Anda di halaman 1dari 119

i

LAPORAN PRATIKUM
PRATIKUM MATA KULIAH DASAR – DASAR FISIOLOGI
TUMBUHAN

OLEH:

Adam Ramadhan

204110241

AGROTEKNOLOGI 3 D

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
ii

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRATIKUM MATA KULIAH DASAR-DASAR FISIOLOGI
TUMBUHAN

Laporan Pratikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan disusun sebagai persyaratan


kelulusan mata kuliah.

Nama : Adam Ramadhan


NPM : 204110241
Kelas : AGROTEKNOLOGI 3 D
Fakultas : PERTANIAN
Program Studi : AGROTEKNOLOGI
Semester : 3 (TIGA)
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Demikian laporan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Mengetahui,
Dosen Pengampu Asisten Dosen

Drs. Maizar, Mp Noer Arif Hardi,SP.,MP


iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan dengan judul “Pratikum Mata Kuliah Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs. Maizar, Mp selaku


dosen pembimbing mata kuliah Dasar - Dasar Fisiologi Tumbuhan yang telah
memberikan bimbingan pembelajaran. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Bapak Noer Arif Hardi . SP,.MP selaku asisten dosen yang sudah
memberikan arahan dan masukan dalam penulisan laporan ini. Selain itu, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan
bantuan dan dukungan serta teman-teman mahasiswa yang telah membantu dalam
penyusunan laporan hingga selesai.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat dijadikan
sebagai sumber literatur bagi teman-teman yang lain.

Pekanbaru, Desember 2021

Penulis
iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PRAKTIKUM 1 : Pengaruh Konsentrasi Garam dan Lama Perendaman Terhadap

Respon Benih Dalam Proses Difusi Pada Benih.

PRAKTIKUM 2 : Respon Tanaman Terhadap Penerimaan Cahaya Matahari Dalam

Mempengaruhi Proses Fotoperiodisme.

PRAKTIKUM 3 :Pembuatan Telur Asin Dengan Komposisi Garam Yang Berbeda-

beda.

PRAKTIKUM 4 : Fotosintesis Pada Berbagai Macam Jenis Tanaman

PRAKTIKUM 5 : Transpirasi Tanaman

PRAKTIKUM 6 : Perbedaan Nutrisi Pada Tanaman Dikotil dan Monokotil

PRAKTIKUM 7 : Pengukuran Kadar Klorofil A,B dengan Spektrofometer

PRAKTIKUM 8 : Perendaman Kentang dan Telur Pada Waktu Dan Media Yang

Berbeda-beda

BIODATA DIRI
5

PENGARUH KONSENTRASI GARAM DAN LAMA PERENDAMAN

TERHADAP RESPON BENIH DALAM PROSES DIFUSI PADA BENIH

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :

Adam Ramaadhan

204110241

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
6

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................2

1.2 Tujuan................................................................................................................................3

1.3 Manfaat Praktikum..........................................................................................................3

BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................................3

2.1 Pengertian Difusi.............................................................................................................3

2.2 Pengertian Osmosis.........................................................................................................4

BAB III Metode Alat Dan Bahan....................................................................................6

3.1 Metodeologi......................................................................................................................6

3.2 Waktu dan tempat............................................................................................................7

3.3 Alat dan bahan..................................................................................................................7

3.4 Pelaksanaan Praktikum...................................................................................................7

BAB IV PENUTUP........................................................................................................10

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10

4.2 Saran................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

DOKUMENTASI...........................................................................................................13
7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisiologi tumbuhan (Physis - Alam, Logos Ilmu) Fisiologi tumbuhan

merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme

yang terjadi di dalam tubuh-tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat

hidup Proses difusi merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi

menuju larutan berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran Contoh yang

sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi

manis Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara, dimana pada

masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.

Faktor air dan garam mineral dalam fisiologi tanaman merupakan faktor

utama yang sangat penting Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air, karena air

adalah matrik dari kehidupan, bahkan makhluk lain akan punah tanpa air Kramer

menjelaskan tentang betapa pentingnya air bagi tumbuh-tumbuhan, yakni air

merupakan bagian dari protoplasma (85-90% dari berat keseluruhan bahagian hijau

tumbuh-tumbuhan (jaringan yang sedang tumbuh) adalah air. Selanjutnya dikatakan

bahwa air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan

dalam proses-proses hidrolik Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam

garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuh tumbuhan,

melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas,

pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuka dan menutupnya stomata,

kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan


8

Peran air yang sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa

langsung atau tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi

semua proses metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman.

Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis

tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan

kondisi cuaca.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui keadaan benth setelah perendaman dengan konsentrasi

larutan garam.

2. Untuk mengetahui proses difust pada benih/biji.

1.3 Manfaat Praktikum

1. Kita bisa mengetahui keadaan,berat,dan tekstur benih setelah perendaman

dengan

konsentrasi larutan garam.

3. Kita bias mengetahui bagaimana proses difusi pada benih/biji


9

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Difusi

Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut

dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan

konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus

terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan

kesetimbangan dimana perpindahan molekultetap terjadi walaupun tidak ada

perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan

teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek

yang berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusimolekuler.

Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang

diam dari solid atau fluida.Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,

yaitu:

1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan

bergerak,sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.

2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan

difusinya.

5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan

lebihcepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.


10

2.2 PengertianOsmosis

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari

bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semi permeabel harus

dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien

tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat

dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan

konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.

Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui

membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih

pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif,

yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada

sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi

karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke

dalam dan ke luar sel.

Garam dapur (NaCl) merupakan elektrolit kuat yang terurai sempurna

menjadi ion. Kation dan anion dalam garam atau keduanya mampu bereaksi dengan

air sehingga menghasilkan reaksi yang disebut hidrolisis. Umumnya, garam yang

mengalami hidrolisis akan mempengaruhi pH larutan. Akan tetapi, ada beberapa

jenis garam yang mengandung ion-ion logam alkali atau alkali tanah (kecuali Be2+)

dan basa konjugasi asam kuat seperti Br- , NO2 - , CL- , dan NO3 - tidak mengalami

hidrolisis dan disebut garam penghasil larutan netral. (Hiskia, 2001 dalam

Baharuddin, 2016) Umbi merupakan suatu jenis tumbuhan yang dapat mengalami
11

peristiwa difusi dan juga osmosis. Umbi sendiri termasuk tanaman yang terbentuk

dalam tanah. Kentang (Solanum tuberosum L) adalah tumbuhan yang termasuk

dalam kelompok umbi-umbian, yaitu umbi batang. Bentuk dari kentang itu sendiri

bulat tidak teratur dan permukaannya kasar. Kentang ini memiliki nilai ekonimis

yang tinggi apabila digunakan untuk membuat suatu olahan, tetapi salah satu kendala

pada produk kentang adalah ketahanan penyimpanan yang tidak lama dan mudah

mengalami browning yang disebabkan oleh kadar air yang tinggi. Dehidrasi osmotik

merupakan metode yang tepat untuk mengatasi masalah pada kentang tersebut untuk

mengurangi kadar air di dalam kentang sampai pada tingkat yang rendah tanpa

mengubah tekstur dan kandungan protein pada kentang itu.

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Indonesia merupakan komoditas

pertanian terpenting setelah kedelai yang memiliki peran strategis pangan nasional

sebagai sumber protein dan minyak nabati. Kacang tanah mengandung lemak 40-

50%, protein 27%, karbohidrat 18%, dan vitamin. Kacang tanah dimanfaatkan

sebagai bahan pangan konsumsi langsung atau campuran makanan seperti roti,

bumbu dapur, bahan baku industri, dan pakan ternak, sehingga kebutuhan kacang

tanah terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk

(Marzuki, 2009).

Klasifikasi kacang tanah (Pitojo, 2005) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Leguminales

Famili : Papilionaceae
12

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogea L.

BAB III Metode Alat Dan Bahan

3.1 Metodeologi

Metodeologi yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan metode

konservasi/pengamatan pada perlakuan tiap sampel yang digunakan. Perlakuan

pertama adalah larutan garam dan perlakuan kedua adalah lama perendaman.

3.2 Waktu dan tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 okt -28 okt 21 pukul 15.30

WIB- Selesai. Bertempat di lahan belakang kampus Fakultas Pertanian Universitas

Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution Km. 11, No: 113, Kelurahan Air Dingin,

Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.

3.3 Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Toples, sendok, pisau,

Timbangan analitik, kamera alat tulis dan lain lain.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah: Kentang, biji pinang, benih kacang

tanah, garam air mineral dan lain-lain.

3.4 Pelaksanaan Praktikum


13

a. Sediakan alat dan bahan yakni benih pinang, kentang, kacang tanah, garam,

toples, gelas ukur, timbangan, air dan alat tulis

b. Wadah diisi larutan garam sesuai dengan perlakuan yang kemudian diaduk

hingga garam benar-benar larut.

c. Timbang benih pinang, kentang dan kacang tanah Untuk benih kentang dikupas

terlebih dahulu kulitnya.

d. Masukan benih tersebut kedalam toples dimana setiap toples berisi 3 benih. 1

pinang, 1 kentang dan 10 kacang.

e. Timbang berat benih setelah perendaman sesuai perlakuan.

Perlakuan Pertama terdiri dari:

AO - Air biasa (perlakuan kontrol)

A1-1/2 bungkus garam/L air

A2 1 bungkus garam/L. Air

A3 11/2 bungkus garam/ L air

A4 2 bungkus garam/ L air

Perlakuan Kedua terdiri dari:

W1-30 menit

W260 menit

W3-90 menit

W4-120 menit

1. Morfologi benih/biji setelah perendaman

Tabel 1. Morfologi Benih Sebelum dan Setelah Perendaman

No. Benih Morfologi benih sebelum Morfologi benih setelah


14

perendaman perendaman

1. Kentang Tekstur keras Tekstur lembek

Warna daging kekuningan Warna daging kehitaman

2. Pinang Keras Keras

3. Kacang Tanah Keras Sedikit lunak

Pembahasan:

Tabel hasil pengamatan diatas Menunjukkan bahwa lama perendaman

mempengaruhi bentuk dari biji yang direndam karna terdapat proses difisi, osmosis

dan imbibisi yang terjadi pada saat proses perendaman terjadi.

2. Besar difusi yang terjadi pada benih/biji

Tabel 2. Berat benih/biji setelah perendaman

Berat setelah perendaman


Benih Perlakuan
(gr)

A0-Tanpa garam 6,98 gr

A1-1/2 bungkus garam 7,15 gr


Kentang + Pinang +
A2-1 bungkus garam 5,56 gr
Kacang Tanah

A3-11/2 bungkus garam 5,91 gr

A4-2 bungkus garam 6,22 gr

Pembahasan:
15

Pada hasil pengamatan ini, air biasa/ tanpa garam dan larutan garam yang

berbeda beda berpengaruh terhadap proses difusi. Pada perendaman dengan air

tanppa garam menghasilkan penambahan berat biji lebih besar dibandingkan

perendaman menggunakan larutan garam, hal ini disebabkan karena larutan garam

memililki konsentrasi yang lebih pekat atau tinggi.

Pengaruh garam dan lama perendaman dan Penyerapan air melalui proses

imbibisi dan osmosis merupakan proses yang pertama terjadi pada perkecambahan

diikuti dengan pelunakan biji. Selanjutnya embrio dan endosperm akan membengkak

sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah. Makanan cadangan

yang disimpan dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak dan protein.
16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Faktor air, garam mineral, dan lama perendeman pada tanaman Kentang,

Pinang dan Kacang Tanah berpengaruh pada morfologi dan juga difusi pada tanaman

Kentang, Pinang, dan Kacang Tanah.

4.2 Saran
17

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah:Untuk praktikum

mata kuliah Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan lebih disiplin untuk kehadiran

mahasiswanya, pada praktikum ini kelas D lebih kompak lagi kedepannya.


18

DAFTAR PUSTAKA

Machlis, L., and J. G. Torrey. 1956. Plants in Action A Laboratory Manual of Plant
Physiology. W.H. Freeman and Company. San fransisco.

Meidner, H. 1984. Class Experiments in Plant Physiology. George Allen and Unwin
(Publisher)Ltd. London.

Robert, J., and D. G. Whitehouse. 1976. Practical Plant Physiology. Longman Group
Limited. NewYork.

Ross, C. W. 1974. Plant Physiology Laboratory Manual. Wadsworth Publishing


Company, Inc. Belmont – California.

