Anda di halaman 1dari 11

Kelompok : 7 (Tujuh)

Anggota : 1. Putri Shelviana Sojja (1713023040)


2. Refiza Sasqia Putri (1713023058)
3. Fiora Donna Espita (1753023002)

JAWABAN ATAS PERTANYAAN DARI KELOMPOK 1, 2, 3, 4,


5, 6, dan 8

PERTANYAAN KELOMPOK 1

1. Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap pada suhu
tinggi, mengurai menjadi Hg (g) dan O2 (g). Maksudnya HgO tidak mantap
pada suhu tinggi itu seperti apa? Dan berikan alasannya?
Jawab:
Maksud dari kalimat “HgO tidak mantap pada suhu tinggi” yaitu HgO tidak
stabil pada suhu tinggi. Senyawa HgO tidak begitu stabil, sehingga bila
dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi (sekitar 500oC), oksigen dan logam
raksa akan dilepaskan kembali pada pemanasan yang lebih kuat. Reaksi
dekomposisi ini cukup menarik untuk kegiatan demonstrasi, sebab warna
serbuk merah raksa (II) oksida pada pemanasan menjadi hilang dan terbentuk
butiran-butiran logam raksa dengan warna keperakan.

2. Jelaskan mengapa Daya hantar listrik pada Hg lebih besar dibandingkan Zn


dan Cd?
Jawab:
Daya hantar listrik Hg lebih besar dibandingkan Zn dan Cd karena energi
ionisasi Hg lebih besar dibandingkan Zn dan Cd. Energi ionisasi (Energi yang
dibutuhkan untuk melepas elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom
netral atau suatu ion dalam keadaan gas), semakin besar energinya, maka akan
semakin mudah untuk melepas elektron sehingga akan banyak menghasilkan
ion-ion yang dapat mengahantarkan arus listrik. Akibatnya daya hantar
listriknya akan lebih besar.

1
3. Mengapa kekerasan dari logam Hg tidak diketahui? Jelaskan !
Jawab:
Kekerasan raksa (Hg) bukan tidak diketahui akan tetapi seperti yang kita
ketahui berbeda dengan logam lainnya yang merupakan zat padat pada
temperatur ruang, raksa (Hg) berwujud cairan. Berdasarkan hukum
keperiodikan, pada temperatur ruang raksa seharusnya merupakan padatan
karena unsur diatasnya dalam satu golongan, yaitu Zink (Zn) dan kadmium
(Cd), merupakan padatan. Demikian pula unsur-unsur disebelahnya dalam
periode yang sama, yaitu emas (Au) dan talium (Tl) juga, merupakan padatan.
Logam Zink dan Cadmium memiliki titik lebur 419,5 dan 320,8oC.
Berdasarkan triade Drobeeiner, raksa seharusnya merupakan zat padat dengan
titik lebur sekitar 222oC. Dalam kenyataan titik lebur raksa adalah -38,9oC.
Sehingga raksa (Hg) adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu
kamar.

PERTANYAAN KELOMPOK 2

1. Pada isolasi zink, pada tahap pemanggangan ZnO dilarutkan dalam larutan
H2SO4. Apakah dalam tahapan ini ZnO dapat dilarutkan dengan larutan asam
kuat lainnya selain H2SO4?
Jawab:
Pada tahap pemanggangan ZnO dapat dilarutkan dengan asam kuat lainnya (selain
H2SO4) seperti menggunakan asam klorida (HCl). Zink oksida larut dalam asam
maupun basa. Pada asam sulfat pekat dan asam klorida encer, zink oksida mudah
larut dan menghasilkan gas hidrogen, sedangkan pada hidroksida alkali (basa)
membentuk ion kompleks dan melepaskan gas hidrogen.

2. Mengapa logam Hg stabil untuk bereaksi dengan udara dan air, sedangkan
Logam Zn dan Cd tidak?
Jawab:
Logam Zn dan Cd agak reaktif dan tidak stabil untuk bereaksi dengan udara
dan air, sedangkan Hg stabil untuk keduanya. Hal ini terjadi dikarena Ikatan
Hg‒C sebenarnya tidak kuat tetapi ikatan Hg‒O yang bersaing lebih lemah.

