Anda di halaman 1dari 57

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan untuk menuntaskan buku sederhana

dengan judul “Aluminium”. Berlatar belakang dari Mata Kuliah

Kimia Dasar dengan dosen pengampu Dr. Kartimi, M.Pd maka

diharapkan dapat memenuhi tugas mandiri ini.

Buku ini berisi tentang ringkasan materi Kesetimbangan

Kimia yang akan berusaha untuk membuat isi menjadi menarik

dan tidak membosankan ketika kita membacanya. Saya juga

turut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu baik dalam segi materi maupun imateri. Kepada

sahabat yang membaca buku ini, saya menunggu kritik dan

saran yang membangun dalam menghasilkan karya yang lainnya.

Cirebon, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................. ii

CERPEN GOLONGAN III A..................................................... iv

BAB 1 Unsur dan Periodisitas................................................ 1

A. Asal-usul dan Distribusi Unsur...................................... 1

B. Penemuan Unsur................................................................ 2

C. Struktur Elektron Unsur.................................................4

BAB 2 Logam Periode Ketiga.................................................. 8

A. Sifat-sifat Unsur Periode Tiga..................................... 8

BAB 3 Aluminium.......................................................................11

A. Sejarah Penemuan Aluminium...................................... 17

B. Pengertian Aluminium..................................................... 17

C. Sifat Aluminium............................................................... 19

D. Proses Pembuatan Aluminium.......................................27

E. Keberadaan di Alam....................................................... 32

F. Aplikasi atau Kegunaan Alumunium............................. 34

G. Klasifikasi Alumunium dan Penggolongan Paduannya37

H. Kelebihan dan Kekurangan Aluminium........................ 43

ii
I. Dampak dan Penanggulangan Bahaya alumunium bagi

manusia............................................................................44

J. Dampak dan Penanggulangan Bahaya Alumunium Bagi

Lingkungan......................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA................................................................. 48

BIOGRAFI PENULIS............................................................. 49

iii
Cerpen Golongan III A

Aku anak ke-2 dari lima bersaudara. Semenjak ayah dan

ibu kami meninggal, aku, adi, dan kakakku harus

mempertahankan hidup di dunia yang semakiin keras ini. Kami

tinggal di desa SPU RT III A berdekatan dengan keluarga

pemborong di RT II A. Banyak orang yang bilang kalau aku mirip

dengan berelium dari keluarga pemborong, mungkin karena

kemiripan diagonl kami.

Dari hari ke hari, hidup yang kami jalani semakin berat.

Untuk menopang hidup, semua keluargaku bekerja. Kakakku

(boron), bekerja sebagai buruh bangunan untuk membuat

semen. Selain itu juga dia mencari tambahan uang dengan

bekerja menjadi buruh tani menyuntik ternak dengan

desinfektan. Aku (Aluminium), bekerja untuk menjalankan

roket dan terkadang juga aku dibbutuhkan manusia untuk

menjernihkan air. Sedangkan galium sebagai termometer suhu

tinggi dan bekerja di industri elektronik. Sementara itu Indium

dan Thallium bekerja sebagai fotokonduktor dan

superkonduktor. Dulu, Thalllium pernah bekerja tetapi dipecat

iv
karena sifatnya toksik (beracun) karena dianggap

membahayakan karyawan lainnya.

Diantara kami semua, akulah yang tidak bersifat toksik

sehingga aku yang banyak memiliki temen, seperti asam, basa,

thermit, dan oksigen. Akhir-akhir ini (setelah aku berubah

menjadi serbuk Alumunium) sifatku berubah setelah menjalin

hubungan dengan kalor, emosiku sering meledak-ledak sehingga

dapat merusak kulit manusia yang terkena panasku. Untuk

menghindarkan hal-hal yang tidak aku inginkan, akhirnya aku

meninggalkan kalor. Untuk melupakan kalor, aku menjalin

hubungan dengan thermit bekerja sebagai pengelas logam. Dan

membentuk beberapa kongsi ddengan teman-temanku,

diantaranya: durlium (Al Dan Cu) yang tahan karat, alnicol (Fe,

Ni, Al, Co) menjadi magnet yang sangat kuat, dan magnelium

(Al Dan Mg) yang bercita-cita dapat membuat pesawat

terbang.

Tapi sekarang kakakku (Boron) menjadi unsur yang sangat

jahat karena telah membahayakan banyak orang. Itu semua

karena ulah manusia yang menyalahkan senyawanya yaitu

boraks yang seharusnya digunakan sebagai pengawet kayu dan

v
bahan solder lainnya malah digunakan sebagai pengawet

makanan. Sehingga badan pom melarang pemakiannya karena

dianggap telah mmmenyeabkan keresahan di masyarakat.

Sekarang ini, pihak tersebut lebih selektif untuk mengontrol

siapa-siapa saja yang boleh memakainya. Aku sangat sedih

melihat kakakku menaggung kasalahan yang tidak dia lakukan.

vi
BAB 1
UNSUR DAN PERIODISITAS

Unsur-unsur didapatkan dalam berbagai wujud dan dapat

berupa atom, ion,serta senyawa. Suatu unsur dapat memiliki

beberapa isotop dengan nomor atom yang sama. Bila

unsur-unsur dikelompokkan atas dasar kemiripan sifat,baik

sifat atom maupun senyawanya, dihasilkanlah sistem periodik.

Kimia telah mencapai perkembangan yang sangat cepat dalam

usaha memahami sifat semua unsur. Sistem periodik unsur

telah memainkan peran yang sangat penting dalam penemuan

zat baru, serta klasifikasi dan pengaturan hasil akumulasi

pengetahuan kimia. Sistem periodik merupakan tabel

terpenting dalam kimia dan memegang peran kunci dalam

perkembangan sains material. Berdasarkan jenis penyusunan

atomiknya senyawa anorganik diklasifikasikan atas senyawa

molekular dan padatan.

