Anda di halaman 1dari 12

A.

RUMAH SAKIT
I. LATAR BELAKANG / PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 72 tahun 2016, Rumah
Sakit didefenisikan sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat. Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi
tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Salah satu fasilitas
pelayanan kefarmasian adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit, dalam menjalankan praktek
kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan Standar
Pelayanan Kefarmasian yang diamanahkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan
langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi
dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien
(patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin. Pelayanan farmasi klinik
yang dilakukan meliputi: Pengkajian dan pelayanan Resep, Penelusuran riwayat penggunaan
Obat, Rekonsiliasi Obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO), Konseling, Visite, Pemantauan Terapi
Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO),
Dispensing sediaan steril, dan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

II. PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG


RSUD Kota Padang Panjang bermula dari Poliklinik yang didirikan oleh Belanda pada tahun
1940 yang beralamat di Jl. KH.A Dahlan No.5 Kota Padang Panjang. Kemudian pada tahun 1943
Poliklinik tersebut dikuasai oleh Jepang. Tahun 1946 Poliklinik diambil alih oleh TNI sampai
dengan tahun 1969. Pada tahun 1970 Poliklinik diserahkan kepada Pemerintah Daerah dijadikan
sebagai Rumah Sakit Umum. 
Pada tahun 1980 RSU ini dijadikan menjadi RSU kelas D, selanjutnya pada tanggal 12
November 1984 diresmikan oleh Mentri Kesehatan RI dr. Suwardjono Surjaningrat sebagai
rumah sakit kelas C. Pada tahun 2007 RSUD Kota Padang Panjang pindah bangunan ke Jl.Tabek
Gadang Kel. Ganting Kec. Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang. Pada tahun 2008
dengan SK Menkes RI Nomor: 07.06/III/906/2008 tanggal 19 maret 2008 tentang pemberian izin
penyelenggaraan RSUD Kota, berstatus sebagai RSUD tipe C.
III. KEGIATAN DI RSUD PADANG PANJANG
No Hari/Tanggal Minggu Jenis Kegiatan

1 4 November – 16 1 – 2 - Mengamati penyimpanan barang yang ada di gudang


November 2019 - Melakukan penerimaan barang, pengecekan,
penyimpanan obat
(IFRS) - Diskusi tentang gudang farmasi Rumah Sakit dengan
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang ada
di gudang farmasi
- Melakukan Stok opname di gudang farmasi Rumah
Sakit
- Melakukan penyiapan obat untuk pasien umum dan
BPJS
- Melakukan peracikan obat-obat sesuai resep
- Diskusi dengan preseptor I
- Diskusi dengan peseptor II
- Case Report Study
2 18 November – 3– 4 - Membaca dan mempelajari rekam medik pasien.
30 November - Mengikuti visite bersama dokter.
2019 - Mempersiapkan obat untuk pasien dengan sistem
UDD
(Bangsal Interne) - Melakukan pengecekan obat yang telah disiapkan
untuk 1 hari pemakaian.
- Diskusi dengan preseptor I
- Diskusi dengan preseptor II
- Case Report Study
3 2 Desember – 14 5– 6 - Membaca dan mempelajari rekam medik pasien.
Desember 2019 - Mengikuti visite bersama dokter.
- Mepersiapkanobatuntukpasien dengan sistem UDD
(Bangsal Anak) - Melakukan pengecekan obat yang telah disiapkan
untuk 1 hari pemakaian.
- Melakukanpemeriksaan persediaan obat di floor
Stock
- Menyerahkan obat kepada keluarga pasien sekaligus
memberikan informai obat.
- Konseling obat pulang pasien pada keluarga pasien.
- Diskusi dengan preseptor I
- Diskusi dengan peseptor II
- Case Report Study
- Diskusidengan preceptor II
- Case Report Study
4 16 Desember– 28 7 – 8 - Membaca dan mempelajari rekam medik pasien.
Desember 2019 - Mengikuti visite bersama dokter.
- Mepersiapkan obat untuk pasien dengan sistem UDD
(Bangsal - Melakukan pengecekan obat yang telah disiapkan
Neurologi) untuk 1 hari pemakaian.
- Menyerahkan obat kepada keluarga pasien sekaligus
memberikan informai obat.
- Konseling obat pulang pasien pada keluarga pasien.
- Diskusi dengan preseptor I
- Diskusi dengan peseptor II
- Case Report Study