2
3. Mengapa Zn dan Cd cenderung lebih reaktif terhadap asam dari pada Hg?
Jawab:
Secara kimia, jelas bahwa Zn dan Cd agak mirip dan bahwa Hg agak berbeda.
Pasangan yang lebih ringan lebih elektropositif, seperti yang ditunjukkan oleh
koefisien elektronegativitas dan potensi elektroda mereka, sementara Hg
memiliki inert. Zn dan Cd agak reaktif dan tidak stabil untuk udara dan air,
sedangkan Hg stabil untuk keduanya. (Ikatan Hg‒C sebenarnya tidak kuat
tetapi ikatan Hg‒O yang bersaing lebih lemah.) Namun, ion MII tidak
membentuk π kompleks dengan CO, NO atau olefin (alkena), tidak diragukan
karena stabilitas kestabilannya, konfigurasi d 10 dan konsekuensinya
ketidakmampuan untuk menyediakan elektron untuk "ikatan kembali".

PERTANYAAN KELOMPOK 3

1. Mengapa Zn Cd dan Hg tidak bereaksi dengan nitrogen?


Jawab:
Hal ini dikarenakan nitrogen membentuk gas nitrogen (N2) yang stabil, dengan
adanya ikatan kovalen rangkap tiga yang sangat kuat, di mana dua atom
nitrogen pada molekul ini masing-masing menyumbang 3 elektron. Gas
nitrogen ini stabil, dengan atom nitrogen membentuk susunan oktet yang
memiliki elektron penuh, dengan berbagi tiga elektron dengan atom nitrogen
lain, membentuk tiga ikatan kovalen, yang disebut ikatan rangkap tiga. Ikatan
rangkap tiga ini sangat kuat dan tidak mudah pecah sehingga gas nitrogen di
atmosfer tidak mudah bereaksi dengan unsure lain seperti Zn, Cd, dan Hg.

2. Mengapa unsur Hg tidak bereaksi dengan HCl?


Jawab:
Umumnya deret volta yang sering dipakai adalah:

Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au

Dalam deret volta, semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret
tersebut, semakin reaktif unsur logam tersebut (semakin mudah melepas

3
elektron) dan semakin mudah mengalami oksidasi. Sebaliknya, semakin ke
kanan kedudukan suatu logam dalam deret volta, semakin kurang reaktif unsur
logam tersebut (semakin sulit melepas elektron). Dapat kita lihat pada deret
volta diatas, unsur logam Hg kedudukan nya semakin ke kanan, dan unsur
logam Zn dan Cd kedudukan nya semakin ke kiri, sehingga unsur logam Zn
dan Cd cenderung lebih reaktif terhadap asam daripada Hg.
Logam yang terletak di sebelah kanan H dalam deret volta (Sb Bi Cu Hg Ag Pt
Au) tidak dapat bereaksi dengan asam sebab mempunyai Eo positif. Hanya
logam yang terletak disebelah kiri H yang dapat bereaksi dengan asam untuk
membentuk gas H2.

3. Mengapa Zn dan Cd cenderung lebih reaktif terhadap asam daripada Hg?


Jawab:
Secara kimia, jelas bahwa Zn dan Cd agak mirip dan bahwa Hg agak berbeda.
Pasangan yang lebih ringan lebih elektropositif, seperti yang ditunjukkan oleh
koefisien elektronegativitas dan potensi elektroda mereka, sementara Hg
memiliki inert. Zn dan Cd agak reaktif dan tidak stabil untuk udara dan air,
sedangkan Hg stabil untuk keduanya. (Ikatan Hg‒C sebenarnya tidak kuat
tetapi ikatan Hg‒O yang bersaing lebih lemah.) Namun, ion MII tidak
membentuk π kompleks dengan CO, NO atau olefin (alkena), tidak diragukan
karena stabilitas kestabilannya, konfigurasi d 10 dan konsekuensinya
ketidakmampuan untuk menyediakan elektron untuk "ikatan kembali".

PERTANYAAN KELOMPOK 4

1. Mengapa titik leleh unsur golongan 12 dalam 1 golongan semakin kecil? Lalu
jika dilihat pada titik leleh unsur Hg ternyata sangatlah kecil yaitu bernilai
negatif mengapa hal ini bisa terjadi?
Jawab:
Dalam satu golongan (12) titik leleh (mp) dari atas ke bawah semakin kecil, hal
ini disebabkan karena lemahnya ikatan logam yang berhubungan dengan
konfigurasi elektron sebab energi kohesi (energi tarik-menarik atom yang satu

4
dengan lainnya) semakin kecil, sehingga diperlukan suhu yang rendah untuk
memutuskan ikatan antar atom. Itulah yang menyebabkan raksa memiliki titik
leleh yang sangat rendah yakni -38,9oC. Sehingga raksa (Hg) adalah satu-
satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar.