Witham, F. H., D. F. Blaydes and R. B. Devlin. 1986. Exercises in Plant Physiology


Second Edition. Prindle, Weber and Schmidt. Boston.
19

DOKUMENTASI

A0-Tanpa garam A1-1/2 bungkus garam

A2-1 bungkus garam A3-11/2 bungkus garam

A4-2 bungkus garam


20

RESPON TANAMAN TERHADAP PENERIMAAN CAHAYA MATAHARI

DALAM MEMPENGRUHI PROSES FOTOPERIODISME

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :

Adam Ramadhan

204110241

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
21

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN..................................................................................................2

1.1 Latar Belakang........................................................................................................2

1.2 Tujuan.....................................................................................................................3

1.3 Manfaat...................................................................................................................4

BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................................4

2.1 kacang hijau............................................................................................................4

2.2 Manfaat Kacang Hijau............................................................................................5

2.3 Cahaya Matahari.....................................................................................................5

BAB III Metodelogi Praktikum...................................................................................7

3.1 Waktu Dan Tempat.................................................................................................7

3.2 Alat Dan Bahan......................................................................................................7

3.3 Hasil dan Pembahasan............................................................................................8

BAB IV PENUTUP........................................................................................................10

4.1 Kesimpulan............................................................................................................10

4.2Saran................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
22

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup termasuk tumbuh-tumbuhan


pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti
cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum. Pengaruh faktor-
faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuh-tumbuhan berbeda-beda,
karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda menurut
habitat dan waktu yang berlainan. Pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi
oleh jumlah dan variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien
dan faktor fisik, misalnya suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas
toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan tersebut.

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh


makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang
dunia ini. Selain itu , bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari
sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada
tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan
menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan biji
sampai tanaman dewasa. Dengan demikian cahaya dapat menjadi faktor pembatas
utama di dalam semua ekosistem.

Teory Cholodny-Went tentang tropisme menetapkan bahwa penyinaran

sepihak merangsang penyebaran yang berbeda (differensial) IAA dalam batang Sisi

batang yang disinari mengandung IAA lebih rendah dibandingkan dengan sisi gelap

Akibatnya sel-sel pada sisi yang gelap tumbuh memanjang lebih dari pada sel-sel

pada sisi yang disinari, sehingga batang akan membengkok ke arah sumber cahaya.
23

Fototropisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh

adanya rangsangan cahaya Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tumbuhan

akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Hal ini dapat kamu amati pada tumbuhan yang

hidup di alam bebas. Tanaman pot yang diletakkan di dalam ruangan dan mendapat

cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh membengkok ke arah datangnya

cahaya

Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas

Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut fototropisme positif,

misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya. Sedangkan gerak yang menjauhi

sumber rangsangan disebut fototropisme negatif, misalnya gerak tumbuh akar yang

menjauhi cahaya.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi tanaman terhadap pengaruh cahaya matahari

2. Untuk mengetahu besar kecilnya derajat kemiringan tanaman akibat rangsangan

cahaya matahari.

1.4 Manfaat

Kita dapat memahami kondisi pengaruh cahaya matahari dan tingkat

kemiringannya tanaman tersebut


24

BAB II Tinjauan Pustaka


2.1 kacang hijau

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di

daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini

memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan

berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga

terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus

hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang

digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah

kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan

pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi

semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue,

digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini

juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.

2.2 Manfaat Kacang Hijau

Kacang hijau memilikikandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan

sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan

kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.Kandungan kalsium dan

fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga

mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari
25

konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan

bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.

Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam

lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh

tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan

vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi

oleh mereka yang baru menikah.

Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel

mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita

yang baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.

2.3 Cahaya Matahari

Cahaya Matahari Eksistensi dari ekosistem terrestrial dapat dipertahankan

keberlangsungannya karena adanya radiasi matahari,atau lebih tepatnya karena

adanya Photosynthetically Active Radiation (PAR), yaitu panjang gelombang radiasi

yang dipergunakan di dalam proses fotosintesis (panjang gelombang antara 380 dan

720 nm). Cahaya matahari merupakan faktor utama penentu fotosintesis global,

sehingga terdapat hubungan kuantitatif yang erat diantara penyerapan cahaya

matahari dan produksi biomassa dunia. Hubungan yang erat ini biasanya terlihat

dengan lebih jelas pada komunitas tanaman yang dibudidayakan, seperti tanaman

pertanian, perkebunan, dan tanaman hortikultura. Tanaman secara menakjubkan

dapat beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan cahaya, dari kondisi sangat gelap

di bawah kanopi ekosistem hutan sampai kondisi sangat terang di daerah gurun pasir

dan puncak pegunungan. Pada kondisi lingkungan cahaya yang rendah, tanaman
26

harus dapat menyerap cahaya dengan cukup untuk dapat tetap hidup. Untuk dapat

melakukan hal ini, mereka harus memaksimumkan terhadap jumlah cahaya yang

diserap. Sebaliknya, pada kondisi lingkungan cahaya yang tinggi, selain tanaman

harus memaksimumkan kapasitas penggunaan cahaya, mereka juga harus

mempunyai kemampuan menangani kelebihan cahaya ketika cahaya matahari yang

mereka terima lebih besar dari kapasitas fotosintesisnya. Sebagai akibat dari tekanan

lingkungan ini tanaman mempunyai beberapa mekanisme untuk dapat

mengoptimumkan intersepsi, penyerapan, dan penggunaan cahaya, berdasarkan

lingkungan cahaya dimana mereka tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh

hubungan antara luasan daun tanaman dalam penggunaan radiasi matahari yaitu pada

tanaman ketimun (Cucumis sativus) , pertumbuhan daunnya (yang ditunjukkan

dengan indeks luas daun (LAI) atau leaf area index) bertambah dengan

meningkatnya cahaya matahari (Newton,1963). Meningkatnya indeks luas daun ini

disebabkan karena bertambah banyaknya jumlah sel daun 7 (ditunjukkan pada

Gambaar 1). Ketebalan daun juga dipengaruhi oleh radiasi matahari, dimana lapisan

palisade daun semakin tebal dengan meningkatnya cahaya matahari yang diterima

oleh daun. Volume sel-sel daun ketumun tersebut berlipat dua besarnya di bawah

tingkat radiasi yang sangat tinggi( 3,11 X 10-5 mm3 pada radiasi 3,2 MJ m-2 d -1 ,

dibandingkan dengan 1,46 X 10 -5m m 3 pada radiasi 0,5 M J m-2 d -1 ).


27

BAB III Metodelogi Praktikum

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu Rabu,tanggal 6 -10 november

2021 pukul 15.30 WIB – Selesai.Bertempat dilahan dibelakang kampus Fakultas

Pertanian Universitas Islam Riau,Jalan Kaharuddin Nasution km.11 No 113 ,

Kelurahan Air Dingin ,Kecamatan Bukit Raya,Kota Pekanbaru.

3.2 Alat Dan Bahan

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

- Biji kacang hijau

- Media tanam (Kapas)

- Gelas aqua bekas

- Kardus

2. Pelaksanaan Praktikum

a. Sediakan Alat dan Bahan Praktikum

b. Tanam biji kedelai kedalam media yang disediakan

c. Letakkan tanaman pada tempat yang dinaungi sebagian sampai kemiringan 30°,

60°, 90° kearah Barat.

d. Siram tanaman satu kali sehari

e. Amati arah tumbuh tanaman sampai umur 1 bulan setelah tanam 6 Buat 3

ulangan untuk setiap jenis tanaman


28

3.3 Hasil dan Pembahasan

1. Pertumbuhan Kacang Hijau

Tabel 3. Pertumbuhan tinggi tanaman di tempt gelapndan di trmpat terang

No Tinggi Tanaman Rata-rata (cm)


Hari/Tanggal
. Tempat Terang Tempat Gelap

Kamis
1. 0 cm 0 cm
04/11/2021

Jumat
2. 0,5 cm 2 cm
05/11/2021

Sabtu
3. 2 cm 3,5 cm
05/11/2021

Minggu
4. 3,5 cm 9 cm
05/11/2021

Senin
5. 5,5 cm 16 cm
05/11/2021

Selasa
6. 6,8 cm 22 cm
05/11/2021

Rabu
7. 7,5 cm 30 cm
05/11/2021

Pembahasan:
29

Tinggi tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap (tidak terkena

cahaya matahari ) jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman kacang hijau yang

diletakkan di tempat terang (tekerna sinar matahari). Hal ini disebabkan karena

cahaya matahari yang mengenia tanaman kacang hijau memperlambat / menghambat

kerja hormon auksin.

Oleh karena itu, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang

pertumbuhannya tidak secepat tanaman kacang hijau yang diletakkan ditempat gelap.

Namun, jika dilihat dari bentuknya, tanaman yang diletakkan ditempat terang

daunnya lebih hijau dan lebar serta batangnya lebih kokoh. Sedangkan, tanaman di

tempat gelap daunnya lebih kuning dan tipis serta batangnya tidak begitu kokoh.

Pembahasan:

Pada tabel dapat kita lihat derajat kemiringan yang terjadi pada tanaman

kacang hijau yang berada di luar ruangan:

- Pada derajat 30° memiliki tinggi rata rata 5 cm

- Pada derajat 60° memiliki tinggi rata rata 8 cm

- Pada derajat 90° memiliki tinggi rata rata 14 cm

- Pada derajat 120° memiliki tinggi rata rata 18,5 cm

Sedangkan derajat kemiringan yang terjadi pada tanaman kacang hijau yang berada

di dalam ruangan:

- Pada derajat 30° memiliki tinggi rata rata 7,5 cm

- Pada derajat 60° memiliki tinggi rata rata 11,5 cm

- Pada derajat 90° memiliki tinggi rata rata 15 cm

- Pada derajat 120° memiliki tinggi rata rata 27 cm.


30

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa rata-rata kacang hijau yang

tertinggi adalah kacang hijau yang di tanam di tempat gelap dan pertumbuhannya

yang paling cepat juga di tempat gelap. Hal ini di sebabkan karena hormon auksin

sangat cepat berkembang di tempat gelap. uraikan oleh cahaya.

Pada tempat terang/ bercahaya hormone auksin lebih sedikit karena matahari,

schingga menyebabkan pertumbuhan tanaman ditempat terang lebih lambat.Akan

tetapi, di tempat yang gelap merupakan tempat yang tidak begitu baik untuk

pertumbuhan tanaman, sebaliknya di tempat yang teranglah merupakan tempat yang

baik untuk pertumbuhan tanaman.

4.2 Saran

Dari kesimpulan-kesimpulan di atas, penulis mengemukakan saran-saran

terutama yang menjadi objek permasalahan dalam Laporan Praktikum ini sehingga

dalam pelaksanaan penelitian di masa mendatang dapat menghasilkan kesimpulan-

kesimpulan yang lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

1. Dalam pelaksanaan penelitian harus lebih teliti dan cermat, dan diperlukan uji

ulang terhadap hasil penelitian.


31

2 Kritik dan saran dari guru serta pembaca sangat kami butuhkan untuk

kesempurnaan Laporan Praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil. A. 2001. "Biologi edisi ke-5 jilid ke-2". Eriangga Jakarta Hilman, J.

R. 1978. "Isolation of plant growth substance". Cambridge University Press:

Cambridge Kimball, Jhohn W. 1996. "Biologi edisi ke-5 jilid ke-2". Erlangga:

Jakarta Khrisnawati, Desiree. 2003. "Pengaruh pemberian pupuk kascing terhadap

pertumbuhan vegetatif tanaman kentang"

Mader, S. S. 2004. "Biology". Me Graw Hill Boston


32

DOKUMENTASI

Luar ruangan

Dalam ruangan
33

Derajat Kemiringan (30°, 60°, 90°,120°) tanaman kacang hijau setelah 7 hari

30°60°90°120° 30°60°90°120°

Dalam Ruangan Luar Ruangan


34

PEMBUATAN TELUR ASIN DENGAN KOMPOSISI GARAM YANG

BERBEDA-BEDA

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :

Adam Ramadhan

204110241

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
35

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

1.2Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian TelurAsin

2.2 Perubahan yang Terjadi Selama ProsesPengasinan

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1Waktu danTempat

3.2Bahan danAlat

3.3PelaksanaanKegiatan

3.4Tabel Pengamatan

BAB IV PENUTUP

4.1Kesimpulan

4.2Saran……

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI
36

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telur merupakan salah satu produk unggas yang memiliki kandungan gizi
lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Telur yang banyak
dikonsumsi adalah telur bebek, telur ayam dan telur puyuh. Di Indonesia jumlah
telur yang tersedia sangat banyak yaitu sebesar 1,378 ton. Sumbangan telur
terbesar adalah dari jenis ayam petelur dengan total 69,57%.
Telur ayam buras dan telur itik menyumbang masingmasing 12,16% dan
18,26%, tetapi dalam kenyataannya telur–telur busuk sebelum dimanfaatkan atau
dikonsumsi karena kurangnya masa simpan dari telur-telur tersebut. Salah satu cara
untuk mengatasi masalah pembusukan telur yaitu dengan membuat telur asin.
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang enak
dan lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan
harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur
berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya.Telur terdiri dari protein
13%, lemak 12% serta vitamin dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada
bagian kuning telur. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang
membantu mempercepat pertumbuhan otot serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit
kalsium dan vitamin B kompleks. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60%
dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat.
Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami,
kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori
telur. Penyimpanan telur dalam waktu lama tanpa pengawetan dapat menurunkan
37

bobot telur dan putih telur menjadi encer. Telur yang di awetkan dapat
memperpanjang daya simpan tanpa mengurangi kadar gizinya. Salah satu cara
pengawetan yang tidak merubah gizinya yaitu di asinkan. Oleh sebab itu usaha
pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.
Telur asin merupakan teknologi hasil peternakan yang peminatnya cukup
banyak. Sebagian besar telur asin dibuat dari telur bebek. Hal ini disebabkan telur
bebek mempunyai pori-pori yang besar sehingga baik untuk telur asin. Dengan
pengasinan telur bebek menjadi tidak amis dan masa simpan telur lebih lama.
Semakin lama waktu pengasinan akan semakin tahan lama masa simpan telur.