IV. FUNGSI APOTEKER DI BIDANG KLINIS


 Bersifat Tekhnis
a. Pelayan obat pasien rawat inap dan rawat jalan
Pelayanan obat untuk pasien rawat inap menggunakan sistem unit dose dispensing
dan one day dose. Sistem ini dinilai cukup baik karena dapat memudahkan pasien
dalam penggunaan obat. Untuk pasien rawat jalan di RSUD Padang Panjang dilakukan
melalui Apotek rawat jalan yang terbagi untuk pasien umum dan pasien jaminan
kesehatan berupa BPJS dan jamkesmas. Pelayanan obat di apotek rawat jalan dalam
pelaksanaannya Apoteker di bantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasiaan dan pelayanan
obat di apotek rawat jalan dilakukan oleh Apoteker dan dalam penyiapannya dibantu
oleh Tenaga Teknis Kefarmasiaan.
b. Total Nutrisi Parenteral (TPN)
Kegiatan pencampuran nutrisi parenteral yang dilakukan oleh tenaga yang terlatih
secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menjaga stabilitas sediaan, formula
standar dan kepatuhan terhadap prosedur yang menyertai.
Di RSUD Padang Panjang pelayanan total nutrisi parenteral yang bertanggung
jawab adalah Apoteker yang bertugas untuk memastikan bahwa pencampuran sediaan
steril menghasilkan suatu sediaan steril yang bertujuan untuk penggunaan intravena.
Namun hal tersebut belum terlaksana dikarenakan belum tersedianya fasilitas yang
memadai.
c. Turut serta dalam pelaksanakan pendidikan dan pelatihan di lingkungan Rumah Sakit.
Di RSUD Padang Panjang dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di
lingkungan rumah sakit, Apoteker harus terus meningkatkan kompetensi dan
keilmuan untuk dapat melakukan pelayanan kefarmasian baik dari pengelolaan obat
maupun farmasi klinis.
 Bersifat Klinik
a. Informasi Obat
Pemberian informasi obat merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan
komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada Dokter, Apoteker, Perawat,
profesi kesehatan lainnya serta kepada pasien dan pihak luar rumah sakit.
Di RSUD Padang Panjang pemberian informasi obat berupa tulisan dan lisan.
Pemberian informasi berupa tulisan dengan cara penulisan di bagian Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) oleh Apoteker, sedangkan untuk pemberian
informasi secara lisan dilakukan oleh Apoteker dan juga dibantu oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK) kepada pasien atau keluarga pasien.
b. Konsultasi dan edukasi obat untuk pasien
Konsultasi di RSUD Padang Panjang untuk pasien rawat jalan hanya dilakukan
atas permintaan pasien yang dilakukan di ruangan Konseling/PIO. Sedangkan untuk
pasien rawat inap yang telah diizinkan pulang maka pemberian obat yang akan dibawa
pasien pulang dilakukan edukasi oleh Apoteker yang bertanggung jawab di ruang
rawatan pasien.
c. Menilai sejarah pengobatan pada pasien
Penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan proses untuk mendapatkan
informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang
digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
medik/pencatatan penggunaan obat pasien.
Menilai sejarah pengobatan pada pasien di RSUD Padang Panjang dilakukan oleh
Apoteker melalui wawancara atau data rekam medik/pencatatan penggunaan obat
pasien. Penelusuran sejarah pengobatan pasien dapat dilakukan kepada pasien
langsung atau melalui keluarga pasien. Jika pasien sedang menggunakan obat lainnya
baik itu dari dokter atau yang dibeli sendiri maka harus ditanya apa obat yang sedang
dikonsumsi, berapa dosisnya, berapa kali obat tersebut digunakan dan sudah berapa
lama obat tersebut digunakan.
d. Drug Related Problem (DRP)
Kajian mengenai DRP pasien rawat inap di lakukan oleh Apoteker melalui tabel
dafar penggunaan obat pasien, dilakukan screening resep, untuk menganalisa adanya
masalah terkait dengan penggunaan obat terhadap pasien, masalah interaksi dan
kontraindikasi, jika terdapat hal tersebut Apoteker menuliskan di rekam medik pasien,
sebagai salah satu informasi untuk Dokter, untuk mempertimbangkan terapi yang
diberikan kepada pasien.
Kajian mengenai DRP pasien rawat jalan, dilakukan oleh Apoteker melalui
Screening resep yang didapatkan dari Dokter di poli, sehingga bisa dilihat kesesuaian
terapi dengan pasien. Jika tidak sesuai Apoteker langsung meminta konfirmasi
mengenai resep kepada Dokter.
e. Pemantauan Terapi dan Penggunaan Obat
Merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat
yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
Di RSUD Padang Panjang kegiatan pemantauan terapi obat dilakukan oleh
Apoteker dengan cara menuliskan analisis SOAP di lembaran CPPT di rekam medik
pasien selama pasien di rawat.
 Bersifat Spesialitik
a. IGD
Pelayanan kefarmasian pasien IGD yaitu menyediakan obat-obatan yang
dibutuhkan, memastikan ketepatan dalam penyiapan obat, memberikan informasi obat.
Pelayanan kefarmasian pasien IGD di RSUD Padang Panjang yaitu melakukan
penyiapan obat pasien, Apoteker dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasiaan dan yang
memberikan informasi obat dilakukan oleh Apoteker.