A. Asal-usul Distribusi Unsur


Semua zat di alam ini tersusun atas unsur-unsur.

Menurut teori yang saat ini diterima, hidrogen dan helium

dihasilkan pertama sekali sesaat setelah Big Bang, kira-ira


1
15 juta tahun lalu. Selanjutnya, unsur-unsur dengan nomor

atom lebih kecil dari 26 (sebelum besi dalam sistem

periodik) dibentuk oleh fusi inti dalam bintang-bintang

muda, unsur-unsur yang lebih berat dihasilkan oleh reaksi

inti yang rumit yang menyertai pembentukan dan peluruhan

bintang.

Di alam semesta, kelimpahan hidrogen dan helium

sangat besar, hidrogen (77 % massa) dan helium (21 %

massa) dan semua unsur lain hanya sekitar 2%. Urutan

unsur-unsur berdasarkan kelimpahannya adalah sebagai

berikut:

H >He > O >C >Ne >Si >Al >Mg >56Fe

Subskrip menunjukkan nomor atom, sedang

superkripnya menunjukkan nomor massanya.

B. Penemuan Unsur

Keyakinan yang sudah lama ada, yakni bahwa semua zat

terdiri atas atom, dilihat dari rentang waktu sejarah baru

saja dibuktikan; walaupun unsur-unsur, seperti karbon,

belerang, besi, tembaga,perak, emas, raksa, timbal, dan

timah, telah lama dianggap berperilaku mirip atom.

2
Tepatnya apa yang menyusun unsur telah dikenali dengan

tumbuhnya kimia modern sejak masa alkemi, dan sekitar 25

unsur telah dikenal di abad ke-18. Sekitar 60 unsur telah

dikenali di pertengahan abad

ke-19, dan periodisitasnya telah diamati pula.

Unsur teknesium (Z = 43), yang “hilang” dari sistem

periodik disintesis dengan reaksi inti Mo tahun 1937, dan

unsur terakhir yang tidak ditemukan prometium (Z = 61)

didapatkan dalam produk fisi uranium di tahun 1947.

Neptunium (Z = 93), unsur dengan nomor atom lebih besar

dari uranium (Z = 92), disintesis pertama sekali tahun 1940.

Kini ada 103 unsur yang telah diberi nama. Walaupun

keberadaan unsur dengan Z = 104 – 111 telah dikonfirmasi,

unsur-unsur ini tidak signifikan dalam kimia anorganik,

karena sampai saat ini unsur-unsur ini baru diproduksi

dalam jumlah yang sangat kecil.

Semua unsur trans-uranium bersifat radioaktif, dan

beberapa unsur dengan nomor atom lebih kecil dari Z = 92,

yakni teknesium, prometium, dan unsur-unsur setelah

polonium juga bersifat radioaktif. Waktu paruh (lihat

3
bagian 7.2) polonium, astatin, radon, aktinium, dan

protoaktinium sangat pendek. Sejumlah teknesium 99Tc

yang cukup telah didapatkan dari produk fisi. Karena unsur

ini radioatf, penanganan 99Tc cukup sukar, sama seperti

isotop radioaktif lain, dan akibatnya kimia unsur ini kurang

berkembang dibandingkan kimia mangan dan renium yang

segolongan. Unsur ekivalen dengan alfabet dalam bahasa,

semua zat terbuat dari kombinasi unsur, persis dengan

semua kalimat yang mungkin hanya tersusun dari 26 huruf

dalam alfabet.

C. Struktur Elektron Unsur

Fungsi gelombang elektron dalam atom disebut orbital

atom. Orbital atom diungkapkan dengan menggunakan tiga

bilangan kuantum; bilangan kuantum utama, n; bilangan

kuantum azimut, l;dan bilangan kuantum magnetik, ml.

Untuk setiap bilangan kuantum utama n, terdapat n bilangan

kuantum azimut dari nilai 0 sampai n-1, dan masing-masing

berkaitan dengan orbital berikut:

l : 0, 1, 2, 3, 4, …

s, p, d, f, g, …

4
Suatu orbital atom diungkapkan dengan kombinasi n dan

l. Misalnya, n = 3 dan l = 2 untuk orbital 3d. Terdapat 2l+1

nilai ml untuk setiap nilai l, yakni l, l-1, l-2, …, -l. Akibatnya

terdapat satu orbital s, tiga orbital p, lima orbital d dan

tujuh orbital f. Tiga bilangan kuantum yang telah

disebutkan tadi digunakan untuk mengungkapkan distribusi

elektron dalam atom yang setipe dengan hidrogen, dan

bilangan kuantum lain ms (1/2, -1/2) yang mendeskripsikan

arah spin elektron diperlukan untuk secara lengkap

mendeskripsikan keadaan elektron. Jadi keadaanelektron

didefinisikan dengan empat bilangan kuantum (n, l, ml, ms).

Fungsi gelombang ψ yang menentukan bentuk orbital

dapat diungkapkan sebagai hasil kali fungsi gelombang

radial R danfungsi gelombang angular Y:

ψn,l,ml = Rn,l(r)Yl,ml( θ,φ)

R merupakan fungsi jarak dari inti, Y mengungkapkan

komponen sudut orbital. Bentuk orbital ditunjukkan di

Gambar 1.1. Karena kebolehjadian keberadaan elektron

sebanding dengan kuadrat fungsi gelombang, peta

kerapatan elektron mirip dengan fungsi gelombangnya.

5
Syarat berikut harus dipenuhi bila setiap orbital diisi

elektron.

Syarat pengisian elektron

Prinsip Pauli: Jumlah jumlah elektron yang diizinkan

menempati suatu orbital maksimal adalah dua, untuk kasus

dua elektron mengisi satu orbital, spinnya harus

anti-paralel (berbeda arah).

Aturan Hund: bila terdapat orbital-orbital yang berenergi

sama, elektron-elektron mengisi orbitalorbital berbeda

tersebut dengan satu elektron terlebih dahulu dan dengan

spin yang paralel.