Telur asin dapat dibuat dengan cara merendam menggunakan media garam.
Media garam merupakan campuran antara garam, serbuk batu bata merah, sedikit
kapur dan air. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin sekaligus sebagai bahan
pengawet karena garam mampu menyerap air dari dalam telur. Garam akan masuk
ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur menuju ke putih telur, lalu ke kuning
telur. Garam akan menarik air yang dikandung telur.
Garam juga terdapat ion chlor yang berperan sebagai penghambat
pertumbuhan bakteri dalam telur, sehingga menyebabkan telur menjadi awet
karena bakteri yang terkandung dalam telur mati. Kualitas telur asin dapat dilihat
berdasarkan penilaian sifat organoleptik. Penilaian organoleptik merupakan
penilaian dengan panca indra manusia terhadap sifat pangan dengan indra
penglihatan, perasa, pembau, peraba dan pendengaran. Organoleptik yang diujikan
pada penelitian ini meliputi tekstur, warna, aroma dan rasa. Telur bebek dapat
dibuat telur asin dengan media yang bermacam– macam antara lain serbuk batu
bata merah, abu pelepah kelapa dan lumpur sawah.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh pengasinan dan lama penyimpanan telur.

2. Untuk mengetahui perlakuan garam pada masing masing telur.


38

3. Untuk mengetahui perubahan rasa, warna, dan tekstur pada telur setelah

pengasinan.
39

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Telur Asin

Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang
diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan
enzim perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur bebek dengan
massa kadaluarsa mencapai 30 hari. Telur terdiri atas protein 13%, lemak 12%, serta
vitamin dan mineral. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang
dibutuhkan serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B
kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur,
adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60% dari bagian telur mengandung lima
jenis protein dan sedikit karbohidrat.

Pengasinan merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang masa simpan.


Menurut Koswara (2009) konsentrasi garam yang diberikan pada saat pemeraman
telur asin mempengaruhi daya simpan telur asin. Produk yang disimpan dalam
jangka waktu lama akan mengalami penurunan kualitas baik secara fisik, kimia,
maupun mikrobiologi.

Lemak pada telur terdiri dari trigliserida (lemak netral), fisfilipida (umumnya
berupa lesitin), dan kolesterol. Fungsi dari trigliserida dan fosfolipida bagi tubuh
adalah sebagai sumber energi, satu gram lemak menghasilkan 9 kilokalori energi.
Lemak dalam telur berbentuk emulsi (bergabung dengan air), sehingga menjadi lebih
mudah untuk dicerna, baik oleh bayi, anak-anak, maupun golongan lanjut usia.

A. Telur

1. Telur

Telur yang biasa digunakan dalam dalam pembuatan telur asin yaitu telur itik
karena mempunyai pori-pori kulit yang lebih besar dibandingkan dengan telur
unggas lainnya, sehingga kemampuan dalam menyerap air sangat mudah dan sangat
baik jika diolah menjadi telur asin. Telur itik merupakan salah satu sumber protein
hewani yang memiliki rasa sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi terutama
40

protein, lemak dan karbohidrat. Pemanfaatan telur itik masih terbatas pada
pengolahan pangan disebabkan oleh aroma yang kurang disukai dan sifatnya yang
mudah rusak, sehingga diperlukan proses pengawetan yang tepat. Salah satu cara
pengawetan telur yang sudah umum dilakukan adalah pembuatan telur asin.

Telur itik memiliki bau amis yang tajam sehingga penggunaan telur itik dalam
bahan makanan tidak seluas telur ayam. Selain baunya yang amis, telur itik juga
memiliki pori-pori kulit yang lebih besar, sehingga sangat baik untuk diolah menjadi
telur asin (Gsianturi,2003).

Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik


penangananyang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau,
warna, danisinya. Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar
yangdiawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk
menonaktifkan perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur itik, meski
tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Telur asin baik dikonsumsi
dalam waktu satu bulan (Harianto, 2016).

2.Garam

Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat
beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain.
Dalam kehidupan sehari–hari tentu kamu tidak asing dengan garam. Contoh garam
adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk keperluan memasak
(Anonim, 2011). Penggaraman merupakan salah satu cara pengawetan yang sudah
lama dilakukan masyarakat. Garam dapat bertindak sebagai pengawet karena garam
akan menarik air dari bahan pangan sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat
berkembang biak karena menurunnya aktivitas air. Garam digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme pencemar seperti mikroorganisme
protiolitik dan spora. Sifat-sifat anti mikroorganisme dari garam. Garam akan
berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu.
Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dari bentuk spora adalah yang paling
mudah terpengaruh walau dengan kadar garamnnya rendah yaitu 6%.
41

2.2 Perubahan yang Terjadi Selama Proses Pengasinan

1. Denaturasi Protein

Denaturasi adalah suatu perubahan atau modifikasi struktur sekunder, tersier,


dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen.
Denaturasi protein dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu oleh panas, pH, bahan
kimia, gelombang suara, tekanan yang tinggi dan mekanik. Senyawa kimia seperti
urea dan garam dapat memecah ikatan hidrogen yang akhirnya menyebabkan
denaturasi protein (Winamo 1997). Pengasinan merupakan sebuah teknik pengolahan
telur itik yang juga digunakan sebagai teknik pengawetan. Fungsi utama garam pada
telur asin adalah sebagai pengawet. Semakin tinggi kadar garam pada telur asin maka
akan semakin lama daya simpannya tetapi penambahan garam yang berlebihan akan
menyebabkan denaturasi protein karena adanya perubahan atau modifikasi pada
struktur sekunder dan tresiernya (Winarno, 2004).

2. Koagulasi

Molekul-molekul protein dapat mengalami penurunan daya larut atau


berubah bentuk cair dari cairan (sol) menjadi bentuk semi padat (gel) atau bentuk
padat. Peristiwa perubahan bentuk ini disebut koagulasi. Koagulasi disebabkan
antara lain oleh panas, pengocokan, garam-garam, asam, basa atau urea. Koagulasi
protein akibat pemanasan menyebabkan terjadinya reaksi antara proteindengan air
yang diikuti dengan terjadinya penggumpalan protein. Energi panas dapat
ditimbulkan dari pengocokkan atau perlakuan penambahan panas buatan (Sirait,
1986). Konsentrasi terbesar dalam lapisan telur adalah ovomucin. Ovomucin
mempengaruhi terbentuknya jala-jala yang mengikat air membentuk struktur gel
putih telur (Sirait, 1986). Kalaza mempunyai kandungan much yang tinggi dan
mempunyai daya tahan terhadap penggumpalan.

Sebaliknya, kuning telur mengandung komponen non protein yang merukan


subyek penggumpalan. Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya
larut protein akan berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan.
42

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

1. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan pratikum yaitu setiap hari
Rabu tanggal 10 November 2021, pukul 08.00 WIB – Selesai.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan pratikum yaitu di lab Biotek Universitas Islam
Riau.yang berada Jl. Kaharuddin Nst, Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya,
Kota Pekanbaru, Riau.

3.2 Bahan dan Alat


1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 8 butir telur, 19
bungkus garam, Tanah Liat, Air, dan lain-lain.
2. Alat
Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah : Toples, Alat tulis,
Plastik, kamera dan lain lain.

3.3 Pelaksanaan Kegiatan


1. Pada sampel A lumurkan telur sebanyak 2 buah dengan tanah liat yang di
campur dengan 1 bungkus garam
2. Pada sampel B lumurkan telur sebanyak 2 buah dengan tanah liat yang
sudah dicampurkan dengan 3 bungkus garam
3. Pada sampel C lumurkan telur sebanyak 2 buah dengan tanah liat yang
sudah dicampurkan dengan 6 bungkus garam.
4. Pada sampel D lumurkan telur sebanyak 2 buah dengan tanah liat yang
sudah dicampurkan dengan 9 bungkus garam.
5. Kemudian masukan masing masing kedalam toples. Dan tutup dengan
rapat.
6. Tunggu penyimpanan selama 2 minggu
43

3.4 Table Pengamatan

No Bahan Garam Rasa Tekstur Warna

1. 2 Telur 1 Asin Lembut Putih dan


kuning

2. 2 Telur 3 Asin Lembut Putih dan


kuning

3. 2 Telur 6 Sangat Asin Sedikit Keras Putih dan


kuning

4. 2 Telur 9 Sangat Asin Sedikit keras Putih dan


Kuning

Pembahasan:

 Pada telur sampel A telur yang dicampur dengan 1 garam memiliki rasa yang
sedikit asin, tekstur yang lembut dan warna pada bagian luar putih sedangkan
dalam kuning.
 Pada telur sampel B telur yang dicampur dengan 3 garam memiliki rasa yang
sedikit asin, tekstur lembut dan warna pada bagian luar putih sedangkan
bagian dalam kuning.
 Pada telur sampel C telur yang dicampur dengan 6 garam memiliki rasa yang
sangat asin, tekstur keras dan warna pada bagian luar putih sedangkan bagian
dalam sedikit orange.
 Pada telur sampel D telur yang dicampur dengan 9 garam memiliki rasa yang
sangat asin, tekstur keras dan warna pada bagian luar putih sedangkan bagian
dalam sedikit orange.

Hal itu disebabkan karena telur yang direndam dalam media garam akan
mengalami osmosis yaitu proses perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi lebih tinggi sehingga telur menjadi asin. Berat terlur akan
bertambah akibat masuknya suatu molekul ke dalam telur, dalam hal ini air garam
yang masuk kedalam telur.
44

Tekstur kuning telur akan berubah menjadi lebih keras karena ketika molekul
garam masuk kedalam telur, maka air garam masuk kedalam putih telur karena
konsentrasi putih telur lebih pekat daripada larutan garam.
Proses Masuknya Garam ke dalam Telur Pengasinan telur umumnya
dilakukan dengan pengeraman oleh adonan campuran garam dengan tanah liat,
Garam akan masuk kedalam telur dengan cara merembes melalui pori-pori kulit,
menuju bagian putih dan akhirnya menuju kuning telur.
Semakin lama telur dibungkus dengan adonan, maka semakin banyak garam
yang merembes ke dalamnya, sehingga telur menjadi lebih awet dan asin.
45

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Proses pembuatan telur asin memilki tujuan agara telur dapat disimpan
lebih lama lagi atau lebih awet
2. Keberhasilan pembuatan telur asin ini ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain konsentrasi zat terlarut, suhu, tekanan, dan bahan- bahan yang
bercampur dengan air.
3. Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi
osmosis, ion Na di dapatkan dari garam, sedangkan ion H+ berasal dari
air, dengan demikian, ion Na masuk ke dalam telur dan kadar air
berkurang, hal ini mengakibatkan telur akan berubah menjadi asin
4. Jika semakin sedikit kandung air dalam telur, maka telur asin
akansemakin awet.

4.2 Saran
Untuk membuat telur asin sebaiknya telur dipilih yang cangkang
telurnya tidak retak-retak atau rusak agar hasil telur asinnya lebih optimal.
Penggunaan bata merah dan tanah liat akan lebih efektif jika dibandingkan
dengan penggunaan abu gosok karena bata merah dan tanah liat dapat
membantu menyerap air dari dalam telur. Perebusan telur asin sebaiknya
lebih lama, karena perebusan yang kurang lama menyebabkan tekstur telur
masih cair. Selain itu perlu diperhatikan juga dalam proses penyimpanan telur
asin, agar telur asin tidak mudah retak ataupun pecah.
46

DAFTAR PUSTAKA

Haryoto (1996), Membuat Telur Asin, Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Pringgodigdo (1977), Ensiklopedia Umum, Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Suprapti, Les (2002), Pengawetan Telur, Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Sudaryani, T. 1996. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta

Sirait, C. H. 1986. Telur dan Pengolahanya. Pusat Penelitian dan Pengembangan


Petenakan.Bogor
47

DOKUMENTASI

Tanah liat dicampurkan dengan garam Lumuri tanah liat tersebut dengan telur

Masukan kedalam toples. Pencampuran garam dan tanah liat


48

Toples keseluruhan dengan 1 garam, 3 garam, 6 garam, dan 9 garam

Telur asin yang direbus. Telur setelah direbus


49

FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI MACAM JENIS TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :

Adam Ramadhan

204110241

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
50

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................

