Anda di halaman 1dari 9

Jurnal E-ISSN: 2615-2665

Ilmu Alam Homepage: www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jia


JIA
Indonesia
Volume 1, No 1, Mei 2020e

Pengaruh Intensitas Spektrum Cahaya Warna Merah, Hijau dan Biru Terhadap
Perkecambahan dan Fotosintesis Jagung (Zea Mays L.)
Adi Abdilaha, Refi Rivanib, Juliana Tantric, Ripqi Auliya Rahmand
a Tadris Biologi/FITK/IAIN Syekh Nurjati, Jawa Barat, 45134, Indonesia
b Tadris Biologi/FITK/IAIN Syekh Nurjati, Jawa Barat, 45134, Indonesia
c Tadris Biologi/FITK/IAIN Syekh Nurjati, Jawa Barat, 45134, Indonesia
d Tadris Biologi/FITK/IAIN Syekh Nurjati, Jawa Barat, 45134, Indonesia

Corresponding author: Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi, Kesambi, Cirebon, Jawa Barat 45132, Indonesia, E-mail addresses :
adhy.japan123@gmail.com

DOI: LINK

Article history Abstract

Received 2020 Corn (Zea Mays L.) is one of the most important food crops in the world besides wheat and rice. In this
Received in revised form 2020 study, we conducted an analysis of the effect of the intensity of the red, green and blue light spectrum on
Accepted 2020 germination and photosynthesis of corn (Zea Mays L.). The purpose of our research is to find out the most
effective wavelength for photosynthesis and to compare the effect of the red, green and blue light
spectrum on germination. The media used is cotton that has been given water and then stored in cardboard
whose sides have been irradiated with a similar color lamp and then placed in a bright place. The design
was random by giving four color treatments (red, green, and blue). The study was conducted for 4 days.
The results showed that the most effective light spectrum for growth of maize plants was the blue
spectrum.

Keywords: corn; light spectrum; germination; photosynthesis; wavelength


Abstrak
Jagung (Zea Mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain gandum dan
padi. Pada penelitian ini, kami melakukan analisa tentang pengaruh intensitas spektrum cahaya warna
merah, hijau dan biru terhadap perkecambahan dan fotosintesis jagung (Zea Mays L.). Tujuan penelitian
yang kami lakukan adalah untuk mengetahui panjang gelombang yang paling efektif untuk fotosintesis
dan perbandingan pengaruh spektrum cahaya warna merah, hijau, dan biru pada perkecambahan. Media
yang digunakan adalah kapas yang telah diberi air lalu disimpan pada kardus yang sisi - sisinya telah
disinari dengan lampu warna sejenis lalu diletakan pada tempat yang terang. Rancangan adalah acak
dengan pemberian perlakuan empat warna (merah, hijau, dan biru). Penelitian dilakukan selama 4 hari.
Hasil penelitian menunjukan bahwa spektrum cahaya yang paling efektif bagi pertumbuhan tanaman
jagung adalah spektrum biru.

Kata kunci: jagung; spektrum cahaya; perkecambahan; fotosintesis; panjang gelombang

©2018 Jurnal Ilmu Alam Indonesia. All rights reserved.