Urutan energi orbital atom netral adalah:

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p …

dan konfigurasi elektron ditentukan dengan pengisian

orbital sesuai dengan prinsip Pauli dan aturan Hund. Suatu

orbital s dengan satu ml dapat ditempati dua elektron, p

dengan tiga ml dapat ditempati enam elektron, d dengan

lima ml dapat ditempati sepuluh elektron.

6
7
BAB 2
LOGAM PERIODE KETIGA

Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari

unsur logam (Na, Mg, Al), metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan

gas mulia (Ar). Keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga

semakin ke kanan semakin besar diakibatkan oleh jari-jari

atomnya yang semakin ke kanan semakin kecil. Kekuatan ikatan

antaratom dalam logam meningkat (dari Na ke Al). Hal ini

berkaitan dengan pertambahan elektron valensinya. Silikon

merupakan semikonduktor/isolator karena termasuk metaloid.

Unsur ini mempunyai ikatan kovalen yang sangat besar, begitu

juga dengan fosfor, belerang, dan klorin yang merupakan

isolator karena termasuk unsur non logam

A. Sifat-sifat Unsur Periode Tiga


Natrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin

merupakan oksidator terkuat. Meskipun natrium,

magnesium, dan aluminium merupakan reduktor kuat, tetapi

kereaktifannya berkurang dari Na ke Al. Sedangkan silikon

merupakan reduktor yang sangat lemah, jadi hanya dapat

bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat, misalnya klorin


8
dan oksigen. Di lain pihak selain sebagai reduktor, fosfor

juga merupakan oksidator lemah yang dapat mengoksidasi

reduktor kuat, seperti logam aktif. Sedangkan belerang

yang mempunyai daya reduksi lebih lemah daripada fosfor

ternyata mempunyai daya pengoksidasi lebih kuat daripada

fosfor. Sementara klorin dapat mengoksidasi hampir semua

logam dan nonlogam karena klorin adalah

oksidator kuat.Unsur-unsur periode ketiga, yaitu NaOH,

Mg(OH)2, Al(OH)3, H2SiO3, H3PO4, H2SO4, dan HClO4.

Sifat hidroksida unsur-unsur periode ketiga

tergantung pada energi ionisasinya. Hal ini dapat dilihat

dari jenis ikatannya. Jika ikatan M – OH bersifat ionik dan

hidroksidanya bersifat basa karena akan melepas ion OH–

dalam air, maka energi ionisasinya rendah. Tetapi jika

ikatan M – OH bersifat kovalen dan tidak lagi dapat

melepas ion OH–, maka energi ionisasinya besar. NaOH

tergolong basa kuat dan mudah larut dalam air, Mg(OH)2

lebih lemah daripada NaOH tetapi masih termasuk basa

kuat. Namun Al(OH)3 bersifat amfoter, artinya dapat

bersifat asam sekaligus basa. Hal ini berarti bila Al(OH)3

9
berada pada lingkungan basa kuat, maka akan bersifat

sebagai asam, sebaliknya jika berada pada lingkungan asam

kuat, maka akan bersifat sebagai basa. Sedangkan H2SiO3

atau Si(OH)4, merupakan asam lemah dan tidak stabil,

mudah terurai menjadi SiO2 dan H2O. Begitu pula dengan

H3PO4 atau P(OH)5 yang juga merupakan asam lemah.

Sementara H2SO4 atau S(OH)6 merupakan asam kuat,

begitu juga HClO4 atau Cl(OH)7 yang merupakan asam

sangat kuat.

10
BAB 3
ALUMINIUM

A. Sejarah Penemuan Aluminium

Aluminium adalah elemen logam yang paling melimpah di

kerak bumi (8,13%) setelah oksigen dan silikon. Karena

afinitas yang kuat untuk oksigen, tidak ditemukan dalam

keadaan unsur tetapi hanya dalam bentuk kombinasi seperti

oksida atau silikat.

Logam berasal dari nama alumen, nama Latin untuk

tawas. Pada tahun 1761, LB G de Morveau mengusulkan

alumine nama untuk dasar dalam tawas, dan pada tahun

1787, lavoiser jelas diidentifikasi sebagai oksida logam

yang masih belum ditemukan.

De Morveau

11
(Sumber : http://www.wikipedia.com)

Pada tahun 1807, Sir Humphrey Davy mengusulkan

nama untuk logam aluminium ini, dan kemudian disetujui

untuk menggantinya dengan aluminium.

Sir Humphry Davy

(Sumber : http://www.wikipedia.com)

Tak lama kemudian, nama aluminium diadopsi untuk

menyesuaikan diri dengan “ium” akhir dari elemen yang

paling, dan ejaan ini sekarang digunakan secara umum di

seluruh dunia. Aluminium juga ejaan diterima di Amerika

Serikat sampai 1925 ketika American Chemical Society

resmi kembali ke aluminium.

Hans Christian Oersted sekarang umumnya dikreditkan

dengan pertama untuk mempersiapkan logam aluminium. Ia

mencapai ini pada tahun 1825 dengan memanaskan


12
aluminium klorida anhidrat dengan kalium dan penyulingan

dari amalgam merkuri.

Henry Christian Oersted

(Sumber : http://www.wikipedia.com)

Frederick Wohler meningkatkan proses antara 1827

dan 1845 dengan menggantikan kalium untuk amalgam dan

dengan mengembangkan metode yang lebih baik untuk

dehidrasi aluminium. Pada tahun 1854 Henri Sainte Claire

Deville-natrium untuk menggantikan relatif mahal kalium

dan, dengan menggunakan natrium klorida aluminium, bukan

aluminium klorida, menghasilkan jumlah komersial pertama

dari aluminium dalam pilot plant di dekat Paris. Beberapa

tanaman menggunakan dasarnya proses ini kemudian

dibangun di Inggris, tapi tidak bertahan lama munculnya di


13
1886 dari proses elektrolitik, yang telah mendominasi

industri sejak itu.