PRAKTIKUM II .....................................................................................................

I. PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Tujuan Praktikum......................................................................................2

C. Manfaat Praktikum....................................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

III. METODOLOGI PRAKTIKUM...............................................................5

A. Waktu dan Tempat.....................................................................................5

B. Alat dan Bahan..........................................................................................5

C. Pelaksanaan Pratikum……………………………………………………6

IV. PENUTUP...................................................................................................6

A. Kesimpulan................................................................................................6

B. Saran..........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8

DOKUMENTASI.....................................................................................................9
51

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan adalah organisme eukariota multi seluler yang tergolong kedalam

kerajaan Plantae. Tanaman hijau memiliki dinding sel yang kokoh mengandung

selulosa. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, yakni memproduksi

energi sendiri dengan mengubah energi cahaya matahari melalui proses yang disebut

fotosintesis dalam organel sel bernama kloroplas.

Dalam kelangsungan hidupnya tumbuhan sangat membutuhkan energi dan

makanan.Tumbuhan dapat memperoleh energi dan makanan melalui sebuah

proses yang disebut fotosintesis. Pada Klorofil ini sendiri ada di dalam bagian

organel bernama kloroplast. Dengan fotosintesislah tumbuhan bisa menghasilkan

makanan dan memperoleh energinya demi kelangsungan hidupnya.

Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang terdiri

darigula dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan bantuan

energi cahaya atau foton matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau

karbohidrat danoksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan.

Karbohidrat digunakansebagai sumber energi dan bahan untuk membuat senyawa

lain yang dibutuhkan tumbuhan.Sebagian dari karbohidrat ini disimpan sebagai

cadangan makanan.

Jika tumbuhan dimakan hewan atau manusia, maka terjadi perpindahan

energi darienergi matahari menjadi energi kimia dalam tumbuhan kemudian

berpindah ke tubuh hewanatau manusia. Jika hewan itu dimakan hewan lain,

maka akan disertai pula dengan perpindahan energi. Jadi sumber energi utama
52

bagi kehidupan di bumi ini adalah matahari. Fotosintesis ini secara sederhana dapat

diartikan sebagai sebuah proses pembuatan makananyang di lakukan pada tumbuhan

yang memiliki warna hijau dengan cara melibatkan sebuahcahaya matahari. Selain

sinar matahari pada proses fotosintesis ini melibatkan beberapa enzim.

Pada proses fotosintesis ini sering dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan, dan

beberapajenis alga serta bakteri yang akan menghasilkan sebuah energi yang dapat

digunakan di dalam berbagai aktivitas. Dan sebuah Energi tersebut juga disebut

dengan nutrisi. Hampir semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil

fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadisangat penting bagi kehidupan di bumi.

Organisme yang mampu menyusun senyawa organikdari senyawa

anorganikdinamakan organisme autrotof.

Di bagian daun tumbuhan terdapat 2 lapisan sel yang memiliki nama mesofil.

Padabagian ini terdapat setengah juta kloroplast tersebar disetiap millimeter persegi.

Kemudian Cahaya matahari akan melewati lapisan epidermis tanpa warna lalu

menuju mesofil. Yang pada bagian ini sebagian besar kegiatan dari fotosintesis

berlangsung. Maka dari itu setiaptumbuhan sangat membutuhkan sebuah klorofil

atau yang biasa di sebut dengan hijau daunagar dapat melakukan sebuah proses

fotosintesis.

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk menghitung besar fotosintesis tanaman dalam satu hari.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.


53

C. Manfaat Praktikum

Dengan penelitian ini kita bisa mengerti tentang fotosintesis dan faktor yang

mempengaruhinya

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses pembentukan zat makanan atau energi yaitu

glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan

menggunakan zat hara, karbondioksida, dan udara serta membutuhkan bantuan

energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup berasal dari energi yang

dihasilkan dalam fotosintesis. hasil fotosintesis menjadi sangat penting bagi

kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen

yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui

fotosintesis (foto berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.

Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam

fotosintesis karbon bebas dari CO2 (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul

penyimpan energi. Cara lain yang dicapai untuk mengasimilasi karbon adalah

melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri (Juwilda, 2011).

Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat yang akan mengalami perubahan dari

bahan-bahan anorganik seperti CO2 dan H2O yang terdapat pada tumbuhan yang

memiliki pigmen dan dibantu dengan adanya energi cahaya matahari (Ai, 2012).

Fotosintesis merupakan penambatan zat karbon dari udara untuk diubah

menjadi senyawa organik dan menghasilkan energi yang digunakan tumbuhan hijau
54

untuk suatu pertumbuhan. Proses fotosintesis dapat berlangsung karena adanya organ

pada tumbuhan yang disebut klorofil. Di dalam klorofil terdapat organel yang disebut

kloroplas. Kloroplas berwarna hijau disebabkan adanya empat tipe pigmen utama

yaitu klorofil a dan b yang berwarna hijau serta xanthofil dan karoten yang berwarna

kuning. Klorofil sangat berperan dalam proses fotosintesis karena klorofil mampu

menangkap cahaya matahari yang merupakan elektromaknetik pada spektrum kasat

mata. Proses fotosintesis dapat berlangsung secara cepat maupun lambat.

Proses fotosintesis yang berlangsung dengan cepat dapat menghasilkan energi

yang besar hingga total energi yang dihasilkan dari proses yang terpakai semuanya.

Sebagian dari energi yang dihasilkan disimpan dalam bentuk cadangan makanan.

Proses berlangsung secara cepat disebabkan oleh adanya beberapa factoryang

mempengaruhi laju fotosintesis yaitu cahaya, konsentrasi karbondioksida, persediaan

udara, kandungan klorofil, penimbunan hasil fotosintesis, suhu, resistensi daun

terhadap difusi gas bebas dan faktor protoplasma (Handoko. 2013)

Pada selembar daun terdapat bagian yang dibiarkan terkena sinar matahari dan

ada bagian yang tertutup dengan karbon. Selembar daun yang dibiarkan terkena sinar

matahari seluruhnya. Setelah diuji dengan larutan yodium, bagian daun yang terkena

sinar matahari berwarna biru tua, sedangkan bagian daun yang ditutup dengan

karbon berwarna terang. bagian daun yang diuji dengan larutan yodium berwarna

biru tua amilum yang merupakan hasil karena mengandung (Damayanti, et al., 2010).

Amilum atau dalam kehidupan sehar-hari disebut pati merupakan polisakarida

yanb terdapat banyak di alam terutama pada sebagian besar tumbuhan. Amilum

terdapat pada umbi, batang, daun, dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam
55

polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (anta 20

-28%) dan sisanya amliopektin. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan bantuan

enzim amilase (Marzuki, et al., 2010).

Proses fotositensis terdiri dari tiga tahap utama (Pooja, 2011) yaitu:

1. Penghilangan atom hidrogen dari udara dan disertai dengan produksi

molekul oksigen;

2. Trasnfer atom hidrogen dari sebuah senyawa lanjutan pada tahap pertama

menjadi satu pada tahap ketiga, dan

3. Penggunaan atom hidrogen untuk mengubah karbondi oksida menjadi

sebuah karbohidrat.

Secara umum, reaksi fotositenisi adalah sebagian berikut (Purba dan Ade, 2012):

6H20 + 6CO2 + cahaya - C6H1206 (glukosa) + 602

Berdasarkan reaksi fotositensis di atas,cO2 dan H2O merupakan substrat dalam

reaksi fotosintensis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotositensis

(berrupa klorofil dan pigmen-pigmen lainnya) akan menghasilkan karbohidrat dan

melepaskan oksigen.Cahaya matahari meliputi semua warna dari spektrum

tampakdari merah hingga ungu,tetapi tidak semua panjang gelombang dari spektrum

tampak diserap (diabsorpsi) oleh pigmen fotositensis.Atom O pada karbohodrat

berasal dari CO2 dan atom H pada karbik yang berasal dari H2O (Sasmitamihardja

dan siregar,dalam Song Ai,2012).


56

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian

utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak

memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).Reaksi terang terjadi pada

grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma.Dalam

reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan

oksigen (02).Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi reaksi reaksi siklik yang

membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang

digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.Pada proses reaksi

gelap tidak dibutuhkan cahaya Matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah

senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. (Anonim,2020).

Dalam fotositensis suatu tempat pertukaran gas, seperti CO2 yang diperlukan

oleh tumbuhan stomata. Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti

lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang

dikelilingioleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell),

dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian

perubahan dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang lubang yang ada

diantaranya (Anonim, 2011).

Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka

atau ditutup di bawah kendali sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika

terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk masuk ke daun untuk melakukan

sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk udara (H2O) dan oksigen bebas (02)

untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman

menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan

stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau
57

musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil banyak

02, dan semakin banyak air yang dapat diambil. Jadi, lebihkerapatan stomata dapat

memperkuat potensi untuk mengontrol perilaku kehilangan kadar air dan penyerapan

CO2 (Mulyani, 2010).


58

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu: Rabu, 09 Desember 2021

Tempat: Laboratorium Biotik Fakultas Pertanian

3.2 Alat dan Bahan


Alat: Bahan:

1. Oven 1. Daun Bambu

2. Timbangan analitik 2. Daun Nangka

3. Gunting 3. Daun Matoa

4. Pisau

5. Penggaris

6. Alat pengukur fotosintesis

7. Alat tulis dan lain-lain

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Sediakan Alat dan Bahan Praktikum

2. Ambil daun Cendrawasih, daun jambu, dan daun Jati pada pagi hari (sebelum jam

09.00 pagi)

3. Sayat bagian daun sebclah kiri pada pagi hari dan sayat bagian daun sebelah

kanan. pada sore hari dengan ukuran 10 x 5 cm.


59

4. Timbang sayatan daun sebagai berat basah (BB) pada pagi maupun sore hari

5. Masukkan kedalam oven pada suhu 40"C (untuk mengurangi kadar air pada daun)

biarkan selama 8 jam

6. Timbang kembali catat sebagai berat kering (BK)

7. Hitung besarnya fotosintesis dengan rumus (BB dikurang BK)

8. Buat 3 ulangan untuk setiap jenis tanaman

9. Hasil penimbangan berat kering pada sore hari dikurangkan dengan berat kering

pagi hari untuk mengetahui besar fotosintesis dalam satu hari


60

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk

membentukkarbohidrat dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air

(H2O) dari dalamtanah dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. Fotosintesis

adalah suatu proses biologi yang kompleks dengan menggunakan energimatahari,

CO2 dan H2O yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen.

Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap efisiensi fotosintesis suatu

tanaman. Penyesuaian tanaman naungan dan tanaman tahan panas terhadap intensitas

cahaya menghasilkan proses fotosintesis yang efisien sehingga kedua jenis tumbuhan

dapat tetap hidup dan mempunyai produktivitas yang tinggi.

B. Saran

Sebaiknya dalam melahkukan praktikum ini bisa dilahkukan bersama-sama agar

lebih efektif dan dapat lebih mudah dipahami.


61

DAFTAR PUSTAKA

Camphell,Neil A.2000. Biologogi Edisi Kelima-Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Dwidjoseputro.1994.Pengantar FisiologiTumbuhan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

https://www.scribd.com/document/279294657/Laporan-Praktikum-Fotosintesis

Jumin, Hasan Basri.1992.Ekologi Tanaman.Jakarta:Rajawali Press

Kimball, John W.1998.Biologi Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Wirahadikusumah, Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi Karbohidrat dan

Lipid.Bandung:ITB Bandung
62

DOKUMENTASI

Berat Daun Jambu Bir Berat Daun Jambu Klutuk

Berat Daun Matoa


63

TRANSPIRASI TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :

Adam Ramadhan

204110241

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU
64

2021/2022

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................8

2.1 Laju tranpirasi.........................................................................................................8

BAB III BAHAN DAN METODE................................................................................12

3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................................12

3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................12

3.3 Pelaksanaan praktikum.........................................................................................12

BAB IV PENUTUP........................................................................................................14

4.1 Kesimpulan...........................................................................................................14

4.2 Saran.....................................................................................................................14

DOKUMENTASI...........................................................................................................15
65

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Transpirasi merupakan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan
melalui penguapan yang terjadi pada permukaan tubuh tumbuhan. Umumnya
transpirasi terbesar terjadi pada daun melalui stomata.Transpirasi adalah proses
kehilangan air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air. Daun memegang
kendali dan berperan penting atas berlangsungnya proses transpirasi pada
tumbuhan. Besar kecilnya laju transpiasi secara tidak langsung ditentukan oleh
energi panas matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori pada daun
tersebut (Asdak, 1995). Proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik
faktor internal maupun external. Faktor internal meliputi besar kecilnya daun,
tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak
sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan
letak stomata sedangkan faktor external meliputi suhu, cahaya, temperatur dan
angin. (Salisbury & Ross,1995).