Penerbit: Tadris IPA Biologi, IAIN Syekh Nurjati Cirebon

1. Pendahuluan/Introduction
Tanaman jagung (Zea Mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji
tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit berumpun dengan
batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung termasuk jenis tumbuha n
musiman dengan umur ± 3 bulan (Nuridayanti, 2011). Kedudukan taksonomi jagung adalah
sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas:
Monocotyledone, Ordo: Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea Mays L.
(Paeru dan Dewi, 2017).
Menurut Widodo, dkk (2007), “Pertumbuhan dapat diartikan sebagai bertambahnya ukuran
maupun bobot kering tanaman, sedangkan perkembangan adalah perubahan sifat-sifat fisiologis
akibat adanya diferensiasi sel-sel tanaman”. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik
akan mendorong tanaman tumbuh optimal dan akan menghasilkan buah dan biji yang optimal pula.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Menurut Handoko, dkk (2004), “Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yaitu temperatur, cahaya, air, PH, oksigen, dan
nutrisi, sedangkan faktor-faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan yaitu genetik dan fisiologis tumbuhan”.
Cahaya merupakan variabel yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Tumbuhan hijau memanfaatkan cahaya sebagai bahan bakar untuk
melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis memerlukan cahaya untuk menghasilkan energi dan
oksigen untuk digunakan oleh tumbuhan itu sendiri dan makhluk hidup lain, apabila kekurangan
cahaya maka pertumbuhan tumbuhan akan terganggu. Menurut Fried dan Hademenos (2006),
“Fotosintesis adalah proses pembentukan molekul-molekul makanan yang kompleks dan berenergi
tinggi dari komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme
autotrofik lainnya dengan keberadaan energi cahaya”. Menurut Kimball (2007) “Fungsi
fotosintesis adalah untuk memproduksi glukosa sebagai sumber energi utama bagi tumbuhan,
dengan adanya glukosa ini akan terbentuk sumber energi lemak dan protein”
Di dalam proses fotosintesis terdapat dua reaksi yang berlangsung, yaitu reaksi terang atau
reaksi pemindahan elektron dan reaksi gelap atau reaksi fiksasi karbon. Menurut Akin (2006),
“Pada reaksi terang, klorofil menangkap energi dari sinar matahari, energi akan mengakibatkan
proton melintasi selaput tilakoid dan menghasilkan proton berenergi dan menghasilkan ATP dalam
stroma, disaat yang bersamaan reaksi pemindahan elektron menghasilkan elektron berenergi tinggi
yang dapat mengubah NADP+ menjadi NADPH dan molekul air (H2O) dioksidasi sebagai donor
elektron untuk NADPH dan melepaskan molekul O2”
Menurut Fried dan Hademenos (2006), “ Reaksi gelap merupakan proses dimana terjadinya
reduksi CO2 menjadi gula, reaksi gelap tidak harus benar-benar terjadi dalam kondisi gelap tetapi
reaksi ini berlangsung tidak dipengaruhi oleh cahaya, reaksi awal melibatkan penyatuan CO2
dengan sebuah senyawa 5-karbon yang disebut ribulosa bifosfat, sebuah senyawa 6-karbon pecah
menjadi dua molekul PGA (asam fosfogliserat) yang akan direduksi menjadi PGAL
(fosfogliseraldehida) yang merupakan produk stabil pertama dari fotosintesis”.
Menurut Naomi (2018) mengatakan bahwa, “Tanpa cahaya tumbuhan akan tumbuh tetapi tidak
seoptimal tumbuhan yang terkena cahaya, tumbuhan yang tidak terkena cahaya akan tumbuh
dengan batang tinggi, kurus, akan dan batangnya rapuh, serta warnanya pucat, sedangkan
tumbuhan yang terkena cahaya akan tumbuh dengan batang lebih pendek, akar dan batangnya
kokoh, serta daunnya tebal dan hijau”.
Menurut Giancoli (2001), “Cahaya tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang
panjang gelombangnya berkisar 400 nm hingga 750 nm namun cahaya tampak hanyalah satu jenis
dari gelombang EM, gelombang EM terdeteksi dalam interval lebar yang disebut spektrum
elektromagnetik”.
Panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk fotosintesis hanya sebuah fraksi kecil dari