Pengembangan proses elektrolitik tanggal kembali

kepada Sir Humphrey Davy pada tahun 1807 yang mencoba

dengan kegagalan untuk electrolyze campuran alumina dan

kalium. Kemudian, pada 1854 Robert Wilhelm Bunsen Von

dan Sainte Claire Deville-independen disiapkan aluminium

dengan elektrolisis dari aluminium klorida natrium menyatu,

tetapi proses ini tidak dimanfaatkan karena kurangnya

sumber ekonomi listrik. Grammes, penemu dinamo (dalam

1886) merubah ini dan membuka jalan bagi penemuan

proses modern.

Pada 1866, Charles Martin Hall dari Oberlin (Ohio) dan

Paulus LT Heroult (Perancis), keduanya 22 tahun pada

waktu itu, ditemukan dan dipatenkan hampir bersamaan

proses di mana alumina dilarutkan dalam cair kriolit dan

terurai electrolytically. Proses reduksi, umumnya dikenal

sebagai proses Hall-Heroult, telah berhasil bertahan

banyak upaya untuk menggantikannya, ia tetap satu-satunya

metode untuk memproduksi aluminium.

14
Charles Heroult dan Martin Hall

(Sumber : http://www.wikipedia.com)

Alum (nama dimana unsur alumunium diambil) telah

diketahui sejak dulu. POTT (1746) menunjukkan Al berasal

dari Alumina bumi yang khas yang diisolasi oleh Margref

(1754) dari tanah liat (lempung).

Alumina tersebut adalah oksida logam yang diselidiki

oleh Davy (1808) yang diisolasi dari Alumunium, logam tak

murninya.

Logam murninya diperoleh Oersted (1824) dengan

pemanasan Ornalgame, dari kalsium dan alumunium klorida.

Logam murni diperoleh oleh Wohler (1827) dengan oksi

kalium pada AlCl3. Busen (1854) menyediakannya dengan

15
elektrolisis, tetapi penyediaannya pertama kali secara skala

industry dengan 2 metode yaitu : Deville (1854) dengan

jalan reduksi dari Natrium Ammonium Klorida (NaICl4).

Pada tahun 1886 produksi Al dengan elektrolisis dari

Alumina yang dilarutkan dalam leburan kryolit yang dimulai

secara serempak oleh Heroult (Prancis) dan Charles Martin

Hall (Amerika).

Sell Hall-Heroult.

(Sumber :http://ib.znate.ru/docs/index-106476.html)

Kelemahan metode Wohler sehingga beralih ke metode

Hall-Heroult adalah untuk memperoleh logam Alumunium

tidak ekonomis karena membutuhkan biaya yang besar

untuk mendapatkan Alumunium. Sebab, dia hanya

memanaskan / mereaksikan AlCl3 dengan Kalium.


16
Sedangkan Hall-Heroult menggunakan proses elektrolisis

dalam memurnikan Al2O3 dan menemukan metode yang bisa

menurunkan titik leleh Al2O3 sehingga hemat energi, yaitu

dengan cara melarutkan oksida tersebut ke dalam kriyolit

cair.

B. Pengertian Aluminium

Aluminium adalah unsur logam dengan lambang Al dan

memiliki nomor atom 13, Ar = 26,98. Konfigurasi

elektronnya adalah 1s22s22p63s23p1 atau [Ne] 3s2 3p1..

Aluminium adalah logam yang ringan, tidak mengalami korosi,

dan sangat kuat.diantara logam-logam golongan 13,

aluminium adalah salah satu logam terpenting yang terdapat

dikerak bumi. Biji aluminium yang digunakan untuk produksi

aluminium adalah bauksit. Biji ini mengandung hidrat

aluminium oksida, AL2O3. H2O dan AL2O3.3H20 serta

oksida besi, silicon, titanium, sedikit tanah liat dan silikat.

Kadar aluminium oksida ( alumina ) dapat mencapai 35-60%.

17
Sekeping logam aluminium dengan panjang 15 cm.

(Sumber : http://www.academiaedu.com)

Garis spectrum aluminium

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium)

Aluminium adalah elemen (8,13%) logam yang paling

melimpah di kerak bumi dan setelah oksigen dan silikon,

yang paling berlimpah ketiga dari semua unsur di kerak.

Karena afinitas yang kuat untuk oksigen , tidak ditemukan


18
dalam keadaan unsur tetapi hanya dalam bentuk kombinasi

seperti oksida atau silikat.

Unsur ini terletak pada golongan III A dan periode 3

sistem periodik.

Tabel Periodik Unsur

(Sumber : http://www.academiaedu.com)

C. Sifat Aluminium

Konfigurasi electron aluminium :

Al³⁺ artinya Aluminium melepas 3 buah elektronnya

sehingga konfigurasinya menjadi:

19
1. Sifat Fisika Aluminium

a) Logam berwarna putih perak

b) Dapat ditempa dan dibentuk

c) Kerapatan rendah

d) Pengantar panas dan arus yang baik, daya hantar

listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al

digunakan sebagai kabel tiang listrik.

e) Tidak bersifat magnetic, alumunium tidak bersifat

magnet, sehingga sukar ditarik oleh magnet. Namun

apabila alumunium dipadu dengan logam lain,

minsalnya besi akan menjadi magnet yang kuat.

Contohnya : Acino (50% Fe, 20% Al, 20% Ni, 10%

Co).

f) Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak

digunakan untuk alat rumah tangga seperti panci,

wajan dan lain-lain.

g) Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan

sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok.

20
h) Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam

yang kuat seperti Duralium (campuran Al, Cu, mg)

untuk pembuatan badan peswat.

i) Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan

Cr2O3.