Transpirasi merupakan proses dominan antara hubungan air dengan


tumbuh- tumbuhan. Karena dapat menyebabkan perpindahan air baik dari
dalam maupun luar tubuh tumbuhan (Mukhtar, 1990). Salah satu kelompok
tumbuh-tumbuhan yang melakukan proses transpirasi adalah tumbuhan epifit
baik yang tidak berpembuluh seperti lumut, alga serta kelompok tumbuhan
yang berpembuluh seperti Pteridophyta dan Spermatophyta (Whitten,Anwar,
Damanik, Hisyam, 1984). Transpirasi yang sering dilakukan oleh tumbuh-
tumbuhan ada dua yaitu transpirasi kutikula dan transpirasi stomata. Pada
transpirasi stomata kehilangan air berlangsung melalui stomata (Lovelles,
1987). Jumlah stomata pada daun suatu tumbuhan sangat bervariasi (Hidayat,
1995). Salisbury dan Ross (1995), jumlah dan susunan stomata ditentukan oleh
spesies tumbuhan dan kondisi lingkungan dimana spesies tersebut berada,
diantaranya suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya dan konsentrasi CO2,
Beberapa variasi kerapatan stomata pada tumbuh tumbuhan yang telah diamati
66

oleh beberapa ahli antara lain daun Ficus religiosa 400/mm2 (Sajwan dan
Paliwal, 1977). Coleus blumei 190/mm2 (Fisher, 1985), Papulus deltoideus
151/mm2 (Russin dan Even, 1984) dan Stevia rebaudiana 283,42 mm2
(Dahlan, 1984) dan kerapatan stomata yang diteliti tersebut adalah permukaan
abaksial.
Transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar.
Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin
atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun,
banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar
antara lain kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air. Lebih lanjut
dikatakan semakin banyak jumlah daun maka semakin banyak jumlah stomata,
sehingga semakin besar transpirasinya (Gardner,1991 dalam Suyitno, 2012).
Luas daun pada tumbuhan berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini karena
daun yang luas memiliki jumlah stomata yang banyak, sehingga
mengakibatkan tingginya laju transpirasi (Loveless 1991, dalam Suyitno,
2012).

Banyaknya jumlah daun maka makin banyak jumlah stomata sehingga


makin besar transpirasinya, transpirasi dapat diartikan sebagai proses
kehilangan air dalam bentuk uap air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan
melalui stomata, banyaknya jumlah stomata maka tanaman mampu menyerap
CO2 dan menghasilkan O2. Distribusi stomata sangat berhubungan dengan
kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama
lain dengan jarak tertentu dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya
makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka
penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang
dekatnya (Hariyanti, 2010). Peningkatan jumlah stomata sangat membantu
dalam hal penyerapan CO2 untuk fotosintesis (Azmat et al. 2009 dalam Andini
2011).
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi
penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman.
Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air
67

yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman


dapat terus terjamin (Imiliyana, 2012).
Stomata terletak pada sisi atas dan bawah daun, atau hanya terletak
pada permukaan bawah saja. Daun dengan pertulangan menyirip seperti pada
tumbuhan dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun monokotil dengan
pertulangan sejajar, seperti pada Graminae, stomatanya tersusun berderet
sejajar (Mulyani 2006). Distribusi stomata sangat berhubungan dengan
kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama
lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya
makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka
penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang
dekatnya (Dwijoseputro, 1978 dalam Haryanti, 2010).
Transpirasi dapat merugikan tumbuhan bila lajunya terlalu cepat yang
menyebabkan jaringan kehilangan air terlalu banyak selama musim panas dan
kering (Lovelles, 1991:167). Transpirasi merupakan aktivitas fisiologis penting
yang sangat dinamis, berperan sebagai mekanisme regulasi dan adaptasi
terhadap kondisi internal dan eksternal tubuhnya, terutama terkait dengan
kontrol cairan tubuh (turgiditas sel/ jaringan), penyerapan dan transportasi air,
garam-garam mineral serta mengendalikan suhu jaringan.
Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor-faktor internal antara lain adalah ukuran daun, tebal
tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun, banyak
sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stoma, bentuk dan
lokasi stomata (Dwidjoseputro, 1994:92), termasuk pula umur jaringan,
keadaan fisiologis jaringan dan laju metabolisme. Faktor-faktor eksternal
antara lain meliputi radiasi cahaya, suhu, kelembaban udara, angin dan
kandungan air tanah (Dardjat dan Arbayah, 1996:64), gradient potensial air
tanah - jaringan – atmosfer, serta adanya zat-zat toksik di lingkungannya.
Menurut Goldworthy dan Fisher (1992:61-63), pembukaan stomata
dipengaruhi oleh karbondioksida, cahaya, kelembaban, suhu, angin, potensial
air daun dan laju fotosintesis. Mekanisme kontrol laju kehilangan air atau
transpirasi dapat dilakukan dengan cara mengontrol laju metabolisme, adaptasi
68

struktural daun yang dapat mengurangi proses kehilangan air dan mengatur
konduktivitas stomata.

1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah :
1. Mengetahui besar kecilnya proses transpirasi pada daun tanaman
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses transpirasi pada
daun tanaman
3. Mengetahui manfaat transpirasi bagi tanaman
4. Mengetahui definisi tranpirasi dan laju transpirasi tananaman
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa mampu mengetahuiMengetahui besar kecilnya proses
transpirasi pada daun tanaman
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses transpirasi pada
daun tanaman
3. Mengetahui manfaat transpirasi bagi tanaman
4. Mengetahui definisi tranpirasi dan laju transpirasi tananaman
69

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laju tranpirasi


Transpirasi merupakan proses pergerakan air dalam tubuh tanaman dan
hilang menjadi uap air ke atmosfir. Proses transpirasi dimulai dari absorbs air
tanah oleh akar tanaman yang kemudian ditransport melalui batang menuju daun
dan dilepaskan (transpired) sebagai uap air ke atmosfir. Laju transpirasi
dipengaruhi oleh faktor karakter vegetasi, karakter tanah, lingkungan serta pola
budidaya tanaman.
Laju transpirasi mempunyai relasi dengan jenis tanaman dan populasi
tanaman. Perbedaan jenis tanaman berpengaruh terhadap laju transpirasinya. Tiap
vegetasi mempunyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-beda. Struktur tajuk,
fisiologi tanaman, indeks luas daun dan conductance stomata berpengaruh
terhadap transpirasi. Volume air tanah yang mampu diserap oleh tanaman sangat
bergantung pada pola perakaran, semakin tinggi penetrasi akar pada tanah maka
akan semakin banyak air yang mampu diserap oleh tanaman sehingga volume air
yang mengalami transpirasi juga semakin tinggi. Perbedaan struktur kanopi dapat
dilihat dari perbedaan struktur batang serta daun yaitu luas daun tanaman, dimana
semakin tinggi indeks luas daun tanaman maka semakin tinggi laju transpirasi
tanaman. Perbedaan kumulasi water loss dan laju transpirasi tiap tanaman
disebabkan oleh karakter tanaman dan stomata yang meliputi luas daun, serta
density dan lebar stomata. Transpirasi dikontrol oleh perilaku membuka dan
menutupnya stomata, dimana perilaku stomata bervariasi menurut jenis tanaman.
Gejala laju transpirasi dan konduktivitas stomata tampak terkait langsung
dengan keadaan kadar air dan kelembaban tanahnya. Semakin jauh dari sumber
emisi, kelembaban dan kadar air tanah semakin tinggi, sehingga ketersediaan air
tanahnya lebih besar. Kondisi ini lebih menguntungkan bagi tumbuhan yang
hidup di dalamnya, sehingga menjamin pasokan air untuk menggantikan volum
air yang hilang melalui transpirasi. Dengan stomata yang membuka akan lebih
memfasilitasi pertukaran zat, penyerapan CO2 untuk mendukung fotosintesis
dengan tanpa mengalami kekurangan atau stress air.
70

Peningkatan laju evaporasi menyebabkan penurunan kadar lengas pada


lapisan permukaan tanah yaitu pada kedalaman 10-30 cm. Fluktuasi kadar lengas
pada lapisan tanah juga dipengaruhi oleh pola perakaran tanaman, dimana
semakin besar volume akar pada suatu lapisan tanah tertentu maka laju
pengambilan air oleh akar semakin tinggi sehingga kadar lengas tanah mengalami
penurunan. Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa pola akar tanaman
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kadar air volumetric pada
profil tanah. Kadar lengas tanah yang tinggi pada penggunaan lahan woodland
terdapat pada lapisan tanah 0-5 cm dan 10-15 cm karena tingkat tutupan tajuk
yang rapat sehingga laju laju evaporasi rendah, selain itu hal tersebut juga
disebabkan karena density akar pada lapisan tanah 10-15 cm adalah rendah
sehingga laju transpirasi juga rendah. Sedangkan pada cropland dan fallow land
kadar lengas tanah yang tinggi justru berada pada lapisan tanah dalam (40-45 cm)
akibat rendahnya pengambilan air oleh akar tanaman pada lapisan tersebut.
Tingkat curah hujan dan temperature merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap laju transpirasi tanaman. Laju transpirasi tanaman
bergantung pada curah hujan dimana tingginya curah hujan diikuti oleh
peningkatan laju transpirasi tanaman. Dalam proses transpirasi, air bergerak dari
daun yang mempunyai tingkat kelembaban yang lebih tinggi menuju atmosfir
yang lebih kering. sehingga temperature udara mempunyai pengaruh terhadap laju
transpirasi.Temperature tanah juga merupakan faktor pembatas transpirasi dimana
pada suhu dibawah +80 C conductance stomata rendah dan permeabilitas akar
menurun sehingga menghambat laju transpirasi tanaman.
laju transpirasi tanaman dengan jarak 120 cm cenderung lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan jarak 40 cm. Allen et al. (1998) menyebutkan bahwa tidak
hanya karakter tanaman dan faktor lingkungan yang mempengaruhi laju
transpirasi tanaman, namun juga faktor fase pertumbuhan tanaman dan juga
manajemen praktek kultivasi. Hasil studi ini bertentangan dengan hasil penelitian
yang menyimpulkan bahwa peningkatan populasi tanaman diikuti dengan
peningkatan transpirasi. Perbedaan indeks luas daun antar species yang berbeda
berpengaruh terhadap perbedaan laju transpirasi. Laju transpirasi pada lahan
dengan pola tanam intercropping lebih tinggi karena populasi tanaman yang tinggi
71

sehingga indeks luas daun (LAI) juga tinggi yang mempercepat terjadinya proses
transpirasi. laju transpirasi dimulai dengan menutupnya stomata untuk mencegah
internal water losses (Laio et al., 2001). Transpirasi Platycladus orientalis (L.)
sangat dipengaruhi oleh conductance stomata dan kanopi. Terdapat hubungan
yang linear antara lebar stomata dengan conductance stomata dan laju transpirasi
yaitu semakin lebar stomata maka conductance stomata dan laju transpirasi
tanaman semakin tinggi, dimana terdapat perbedaan density dan rasio stomata
pada 2 kultivar pisang (Berangan dan Rastali) sehingga laju transpirasi antara 2
kultivar pisang tersebut juga berbeda.
72

BAB III BAHAN DAN METODE


3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum transpirasi tanaman ini dilakukan pada hari Senin tanggal 13
Desember 2021 pukul 08 : 00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini
bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: potometer,
gunting/pisau, alat-alat tulis dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah: tanaman aglonema, keladi, kangkung dan air mineral
3.3 Pelaksanaan praktikum
1. Sediakan alat dan bahan praktikum
2. Isikan 10 ml air mineral ke dalam photometer
3. Tanam tanaman diatasnya
4. Letakkan di dalam rumah kaca selama 8 jam
5. Amati
Hasil percobaan

No Tanaman Kondisi tanaman

1 Aglonema Segar

2 Pelompong Segar

3 Kangkung Segar

Hasil pengamatan

No Tanaman Volume Transpirasi

1 Aglonema 0,2 ml

2 Pelompong 2 ml

3 Kangkung 15 ml
73
74

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum transpirasi tanaman dapat disimpulkan bahwa :
1. Transpirasi merupakan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan melalui
penguapan yang terjadi pada permukaan tubuh tumbuhan. Umumnya transpirasi
terbesar terjadi pada daun melalui stomata.Daun memegang kendali dan berperan
penting atas berlangsungnya proses transpirasi pada tumbuhan. Besar kecilnya
laju transpiasi secara tidak langsung ditentukan oleh energi panas matahari
melalui membuka dan menutupnya pori-pori pada daun tersebut.
2. Transpirasi tanaman juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin
atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun,
banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata sedangkan faktor external
meliputi suhu, cahaya, temperatur dan angin.

4.2 Saran
Saran dari penulis adalah pada pelaksanaan praktikum tranpirasi tanaman
sebaiknya dilakukan oleh mahasiswa/i langsung agar mengetahui dan memahami
proses pengkerjaannya, sehingga pada sat pembuatan laporan dapat menyelesaikan
dengan sesuai langkah-langkah yang sudsh dilakukan dilapangan.
75

DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi Ketiga.Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun beberapa Spesies Tanaman
Dikotil

Kartasapoetra, A. G. 1988. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan


Jaringan).Bina Aksara, Jakarta.

Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Salisbury, F.B. dan Ros. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 1 dan 2 ITB, Bandung
76

DOKUMENTASI

Proses pemasangan alat photometer pengisian air pada photometre sebagai media
tanam

Proses penanamn daun aglonema di atas penanaman daun pelompong diatas


photometer yang berisi air 10 ml photometer yang berisi air 10 ml

Penanaman kangkung diatas photometer hasil penanaman masing-masing diatas


photometer yang berisi air 10 ml
77

Air yang terserap selama satu hari pada masing-masing tanaman adalah :

Pelompong : 2 ml air yang terserap Aglonema : 0,2 ml air yang terserap

Kangkung : 15 ml air yang terserap


78

PERBEDAAN NUTRISI PADA TANAMANDIKOTIL DAN MONOKOTIL

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :

Adam Ramadhan

204110241

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
79

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................2

1.2 Tujuan.............................................................................................................................2

1.3 Manfaat...........................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4

2.1 Tanaman kangkung........................................................................................................4

2.2 Kacang Hijau..................................................................................................................5

2.3 Jagung.............................................................................................................................6

BAB III Metode, Alat Dan Bahan...................................................................................8

3.1 Metodeologi....................................................................................................................8

3.2 Waktu dan tempat..........................................................................................................8

3.3 Alat dan Bahan...............................................................................................................8

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................12

4.1 Kesimpulan...................................................................................................................12

4.2 Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

DOKUMENTASI...........................................................................................................14
80

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Tanaman tidak dapat bertahan hidup dan menjalankan proses fisiologi dalam

tubuhnya tanpa adanya asupan nutrisi Nutrisi tanaman merupakan zat pembentuk energi pada

tanaman untuk melakukan seluruh aktivitas fisiologi Nutrisi tanaman berupa hara, air dan

mineral yang terkandung didalam media tumbuh baik melalu pemberian maupun tersedia

secara alami dan proses pembentukan media tumbuh.

Kebutuhan nutrisi setiap jenis tanaman berbeda-beda yang dipengaruhi olch faktor

dalam dan luar. Faktor dalam yaitu faktor-faktor yang ada pada diri tumbuhan itu sendiri baik

antara lain bentuk daun, bentuk akar, batang, bentuk buah dan genetik Sedangkan faktor luar

yaitu faktor dari luar diri tanaman itu sendiri Faktor luar yang berpengaruh terhadap

kebutuhan nutrisi tanaman antara lain yaktı suhu. kelembapan, cuaca, iklim dan sinar

matahari.

Jumlah kebutuhan nutrisi pada tanaman erat kaitannya dengan proses fotosintesis,

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, transpirasi, dan lain-lain yang berhubungan

dengan fisiologi didalam tubuh tumbuhan.

I.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan nutrisi pada tanaman

2. Untuk mengetahui pengaruh kekurangn dan kelebihan nutrisi pada tanaman

I.3 Manfat

1. Kita dapat mengetahui barapa kebutuhan nutrisi pada tanaman

2. Kita dapat mengetahui pengaruh kekurangan dan kelebihan nutrisi pada tanaman
81

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman kangkung

 Biji

Untuk biji atau benih kangkung, memiliki bentuk yang bulat dan bersegi segi.

Warna dari bijinya cokelat kehitam-hitaman ketika sudah tua, dan memiliki warna

hijau pada saat usia muda. Biji pada tanaman kangkung ini termasuk pada jenis

dikotil, atau biji berkeping dua. Untuk jenis kangkung darat, biji tanaman ini

berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman yang dilakukan secara generative.

 Akar

Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dengan

cabang-cabangnya banyak menyebar ke berbagai arah. Kangkung sendiri

merupakan salah satu tanaman yang waktu tumbuhnya tergolong lama.

Akar kangkung sendiri dapat menembus kedalaman tanah hingg 60 –

100 cm, dan dapat pula melebar secara horizontal hingga mencapai jarak 150

cm, terutama untuk jenis kangkung air.

 Batang

Pada tanaman kangkung, batangnya memiliki bentuk yang bulat dan berlubang

serta banyak sekali mengandung air, sekalipun pada jenis kangkung darat.

Sifat dari batang tanaman ini berbuku-buku dan daribuku-bukunya inilah biasa

keluar akar serabut yang bisa berwarna putih atau cokelat tua.

 Daun
82

Tangkai daun pada tanaman kangkung terletak pada bagian buku-buku

batangnya. Pada bagian ketiak daun kangkung ini terdapat mata tunas, yang

mana mata tunas ini bisa tumbuh menjadi percabangan baru.

Umumnya bentuk tanaman kangkung adalah meruncing seperti jenis

kangkung darat, namun adapula yang tumpul layaknya kangkung air.

Pada bagian permukaan atas daun, memiliki warna hijau tua,

sedangkan untuk bagian permukaan bawahnya memiliki warna hijau muda.

Daunnya sendiri memiliki warna hijau keputih-putihan.

Kangkung air memiliki struktur bentuk daun yang melebar dan

berwarna hijau lebih muda bila dibandingkan dengan kangkung darat.

2.2 Kacang Hijau

 Biji Kacang Hijau

Biji bewarna hijau atau kuning , seringkali coklat atau kehitam-

hitaman, memiliki kilap (lustre) yang kusam atau berkilat (diasosiasikan

dengan sisa-sisa dinding polong) hilumnya pipih dan putih. Perkecambahanya

epigeal.

 Akar

Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk

bintil-bintil (nodula) akar. Makin banyak nodula akar, makin tinggi kandungan

nitrogen (N) sehingga menyuburkan tanah.

 Batang

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan cabang menyamping

pada batang utama, berbentuk bulat dan berbulu warna batang dan cabangnya

ada yang hijau dan ada yang ungu . Batang tanaman kacang hijau berbentuk
83

bulat dan berbuku-buku. (Rukmana, 1997) Ukuran batangnya kecil, berbulu,

bewarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan

satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang

berhadap-hadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang

kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 30 cm-110 cm dan

cabangya menyebar kesegala arah.

2.3 Jagung
 Biji

Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu

dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas

tiga bagian utama, yaitu lapisan luar yang tipis atau dinding sel (pericarp),

cadangan makanan (endosperm), dan embrio (lembaga) (Hardman and

Gunsolus, 1998). Pada biji yang telah masak, perikarp melekat erat pada kulit

biji dan merupakan satu lapisan yang disebut hull. Embrio dan endosperm

merupakan sumber makanan (Muhadjir 1988).

 Daun

Daun jagung berbentuk memanjang merupakan banun pita (ligulatus),

ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer). Tanaman jagung memilii

lebar helai daun, sudut daun, bentung ujung daun yang beragam dan terdapat

dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Terdapat

ligula diantara pelepah daun dan helai daun. Ibu tulang daun sejajar dengan

tulang daun. Jagung memiliki stomata berbentuk memanjang (halter). Setiap

stomata dikelilingi sel epidermis berbentuk kipas yang berperan penting dalam

respon tanaman dalam deficit air pada sel-sel daun (Subekti, dkk. 2012).
84

 Akar

Tanaman jagung berakar serabut dan memiliki sistem perakaran

yangterdiri dari tiga bagian yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar

penyangga atau kait. Akar seminal adalah akar yang tumbuh ke bawah pada

saat akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Saat plumula muncul ke

permukaan tanah pertumbuhan akar seminal akan melambat dan akan berhenti

pertumbuhan akar seminal pada saat tanaman berumur 10-18 hari setelah

berkecambah. Akar adventif adalah akar yang tumbuh keatas secara berurutan

dari tiap buku antara 7- 10 buku yang berasal perkembangan dari buku di

ujung mesokotil. Akar adventif akan berkembang menjadi serabut akar tebal.

Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Akar penyangga atau

kait adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas

permukaan tanah, akar penyangga berperan untuk menjaga agar tetap tegak

dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan akar jagung berdasar kedalaman

dan penyebarannya adalah varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah,

keadaan air tanah dan pemupukan (Subekti, dkk. 2012).

 Batang

Batang tanaman jagung tidak bercabang dan terdiri atas ruas-ruas.

Ruasruas bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah berbentuk

bulat pipih yang terdiri dari sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas

terdapat tunas yang akan berkembang menjadi tongkol.


85

BAB III Metode, Alat Dan Bahan

3.1 Metodeologi

Metodelogi yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan metode

konservasi/pengamatan pada perlakuan tiap sampel yang digunakan sesuai dengan perlakuan

yang diberikan.

3.2 Waktu dan tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 November- 16 Desember 2021,

pukul 08.00 WIB- Selesai. Bertempat di Kampus Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau,

Jalan Kaharuddin Nasution Km. 11, No: 113, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya,

Kota Pekanbaru.

3.3 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah toples, pisau, ating gelas ukur,

kamera dan alat-alat tulis Sedangkan bahan yang digunakan adalah bibit tanaman kedelai,

jagung, kangkung, bawang merah, sterofeam, doubel tips dan lain-lain

3.4 Pelaksanaan

a. Sediakan alat dan bahan

b. Isi toples dengan air sebanyak 1000 ml

c. Buat lubang pada 3 tutup toples dengan pisau kemudian sterofoam dibentuk bulatan dan

pada tengah-tengahnya dibuat lubang dengan ukuran sesu diameter batang tanaman

d. Tanam 3 jenis tanaman diatas toples dimana setiap toples ditanum. I jenis

e. tanaman yang harus berbeda dari toples lainnya

f. Tutup permukaan pot dengan sterofoam hingga tidak terdapat celah untuk udara masuk

g. Amati dan ukur berapa volume air yang tersisa setelah penanaman selama 14 Hari
86

1. Volume Air

Tabel 4. Volume Air yang diserap pada hari ke 7

Volume Air Yang Diserap


Sampel Tanaman
Hari ke 7

Kacang Hijau

Jagung
1 1000-850= 150 ml
Kangkung

Bawang Merah

Kacang Hijau

Jagung
2 1000-900= 100 ml
Kangkung

Bawang Merah

Kacang Hijau

Jagung
3 1000-880=120 ml
Kangkung

Bawang Merah

4 Kacang Hijau 1000-830=170 ml

Jagung

Kangkung

Bawang Merah
87

Pembahasan:

Pada kegiatan yang telah dilakukan dan di ukur berapa volume air yang tersisa setelah

penanaman maka didapat hasil pada sampel 1 volume air yang tersisa 850 ml yang di serap

oleh tanaman 150 ml. Pada sampel 2 volume air yang tersisa 900 ml yang di serap oleh

tanaman 100 ml. Pada sampel 3 volume air yang tersisa 880 ml yang di serap oleh tanaman

120 ml. Pada sampel 4 volume air yang tersisa 830 ml yang di serap oleh tanaman 170 ml.

2.Tinggi tanaman

Tabel 5. Tinggi tanaman pada hari ke 7

Tinggi tanaman
Sampel Tanaman
Hari ke 7

Kacang Hijau 8 cm

Jagung 7,5 cm
1
Kangkung 7,5 cm

Bawang Merah Mati

Kacang Hijau 10 cm

Jagung Mati
2
Kangkung 9,5 cm

Bawang Merah Mati

3 Kacang Hijau 9,5 cm


88

Jagung Mati

Kangkung 3,5 cm

Bawang Merah Mati

Kacang Hijau 9,5 cm

Jagung Mati
4
Kangkung 4 cm

Bawang Merah Mati

Pembahasan:

Pemberian nutrisi pada tanaman sangat berpengaruh bagi tinggi tanaman, karena

nutrisi yang diserap oleh tanaman akan menjadi bahan makanan yang akan sangat dibutuhkan

oleh tanaman bagi pertumbuhan dan proses fotosintesis.

BAB IV PENUTUP
89

4.1 Kesimpulan

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa banyaknya nutrisi sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman. Kadar yang yang paling banyak serap oleh tanaman terdapat

pada sampel 3 dengan nutrisi 7 sendok gula, tanaman yang paling tinggi yaitu Jagung

terdapat pada sampel 4 denagan nutrisi 14 sendok gula. sedangkan paling sedikit menyerap

air yaitu pada sampel dengan nutrisi 2 sendok gula, tanaman yang paling tinggi yaitu

Kangkung terdapat pada sampel 1 dengan nutrisi 2 sendok gula.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah:Untuk praktikum mata kuliah

Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan lebih disiplin untuk kehadiran mahasiswanya, pada

praktikum ini kelas C lebih kompak lagi kedepannya.


90

DAFTAR PUSTAKA

Baligar, V. C. and R. R. Duncan. 1990. Crops as Enhancers of Nutrient Use. Academic


Press, Inc. Toronto. 574p.

Epstein, E. 1972. Mineral Nutrition of Plants: Principles and Persepectives. John Wiley
and Sons, Inc. Toronto. 412p.

Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition in Higher Plants. Academic Press Inc, London
Ltd. 674p.