b. ICU
Pelayanan kefarmasian pasien ICU di RSUD Padang Panjang alur pelayanannya
sama dengan pelayanan di rawat inap biasa, yaitu pelayanannya mulai dari visite dan
penulisan CPPT.

B. PUSKESMAS
I. LATAR BELAKANG / PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) menurut Permenkes RI No. 74 tahun 2016
merupakan suatu unit pelakasana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupkan
layanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan harus
melakukan pelayanan kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan
dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah
setempat. Selain itu, puskesmas pula memiliki tugas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dan perilaku hidup seh at maupun menjaga lingkungan sehat dengan memberikan pelayanan
yang bermutu. Puskesmas menjadi fasilitas layanan kesehatan yang memberikan edukasi upaya
kesehatan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Salah satu pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah pelayanan Kefarmasian. Pelayanan
kefarmasian merupakan pelayanan kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi, baik
berupa obat, bahan habis pakai, maupun alat kesehatan, yang dapat meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Peran Apoteker sebagai profesi yang bertanggung jawab memberikan layanan
kesehatan, menjadi suatu pembelajaran bagi calon apoteker dalam memahami peran, fungsi dan
tanggung jawab profesionalitas sebagai apoteker. Seperti disbutkan dalam PP No. 51 tahun 2009
tentang pekerjaan kefarmasian disebutkan bahwa penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan
resep dokter dan dilakasanakan oleh apoteker. Seorang apoteker harus dapat bekerja dengan
handal dan bersikap profesional sehingga dibutuhkan kesiapan diri berupa ilmu-ilmu yang sesuai
dengan tanggung jawab untuk dapat menyesuaikan diri dalam dunia kerja.