Tabel Sifat Fisika Logam Aluminium

No. Sifat Fisika Keterangan

1 Nomor atom 13

2 Nomor massa 27

3 Konfigurasi electron [Ne]3s23p1

4 Ar 26,98

5 Kerapatan 2,69 gr/cm3

6 Titik leleh 932 K

7 Titik didih 2730 K

8 Volume atom 10

9 Keelektronegatifan 1.45

10 Energi ionisasi pertama 577 Kj/mol

11 Energi ionisasi kedua 1820 Kj/mol

21
12 Energi ionisasi ketiga 2740 Kj/mol

13 Entalpi penguapan 284 Kj/mol

14 Entalpi hidrasi Al3+ -4680 Kj/mol

15 Entalpi pengatoman 314 Kj/mol

16 Tingkat oksidasi tertinggi +3

17 Jari-jari atom 143 pm

18 Jari-jari ion Al3+ 50 pm

19 Potensial elektroda -1,60

20 Struktur atom Kristal logam

21 Wujud Padat
(Sumber : http://www.academiaedu.com)

2. Sifat Kimia Aluminium

a) Al bereaksi dengan Oksigen membentuk Al2O3

(oksida), tetapi lapisan tipis oksida ini yang sangat

melindungi permukaan aluminium terhadap

serangan oksigen lebih lanjut, sehingga Al

merupakan logam tahan korosi.

b) Bereaksi dengan Nitrogen, sulfur, dan Halogen. Bila

dipanaskan pada suhu yang cukup, membentuk

22
sulfida. Nitrida dan Halida yang pada disosiasinya

dan selebihnya adalah kovalen.

2Al +N2 2AlN

4Al + 6S 2Al2O3

c) Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan

sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok.

d) Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam

yang kuat seperti Duralium (campuran Al, Cu, mg)

untuk pembuatan badan peswat.

e) Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan

Cr2O3.

3. Sifat Mekanik Aluminium

Sifat teknik bahan aluminium murni dan aluminium

paduan dipengaruhi oleh konsentrasi bahan dan perlakuan

yang diberikan terhadap bahan tersebut.

Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan

terhadap korosi. Hal ini disebabkan oleh fenomena

pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium

oksida di permukaan logam aluminium segera setelah

23
logam terpapar oleh udara bebas. Lapisan aluminium

oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh.

Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan

dengan logam yang bersifat lebih katodik, karena dapat

mencegah oksidasi aluminium.

a) Kekuatan Tensil

Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang

didapatkan ketika dilakukan pengujian tensil.

Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari

tegangan pada kurva tegangan-regangan hasil

pengujian, dan biasanya terjadi ketika terjadinya

necking. Kekuatan tensil bukanlah ukuran kekuatan

yang sebenarnya dapat terjadi di lapangan, namun

dapat dijadikan sebagai suatu acuan terhadap

b) kekuatan bahan.

Kekuatan tensil pada aluminium murni pada

berbagai perlakuan umumnya sangat rendah, yaitu

sekitar 90 MPa, sehingga untuk penggunaan yang

24
memerlukan kekuatan tensil yang tinggi, aluminium

perlu dipadukan. Dengan dipadukan dengan logam lain,

ditambah dengan berbagai perlakuan termal,

aluminium paduan akan memiliki kekuatan tensil hingga

580 MPa (paduan 7075).

c) Kekerasan

Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang

terdapat dalam suatu bahan yang mencegah

terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut

ketika diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan suatu

bahan dipengaruhi oleh elastisitas, plastisitas,

viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan

sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan

berbagai metode. Yang paling umum adalah metode

Brinnel, Vickers, Mohs, dan Rockwell.

Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil,

yaitu sekitar 65 skala Brinnel, sehingga dengan

25
sedikit gaya saja dapat mengubah bentuk logam.

Untuk kebutuhan aplikasi yang membutuhkan

kekerasan, aluminium perlu dipadukan dengan logam

lain dan/atau diberi perlakuan termal atau fisik.

Aluminium dengan 4,4% Cu dan diperlakukan

quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat

memiliki tingkat kekerasan Brinnel sebesar 135.

d) Ductility

Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari

suatu bahan untuk menerangkan seberapa jauh bahan

dapat diubah bentuknya secara plastis tanpa

terjadinya retakan. Dalam suatu pengujian tensil,

ductility ditunjukkan dengan bentuk neckingnya;

material dengan ductility yang tinggi akan mengalami

necking yang sangat sempit, sedangkan bahan yang

memiliki ductility rendah, hampir tidak mengalami

necking. Sedangkan dalam hasil pengujian tensil,

ductility diukur dengan skala yang disebut elongasi.

26
Elongasi adalah seberapa besar pertambahan panjang

suatu bahan ketika dilakukan uji kekuatan tensil.

Elongasi ditulis dalam persentase pertambahan

panjang per panjang awal bahan yang diujikan.

Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi.

Aluminium paduan memiliki ductility yang bervariasi,

tergantung konsentrasi paduannya, namun pada

umumnya memiliki ductility yang lebih rendah dari

pada aluminium murni, karena ductility berbanding

terbalik dengan kekuatan tensil, serta hampir semua

aluminum paduan memiliki kekuatan tensil yang lebih

tinggi dari pada aluminium murni.

D. Proses Pembuatan Aluminium

Aluminium merupakan unsur yang tergolong melimpah di

kulit bumi. Mula-mula orang membuat Al dengan metode

Wohler (1827) yaitu dari reaksi AlCl3 dengan K.

AlCl3 + K Al + 3KCl

Sekarang Alumunium diproduksi secara industri dengan

metode Hall-Herdult. Mineral yang menjadi sumber

komersial aluminium adalah bauksit Bauksit mengandung

27
aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3).

Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni .Pada proses

ini dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:

1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium

oksida murni (alumina)

2. Tahap peleburan alumina dengan elektrolisis

1. Tahap pertama adalah pemurnian bijih bauksit

(pemekatan).

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk

menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Pengotor

utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2.

Caranya dengan melarutkan bauksit dalam larurtan Natrium

Hidroksida (NaOH).