Salisbury, F. B. and C. W. Ross. 1992. Plant Physiology. 4th Edition. Terjemahan : Diah
R. Lukman dan Sumaryono. Fisiologi Tumbuhan. Jilid I. Penerbit ITB Bandung.
241 hal.

Wijaya, K.A. 2006. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi
Alami Tanaman. Prestasi Pustaka Publisher.
91

DOKUMENTASI

Penyemaian benih jagung, kangkung, kacang hijau dan bawang merah

Kondisi setelah 14 hari

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4

Volume air yang tersisa

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4


92

PENGUKURAN KADAR KLOROFIL A,B DENGAN SPEKTROFOMETER

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :

Adam Ramadhan

204110241

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
93

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN..................................................................................................2

1.1 Latar Belakang........................................................................................................2

1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................................4

1.3 Manfaat Praktikum.................................................................................................4

BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................................4

2.1 Pengertian Klorofil.................................................................................................4

BAB III Alat Dan Bahan.................................................................................................6

3.1 Waktu dan tempat...................................................................................................6

3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................6

3.3 Pelaksanaan Praktikum...........................................................................................7

IV. PENUTUP.................................................................................................................10

4.1 Kesimpulan...................................................................................................................10

4.2 Saran..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

DOKUMENTASI...........................................................................................................12
94

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dan phil artinya

daun Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1818, dan pigmen tersebut dickstrak dari tanaman

dengan menggunakan pelarut organik Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada

tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Pigmen ini berperan dalam proses fotosintesis

tumbuhan dengan menyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia Klorofil

mempunyai rantai fitil (C₂H,,O) yang akan berubah menjadi fitol (CHOH) jika terkena air

dengan katalisator klorofilase Fitol adalah alkohol primer jenuh yang mempunyai daya

afinitas yang kuat terhadap O, dalam proses reduksi klorofil (Mathalib, 2009).

Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya dengan gelombang

yang berlainan (berpendar berfluoresensi). Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang

gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia klorofil, antara lain

(1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang lebih polar, seperti

etanol dan kloroform, (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam suasana asam

sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna coklat

(Dwidjoseputro, 1994).

Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis Fotosintesis

merupakan proses perubahan senyawa anorganik (CO, dan H₂O) menjadi senyawa organik

(karbohidrat) dan O₂ dengan bantuan cahaya matahari Tiga fungsi utama klorofil dalam

proses fotosintesis adalah memanfaatkan energi matahari, memicu fiksası CO ₂ untuk

menghasilkan karbohidrat dan menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan

Karbohidrat yang dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi protein, lemak, asam. nukleat

dan molekul organik lainnya Klorofil menyerap cahaya yang berupa radiasi elektromagnetik

pada spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahan mengandung semua warna spektrum
95

kasat mata dari merah sampai violet, tetapi tidak semua panjang gelombang diserap dengan

baik oleh klorofil Klorofil dapat menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya

melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis (Bahri,

2010)

1.2 Tujuan Praktikum

Mengetahui kadar klorofil pada suatu spesies tumbuhan bayam merah, selada air, dan

daun khalifa (klorofil a, b)

1.3 Manfaat Praktikum

Kita dapat mengetahui kadar klorofi pada suatu spesies tumbuhan bayam merah,

selada air, dan daun khalifa (klorofil a, b)


96

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Klorofil

Klorofil merupakan butir-butir hijau yang terdapat dalam kloroplas. Terdapat dua

macam klorofil yakni klorofil a dan klorofil b dengan rumus kimia masing-masing

C55H72O5N4Mg dan C55H70O6N4Mg. Klorofil a berwarna hijau tua sedangkan klorofil b

berwarna hijau muda (Dwidjoseputro, 1980 dalam Oktavia, 2009).

Perbedaan klorofil a dan klorofil b tampak pada rumus bangunnya. Menurut Kimball

(1992) dalam Oktavia (2009) menyatakan bahwa perbedaan struktur kimia pada klorofil a

dan klorofil b terletak pada gugus yang terikat pada cincin porfirin. Klorofil a mengandung

gugus -CH3 sedangkan klorofil b mengandung gugus HC=O. Klorofil akan terabsorbsi pada

panjang gelombang 640 nm-660 nm atau 430 nm-470 nm. Absorbsi yang terbesar pada

klorofil a diperoleh antara panjang gelombang 390 nm-400nm dan 650 nm- 700 nm,

sedangkan klorofil b mempunyai absorbsi terbesar pada panjang gelombang antara 400 nm-

450 nm dan 620 nm-670 nm (Harborne dan Dey, 1990 dalam Oktavia, 2009 ).

Daun sebagian besar spesies tumbuhan menyerap lebih dari 90% panjang gelombang

ungu dan biru yang mengenainya, dan hampir sebesar persentase panjang gelombang jingga

dan merah. Hampir semua penyerapan ini dilakukan oleh pigmen kloroplas. Foton dalam

tilakoid mengeksitasi sebuah elektron pada karotenoid atau klorofil. Klorofil berwarna hijau

karena tidak efektif dalam menyerap panjang gelombang hijau, melainkan memantulkan.

Pengukuran penyerapan nisbi dapat dilakukan melalui berbagai panjang gelombang cahaya

oleh pigmen yang dimurnikan dengan menggunakan spektrofotometer. Grafik penyerapan

merupakan fungsi dari panjang gelombang yang disebut spektrum serap. Spektrum serap
97

akan terlihat sangat sedikit cahaya hijau dan kuninghijau antara 500-600 nm yang diserap in

vitro, dan kedua klorofil a dan b menyerap dengan kuat panjang gelombang ungu, biru,

jingga dan merah. Semua spesies tumbuhan memperlihatkan puncak utama pada wilayah

cahaya biru, keduanya disebabkan hasil penyerapan cahaya oleh klorofil dan karotenoid

(Salisbury dan Ross, 1995 dalam Oktavia, 2009). Pengunaan panjang gelombang 645nm dan

660nm dikarenakan panjang gelombang tersebut akan mengalami absorbsi terbesar pada

klorofil a dan b (Tjitrosomo, 1985 dalam Oktavia 2009).


98

BAB IIIAlat Dan Bahan

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 November- 4 Desember 2021, pukul

08.00 WIB- Selesai. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution Km. 11, No: 113, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan

Bukit Raya, Kota Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan


Alat:

1. Spektrofotometer

2. Tabung reaksi

3. Aceton 80%

4. Gunting

5. Timbangan analitik

6. Plastik

7. Karet gelang

Bahan: Daun berwarna merah(Bayam Merah), Daun berwarna kuning (Khalifa), Daun

berwarna hijau (Selada air).

3.3 Pelaksanaan Praktikum

a. Ambil 1 gr daun yang segar lalu potong kecil-kecil menggunakan gunting

b. Kemudian diekstrak dengan aceton 80%, kemudian disimpan ditempat gelap selama 2

malam sampai seluruh klorofilnya terlarut.


99

c. Yakinkan bahwa semua pigmen klorofil dari daun telah larut, ditandai dengan ampas

yang berwarna putih

d. Ambil ekstrak klorofil ini lalu masukkan ke dalam kuvet

e. Dengan menggunakan kuvet, ukur absorbansi atau "optikal density larutan ekstrak

tersebut dengan menggunakan panjang gelombang 649 dan 665 nm

f. Kadar klorofil a dan b dapat dihitung dengan rumus Wintermans dan de Mots :

Klorofil total(mg/L) = 20,0 OD 649+ 6.1 OD 665

Klorofil a (mg/L) = 13,7 OD 665-5,76 OD 649

Klorofil b (mg/L) = 25,8 OD 649-7,7 OD 665

1. Panjang gelombang 649 dan 665 nm

Tabel 6. Mengukur Absorbansi Menggunakan Panjang Gelombang 649 nm dan 665 nm

Panjang gelombang
Daun
649 nm 665 nm

Berwarna merah
1,220 abs 2,066 abs
(Bayam Merah)

Berwarna kuning
0,300 abs 0,640 abs
(Daun Khalifa)

Berwarna hijau
0,435 abs 0,852 abs
(Selada air)

Pembahasan:

Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan bayam merah pada panjang gelombang

649 nm memiliki 1,220 abs sedangkan pada panjang gelombang 665 nm memiliki 2,066 abs.
100

Pada hasil pengamatan pada daun khalifa pada panjang gelombang 649 nm memiliki 0,300

abs, sedangkan pada panjang gelombang 665 nm memiliki 0,640 abs. Pada hasil pengamatan

pada daun selada air pada panjang gelombang 649 nm memiliki 0,435 nm, sedangkan pada

panjang gelombang 665 nm memiliki 0,852 abs.

2. Kadar klorofil a,b

Tabel 7. Kadar klorofil a dan b dihitung dengan rumus Wintermans dan de Mots

Berwarna Berwarna
Berwarna hijau
No. Kadar klorofil merah (Bayam kuning (Daun
(Selada air)
Merah) bunga Khalifa)

Klorofil total(mg/L)
1. 37,0026(mg/L) 9,904(mg/L) 13,8972(mg/L)
= 20,0 OD 649+ 6.1 OD 665

Klorofil a (mg/L)
2. 21,277(mg/L) 7,04(mg/L) 9,1668(mg/L)
= 13,7 OD 665-5,76 OD 649

Klorofil b (mg/L) 15,5678


3. 26,548(mg/L) 4,6626(mg/L)
= 25,8 OD 649-7,7 OD 665 (mg/L)

Pembahasan:

Pada perhitungan kadar klorofil a, b dihitung menggunakan rumus Wintermans dan de

Mots . Pada bayam merah kadar klorofil totalnya 37,0026 (mg/L), Klorofil a nya 21,277

(mg/L), klorofil b nya 15,5678 (mg/L). Pada daun khalifa kadar klorofil totalnya

9,904(mg/L), Klorofil a nya 7,04 (mg/L), klorofil b nya 26,548 (mg/L). Pada daun khalifa

kadar klorofil totalnya 9,904(mg/L), Klorofil a nya 7,04 (mg/L), klorofil b nya 26,548
101

(mg/L). Pada daun selada kadar klorofil totalnya 13,8972 (mg/L), Klorofil a nya 9,1668

(mg/L), klorofil b nya 4,6626 (mg/L).

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari ketiga jenis tanaman tersebut ketiga jenis tanaman sayuran tersebut berpotensi

sebagai bahan dasar food supplement dimana kandunganklorofil tetinggi terdapat pada daun

Bayam merah (Amaranthus tricolor) dan terendah terdapat pada daun selada (Lactuca sativa

L.)

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah:Untuk praktikum mata kuliah

Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan lebih disiplin untuk kehadiran mahasiswanya, pada

praktikum ini kelas Dlebih kompak lagi kedepannya.


102

DAFTAR PUSTAKA

Campbell (2002) Biologi Edisi Kelima Jilid Erlangga. Jakarta.

Harborne JB (1987) Metode fitokimia. Penerbit ITB Bandung.

Lakitan B (2007) Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Salisbury FB dan Ross CW (1991) Fisiologi tumbuhan jilid 1. Terjemahan oleh Dr. Diah
R. Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung: Penerbit ITB.
103

DOKUMENTASI

Pengukuran Kadar Klorofil ( A Dan B) Pada Tumbuhan Bayam,Selada Dan KhalifaDengan

Spektrofotometer.

Sampel daun penimbangan sampel daun yang telah di iris

Di beri aceton dan di diamkan 1 malam

Hasil Pengukuran panjang gelombang 649 nm


104

Hasil pengukuran panjang gelombang 665 nm


105

PERENDAMAN KENTANG DAN TELUR PADA WAKTU DAN MEDIA YANG

BERBEDA-BEDA

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :

Adam Ramadhan

204110241

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021/2022
106

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................1

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................2

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................2

1.2 Tujuan Praktikum..........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5

2.1 Telur................................................................................................................................5

2.2 Kentang...........................................................................................................................6

BAB III METODE PRAKTIKUM...................................................................................7

3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................................7

3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................................8

3.3 Pelaksanaan Praktikum.................................................................................................8

3.4 Hasil Percobaan.............................................................................................................8

BAB IV PENUTUP.........................................................................................................12

4.1 Kesimpulan...................................................................................................................12

4.2 Saran..............................................................................................................................12
107

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisiologi atau ilmu faal adalah salah satu cabang dari ilmu biologi yang

mempelajari tentang berlangsungnya sebuah sistem kehidupan. Fisiologi juga salah satu

bidang ilmu yang menjadi objek pemberian Penghargaan Nobel (Penghargaan Nobel

dalam Fisiologi atau Kedokteran). Istilah fisiologi berasal dari bahasa Belanda

“physiologie” yang dirangkai dan disusun dari dua kata bahasa Yunani Kuno “physis”

berarti bermakna hakikat atau asal-usul dan kaya “logia” yang berarti memiliki makna

sebuah kajian. Sedangkan, istilah faal berasal dari bahasa Arab yang berarti sebuah

penanda, fungsi dan kerja.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian fisiologi adalah

cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan serta zat hidup,

yakni organ, jaringan atau sel. Bila disederhanakan, fisiologi merupakan cabang ilmu

yang mempelajari sistem kehidupan makhluk hidup.(KBBI)

Menurut Lakitan, fisiologi tumbuhan merupakan satu cabang biologi yang

kajiannya fokus pada proses metabolisme yang terjadi di dalam tumbuhan, yang

menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup.(Lakitan 2001)fisiologi tumbuhan adalah

cabang ilmu botani yang mempelajari bekerjanya sistem kehidupan di dalam tubuh

tumbuhan dan pengaruhnya terhadap lingkungan di sekitarnya, sehingga tumbuhan itu

tetap bisa hidup.

