Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mutiara P.

Tampak Edla
NPM : 1813023038
Kelas : B

LKM PERTEMUAN 10

TEORI ORBITAL MOLEKUL PADA SENYAWA KOMPLEKS

1. TMK mampu menjelaskan fenomena-fenomena dengan baik yang tidak mampu


dijelaskan oleh TIV, seperti sifat magnetik dan perubahannya karena pengaruh
temperatur, serta warna dari senyawa kompleks. Akan tetapi, TMK tidak mampu
menjelaskan efek nephelauxetic yang terkait dengan fenomena medan yang ditimbulkan
oleh ligan negatif seharusnya lebih kuat dibandingkan dengan medan yang ditimbulkan
oleh ligan netral. Uraikan terkait efek nephelauxetic pada senyawa kompleks.
2. Uraikan terkait fenomena lain yang tidak mampu dijelaskan oleh TMK dalam senyawa
kompleks?
3. Berkaitan dengan fenomena-fenomena yang tidak mampu dijelaskan oleh TMK, tahun
1935, J. H. Van Vleck memodifikasi TMK dengan memasukkan interaksi yang
melibatkan pembentukan ikatan kovalen sehingga hasil modifikasinya dinamai teori
medan ligan atau ligand field theory. Sesuai perkembangan teori ikatan saat itu, teori
medan ligan menyesuaikan dengan teori orbital molekul yang dikenalkan oleh Hund dan
Mulliken. Uraikan bagaimana persamaan Teori Orbital Molekul yang dikenalkan oleh
Hund dan Mulliken untuk menjelaskan pembentukan ikatan pada senyawa kovalen
dengan Teori Medan Ligan atau dikenal sebagai Teori Orbital Molekul pada Senyawa
Kompleks!
4. Apakah perbedaan antara kombinasi linier orbital atom (linear combination of atomic
orbitals, LCAO) dengan pendekatan simteri kombinasi linier orbital (symmetry adapted
linear combination, SALC)!
Jawab :

1. Bukti berbagi electron tidak secara lansung antara ligan


dan ion logam pusat berasal dari efek nephelauxetic.
Ditemukan bahwa tolakan electron electron dalam
kompleks sedikit berkurang daripada ion bebas. Seri
nephelauxetic dapat dipasang untuk berbagai ion logam
dan berbagai ligan yang menunjukkan urutan efek
nephelauxentic yang meningkat (tabel 9.15). penolakan
electron - elektron yang menurun dapat dikaitkan
dengan orbital (nephelauxentic berarti awan
berkembang). Peningkatan ini rupanya berasal dari
kombinasi orbital pada logam dan ligan untuk
membentuk orbital molekul yang lebih besar dimana
elektron dapat bergerak. Ligan yang dapat
mendelokalisasi elektron logam di atas tempat yang luas
(yang mengandung atom lebih besar dengan orbital d
untuk ikatan p) paling efektif dengan cara tersebut.

2. Fenomena lain yang tidak dapat dijelaskan oleh TMK adalah Anggapan bahwa Interaksi
yang terjadi antara logam pusat dan ligan kompleks stabil dengan atom pusat dan
ligannya yang tidak bermuatan (Netral) seperti [Fe(CO)5]. Kajian lebih lanjut
membuktikan bahwa di samping terjadinya interaksi elektrostatik pada pembentukan
senyawa kompleks, juga Interaksi yang melibatkan pembentukan ikatan kovalen.

3. Berdasarkan TOM, dalam pembentukan ikatan suatu Kompleks dianggap bahwa orbital-
orbital pada logam pusat, orbital M, berhadapan dengan orbital-orbital pada ligan, orbital
L, kemudian mengalami tumpang-tindih atau overlap. Misalkan ditinjau suatu sistem
sederhana pembentukan spesies [AB]+ dari suatu basa Lewis B yang memiliki sebuah
orbital terisi sepasang elektron dan asam lewis A+ yang memiliki dua orbital hibrid sp
dan Sebuah elektron
Dianggap bahwa orbital A1 pada logam pusat berhadapan dengan orbital B kemudian
mengalami tumpang-tindih. Menurut, berdasarkan LCAO dengan menganggap ikatan
yang terbentuk adalah kovalen murni, maka akan terbentuk :

Orbital A2 tidak mengalami tumpang-tindih atau tidak digunakan dalam pembentukan


ikatan sehingga energinya tidak berubah dan akan menjadi orbital non bonding. Dalam
Kompleks hipotesis ketiga elektron akan menempati orbital orbital yang tingkat
energinya rendah arti ditunjukkan pada gambar. transisi elektron yang dapat terjadi dari
orbital non bonding ke orbital anti bonding dengan energi yang dinyatakan dalam 10 dq.
Apabila Interaksi yang terjadi adalah interaksi kovalen murni, TOM menganggap bahwa
energi orbital tidak jauh berbeda.

Apabila Interaksi yang terjadi adalah elektrostatik dan kovalen, maka pada waktu asam
lewis A+ berinteraksi secara elektrostatik dengan basa Lewis B akan menyebabkan orbital
A1 dan A2 mengalami pemisahan. orbital A1 akan mengalami kenaikan tingkat energi
karena berhadapan langsung dengan basa Lewis B sedangkan orbital A2 akan mengalami
penurunan tingkat energi. ketika jarak antara asam lewis A+ dengan asam lewis B cukup
dekat akan terjadi interaksi kovalen sehingga berdasarkan LCAO akan diperoleh OM
seperti yang ditunjukkan pada gambar

Konstruksi diagram tingkat energi orbital molekul pada suatu kompleks sedikit berbeda
dengan konstruksi diagram tingkat energi orbital molekul yang umumnya merupakan
molekul diatomik. Hal ini dikarenakan senyawa kompleks dianggap sebagai molekul
poliatomik. Untuk mengkonstruksi diagram tingkat energi orbitalnya menggunakan
pendekatan sifat simetri dari orbital-orbital yang terlibat dalam pembentukan ikatan.
Orbital molekul akan terbentuk apabila orbital logam pusat dan orbital atom ligan
memiliki sifat simetri yang sama. Pendekatan ini dikenal dengan pendekatan simetri
kombinasi linear orbital (SALC).

4. Pada LCAO jika dua orbital atom (OA) berinteraksi maka akan dihasilkan dua orbital
baru, selanjutnya disebut orbital molekul (OM), yang merupakan kombinasi linear dari
dua orbital atom, yakni orbital ikatan atau bonding dan orbital anti ikatan atau
antibonding. Sedangkan dalam SALC, orbital molekul akan terbentuk apabila orbital
logam pusat dan orbital atom logan memiliki sifat simetri yang sama. Orbital logam pusat
tetap dianggap sebagai orbital atom (OA), sedangkan orbital-orbital atom ligan
dikelompokkan menjadi orbital grup Ligan (ligan group orbital, LGO).

Anda mungkin juga menyukai