Al203 s + 2NaOH(aq) + 3H2O(l) 2NaAl OH 4(aq)

Aluminium oksida larut dalam NaOH , sedangkan

pengotornya tidak larut. Pengotor – pengotor dapat

dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya,

28
aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara

mengalirkan gas CO2, dan pengenceran.

2NaAL OH 4 aq + CO2(g) 2Al OH 3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

Endapan aluminium hidroksida disaring, dikeringkan,,

lalu dipanaskan, sehingga diperoleh aluminium oksida murni

(Al2O3).

2Al OH 3(s) → AL2O3(s) + 3H2O(g)

Materi-meteri pengotor yang tidak larut dipisahkan

dengan penyaringan (seperti FeO3). Selanjutnya Alumina

diendapkan dari larutan Alumunium Hidroksida yang sagat

Alkalis (Basa).

Pengendapan ini dilakukan dengan cara :

1. Pengelembungan dalam CO2 (suatu Oksida Asam

dengan PH rendah / Asam Lemak)

2. Penambahan larutan dengan Al2O3

Ion-ion silikat dipindahkan dari larutan

2Na+[Al(OH)4]- + CO2 2Al(OH)3(s) + 2Na+CO32-

29
Endapan AL(OH)3 dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3

murni

Al(OH)3 Al2O3 + H2O

2. Elektrolisis

Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan

cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut proses

Hall-Heroult.

Sel elektrolisis terbuat dari Baja. Sebagai anode

digunakan batang grafit, sedangkan katodenya adalah

wadah sel yag terbuat dari Baja yag berlapis grafit. Dalam

proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam

lelehan kriolit (Na3AlF6).

30
Proses Hall-Heroult

(Sumber : http://www.academiaedu.com)

Secara sintesis kriyolit dibuat dengan reaksi :

Al(OH)3 + 3NaOH +6F Na3[AlF6] + 6H2O

Sel elektrolisis berjalan terus menerus dan berjalan

pada interval-interval. Alumunium cair (6600c) dihasilkan

pada dasar sel dan kemudian Bauksit ditambah lagi. Fungsi

kriyolit di sini adalah untuk menambah konduktifitas

elektrolit dan menurunkan titik lebur Al2O3.

Secara sederhana reaksinya adalah :

Al2O3(l) 2Al3+ (l)+ 3O2-(l)

Katoda = 2Al3+ + 6e 2Al

Anoda = 3O2- 3/2O2 + 6e

Al2O3 2Al + 3/2O2

31
Oksigen yang terbentuk dapat mengoksidasi anoda,

sehingga reaksi keseluruhan dapat ditulis :

2Al2O3 + 3C 4Al + 3CO2

Kriyolit dapat menurunkan titik leleh Al2O3 dari

20000C menjadi 9500C. Suhu diturunkan karena titik leleh

bauksit (Al2O3) terlalu tinggi, sehingga elektrolisis

langsung tidak praktis dilakukan. Cara penurunan suhu yaitu

dengan cara melarutkan oksida ke dalam kriyolit cair

(Na3AlFe), titik didih tersebut turun menjadi 8000C -

10000C dengan bantuan arus listrik.

E. Keberadaan di Alam

Aluminium terdapat melimpah dalam kulit bumi, yaitu

sekitar 7,6 %. Dengan kelimpahan sebesar itu, aluminium

merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan

silikon, serta merupakan unsur logam yang paling melimpah.

Namun, Aluminium tetap merupakan logam yang mahal

karena pengolahannya sukar. Mineral aluminium yang

bernilai ekonomis adalah bauksit yang merupakan

32
satu-satunya sumber aluminium. Di Indonesia, bauksit

banyak ditemukan di pulau Bintan dan di tayan (Kalimantan

Barat).

Tetapi di alam Aluminium tidak pernah ditemukan dalam

keadaan bebas, dan semua unsur Aluminium dari bumi selalu

bergabung dengan unsur-unsur lainnya (dalam bentuk

senyawa). Dua senyawa yang paling umum adalah kalium

aluminum sulfat (KAl(SO4)2.12.H2O) dan aluminium oksida

Al2O3.

Aluminium merupakan unsur dengan kelimpahan pada

urutan ketiga dalam kerak bumi (setelah oksigen dan

silikon). Aluminium terutama terdapat dalam mineral

aluminosilikat yang ditemukan berasal dari batuan kulit

bumi. Akibat perubahan alam, batuan ini membentuk

lempung yang mengandung aluminium

Aluminium merupakan logam yang paling banyak

ditemukan di kerak bumi (8.3%),dan terbanyak ketiga

setelah oksigen (45,5%) dan silicon (25,7%).Aluminium

sangat reaktif khususnya dengan oksigen, sehingga unsure

aluminium tidak pernah dijumpai dalamkeadaan bebas di

33
alam, melainkan sebagai senyawa yang merupakan penyusun

utama dari bahan tambang bijih bauksit yang berupa

campuran oksida dan hidroksida aluminium. Aluminium juga

ditemukan di granit dan mineral-mineral lainnya.

Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun

oksida, yaitu antara lain:

1. Sebagai silikat contohnya feldspar, tanah liat, mika

2. Sebagai oksida anhidrat contohnya kurondum (untuk

amril)

3. Sebagai hidrat contohnya bauksit

4. Sebagai florida contohnya kriolit.

Setelah melalui proses alam yang panjang dan lama,

lempung tersebut menghasilkan deposit bauksit, suatu bijih

aluminium yang mengandung AlO(OH) dan Al(OH)3 dalam

berbagai komposisi. Corundum adalah mineral keras yang

mengandung aluminium oksida, Al2O3. Oksida aluminium

murni tidak berwarna, tetapi akibat adanya pengotor dapat

menghasilkan berbagai warna. Contohnya seperti pada safir

berwarna biru dan ruby berwarna merah tua.

F. Aplikasi atau Kegunaan Alumunium

34
Aluminium adalah logam non-besi yang paling banyak

digunakan di seluruh dunia. Produksi global dunia pada

tahun 2005 mencapai 31,9 juta ton, melebihi produksi

semua logam non-besi lainnya.