II. PROFIL PUSKEMAS PAYOLANSEK PAYAKUMBUH


Puskesmas Payolansek secara resmi beroperasi mulai tanggal 4 Maret 2009. Puskesmas
Payolansek sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dihitung dari 1 Januari 2015.
Puskesmas Payolansek Payakumbuh yang terletak di Jl. Flamboyan, Kel. Payolansek, Kec.
Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Puskesmas Payolansek sekarang
dipimpin oleh Rina F, SKM dengan wilayah kerja saat ini adalah kelurahan Talang dan Pakan
Sinayan, Payolansek, Koto Tangah, Bulakan Balai Kandi dan Kubu Gadang.
Di Puskesmas Payolansek terdiri dari 1 (satu) orang tenaga Apoteker yaitu Nella Vista Sari,
S.Farm, Apt, dan 2 (dua) orang tenaga teknis kefarmasian lain. Tenaga kesehatan lain yang
melaksanakan pekerjaan kefarmasian dibawah tanggung jawab dan bertanggung jawab kepada
Apoteker sebagai penanggung jawab pelayanan kefarmasian di Puskesmas

III. KEGIATAN DI PUSKESMAS PAYOLANSEK PAYAKUMBUH


No. Hari/ tanggal/ Kegiatan Keterangan
minggu ke-
1. Senin, 24 Februari - 1. Pengenalan Lingkungan IFK Kegiatan
28 Februari 2020 Payakumbuh berlangsung dari
Minggu ke-1 2. Perkenalan dengan Apoteker, hari Senin-Jumat
Tenaga Teknis Kefarmasian
dan Staf yang bertugas di IFK 07.30-16.00 WIB
Payakumbuh
3. Perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan
dan pendistribusian Obat di
IFK Payakumbuh
2. Senin, 29 Februari - 1. Konseling Obat di damping Kegiatan
7 Maret 2020 oleh Apoteker berlangsung dari
Minggu ke-2 2. Diskusi mengenai konsep hari Senin-Sabtu
penggunaan obat yang Shift pagi :
rasional dengan Apoteker 07.30-14.30 WIB
3. Menghitung waktu tunggu
pelayanan Resep
4. Diskusi mengenai distribusi
obat di Puskesmas dengan
Apoteker
5. Diskusi mengenai
Pemusnahan Obat di
Puskesmas
6. Pengendalian (Pengisian kartu
stok)

IV. FUNGSI APOTEKER DI BIDANG KLINIS


 Bersifat Tekhnis
Di Puskesmas Payolansek, pelayanan kefarmasian mulai dari skrining resep
dilakukan oleh Apoteker dan TTK, penyiapan obat/peracikan obat Apoteker di bantu
oleh Tenaga Teknis Kefarmasiaan.
 Bersifat Klinik
a. Informasi Obat
Menurut Permenkes nomor 74 tahun 2016 merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini
kepada Dokter, Apoteker, Perawat, Pofesi kesehatan lainnya dan pasien.
Di Puskesmas Payolansek yang memberikan Informasi obat kepada pasien
adalah Apoteker dan terkadang dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasiaan.
b. Konsultasi dan edukasi obat untuk pasien
Menurut Permenkes nomor 74 tahun 2016 merupakan suatu proses untuk
mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan
penggunaan obat rawat jalan dan rawat inap.
Di Puskesmas Payolansek pemberian konsultasi dan edukasi untuk pasien rawat
jalan sudah berjalan cukup baik.
c. Konsultasi terapi obat dengan tenaga kesehatan
Di Puskesmas Payolansek peran Apoteker dalam berkonsultasi terapi obat
terlihat ketika saat terjadi kekosongan stok obat yang ada di resep, lalu Apoteker
mengkonfirmasi dan meminta penggantian obat ke Dokter.
d. Menilai sejarah pengobatan pasien
Di Puskesmas Payolansek Apoteker akan menyiapkan resep yang diberikan oleh
pasien, yang sebelumnya pasien di periksa oleh dokter di poli lalu pasien diberikan
resep.
e. Drug Related Problem (DRP)
Bagian dari asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care) yang menggambarkan
suatu keadaan, dimana Apoteker menilai adanya ketidaksesuaian pengobatan dalam
mencapai terapi yang sesungguhnya.
Di Puskesmas Payolansek, peran Apoteker terhadap DRP sudah tampak pada
saat resep pertama diterima oleh Apoteker, dimana Apoteker pertama menerima
resep melakukan skrining resep, untuk melihat ada atau tidaknya DRP.
f. Pemantauan terapi dan penggunaan obat
Menurut Permenkes nomor 74 tahun 2016 merupakan proses yang memastikan
bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
Di Puskesmas Payolansek pemantauan dan penggunaan terapi obat dilakukan
Apoteker pada saat melakukan konseling, yang bermuara pada meningkatkan
kepatuhan pasien dalam pengobatan yang lebih teratur.
g. Pelayanan Di IGD
Di Puskesmas Payolansek pelayanan kefarmasian di IGD dilakukan oleh
Apoteker yaitu dengan melakukan penyediaan obat-obatan life saving, Bahan Medis
Habis Pakai, penyiapan gas medis, serta memonitoring obat demi terpenuhinya
patient safety.

