Anda di halaman 1dari 8

Ipomoea batatas L.

sebagai Antidiabetes

1. Tinjauan Botani Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)

1.1 Klasifikasi (Juanda, 2000)

Dalam sistem taksonomi, ubi jalar diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoeae

Spesies : Ipomoea batatas (L.) Lam.

1.2 Nama Daerah

Tumbuhan ubi jalar mempunyai banyak nama atau sebutan antara lain, ubi
jawa, katelo, eba gadong, gowi (Sumatera), ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela
rambat, keledek, huwi mantang (Jawa), batata, watata, lame jawa (Sulawesi), batatas,
daso, ranso, katila (Kalimantan), sabakruwa (Irian), sweet potato (Inggris), shoyu
(Jepang) (Heyne, 1987).

1.3 Morfologi
Tumbuhan ubi jalar termasuk tumbuhan semusim (anual) yang memiliki
batang terbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku-buku dan tipe pertumbuhannya tegak
atau merambat, pada buku-buku tumbuh daun bertangkai agak panjang secara
tunggal. Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk dangkal
sampai berlekuk dalam, bagian ujung daun meruncing, helaian daun melebar,
menyatu mirip bentuk jantung atau menjari, dari ketiak daun tumbuh bunga berbentuk
mirip terompet, buah ubi jalar berkotak tiga, bentuk umbi bulat, lonjong atau bulat
panjang. Warna kulit umbi putih, kuning, ungu, jingga, dan merah (Juanda, 2000 ;
Depkes, 1991).

1.4 Penyebaran

Ubi jalar diduga merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah.
Diperkirakan pada abad ke-16, tanaman ubi jalar tersebut mulai tersebar ke negara-
negara tropis di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pada tahun 1960, ubi jalar sudah
tersebar ke hampir seluruh provinsi di Indonesia (Suprapti, 2003).

2. Tinjauan Kimia

2.1 Flavonoid

Gambar 1. Struktur Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa polar dengan adanya beberapa gugus hidroksil


bebas, sehingga dapat larut dalam pelarut polar seperti metanol, etanol, butanol, dan
air. Adanya gula yang terikat pada flavonoid menyebabkan flavonoid lebih mudah
larut dalam air, sedangkan aglikon yang kurang polar seperti flavon yang
termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut non polar seperti eter dan
kloroform (Harborne, 1987).
2.2 Antosianin

Gambar 2. Stuktur antosianin

Secara kimia, semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatic


tunggal yaitu sianin. Antosianin adalah senyawa flavonoid dan merupakan glikosida
dari antosianidin yang terdiri dari 2-phenyl benzopyrilium (Flavium) tersubstitusi,
memiliki sejumlah gugus hidroksil bebas dan gugus hidroksil termetilasi yang berada
pada posisi atom karbon yang berbeda. Antosianin merupakan pigmen alami yang
dapat menghasilkan warna biru, ungu, violet, magenta dan kuning. Pigmen ini larut
dalam air karena terdapat lima jenis gula yang ditemui pada molekul antosianin, yaitu
glukosa, rhamnosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa (Santoso & Estiasih, 2014).
Antosianin adalah senyawa yang bersifat amfoter, yaitu memiliki kemampuan untuk
bereaksi baik dengan asam maupun dalam basa. Ekstraksi pigmen antosianin
umumnya menggunakan larutan pengekstrak HCl dalam etanol. HCl dalam etanol
akan mendenaturasi membran sel tanaman kemudian melarutkan pigmen antosianin
keluar dari sel. Pigmen antosianin dapat larut dalam etanol karena sama-sama polar
(Santoso & Estiasih, 2014).

3. Tinjauan Farmakologi
Ubi jalar mengandung serat alami, vitamin, mineral, dan antioksidan seperti:
asam fenolat, antosianin, tokoferol (vitamin A), dan β – karoten. Senyawa antosianin
yang terdapat pada ubi jalar berfungsi sebagai antioksidan dan penangkap radikal
bebas, sehingga berperan dalam mencegah terjadinya penuaan, kanker, dan penyakit
degeneratif seperti arteriosklerosis. Selain itu, antosianin juga memilik kemampuan
sebagai antimutagenik dan antikarsikogenik terhadap mutagen dan karsinogen yang
terdapat pada bahan pangan dan produk olahannya, mencegah gangguan fungsi hati,
menurunkan kadar kolesterol, antihipertensi dan menurunkan kadar gula darah
(antihiperglikemik).