2. Mengapa Zn Cd dan Hg tidak bereaksi dgn nitrogen?


Jawab:
Karena nitrogen membentuk gas nitrogen (N2) yang stabil, dengan adanya
ikatan kovalen rangkap tiga yang sangat kuat, di mana dua atom nitrogen pada
molekul ini masing-masing menyumbang 3 elektron. Gas nitrogen ini stabil,
dengan atom nitrogen membentuk susunan oktet yang memiliki elektron
penuh, dengan berbagi tiga elektron dengan atom nitrogen lain, membentuk
tiga ikatan kovalen, yang disebut ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap tiga ini
sangat kuat dan tidak mudah pecah sehingga gas nitrogen di atmosfer tidak
mudah bereaksi dengan unsure lain seperti Zn, Cd, dan Hg.

3. Mengapa raksa pada suhu kamar berbentuk cairan?


Jawab:
Logam Zink dan Cadmium memiliki titik lebur 419,6 dan 320,9oC.
Berdasarkan triade Drobeeiner, raksa seharusnya merupakan zat padat dengan
titik lebur sekitar 222oC. Dalam kenyataan titik lebur raksa adalah -38,86oC.

Alasan mengapa raksa merupakan zat cair pada temperatur ruang belum
sepenuhnya dapat dipahami. Salah satu alasan yang mungkin dapat digunakan
adalah bedasarkan teori relativitas dari Einstein. Berdasarkan teori relativitas,
massa suatu partikel adalah bertambah besar dengan semakin bertambanhnya
kecepatan gerak partikel tersebut. Massa partikel dalam keadaan bergerak
disebut massa relatif (realtive mass, mrel), sedangkan massanya dalam keadaan
diam disebut dengan massa diam (ress mass, mrest). Hubungan antara massa
relatif dengan massa diam dinyatakan dengan persamaan berikut.
𝑚𝑟𝑒𝑠𝑡
𝑚𝑟𝑒𝑙 =
√1−( 𝑣/𝑐)2

5
dengan v merupakan kecepatan partikel dan c merupakan kecepatan cahaya.
Baik atom Hg maupun atom H memiliki orbital 1 s yang terisi elektron.
Menurut Bohr kecepatan gerak relatif (vrel) elektron pada orbital 1 s atom
hidrogen adalah 137 kali kecepatan cahaya apabila elektron tersebut mengorbit
dengan jari-jari orbit 53 pm. Untuk atom dengan muatan inti yang lebih besar
maka kecepatan relatif elektron tersebut tetap berada pada orbit stasioner.
Kecepatan relatif elektron pada orbital 1s dinyatakan dengan persamaan
berikut.
𝑍.𝑐
𝑣𝑟𝑒𝑙 = 137
dengan Z merupakan nomor atom unsur. Untuk raksa (Z = 80) menghasilkan
massa relatif sebesar 1,23 kali massa diamnya, mrel = 1,23 x mrest.
Bertambahnya muatan inti menyebabkan jari-jari orbit dari elektron pada
orbital 1s atom raksa menyusut menjadi 0,77 kali jari-jari orbit elektron pada
orbital 1s atom hidrogen. Karena semua orbital dalam satu atom sifatnya harus
ortogonal satu terhadap yang lain, maka penyusutan jari-jari orbit elektron pada
orbital 1s atom Hg akan diikuti dengan menyusutnya jari-jari orbit elektron-
elektron pada orbital lainnya.

Pada keadaan dasar raksa memilki konfigurasi elektron Hg : [Xe] 4f 14 5d10 6s2.
Akibat efek relatifitas maka 2 elektron pada orbital 6s atom raksa akan tertarik
dengan kuat oleh inti atomnya dan tidak dapat memberikan kontribusi yang
besar terhadap pembentukan ikatan logam antara atom-atom raksa. Dengan
kata lain 2 elektron pada orbital 6s atom-atom Hg dapat dianggap sulit untuk
membentuk awan atau lautan elektron. Sulitnya elektron-elektron pada orbital
6s atom-atom Hg membentuk awan elektron menimbulkan anggapan bahwa
logam raksa tersusun atas atom-atom raksa, bukannya terdiri dari ion-ion Hg2+
yang disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron. Anggapan bahwa logam
raksa terdiri atas logam-logam Hg, bukannya spesies-spesies yang lain seperti
molekul-molekul Hg2, dapat diterangkan berdasarkan teori orbital molekul.
Bila ada dua atom Hg berinteraksi maka akan diperoleh orbital molekul Hg 2
seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.