spektrum total radiasi elektromagnetik. Pada tumbuhan tingkat tinggi, jingga, biru, dan merah
tampaknya adalah yang paling efektif dalam mendorongterjadinya fotosintesis. Warna-warna dari
spektrum cahaya tampak itu memiliki panjang gelombang yang kira-kira berkisar antara 380
hingga 750 nanometer (nm) secara berturut-turut (Fried dan Hademenos : 2006).
Tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh cahaya, namun dipengaruhi oleh warna cahaya juga.
Cahaya yang berasal dari matahari tampak putih atau kuning, tapi sebenarnya merupakan spectrum
penuh warna. Jika kita mengambil prisma dan meletakkannya ke cahaya, akan membagi cahaya
menjadi tujuh warna yang berbeda yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Pertumbuhan tanaman sebenarnya dapat dimanipulasi oleh paparan jangka panjang untuk warna
terisolasi dalam spectrum.Spektrum warna terbentuk karena cahaya yang berlainan warna terbias
padasudut yang berlainan. Cahaya ungu terbias dengan sudut paling besar, sedangkancahaya merah
terbias dengan sudut yang paling kecil. Warna-warna spektrum dapat digabungkan sehingga
menghasilkan cahaya putih dengan menggunakan dua prisma(Utami, 2008).
Menurut Diah dan Mochamad (2011) “Pertumbuhan dan proses fotosintesis pada tumbuhan itu
sangat dipengaruhi oleh faktor cahaya”, maka kami melakukan penelitian mengenai pengaruh
spektrum warna cahaya terhadap perkecambahan dan fotosintesis tumbuhan. Tanaman yang akan
diamati merupakan tanaman jagung, karena menurut beberapa penelitan tanaman jagung mudah
tumbuh dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses pertumbuhan vegatatifnya.
2. Metode Penelitian/Method
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : Rumah Adi Abdilah
Jl. Nyimas Gandasari No 19, Ds. Panguragan Wetan Blok 6, Kec.
Panguragan, RT/RW 009/005, Kab. Cirebon 45163
Waktu Penelitian : 12 Maret 2020
2.2 Metode / Rancangan Penelitian
2.2.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang kami lakukan adalah penelitian lapangan yaitu dengan
peninjauan langsung keobjek penelitian, dilakukan untuk memperoleh data yang relevan
dengan tujuan penelitian secara nyata, tepat dan akurat.
2.2.2 Deskriptif
Metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yang dapat memberikan gambaran atau uraian dan suatu keadaan penelitian sejelas
mungkin dengan adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti.
2.2.3 Teknik Pengumpulan data
Dalam hal ini kami mengumpulkan data dengan menggunakan cara penelitian dan
observasi.
2.3 Variabel Penelitian
2.3.1 Variabel Terikat
Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
2.3.2 Variabel Bebas
Spektrum Cahaya terhadap Pertumbuhan Biji Jagung (Zea Mays L.)
2.3.3 Variabel Kontrol
Pertambahan Panjang, jumlah daun, panjang akar, dan diameter tanaman Jagung
(Zea Mays L.)
2.4 Alat dan Bahan
2.4.1 Alat
a. Kardus
b. Gelas Plastik
c. Cutter
d. Gunting
e. Penggaris
2.4.2 Bahan
a. Biji Jagung ( Zea Mays L. )
b. Double tape
c. Lampu Merah
d. Lampu Hijau
e. Lampu Biru
f. Kapas
g. Air
2.5 Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Gelas plastik diisi kapas yang sudah dibasahi air
3. Biji jagung (Zea Mays L.) diletakkan diplastik yang sudah diisi kapas
4. Semua bagian kardus kecuali bagian bawah dilubangi membentuk persegi panjang
5. Selanjutnya taro lampu cahaya diatas bagian kardus yang sudah dilubangi
6. Gelas plastik yang berisi biji jagung (Zea Mays L.) diletakkan di dalam kardus
7. Amati pertumbuhan biji selama 4 hari
3. Hasil dan Pembahasan/Result and Discussion
3.1 Hasil
Penelitian dilakukan di Rumah Adi Abdilah, Panguragan Cirebon. Kegiatan penelitian
dilakukan dalam beberapa hari, tepatnya selama empat hari, dengan jagung sebagai objek
penelitiannya. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian perkecambahan jagung dalam pengaruh
spektrum warna merah, hijau dan biru.
Tabel 1. Pengaruh Spektrum Warna Merah Terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea Mays L.)
No Hari ke Tinggi Jumlah Daun Panjang Akar Diameter
Tanaman (cm) (helai) (cm) batang (cm)
1 1 0 0 0 0
2 2 2 0 3 0.1
3 3 5 0 4 0.1
4 4 13 1 8 0.3