Ada beberapa kegunaan umum dari alumunium yaitu

sebagai berikut :

1. Aluminium memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang

paling tinggi, sehingga banyak digunakan sebagai bahan

pembuat pesawat dan roket. Aluminium juga dapat

menjadi reflektor yang baik; lapisan aluminium murni

dapat memantulkan 92% cahaya.

2. Aluminium murni, saat ini jarang digunakan karena

terlalu lunak. Penggunaan aluminium murni yang paling

luas adalah aluminium foil (92-99% aluminium).

3. Paduan aluminium-magnesium umumnya digunakan

sebagai bahan pembuat badan kapal. Paduan lainnya

akan mudah mengalami korosi ketika berhadapan

dengan larutan alkali seperti air laut.

35
4. Paduan aluminium-tembagalithium digunakan sebagai

bahan pembuat tangki bahan bakar pada pesawat

ulang-alik milik NASA.

5. Uang logam juga terbuat dari aluminium yang

diperkeras. Hingga saat ini, sulit dicari apa bahan

paduan uang pembuat uang logam berwarna putih

keperakan ini, kemungkinan dirahasiakan untuk

mencegah pemalsuan uang logam.

6. Velg mobil juga menggunakan bahan aluminium yang

dipadu dengan magnesium, silicon, atau keduanya, dan

dibuat dengan cara ekstrusi atau dicor.

7. Beberapa jenis roda gigi menggunakan paduan Al-Cu.

Penggunaan paduan Cu untuk mendapatkan tingkat

kekerasan yang cukup dan memperpanjang usia benda

akibat fatigue.

8. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan

jendela.

9. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis

produk.

36
10. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah

tangga dan barang kerajinan.

11. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium

dengan serbuk besi (III) oksida, digunakan untuk

mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung

rel kereta api.

12. Pembuatan Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O). Tawas

digunakan untuk menjernihkan air pada pengolahan air

minum.

13. Pembuatan Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O)

digunakan untuk industri kertas dan karton, pewarna

pada industri tekstil, dan pemadam kebakaran jenis

busa. (bila dicampur dengan NaHCO3 dan zat

pengemulsi).

G. Klasifikasi Alumunium dan Penggolongan Paduannya

1. Aluminium Murni Aluminium 99% tanpa tambahan logam

paduan apapun dan dicetak dalam keadaan biasa, hanya

memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak

untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali

aluminium dipadukan dengan logam lain.

37
2. Aluminium Paduan Elemen paduan yang umum digunakan

pada aluminium adalah silikon, magnesium, tembaga,

seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.

Secara umum, penambahan logam paduan hingga

konsentrasi tertentu akan meningkatkan kekuatan

tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika

melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur

akan naik disertai meningkatnya kerapuhan akibat

terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam

logam. Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak

hanya bergantung pada konsentrasi logam paduannya

saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga

aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan,

perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.

3. Paduan Aluminium-Siliko Paduan aluminium dengan

silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan

kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525

MPa pada aluminium paduan yang dihasilkan pada

perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi

dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat

38
secara drastis akibat terbentuknya kristal granula

silika.

4. Paduan Aluminium-Magnesium Keberadaan magnesium

hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam

paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC.

Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan dapat

ditempa menggunakan panas dengan mudah karena

korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan

magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja

dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di

mana kebanyakan logam akan mengalami failure pada

temperatur tersebut.

5. Paduan Aluminium-Tembaga Paduan aluminium-tembaga

juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun

rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan

tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6%

karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam

yang menjadikan logam rapuh.

6. Paduan Aluminium-Mangan Penambahan mangan memiliki

akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan

39
tegangan dengan mudah (workhardening) sehingga

didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil yang

tinggi namun tidak terlalu rapuh.Selain itu, penambahan

mangan akan meningkatkan titik lebur paduan aluminium.

7. Paduan Aluminium-Seng Paduan aluminium dengan seng

merupakan paduan yang paling terkenal karena

merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat

terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi

dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5%

seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa

dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan.

Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium

yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun

memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan.

8. Paduan Aluminium-Lithium Lithium menjadikan paduan

aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan

peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi

sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1% lithium akan

mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan

peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun

40
aluminiumlithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat

reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan

biaya keselamatan kerja.

9. Paduan Aluminium-Skandium Penambahan skandium ke

aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada

paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan

berada di lingkungan yang panas. Paduan ini semakin

jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang

lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan

karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan

Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat

pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc

antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).

10. Paduan Aluminium-Besi Besi (Fe) juga kerap kali muncul

dalam aluminium paduan sebagai suatu "kecelakaan".

Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran

dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi

batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam

paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara

signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan

41
dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10%

silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi

kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah

skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat

terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan

utama aluminium selain Fe.

11. Paduan Alnico Alnico merupakan paduan yang tersusun

dari aluminium (Al), nikel (Ni), dan kobalt (Co), dengan

penambahan besi, tembaga dan kadang titanium. Alnico

mengandung 8-12% Al, 15-26% Ni, 5-24% Co, lebih dari

6% Cu, lebih dari 1% Ti dan sisanya adalah Fe. Kegunaan

utama dari paduan alnico adalah sebagai magnet.

12. Paduan Duralumin Duralumin (juga disebut duraluminum,

duraluminium, atau dural) adalah nama dagang dari salah

satu tipe dari paduan aluminium. Paduan utamanya

terdiri dari tembaga, mangan, dan magnesium. Paduan

yang paling umum digunakan adalah tipe AA2024, yang

mengandung 4,4% tembaga, 1,5% magnesium, 0,6%

mangan dan 93,5% aluminium. Besar yield strength

42
adalah 450 MPa, dengan variasi yang bergantung pada

komposisi dan temper.