C. APOTEK
I. LATAR BELAKANG / PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.73 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan
kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.
Sebuah Apotek dikelola oleh seorang Apoteker Penanggung Jawab Apotek yang telah
terdaftar pada Departemen Kesehatan, telah mengucap sumpah/janji sebagai Apoteker dan
memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Apoteker sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan wawasan di bidang kefarmasian dan kesehatan; pengelolaan
Apotek dengan sistem manajemen yang baik; serta perilakunya dalam melaksanakan
komunikasi, pemberian informasi, edukasi sehingga mendukung tercapainya penggunanaan obat
yang benar, aman, dan rasional.
Menyadari pentingnya peran dan tanggung jawab dari seorang Apoteker, maka sebagai
seorang Apoteker harus memiliki bekal ilmu pengetahuan, dan keterampilan yang cukup di
bidang kefarmasian baik dalam teori maupun prakteknya. Melalui Praktek Kerja Profesi
Apoteker di Apotek inilah gambaran nyata pembekalan, dan pengalaman dapat diperoleh bagi
para calon Apoteker. Dengan berbekal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman pelaksanaan
pengelolaan Apotek maka seorang calon Apoteker kelak dapat berperan aktif dan peran aktifnya
dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai seorang Penanggung Jawab Apotek yang berhubungan
langsung dengan masyakat.
I. Profil Apotek WD Farma
Apotek WD Farma didirikan pada bulan Mei 2014. Nama Apotek ini diambil dari inisial
gabungan dari nama kedua orang tua pemilik apotek. Pada awalnya apotek WD Farma didirikan
di jalan Jati No. 48. Setelah dilakukan pembaruan SIA dengan No. 10/SIAP/BPMPTSP/IV/2016,
Apotek WD Farma berpindah ke lokasi yang lebih strategis dan mudah untuk diakses oleh
masyarakat yaitu di Jalan Ujung Gurun No.75 Padang.
Apotek WD Farma merupakan apotek non pemerintah yang didirikan dengan modal
sendiri. Apotek WD Farma dikelola oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang
bernama Fathya Intan Lestari WD, S.Farm, Apt, dua orang Asisten Apoteker dan dua orang
tenaga administrasi. Apotek WD Farma melakukan kegiatan kefarmasian dimulai pada pukul
08.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB.
Apotek WD Farma memiliki lokasi yang strategis yang mudah untuk diakses oleh
masyarakat. Apotek WD Farma juga memiliki tempat parkir yang luas sehingga mampu
meningkatkan kenyamanan pasien dalam berobat dan membeli obat. Di apotek WD Farma
terdapat praktek dokter umum yaitu dr. Marryo Borry WD dan dr. Ayu Andrian Putri.