Fisiologi tumbuhan ini juga menggabungkan aspek fisika, kimiawi dan biologi,

sama seperti ilmu fisiologi hewan. Objek kajian fisiologi tumbuhan sendiri adalah fisika
108

sel dan biofisika organ, fotosintesis, transportasi hara dan hasil metabolisme, regulasi

pertumbuhan dan perkembangan, serta mekanisme respons terhadap rangsangan

lingkungan.

Adanya ilmu fisiologi tumbuhan ini, lahirlah cabang-cabang campuran biologi,

biokimia dan biofisika. Adapun organisme yang yang menjadi kajian fisiologi tumbuhan

adalah organisme dari kerajaan plantae, meliputi semua jenis tumbuhan dari tumbuhan

tingkat rendah sampai tingkat tinggi.

Fisiologi tumbuhan ini sendiri biasanya diterapkan dalam bidang pertanian untuk

meningkatkan nilai produk hasil bumi. Beberapa contoh hasil kajian fisiologi tumbuhan

yang diterapkan dalam bidang pertanian termasuk teknologi pemberian pupuk kimia

untuk meningkatkan hasil dan penggunaan zat pengatur tumbuhan untuk merangsang

pertumbuhan bunga.

Hasil penelitian di bidang fisiologi tumbuhan ini juga bisa diterapkan untuk

mendukung program pemberdayaan tanaman, misalnya merakit kultivar yang tahan

kekeringan.

Asal usul adanya fisiologi tumbuhan ini diperkenalkan melalui percobaan yang

dilakukan orang Belanda bernama Van Elmond pada abad ke-16. Saat itu, ia menanam

ranting willow yang bertambah menjadi 30 kali lipat dan bobor tanah di dalam pot

berkurang sangat sedikit.

Karena itu, Van Elmond percaya bahwa sumber material tanaman bukanlah dari

tanah, melainkan air. Percobaan yang dilakukan orang Belanda ini juga pertama kalinya

menggunakan metode eksperimental untuk mempelajari fenomena fisiologis tumbuhan.

Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, J. Priestley dari Inggris dan J. Innhaus

dari Belanda menemukan ada hubungan antara tanaman dan fotosintesis. Secara berturut-
109

turut, mereka membuktikan bahwa tumbuhan hijau dapat menggabungkan CO2 di udara

dengan cahaya. Air di tanah mensintesis bahan organik dan melepaskan O2.

M. Malpiki dari Italia, S. Hales dari British, J. B. Busengo dari Perancis, J. von

Liebig dari Jerman, dan C. R. Darwin dari Inggris juga menemukan transportasi bahan

tanaman, penyerapan air dan transpirasi, nutrisi nitrogen, penyerapan mineral, sensitivitas

tanaman dan fenomena gerakan.

Pada tahun 1800, J. Senebière dari Swiss pun menulis dan menerbitkan “Fisiologi

Tumbuhan” pertama di dunia dengan akumulasi dan sistematisasi pengetahuan.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui perubahan tekstur kentang dan telur setelah direndam larutan yang

berbeda

2. Untuk mengetahui perubahan rasa kentang dan telur setelah direndam larutan yang

berbeda

3. Untuk mengetahui perubahan warna kentang dan telur setelah direndam larutan yang

berbeda
110

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telur

Telur adalah pangan padat gizi, karenanya telur merupakan sumber protein

hewani, sumber asam lemak tidak jenuh, sumber vitamin dan mineral. Telur sangat

baik untuk anak-anak dan orang dewasa, penderita diabetes (kencing manis) dan

wanita yang ingin sehat dan langsing.

Sifat-sifat telur Kulit telur sangat mudah pecah, retak dan tidak dapat menahan

tekanan mekanisme yang besar, sehingga telur tidak dapat diperlakukan secara kasar

pada suatu wadah. Telur tidak mempunyai bentuk ukuran yang sama besar sehingga

bentuk ellipsnya memberikan masalah untuk penanganan secara mekanisme dalam

suatu sistem yang kontinyu. Udara kelembaban relatif dan suhu dapat mempengaruhi

mutu terutama kuning telur dan putih telurnya dan menyebabkan perubahan-

perubahan secara teknis dan bakteriologis. Mutu isi bagaimanapun baiknya tetapi

kenampakan luar berpengaruh dalam penjualan telur terutama mempengaruhi

harganya.

2.2 Kentang

Kentang (Solanum tuberosum L) adalah tanaman umbi-umbian yang merupakan

makanan pokok di Eropa, walaupun pada awalnya di datangkan dari Amerika Selatan.
111

Kentang merupakan tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang

dapat dikonsumsi yakni kentang itu sendiri. Untuk daerah yang tropis seperti

Indonesia, kentang cocok ditanam di dataran tinggi yang mempunyai iklim yang

sejuk. Tanaman kentang bersifat menjalar, batangnya berbentuk segiempat yang

panjangnya sekitar 50 – 120 cm dan tidak berkayu. Batang dan daun dari kentang

berwarna hijau kemerah-merahan atau berwarna ungu.

Terdapat 3 jenis kentang, yakni kentang kuning, kentang putih dan kentang

merah. Penggolongan ini berdasarkan warna kulit dan daging umbi. Kentang kuning

memiliki kulit dan daging umbi kuning, kentang putih memiliki kulit dan daging umbi

putih, dan kentang merah mempunyai warna kulit merah dan daging umbi

kuning.Namun dari ketiga jenis kentang tersebut, jenis kentang yang paling disukai

adalah kentang kuning karena memiliki rasa yang enak , gurih, dan empuk.Ada juga

kentang yang berwarna hijau. Namun sebaiknya kita menghindari pengonsumsian

kentang ini sebab dapat mengakibatkan sakit perut, buang-buang air dan sakit kepala.
112

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3 November 2021 jam 13.30 WIB-

selesai. Tempat Pelaksanaan praktikum di lahan belakang gedung Fakultas Pertanian,

Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution, No 113, Kelurahan Air Dingin,

Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah toples, alat tulis, stopwatch, air. Bahan

yang digunakan adalah garam, minyak, gula, kentang, telor.

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Siapkan 9 buah toples

2. Siapkan bahan-bahan yang akan diuji kentang dan telur

3. Sediakan juga garam, minyak, dan gula

4. Tuangkan garam, gula, dan minyak ke 3 toples berbeda

5. Pada 3 toples gula dan 3 toples garam di tambahkan air

6. Setelah itu masukkan kentang dan telur kedalam semua toples

7. Hitung menggunakan stopwatch dengan waktu yang telah ditentukan


113

8. Setelah waktu habis angkat kentang dan telor dari masing-masing toples

9. Uji kentang dan telor (tekstur, warna, dan rasa).

3.4 Hasil Percobaan

N LARUTAN MENIT KENTANG TELUR


O

TEKSTUR RASA WARNA TEKSTUR RASA WARNA

1 Garam 30 Sedikit Sedikit asin Agak Lembut Tidak Tidak


keras dan pudar berubah berubah
bergetah

45 Tidak Sedikit asin Sedikit Lembut Sedikit Cerah


bergetah gelap asin
sedikit
lembut

60 Tidak Asin Cerah Lembut Asin, Cerah


bergetah amis
sangat
lembut

2 Gula 30 Sedikit Tidak Sedikit Lembut Tidak Lebih


keras berubah pudar berbau terang
amis

45 Lumayan Sedikit cerah Lembut Tidak Cerah


lembut asam berubah

60 Keras, Sedikit Tidak Lembut Sedikit Tidak


sedikit manis berubah manis berubah
bergetah

3 Minyak 30 Lembut Rasa sama, Sedikit Lebih Tidak Cerah


namun pudar lunak amis
sedikit
berminyak
114

45 Sedikit Rasa sama Sedikit Lembut Amis Sedikit


bergetah gelap pudar

60 Keras, Tidak Cerah Lembut Tidak Cerah


bergetah berubah amis

Pembahasan :

1. Kentang yang direndam pada larutan garam selama 30 menit memiliki tekstur

sedikit keras dan bergetah, rasanya asin, dan warna agak pudar. Sedangkan telor

yang direndam larutan garam 30 menit memiliki tekstur lembut, rasa dan

teksturnya tidak berubah

2. Kentang yang direndam garam selama 45 menit memiliki tekstur sedikit lembut

dan tidak bergetah, rasa sedikit asin dan warna sedikit gelap. Sedangkan telor

yang direndam garam selama 45 menit memiliki tekstur lembut,rasa sedikit asin,

dan warna cerah.

3. Kentang yang direndam garam selama 60 menit memiliki tekstur sangat lembut

dan tidak bergetah, rasa asin, warnanya cerah. Telur yang direndam garam

selama 60 menit memiliki tekstur lembut, rasa asin dan amis, warnanya cerah

4. Kentang yang direndam gula selama 30 menit memiliki tekstur keras, rasa tidak

berubah, dan warnanya sedikit pudar. Telur yang direndam gula selama 30 menit

memiliki tekstur lembut, tidak terasa amis, warnanya terang

5. Kentang yang direndam gula selama 45 menit memiliki tekstur lumayan lembut,

sedikt asam, dan cerah warnanya. Telur yang direndam gula selama 45 menit

memiliki tekstur lembut, tidak berubah, cerah.


115

6. Kentang yang direndam gula selama 60 menit memiliki tekstur Keras, sedikit

manis, tidak berubah. Telur yang direndam gula selama 60 menit memiliki

tekstur lembut, sedikit manis, tidak berubah warnanya.

7. Kentang yang direndam minya selama 30 menit memiliki tekstur lembut, rasa

sedikit berminyak, warna sedikit pudar. Telur yang direndam minyak selama 30

menit memiliki tekstur lebih lunak, tidak amis, cerah.

8. Kentang yang direndam minya selama 45 menit memiliki tekstur sedikit

bergetah, rasa sama, warnasedikit gelap. Telur yang direndam minyak selama 45

menit memiliki tekstur lembut, amis dan warna sedikit pudar

9. Kentang yang direndam minya selama 60 menit memiliki tekstur Keras, tidak

beruh, warna pudar. Telur yang direndam minyak selama 60 menit memiliki

tekstur lembut, rasa tidk amis, dan warna cerah.


116

BAB IV PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa, kentag dan telur memiliki

tekstur, rasa, dan warna yang berbeda-beda. Hal itu tergantung pada larutan yang

digunakan dan juga lama waktunya.

Setelah direndam di larutan yang berbeda (garam, gula, minyak) dan waktu

yang berbeda (30, 45, 60). Hampir seluruh telur bertekstur lembut, namun rasanya

berbeda-beda, begitu pula pada kentang ada yang bertekstur keras, lembut, ataupun

bergetah.

Rasanya juga berbeda-beda. Kentang yang direndam dengan gula rasanya ada

manis-manisnya, yang direndam garam rasanya lebih ke asin, sedangkan yang

direndam minyak kentang tersebut agak berminyak.

IV.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah:Untuk praktikum mata kuliah

Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan lebih disiplin untuk kehadiran mahasiswanya, pada

praktikum ini kelas D lebih kompak lagi kedepannya.


117

DAFTAR PUSTAKA

Widiyabuana Slay.2012. mengenal kentang lebih dalam dan beragam manfaatnya

https://www.tribunnews.com/tribunners/2012/04/09/mengenal-kentang-lebih-dalam-

dan-beragam-manfaatnya, Diakses pada 01 Januari 2022

Sang Landep.2012. Pengertian telur lengkap beserta jenis, cara memilih, manfaat, dan

Penyimpanannya. http://www.watonsinau.work/2016/01/pengertian-telur-lengkap-

beserta-jenis.html, Diakses pada 1 Januari 2022

Yusuf Abdul.2021. Pengertian Fisologi : Hewan, Manusia, dan Tumbuhan.

https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-fisiologi/, Diakses pada 1

Januari 2022
118

DOKUMENTASI
119

BIODATA PENULIS

Nama : Adam Ramadhan

Npm : 204110241

Tempat Tanggal Lahir : Gading Sari, 27 November 2001

Alamat : Jl.. Pahlawan Kerja

Jenis Kelamin : LAKI-LAKI

Asal Sekolah

SD : SDN. 021 INDRAPURI

SMP : MTS.HIMMATULUMMAH

SMA : MA. HIMMATULUMMAH

Anda mungkin juga menyukai