13. Paduan Silumin Silumin adalah paduan aluminium yang

mengandung silicon sekitar 4% dan 22%. Silumin

memiliki ketahanan korosi yang tinggi, sehingga silumin

sangat bermanfaat dalam peralatan basah. Penambahan

silicon pada aluminium juga membuat silumin lebih cair.

Silumin sangat baik kecairannya, mempunyai permukaan

yang bagus, tanpa kegetasan panas, sangat baik untuk

paduan coran, dan koefisien pemuaian yang kecil.

Koefisien pemuaian termal silumin sangat rendah oleh

karena itu paduannya pun mempunyai koefisien yang

rendah apabila ditambah Si lebih banyak.

H. Kelebihan dan Kekurangan Aluminium

Kelebihan senyawa aluminium, yaitu :

1. Mempunyai bobot yang ringan.

2. Minim perawatan.

3. Tahan terhadap karat.

4. Bahan aluminium yang lebih tahan lama.

5. Warna tidak akan luntur, tidak perlu dicat ulang.

43
6. Pemasangan sangat mudah dan cepat.

Sedangkan kelemahan senyawa aluminium yaitu :

1. Mudah tergores.

2. Lemah terhadap benturan.

3. Kurang fleksibel dalam hal desain.

4. Harganya relatif mahal.

5. Tdak kuat menahan beban.

I. Dampak dan Penanggulangan Bahaya alumunium bagi

manusia

Dampak yang ditimbulkan akibat terpapar serbuk

alumunium yaitu sebagai berikut :

1. Kerusakan pada sistem saraf pusat

2. Kerusakan Paru-paru

3. Demensia (Menurunnya kekuatan intelektual otak)

4. Kehilangan memori ingatan

5. Kelesuan

6. Gemetar berat

Penanggulangan yang bisa dilakukan terhadap bahaya

diatas yaitu :

44
1. Terapi farmakologis seperti menggunakan obat

asetilkolinesterase inhibitor, vitamin, dan antioksidan

2. Sesegera Minum air sebanyak mungkin ketika bahan

yang mengandung alumunium tertelan

3. Menggunakan obat hirup (Ventolin Inhaler)

4. Meminum obat levodopa, bromokriptin, pergolid,

selegilin, atau antikolinergik

J. Dampak dan Penanggulangan Bahaya Alumunium Bagi

Lingkungan

Dampak lingkungan yang terjadi akibat tercemar oleh

alumunium diantaranya :

1. Pencemaran kehidupan air Ion alumunium bereaksi

dengan protein dalam insang ikan dan embrio katak yang

mengakibatkan kematian. Hewan seperti burung atau

bahkan manusia yang memakan ikan tersebut juga akan

otomatis terkontaminasi.

2. Pencemaran udara Debu alumunium mudah terhisap oleh

burung, serangga, atau manusia yang mengakibatkan

berat badan turun drastis, penurunan aktivitas hingga

terjadi kematian.

45
3. Pencemaran tanah Alumunium terakumulasi dalam air

tanah yang akan merusak akar tanaman dan mencemari

bagian dalam tanaman sehingga bila ada hewan atau

manusia yang memakan tanaman tersebut maka akan

terpapar secara tidak langsung. Selain itu alumunium

juga dapat mengurangi kadar posfat karena ion

alumunium bereaksi dengan ion fosfat, sehingga

organisme-organisme tanah akan kekurangan

fosfatsebagai protein yang akan menyebabkan kemtaian

organisme tersebut.

Penanggulangan lingkungan yang dapat dilakukan

diantaranya sebagai berikut :

1. Bioremoval atau penambahan biomassa/mikroorganisme

yang dapat mengurangi kandungan logam dalam air

2. Penyaringan air menggunakan filter mangan zeolit dan

filter karbon aktif yang dilengkapi dengan filter

cartridge dan sterilisator Ultra Violet untuk menangkap

segala bentuk ion logam berbahaya dalam air

46
3. Perebusan tanaman dengan NaCl dan asam asetat

konsentrasi rendah yang akan menetralisir kandungan

logam dalam tanaman.

47
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia.2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung :

PT. Citra Aditya Bakti

Cotton dan Wilkinson.1989. Analisis Kuantitatif Anorganik.

Jakarta : Universitas Indonesia

Oxtoby, dkk.1998. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga

Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik

Logam. Yogyakarta: UNY

Svehla, G.1990. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : Kalman

Media Pustaka

Syukri, S.1999. Kimia Dasar II. Bandung : ITB

Vogel. 1985. Kimia-Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

Jakarta : Kalman Media Pustaka

Wikipedia.,2019,Aluminium,https://ms.wikipedia.org/wiki/Alu

minium

48
BIOGRAFI PENULIS

Saya adalah seorang laki-laki kelahiran


Kabupaten Cirebon dan dilahirkan tepat pada
tanggal 05 Januari 2001. Orang tau saya
memberikan saya karunia nama Adi Abdilah.
Ayah saya bernama Sutara dan Ibu saya
bernama Mualimah. Di dalam keluarga saya adalah anak kedua dari 2
bersaudara. Kakak saya yang pertama bernama Nunung Nurbayani.

Saya menempuh pendidikan di Kabupaten Cirebon sejak SD, SMP, dan


SMA. SDN 3 Panguragan Wetan adalah tempat saya menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar. Setelah lulus saya melanjutkan ke SMPN 1
Panguragan. Selepas SMP saya melanjutkan pendidikan di SMAN 1
Ciwaringin. Setelah lulus, saya lanjut menempuh pendidikan di IAIN
Syekh Nurjati Cirebon dengan Program Studi atau Jurusan Tadris
Biologi hingga sekarang.

Ini adalah buku pertama saya, yang dicetak untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Dasar. Buku ini berisi mengenai segala hal tentang Unsur
Aluminium. Saya sadari buku ini masih banyak kekurangan maka dari
itu kritik dan saran dengan lapang saya terima tetapi Saya berharap
buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

49

Anda mungkin juga menyukai