Dari hasil penelitian (Pramesti, 2014) tentang pengaruh pemberian jus daun ubi
jalar ungu dalam menurunkan kadar kolesterol terhadap tikus wistar jantan yang
diberi pakan tinggi lemak menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi jus daun ubi
jalar ungu dapat menurunkan kadar kolesterol LDL karna mengandung flavonoid
yang dapat memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah, mengurangi kepekaan LDL
terhadap pengaruh radikal bebas dan dapat menurunkan kadar lipid darah.
Dari penelitian (Nanawati, Desi 2017) tentang aktivitas sitotoksik ekstra etanol
umbi ubi jalar ungu dan umbi ubi jalar oranye terhadap sel kanker payudara MCF-7
menunjukkan bahwa ekstrak tersebut tergolong sitotoksisitas moderat dan berpotensi
sebagai agen kemoprovensi terhadap sel MCF-7. dengan kata lain ekstrak ini dapat
digunakan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker atau perkembangan sel kanker
MCF-7.
Dari penelitian (Nizamutdinova et al. 2009) tentang kemampuan antosianin
dalam mengatur kadar glukosa darah telah dilakukan secara in vivo pada hewan dan in
vitro dalam kultur jaringan, dan menunjukkan bahwa mengkonsumsi buah-buahan
dan sayuran yang mengandung antosianin dapat mengurangi kejadian DM karena
antosianin dapat melindungi sel-sel β pankreas dari apoptosis .
Dari penelitian (Prasetya, 2014) tentang ekstrak kulit ubi jalar ungu untuk atasi
diabetes militus terhadap tikus jantan yang dibuat diabetes menunjukkan terjadinya
penurunan kadar glukosa darah yang disebabkan karna kandungan antosianin yang
ada dikulit ubi ungu, dimana antosianin dapat memperbaiki kondisi peningkatan kadar
gula darah dan sensitivitas insulin melalui aktivitas AMP-activated protein kinase
(AMPK) aktivitas ini diikuti oleh peningkatan ekspresi GLUT 4 yang dapat
meningkatkan uptake glukosa ke dalam jaringan.
Dari penelitian (Hasti, syilfia 2016) tentang uji aktivitas antidiabetes ekstrak daun
ubu jalar ungu terhadap mencit putih menunjukkan terjadinya penurunan kadar gula
darah dari mencit karena adanya kandungan antosianin yang memiliki aktivitas
sebagai inhibitor alfa glukosidase yang memiliki potensi sebagai antidiabetes.
Ekstrak air umbi ubi jalar yang diuji secara in vitro menggunakan sel NB4
limfoma manusia memiliki aktivitas antiproliferatif yang tinggi, diikuti oleh ekstrak
air daun, ekstrak etanol umbi, dan ekstrak etanol daun (Huang et al, 2004). Ekstrak
ubi jalar ungu juga memiliki efek kardiovaskular dengan mekanisme aksi
vasorelaksasi (Runnie et al,2004). Ekstrak aseton jaringan eksternal umbi ubi jalar
memiliki aktivitas antijamur terhadap Rhizopus stolonifer (Stangle et al, 2001).
Ekstrak metanol kulit umbi ubi jalar memiliki efek penyembuhan luka (wound
healing) terhadap luka sayatan pada tikus wistar (Panda et al, 2011).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan daun ubi jalar dan ekstrak air ubi
jalar memiliki efek antimutagenik (Yoshimoto et al, 1999). Minuman ubi jalar ungu
dapat menurunkan kadar serum biomarker hati terutama peningkatan Gamma glutamil
serum (GGT) pada pria sehat dengan hepatitis (Suda et al, 2008). Ekstrak stanol daun
ubi jalar ungu dapat menurunkan kadar AST-ASL dan jumlah nekrosis sel hepar pada
mencit yang diberikan perlakuan aktivitas fisik maksimal (Sulistyowati, 2012).

