
Tipe A Tipe B
27. Teknik pemecahan ukuran 27. Pemakaian surfaktan pada
visikel liposom dengan tetes mata sebaiknya
metode homogenisasi menggunakan golongan ?
dilakukan dg cara ? A. Anionik
A. Tekanan rendah B. Kationik
B. Hidrasi C. Anionik dan Kationik
C. Magnetic D. Non Ionik
D. Kohesi E. Amfoter
E. Tekanan tinggi
Tipe A Tipe B
28. Syarat penghantaran obat 28. Salah satu ciri-ciri
menggunakan liposom ketidaknyamanan akibat
antara lain, kecuali faktor diluar rentang pH pada
larutan obat mata
A. Biocompatible
B. Biodegedible
A. Peningkatan keringat
C. Tidak toksik
B. Pengurangan lakrimasi
D. Non-imunogenik
C. Peningkatan lakrimasi
E. Imunogenik
D. Pengurangan keringat
E. Tidak terjadi reaksi
Tipe A Tipe B
29. Permukaan membran 29. Rentang pH yang masih dapat
liposom dapat dimodifikasi ditoleransi pada larutan obat
untuk mengurangi gregasi mata tanpa pendapar, adalah :
dan mencegah pengelan oleh A. 2,5-11,9
RES, antisipasinya adalah B. 2,3-11
A. Penambahan Obat C. 1,1-10
B. Penambahan Ligan D. 1,1-11
C. Penambahan Enhancer E. 3,5-10,5
D. Penambahan Lipid
E. Penambahan Kolesterol
Tipe A Tipe B
30. Perlakuan dengan 30. Larutan obat mata
menggunakan alat paticle mempunyai pH dan
size analyzer (PSA) dengan isotonisitas yang sama dengan
metoda light scattering air mata, hal ini tidak selalu
(pemendaran) bertujuan dapat dilakukan karna ph
untuk tersebut tidak cukup larut
dalam air, sehingga solusi yang
A. Mengikat partikel diberikan
B. Melihat interaksi antar zat A. Memberikan pendapar
C. Pengukuran distribusi dan B. Tanpa dapar
ukuran partikel C. Penambahan enhancer
D. Pemeriksaan morfologi D. Penambahan alkali
E. Pemeriksaan kandungan E. Penambahan pengkatalis

Anda mungkin juga menyukai