6
Berdasarkan gambar tersebut maka Hg2 memiliki orde ikatan 0, berarti Hg2
tidak dapat terbentuk. Ini menunjukkan bahwa logam raksa dapat dianggap
terdiri dari atom-atom Hg, bukannya molekul-molekul Hg2. Atom-atom Hg
dalam logam raksa dapat dianggap bersifat non polar. Atom-atom tersebut
dapat dianggap berinteraksi satu dengan yang lain melalui gaya london. Gaya
london tersebut adalah lemah, sehingga logam raksa memilki titik lebur yang
rendah dan pada temperatur ruang berupa cairan.

PERTANYAAN KELOMPOK 5

1. ZnO dari tahap pemanggangan dilarutkan dalam H2SO4 (aq), mengapa


dilarutkan dengan H2SO4? bisa tidak jika dilarutkan selain dengan H2SO4?
Jawab:
Karena zink oksida mudah larut dengan H2SO4. ZnO dari tahap pemanggangan
ini juga dapat dilarutkan dengan asam lain seperti asam klorida ataupun basa
seperti hidroksida alkali.

2. Jelaskan faktor yang menyebabkan titik leleh Hg sangat rendah?


Jawab:
Raksa (Hg) adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar.
Faktor yang menyebabkan titik leleh Hg sangat rendah karena lemahnya ikatan
logam yang berhubungan dengan konfigurasi elektron sebab energi kohesi
(energi tarik-menarik atom yang satu dengan lainnya) semakin kecil, sehingga

7
diperlukan suhu yang rendah untuk memutuskan ikatan antar atom. Itulah yang
menyebabkan raksa memiliki titik leleh yang jauh lebih rendah dibandingkan
dengan Zn dan Cd yakni -38,9oC.

3. Jelaskan mengapa titik leleh Hg jauh lebih rendah?


Jawab:
Dalam satu golongan (12) titik leleh (mp) dari atas ke bawah semakin kecil, hal
ini disebabkan karena lemahnya ikatan logam yang berhubungan dengan
konfigurasi elektron sebab energi kohesi (energi tarik-menarik atom yang satu
dengan lainnya) semakin kecil, sehingga diperlukan suhu yang rendah untuk
memutuskan ikatan antar atom. Itulah yang menyebabkan raksa memiliki titik
leleh yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan Zn dan Cd yakni -38,9oC.
Sehingga raksa (Hg) adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu
kamar.

PERTANYAAN KELOMPOK 6

1. Serbuk Zn ditambahkan dalam larutan untuk menggantikan logam yang kurang


aktif dan larutan dieleltrolisis dengan metode timbal dari katode alumunium.
Jelaskan bagaimana terjadinya metode timbal?
Jawab:
Yang dimaksud dalam makalah kami sebenarnya bukan metode timbal akan
tetapi anode timbal. Sehingga akan kami perbaiki menjadi, serbuk Zn
ditambahkan dalam larutan untuk menggantikan logam yang kurang aktif dan
larutan dieleltrolisis dengan anode timbal dari katode alumunium.

2. Jelaskan mengapa unsur-unsur logam golongan 12 tidak bereaksi dengan


nitrogen, hidrogen dan air?
Jawab:
Unsur-unsur logam golongan 12 tidak bereaksi dengan nitrogen karena
nitrogen membentuk gas nitrogen (N2) yang stabil, dengan adanya ikatan
kovalen rangkap tiga yang sangat kuat, di mana dua atom nitrogen pada
molekul ini masing-masing menyumbang 3 elektron. Gas nitrogen ini stabil,

8
dengan atom nitrogen membentuk susunan oktet yang memiliki elektron
penuh, dengan berbagi tiga elektron dengan atom nitrogen lain, membentuk
tiga ikatan kovalen, yang disebut ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap tiga ini
sangat kuat dan tidak mudah pecah sehingga gas nitrogen di atmosfer tidak
dapat bereaksi dengan unsur-unsur logam seperti Zn, Cd, dan Hg.

Selanjutnya unsur-unsur logam golongan 12 tidak bereaksi dengan hidrogen


karena hidrogen membentuk gas hidrogen (H2) yang stabil. Gas hidrogen ini stabil,
dengan atom hidrogen membentuk susunan duplet yang memiliki elektron penuh
dengan membentuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen ini sangat kuat dan tidak
mudah pecah sehingga gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan unsur-unsur
logam seperti Zn, Cd, dan Hg.

Unsur-unsur logam golongan 12 tidak bereaksi dengan air karena unsur-unsur


logam golongan 12 (Zn, Cd, Hg) memiliki energi ionisasi yang tinggi sehingga
sulit untuk melepaskan elektron. Karena sulit membentuk ion, maka dalam air
unsur-unsur logam golongan 12 (Zn, Cd, Hg) tidak dapat bereaksi.