4. Produk yang beredar


Pada saat sekarang ini, ubi jalar tersedia dalam bentuk bubuk, pil, sirup, dan
berbagai olahan makanan, minuman probiotik (Handayani, 2012).
Daftar Pustaka

Depkes RI. 1991. Materia Medika Jilid V. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta.

Handayani, S, Senam, 2012, Penerapan Teknologi Pembuatan Prebiotik dan Probiotik


Ubi Jalar Guna Mendukung Diservikasi Pangan dan Sebagai Peluang Usaha,
From http://www.scribd.com/doc/penerapan Teknologi, Maret 2015.

Harborne, J.B. 1987. Metoda Fisikokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan,Terbitan Kedua. Bandung: ITB.

Hasti, Syilfia. 2016. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Daun Ubi Jalar (Ipomoea
batatas (L.) Lam) Ungu Terhadap Mencit Putih. Seminar Nasional Obat
Herbal Indonesia. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.

Huang, D., Lin, C., Chen, H., and Lin, Y., 2004. Antioxidant and Antiproliferative
Activities of Sweet Potato Constituens. Botanical Bulletin of Academia Sinica,
Vol 45, pp. 179-186.

Juanda, D. 2000, Ubi Jalar Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.

Nanawati, Desi. 2017. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Umbi Ubi Jalar Ungu dan
Umbi Ubi Jalar Oranye (Ipomoea Batatas L.,) Terhadap Sel Kanker Payudara
MCF-7 [Skripsi]. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nizamutdinova IT, Jim YC, Chung JI, Shin SC, Lee SJ, Sio HG, Lee HJ, Chang KC,
and Kim HJ., 2009. The Anti-Diabetic Effect of Anthocyanin in Streptozocin-
Induced Diabetic Rats Throug glucose Transporter-4 Regulation and
Prevention of Insulin Resistence on Pancreatic Apopotosis. ssMolekular
Nutrition and Food Research, 53 (1) 1419-1429.

Panda, V., Sonkamble, M., and Patil, S., 2011. Wound Healing Activity of Ipomoea
batatas Tubers (Sweet Potato), Functional Foods in Health and Disease, Vol.
10. pp. 403-415.
Pramesti, Rani., 2014. Pengaruh Pemberian Jus Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas
(L.) Lam) Terhadap Kolesterol LDL Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Pakan
Tinggi Lemak. Journal of Nutrition College. Vol 3 (4).

Runnie, L., Salleh, M.N., Mohamed, S., Head, R.J., and Abeywardena, M.Y., 2004.
Vasorelaxation Induced by Common Edible Tropical Plant Extracts in Isolated
Rat Aorta and Mesenteric Vascular Bed. Journal of Ethnopharmacology. 92 :
311-316.

Stange, R.R., Midland, S.L., and Holmes, G.J., 2001. Constituents from the periderm
and outer cortex of Ipomoea batatas with antifungal activity against Rhizopus
Stolonifer, Postharvest Biology and Technology. 23 :85-92.

Suda, I., Ishikawa, F., Hatakeyama, M., Miyawaki, M., Kudo, T., Hirano, K., Ito, A.,
Yamakawa O., and Horiuchi, S., 2008. Intake of Purple Sweet Potato
Beverage Affects on Serum Hepatic Biomarker Levels of Healthy Adult Men
with Borderline Hepatitis, European Journal of Clinical Nutritions. 62 : 60-67.

Suprapti, Lies., 2003. Tepung Ubi Jalar Pembuatan dan Pemanfaatan. Kanisius.
Yogyakarta.

Yoshimoto, M., Okuno, S., Yoshinaga, M., Yamakawa, O., Yamaguchi, M., and
Yamada, J. 1999. Antimutagenicity of Sweet potato (Ipomoea batatas) Roots,
Bioscience, Biotechnology and Biochemistry. Vol. 63. No.3. pp.537-541.

Padang, 15 Maret 2019

SUFI AULIYA MUZTIKA


2805037

Anda mungkin juga menyukai