Tabel 2. Pengaruh Spektrum Warna Hijau Terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea Mays L.)
No Hari ke Tinggi Jumlah Daun Panjang Akar Diameter
Tanaman (cm) (helai) (cm) batang (cm)
1 1 0 0 0 0
2 2 2 0 2 0.1
3 3 4 0 5 0.2
4 4 12 0 9 0.3

Tabel 3. Pengaruh Spektrum Warna Biru Terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea Mays L.)
No Hari ke Tinggi Jumlah Daun Panjang Akar Diameter
Tanaman (cm) (helai) (cm) batang (cm)
1 1 0 0 0 0
2 2 1 0 1 0,1
3 3 4,5 1 4,5 0,3
4 4 14 2 10 0,5

3.2 Pembahasan
Berdasarkan data penelitian, pertumbuhan dan perkecambahan tanaman jagung tercepat
terdapat pada spektrum cahaya warna biru, merah, dan hijau. Berdasarkan teori spektrum cahaya,
hal tersebut terjadi karena spektrum cahaya warna biru memiliki gelombang cahaya antara 435 -
500 nm, sedangkan pada spektrum cahaya warna merah memiliki gelombang cahaya antara 640-
660nm. Pada spektrum warna biru dan merah inilah yang paling efektif untuk klorofil dalam
melakukan fotosintesis dan pertumbuhan (Erviani, 2012).
Menurut Fried dan Hademenos (2006) “Panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk
fotosintesis hanya sebagian kecil dari spektrum total radiasi elektromagnetik, pada tumbuhan
tingkat tinggi spektrum warna yang efektif dalam proses fotosintesis yaitu jingga, biru, dan merah
yang memiliki panjang gelombang berkisar antara 380 hingga 750 nanometer, kemampuan cahaya
melepaskan elektron berhubungan dengan panjang gelombangnya bukan intensitas berkas cahaya”
Klorofil berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu chloros berarti hijau dan
phyllos berarti daun. Klorofil ini merupakan pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan
bakteri fotosintetik. Pigmen berperan dalam fotosintesis pada tumbuhan dengan menyerap dan
merubah energi cahaya menjadi energi kimia. Klorofil lebih banyak menyerap sinar dengan
panjang gelombang cahaya antara 400-700 nm, terutama sinar warna merah dan biru. Klorofil
merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi proses fotosintesis pada tumbuhan.
Fotosintesis adalah proses perubahan senyawa anorganik menjadi senyawa organik dan oksigen
dengan dibantu oleh cahaya matahari. Klorofil merupakan pigmen utama yang ada di dalam
kloroplas. (Dwidjoseputro, 1994)
Menurut Ardiyani, dkk (2012) “Klorofil-a dan klorofil-b pada tanaman merupakan pigmen
utama fotosíntesis. Klorofil-a menyerap cahaya merah, biru, violet dan memantulkan cahaya hijau
sedangkan klorofil-b menyerap cahaya biru–orange dan memantulkan cahaya hijau–kuning. Hal
ini yang menyebabkan pigmen ini terlihat berwarna hijau”.

Pada Spektrum warna hijau, tanaman kacang hijau dapat tumbuh namun laju
pertumbuhannya tidak secepat pada laju pertumbuhan pada spektrum biru dan merah. Tumbuhan
yang disinari oleh spektrum cahaya hijau memiliki batang yang lumayan kuat dan tinggi, namun
tidak adanya pertumbuhan daun pada tanaman jagung tersebut, namun lebih kokoh dan lebih cepat
tumbuh jika dibandingkan dengan tumbuhan yang disinari oleh spektrum warna merah dan biru.
Tumbuhan yang disinari oleh spektrum cahaya warna merah memiliki batang yang tidak terlalu
tinggi, kokoh, dan memiliki daun yang berwarna hijau kekuningan. Tumbuhan yang disinari oleh
spektrum cahaya warna biru memiliki batang yang tegak dan kokoh serta memiliki daun yang
berwarna sangat hijau.
Berdasarkan perlakuan yang telah dilakukan diatas, pemberian spektrum cahaya warna
merah dan biru merupakan perlakuan yang paling efektif terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman jagung. Pada tanaman yang diberi cahaya biru, tanaman tersebut memiliki batang paling
kokoh jika dibandingkan dengan tamanan yang diberi spektrum cahaya warna hijau, batangnya
tegak tidak layu dan pucat, dan daunnya sangat hijau. Sedangkan yang paling tidak efektif adalah
spektrum cahaya warna hijau, pemberian spektrum cahaya warna hijau ini mengakibatkan
tumbuhan mengalami pertumbuhan yang cukup lambat.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan untuk tanaman krisan, bahwa
pemberian spektrum warna yang sesuai akan diserap oleh tanaman dan digunakan untuk proses
pertumbuhan secara lebih efisien, spektrum warna merah dapat memperbesar diameter bunga
tanaman krisan (dalam jurnal Ermawati, 2012).
Penelitian serupa yang telah dilakukan pada tanaman Gracilaria verrucosa (rumput laut)
menunjukkan bahwa spektrum cahaya merah dan cahaya putih merupakah spektrum cahaya yang
memiliki pertumbuhan yang paling baik (dalam skripsi Mustofa, 2013).
Menurut Campbell (2002), “Dengan menggunakan spektrofotometer ditemukan bahwa
warna yang diserap paling baik oleh klorofil a (pigmen hijau) ialah merah dan biru, sedangkan
hijau akan diteruskan”. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa hanya warna merah dan biru
yang diserap dengan baik oleh klorofil a pada tanaman jagung sedangkan warna hijau tidak, hal ini
terlihat pada tanaman yang disinari spektrum cahaya warna merah dan biru memiliki batang yang
kokoh, tegak, tidak pucat dan daunnya berwarna sangat hijau.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa spektrum merah dan biru merupakan
spektrum yang paling efektif bagi pertumbuhan tanaman jagung (Zea Mays). Spektrum hijau
membuat tanaman jagung tumbuh lebih lambat dalam pertumbuhannya, namun kuliatas batang
cukup kokoh hanya namun pada daun tanaman tidak ada pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan
spektrum hijau hanya diteruskan oleh klorofil-a. Sedangkan spektrum merah dan biru sesuai
dengan karakteristik klorofil sehingga lebih banyak energi yang diserap dan tanaman dapat
memenuhi kebutuhan energinya agar dapat tumbuh dengan baik.
4. Simpulan/Conclusion
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, spektrum cahaya yang paling
efektif bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau adalah spektrum merah dan biru.
Pemberian warna merah membuat tanaman tumbuh lebih cepat dengan kualitas yang baik
dan warna biru membuat tanaman lebih kokoh dan daunnya lebih hijau. Terdapat perbedaan
tinggi batang, diameter batang, dan warna daun terhadap pemberian spektrum warna pada
masing-masing perlakuan.