II. KEGIATAN DI APOTEK ANUGRAH 24

No. Hari/ tanggal/ Kegiatan Keterangan


minggu ke-
1. Senin - sabtu, 6 1. Pengenalan Apotek WD Kegiatan
Januari – 11 Farma berlangsung dari
Januari 2020 2. Pengenalan dengan Apoteker, hari Senin-Jum’at.
Minggu ke-1 dokter praktek, serta staff Shift pagi: 08.00-
Apotek WD Farma 15.00 WIB
3. Mengamati sarana dan Shift siang: 14.00-
prasarana Apotek WD Farma 20.00 WIB
4. Mengamati penyimpanan Sabtu: 07.00-
barang di Apotek WD Farma 18.00 WIB
5. Mempelajari alur pelayanan
resep di Apotek WD Farma
6. Mempelajari cara pelayanan
obat tanpa resep
7. Diskusi bersama Apoteker
mengenai perencanaan &
pemesanan obat dan alkes di
Apotek
2. Senin - sabtu, 13 1. Senam pagi pada hari sabtu Kegiatan
Januari – 18 2. Mempelajari tata cara skrining berlangsung dari
Januari 2020 resep hari Senin-Jum’at.
Minggu ke-2 3. Mempelajari dan ikut serta Shift pagi: 08.00-
menyiapkan obat sesuai resep 15.00 WIB
di dampingi oleh Apoteker Shift siang: 14.00-
4. Mempelajari dan ikut serta 20.00 WIB
menyerahkan obat kepada Sabtu: 07.00-
pasien 18.00 WIB
5. Mempelajari dan ikut serta
memberikan informasi obat
kepada pasien
6. Mempelajari dan ikut serta
melakukan pengendalian di
apotek dengan cara mengisi
kartu stok
7. Melakukan pelayanan obat
tanpa resep didampingi oleh
Apoteker
8. Diskusi bersama Apoteker
mengenai penerimaan &
penyimpanan obat
3. Senin – sabtu, 1. Skrining resep di dampingi Kegiatan
20 Januari – 25 oleh Apoteker berlangsung dari
Januari 2020 2. Menyiapkan obat sesuai resep hari Senin-Jum’at.
Minggu ke-3 di dampingi oleh Apoteker Shift pagi: 08.00-
3. Menyerahkan obat kepada 15.00 WIB
pasien didampingi oleh Shift siang: 14.00-
Apoteker 20.00 WIB
4. Memberikan informasi obat Sabtu: 07.00-
kepada pasien di damping 18.00 WIB
oleh Apoteker
5. Melakukan pengendalian di
apotek dengan cara mengisi
kartu stok didampingi oleh
Apoteker
6. Melakukan pelayanan obat
tanpa resep didampingi oleh
Apoteker
7. Diskusi bersama Apoteker
mengenai pencacatan &
pelaporan Apotek

4. Senin - sabtu, 27 1. Skrining resep di dampingi Kegiatan


Januari – 1 oleh Apoteker berlangsung dari
Februari 2020 2. Menyiapkan obat sesuai resep hari Senin-Jum’at.
Minggu ke-4 di dampingi oleh Apoteker Shift pagi: 08.00-
3. Menyerahkan obat kepada 15.00 WIB
pasien didampingi oleh Shift siang: 14.00-
Apoteker 20.00 WIB
4. Memberikan informasi obat Sabtu: 07.00-
kepada pasien di damping 18.00 WIB
oleh Apoteker
5. Melakukan pengendalian di
apotek dengan cara mengisi
kartu stok didampingi oleh
Apoteker
6. Melakukan pelayanan obat
tanpa resep didampingi oleh
Apoteker
7. Diskusi bersama Apoteker
mengenai Perizinan Apotek

5. Senin, 3 1. Skrining resep di dampingi Kegiatan


Februari – 8 oleh Apoteker berlangsung dari
Februari 2020 2. Menyiapkan obat sesuai resep hari Senin-Jum’at.
Minggu ke-5 di dampingi oleh Apoteker Shift pagi: 08.00-
3. Menyerahkan obat kepada 15.00 WIB
pasien didampingi oleh Shift siang: 14.00-
Apoteker 20.00 WIB
4. Memberikan informasi obat Sabtu: 07.00
kepada pasien di damping 18.00 WIB
oleh Apoteker
5. Melakukan pengendalian di
apotek dengan cara mengisi
kartu stok didampingi oleh
Apoteker
6. Melakukan pelayanan obat
tanpa resep didampingi oleh
Apoteker
7. Diskusi bersama Apoteker
mengenai Penutupan Apotek

6. Senin, 10 1. Skrining resep di dampingi Kegiatan


Februari – 15 oleh Apoteker berlangsung dari
Febuari 2020 2. Menyiapkan obat sesuai resep hari Senin-Jum’at.
Minngu ke-6 di dampingi oleh Apoteker Shift pagi: 08.00-
3. Menyerahkan obat kepada 15.00 WIB
pasien didampingi oleh Shift siang: 14.00-
Apoteker 20.00 WIB
4. Memberikan informasi obat Sabtu: 07.00-
kepada pasien di damping 18.00 WIB
oleh Apoteker
5. Melakukan pengendalian di
apotek dengan cara mengisi
kartu stok didampingi oleh
Apoteker
6. Melakukan pelayanan obat
tanpa resep didampingi oleh
Apoteker
7. Penutupan kegiatan PKPA
Apotek periode 6 Januari – 15
Februari 2020

IV.Fungsi Apoteker
 Bersifat Teknis
a. Pelayanan obat pasien rawat jalan
Pelayanan obat pasien rawat jalan pada Apotek WD Farma dilakukan oleh Apoteker,
dimana Alur pelayanan obat melalui resep yang bersal dari klinik WD Farma, dimana peran
Apoteker dalam pelayanan yaitu penyiapan obat yang dibantu oleh AA dalam pantauan
Apoteker, obat yang disiapkan disesuaikan dengan yang diperintahkan dalam resep, dan
diserahkan kepada pasien disertai dengan pemberian informasi obat
b. Turut serta dalam pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan di lingkungan Apotek
Apotek WD Farma turut serta dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada calon
Apoteker mengingat pentingnya peran Apoteker di Apotek sehingga dengan berbekal
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman pelaksanaan pengelolaan Apotek maka seorang
calon Apoteker kelak dapat berperan aktif dan peran aktifnya dapat dirasakan oleh
masyarakat sebagai seorang Penanggung Jawab Apotek yang berhubungan langsung dengan
masyakat.
 Bersifat klinik
a. Informasi Obat
Menurut permenkes nomor 73 tahun 2016 merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan
kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan
lain, pasien atau masyarakat.
Di Apotek WD Farma kegiatan pemberian informasi obat Apoteker dibantu oleh Asisten
Apoteker, jika Apoteker tidak berada ditempat.
b. Konsultasi obat dan edukasi tentang obat untuk pasien
Menurut permenkes nomor 73 tahun 2016 merupakan proses interaktif antara Apoteker
dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien.
Di Apotek WD Farma konsultasi belum berjalan dikarenakan keterbatasan ruang untuk
konsultasi belum tersedia, sehingga belum tercapainya pelayanan terhadap konsultasi obat dan
edukasi obat pasien.
c. Konsultasi terapi obat dengan tenaga kesehatan
Di Apotek WD Farma peran Apoteker dalam konsultasi terapi dengan tenaga kesehatan
yaitu saat mengkonfirmasi obat yang kosong kepada Dokter, resep yang kurang jelas seperti
nama nya tidak ada, dosis nya tidak rasional, dll.

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta:


Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. Bekerjasama dengan Japan International Coorperation Agency


(JICA), 2010. Materi Pelatihamn Manajemen Kefarmasian diPuskesmas. Depkes RI.
Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Permenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Permenkes RI. 2016. Permenkes No 72 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah No.51 tentang Pekerjaan
Kefarmasian. Jakarta.
Undang-Undang RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tentang Kesehatan.
Jakarta: Direktur Jendral Peraturan Perundang-Undangan Kementrian Hukum dan HAM
RI.

Undang-Undang RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tentang Rumah Sakit.
Jakarta: Direktur Jendral Peraturan Perundang-Undangan Kementrian Hukum dan HAM
RI.

Undang-Undang RI. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tentang Tenaga


Kesehatan. Jakarta: Direktur Jendral Peraturan Perundang-Undangan Kementrian Hukum
dan HAM RI.

Anda mungkin juga menyukai