3. Selain karna Hg adalah logam yang tidam aktif, mengapa unsur Hg tidak
bereaksi dengan HCl sedangkan Zn dan Cd bereaksi dengan HCl?
Jawab:

Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Dalam deret volta, semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret
tersebut, semakin reaktif unsur logam tersebut (semakin mudah melepas
elektron) dan semakin mudah mengalami oksidasi. Sebaliknya, semakin ke
kanan kedudukan suatu logam dalam deret volta, semakin kurang reaktif unsur
logam tersebut (semakin sulit melepas elektron).

Logam yang terletak di sebelah kanan H dalam deret volta (Sb Bi Cu Hg Ag Pt


Au) tidak dapat bereaksi dengan asam sebab mempunyai Eo positif. Hanya
logam yang terletak disebelah kiri H yang dapat bereaksi dengan asam untuk
membentuk gas H2.

9
PERTANYAAN KELOMPOK 8

1. Mengapa logam golongan 12 tidak bisa bereaksi dengan nitrogen, hidrogen dan
air?
Jawab:
Unsur-unsur logam golongan 12 tidak bereaksi dengan nitrogen karena
nitrogen membentuk gas nitrogen (N2) yang stabil, dengan adanya ikatan
kovalen rangkap tiga yang sangat kuat, di mana dua atom nitrogen pada
molekul ini masing-masing menyumbang 3 elektron. Gas nitrogen ini stabil,
dengan atom nitrogen membentuk susunan oktet yang memiliki elektron
penuh, dengan berbagi tiga elektron dengan atom nitrogen lain, membentuk
tiga ikatan kovalen, yang disebut ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap tiga ini
sangat kuat dan tidak mudah pecah sehingga gas nitrogen di atmosfer tidak
dapat bereaksi dengan unsur-unsur logam seperti Zn, Cd, dan Hg.

Selanjutnya unsur-unsur logam golongan 12 tidak bereaksi dengan hidrogen


karena hidrogen membentuk gas hidrogen (H2) yang stabil. Gas hidrogen ini stabil,
dengan atom hidrogen membentuk susunan duplet yang memiliki elektron penuh
dengan membentuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen ini sangat kuat dan tidak
mudah pecah sehingga gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan unsur-unsur
logam seperti Zn, Cd, dan Hg.

Unsur-unsur logam golongan 12 tidak bereaksi dengan air karena unsur-unsur


logam golongan 12 (Zn, Cd, Hg) memiliki energi ionisasi yang tinggi sehingga
sulit untuk melepaskan elektron. Karena sulit membentuk ion, maka dalam air
unsur-unsur logam golongan 12 (Zn, Cd, Hg) tidak dapat bereaksi.

2. Pembuatan topi dapat dibuat dengan menggunakan Hg(NO3)2. Topi seperti


apa? Dan bagaimana Hg(NO3)2 pada pembuatan topi dapat menimbulkan
bahaya gangguan pada jiwa?
Jawab:

10
Raksa(II) nitrat adalah senyawa kristalin tidak berwarna atau berwarna putih
dengan rumus kimia Hg(NO3)2. Senyawa ini pernah digunakan untuk membuat
flanel dari bulu hewan. Praktik ini dilarang di Amerika Serikat pada Desember
1941. Ungkapan "gila seperti pembuat topi" dalam bahasa Inggris ("mad as a
hatter") konon terkait dengan penyakit psikologis yang muncul jika terlalu
sering terpapar dengan senyawa ini. Namun, pelarangan tersebut bukan atas
dasar kesehatan, tetapi karena raksa(II) nitrat sangat dibutuhkan dalam proses
pembuatan bahan peledak selama Perang Dunia II.

3. Saat bereaksi dengan basa, apakah logam golongan 12 hanya dapat bereaksi
dengan pelarut NaOH dan KOH? Mengapa?
Jawab:
Untuk logam Zn tidak hanya larut dalam larutan alkali seperti natrium
hidroksida (NaOH) dan (KOH), akan tetapi ion zink dapat larut dLarutan
ammonia, endapan putih zink hidroksida yang mudah larut dalam reagen
berlebihan dan dalam larutan garam ammonium. Karena menghasilkan tetra
aminazinkat (II). Berikut Reaksi dari ion Zink:
Zn2+ + 2NH3 + H2O → Zn(OH)2 + 2NH4+

11

Anda mungkin juga menyukai