Ucapan Terima Kasih/Acknowledgements

Terima kasih kepada Ibu Yuyun Maryuningsih, M.Pd dan Ibu Dede Cahyati Sahrir, M.Pd selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Biologi Sel yang telah membimbing pembuatan jurnal mini riset
dengan judul “Pengaruh Intensitas Spektrum Cahaya Warna Merah, Hijau dan Biru Terhadap
Perkecambahan dan Fotosintesis Jagung (Zea Mays L.)” ini. Sehingga kami dapat berkolaborasi
dengan baik dan mampu menyelesaikan jurnal ini dengan lancar dan penuh ilmu pengetahuan.
namun layaknya manusia jurnal mini riset ini tentu masih memiki banyak kekurangan dan kami
memohon maaf atas hal tersebut.

Daftar Pustaka/References

Akin, Hasriadi Mat. 2006. Virologi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.


Ardiyani, et al. 2012. Pelita Perkebunan. Pertumbuhan Planlet Coffea arabica L. pada Berbagai
Warna Pencahayaan pada Tahap Perkecambahan Embrio Somatik In Vitro. 28 (3) : 145 –153
Diah Ekowati, Mochamad Nasir. 2011. The Growth of Maize Crop (Zea mays L.) BISI-2 Variety
on Rejected and non-Rejected Sand at Pantai Trisik Kulon Progo. Jurnal Manusia dan
Lingkungan, Vol. 18, No.3, Nov. 2011: 220 – 231, https://doi.org/10.22146/jml.18445 .
Dwidjoseputro, D.(1994). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Ermawati, Dewi. 2012. Pengaruh Warna Cahaya Tambahan Terhadap Pertumbuhan Dan
Pembungaan Tiga Varietas Tanaman Krisan (Chrysanthemum Morifolium) Potong. Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada. Jurnal tidak diterbitkan (online),
https://doi.org/10.22146/veg.1354.
Erviani, L. 2012. Gelombang Cahaya. Jakarta: Erlangga.
Fried, George H., dan George J. Hademenos. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Handoko, Papib., dan Yunie Fajariyanti. 2008. Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak terhadap Laju
Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla Vercillata. Universitas Nusantara PGRI Kediri.
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id.
Kimball, J. W. 2007. Biologi Edisi Kelima. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Mustofa, 2013. Efek spektrum cahaya terhadap pertumbuhan G. verrucosa Skripsi. Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pangetahuan Alam Universitas Jember.
http://repository.unej.ac.id.
Naomi, A. dkk. Keefektifan Spektrum Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
(Vigna Radiata). Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, Vol 4 No (2).
http://dx.doi.org/10.30870/gravity.v4i2.4036.
Nuridayanti, Eka Fitri Testa. 2011. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Air Rambut Jagung (Zea Mays L.)
Ditinjau dari Nilai LD50 dan Pengaruhnya terhadap Fungsi Hati dan Ginjal pada Mencit.
(Skripsi S-1 Progdi Ekstensi). Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20281283-S673-Uji%20toksisitas.pdf.
Paeru, RH., dan Dewi, TQ. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Jakarta: Penebar Swadaya.
Utami, Hesti P. 2008. Mengenal Cahaya dan Optik. Bandung: Ganexa Exact.
Widodo, Wahyu dan Sri Sumarsih. 2007. Seri Budi Daya Jarak Kepyar. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai