Anda di halaman 1dari 9

Nama : selsasari Rulliani Putri

Nim A1C122049
Kimia anorganik I

Teori Molekul Orbital (MO)

Teori orbital molekul (MO) menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah


orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom
yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan (lischer,
2009). Konstruksi orbital molekul dari orbital atom, bagian dalam pembentukan
molekul. Separuh dari orbital molekul mempunyai energi yang lebih besar
daripada energi orbital atom. Orbital yang dibentuk yaitu orbital molekul
pengikatan (bonding) dan orbital molekul antiikatan (anti bonding). Elektron yang
tidak mengambil bagian dalam pengikatan disebut elektron tidak berikatan
(nonbonding) dan mempunyai energy yang sama dengan energy yang dimiliki
atom-atom yang terpisah. Energi –energi relatif dari setiap jenis orbital secara
umum terlihat pada gambar 2 berikut ini (Dogra, 1990) :

Gambar 2. Kombinasi orbital atom yang membentuk orbital atom

Orbital atom yang mengambil bagian dalam pembentukan orbital molekul


harus memenuhi persyaratan sebgai berikut:

1. Orbital atom yang membentuk orbital molekulm harus mempunyai


energi yang dapat dibandingkan.
2. Fungsi gelombang dari masing-masing orbital atom harus bertumpang
tindih dalam ruangan sebanyak mungkin..

3. Fungsi gelombang orbital atom harus mempunyai simetri yang relatif


sama dengan sumbu molekul.

Yang paling umum membentuk orbital molekul adalah σ (sigma) dan


orbital π (pi). Orbital sigma simetris disekitar sumbu antarnuklir. Penampang
tegak lurus terhadap sumbu nuklir (biasanya sumbu x) memberikan suatu bentuk
elips. Ini terbentuk dari orbital s maupun dari p dan orbital d yang mempunyai
telinga sepanjang sumbu antar nuklir. Orbital π terbentuk ketika orbital p pada
setiap atom mengarah tegak lurus terhadap sumbu antarnuklir. Daerah tumpang
tindih ada di atas dan di bawah sumbu ikatan (lihat gambar 3).

Gambar 3. Bentuk orbital molekul yang terbentuk dari orbital atom

Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik
dengan menggunakan pendekatan mekanika kuantum yang lain yang disebut
sebagai teori orbital molekul (OM), yang menggambarkan ikatan kovalen melalui
istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari
atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan.

Menurut teori OM, tumpang tindih orbital 1s dua atom hidrogen mengarah
pada pembentukan dua orbital molekul, satu orbital molekul ikatan dan satu
orbital molekul antiikatan. Orbital molekul ikatan memiliki energi yang lebih
rendah dan kestabilan yang lebih besar dibandingkan dengan orbital atom
pembentuknya. Orbital molekul antiikatan memiliki energi yang lebih besar dan
kestabilan yang lebih rendah dibandingkan dengan orbital atom pembentuknya.
Penempatan elektron dalam orbital molekul ikatan menghasilkan ikatan kovalen
yang stabil, sedangkan penempatan elektron dalam orbital molekul antiikatan
menghasilkan ikatan kovalen yang tidak stabil.

Dalam orbital molekul ikatan kerapatan elektron lebh besar di antara inti
atom yang berikatan. Sementara, dalam orbital molekul antiikatan, kerapatan
elektron mendekati nol diantara inti. Perbedaa ini dapat dipahami bila kita
mengingat sifat gelombang pada elektron. Gelombang dapat berinteraksi
sedemikian rupa dengan gelombang lain membentuk interferensi konstruktif yang
memperbesar amplitudo, dan juga interferensi destruktif yang meniadakan
amplitudo.

Pembentukan orbital molekul ikatan berkaitan dengan interferensi


konstruktif, sementara pembentukan orbital molekul antiikatan berkaitan dengan
interferensi destruktif. Jadi, interaksi konstruktif dan interaksi destruktif antara
dua orbital 1s dalam molekul H2 mengarah pada pembentukan ikatan sigma (σ1s)
dan pembentukan antiikatan sigma (σ*1s).

 Pembentukan orbital molekul

Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih


menghasilkan orbital molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul.
Jumlah orbital molekul adalah jumlah atom dan orbital molekul ini
diklasifikasikan menjadi orbital molekul ikatan, non-ikatan, atau antiikatan sesuai
dengan besarnya partisipasi orbital itu dalam ikatan antar atom. Kondisi
pembentukan orbital molekul ikatan adalah sebagai berikut.Syarat pembentukan
orbital molekul ikatan:

(1) Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.

(2) Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.

(3) Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.


Kasus paling sederhana adalah orbital molekul yang dibentuk dari orbital
atom A dan B dan akan dijelaskan di sini. Orbital molekul ikatan dibentuk antara
A dan B bila syarat-syarat di atas dipenuhi, tetapi bila tanda salah satu orbital
atom dibalik, syarat ke-2 tidak dipenuhi dan orbital molekul anti ikatan yang
memiliki cuping yang bertumpang tindih dengan tanda berlawanan yang akan
dihasilkan (Gambar 2.15). Tingkat energi orbital molekul ikatan lebih rendah,
sementara tingkat energi orbital molekul anti ikatan lebih tinggi dari tingkat
energi orbital atom penyusunnya. Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan
anti ikatan, semakin kuat ikatan. Bila tidak ada interaksi ikatan dan anti ikatan
antara A dan B, orbital molekul yang dihasilkan adalah orbital non ikatan.
Elektron menempati orbital molekul dari energi terendah ke energi yang tertinggi.
Orbital molekul terisi dan berenergi tertinggi disebut HOMO (highest occupied
molecular orbital) dan orbital molekul kosong berenergi terendah disebut LUMO
(lowest unoccupied molecular orbital). Ken’ichi Fukui (pemenang Nobel 1981)
menamakan orbital-orbital ini orbital-orbital terdepan (frontier).

Dua atau lebih orbital molekul yang berenergi sama disebut orbital
terdegenerasi (degenerate). Simbol orbital yang tidak terdegenerasi adalah a atau
b, yang terdegenerasi ganda e, dan yang terdegenerasi rangkap tiga t. Simbol g
(gerade) ditambahkan sebagai akhiran pada orbital yang sentrosimetrik dan u
(ungerade) pada orbital yang berubah tanda dengan inversi di titik pusat inversi.
Bilangan sebelum simbol simetri digunakan dalam urutan energi untuk
membedakan orbital yang sama degenarasinya. Selain itu, orbital-orbital itu
dinamakan sigma (σ) atau pi(π) sesuai dengan karakter orbitalnya. Suatu orbital
sigma mempunyai simetri rotasi sekeliling sumbu ikatan, dan orbital pi memiliki
bidang simpul. Oleh karena itu, ikatan sigma dibentuk oleh tumpang tindih orbital
s-s, p-p, s-d, p-d, dan d-d dan ikatan pi dibentuk oleh tumpang tindih orbital p-p,
p-d, dan d-d.
PEMBENTUKAN ORBITAL σ
Pembentukan ikatan melalui orbital σ yang paling sederhana dapat
dicontohkan dalam pembentukan ikatan antar atom hidrogen dalam molekul H2.
1s 1s

orbital σ (orbital molekul bonding)

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa tiap atom H memiliki masing-
masing satu buah elektron pada orbital 1s. kedua orbital atom H tersebut
kemudian bergabung membentuk orbital molekul σ, sehingga terbentuk dua
macam orbital, orbital σ yang merupakan orbital bonding, dan orbital σ* yang
merupakan orbital antibonding. Sesuai dengan aturan Hund, maka mula-mula
elektron dari salah satu atom H mengisi orbital molekul σ yang terbentuk,
kemudian elektron dari atom H yang lain juga mengisi orbital σ tersebut. Dengan
terbentuknya orbital molekul yang diisi oleh elektron dari kedua atom H, maka
terbentuklah ikatan antar atom H tersebut menjadi molekul H 2. Molekul H2 ini
merupakan molekul yang stabil, karena elektron-elektronnya berada pada orbital
molekul σ yang tingkat energinya lebih rendah dibandingkan tingkat energi orbital
atom pembentuknya.
1s 1s

Pembentukan orbital molekul


ini dapat digunakan untuk menjelaskan ketidakstabilan dari molekul He 2.
Perhatikan diagram berikut :

orbital σ (orbital molekul bonding

Orbital molekul dua atom yang berbeda dibentuk dengan tumpang tindih
orbital atom yang tingkat energinya berbeda. Tingkat energi atom yang lebih
elektronegatif umumnya lebih rendah, dan orbital molekul lebih dekat sifatnya
pada orbital atom yang tingkat energinya lebih dekat. Oleh karena itu, orbital
ikatan mempunyai karakter atom dengan ke-elektronegativan lebih besar, dan
orbital anti ikatan mempunyai karakter atom dengan ke-elektronegativan lebih
kecil.

Misalnya, lima orbital molekul dalam hidrogen fluorida, HF, dibentuk dari
orbital 1s hidrogen dan orbital 2s dan 2p fluor, sebagaimana diperlihatkan dalam
Gambar 2.21. Orbital ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti
ikatan memiliki karakter 1s hidrogen. Karena hidrogen hanya memiliki satu
orbital 1s, tumpang tindih dengan orbital 2p fluor dengan karakter π tidak efektif,
dan orbital 2p fluor menjadi orbital nonikatan. Karena HF memiliki delapan
elektron valensi, orbital nonikatan ini menjadi HOMO.
Dalam karbon monoksida, CO, karbon dan oksigen memiliki orbital 2s
dan 2p yang menghasilkan baik ikatan sigma dan pi, dan ikatan rangkap tiga
dibentuk antar atomnya. Walaupun 8 orbital molekulnya dalam kasus ini secara
kualitatif sama dengan yang dimiliki molekul yang isoelektronik yakni N2 dan 10
elektron menempati orbital sampai 3σ, tingkat energi setiap orbital berbeda dari
tingkat energi molekul nitrogen. Orbital ikatan 1σ memiliki karakter 2s oksigen
sebab oksigen memiliki ke-elektronegativan lebih besar. Orbital antiikatan 2π dan
4σmemiliki karakter 2p karbon.

Orde ikatan antar atom adalah separuh dari jumlah elektron yang ada di
orbital ikatan dikurangi dengan jumlah yang ada di orbital anti ikatan. Misalnya,
dalam N2 atau CO, orde ikatannya adalah (8 – 2)/2= 3 dan nilai ini konsisten
dengan struktur Lewisnya.

Berikut ini adalah aturan-aturan yang digunakan dalam menggambarkan


diagram orbital molekul

1. Tentukan jumlah elektron dalam molekul. Jumlah elektron per atom diperoleh
dari nomor atom pada tabel periodik (Jumlah total elektron buakn hanya elektron
valensi)

2. Isi orbital molekul dari bawah hingga ke atas sampai semua elektron terisi.

3. Orbital harus terisi dengan spin yang sejajar sebelum elektron nya mulai
berpasangan (Kaidah Hund)

Kemudain stabil tidak nya suatu molekul ditentukan melalui orde ikatan
(Bond Order)

Bond Order = 1/2 (e- in bonding MO's - e- in antibonding MO's)

Bond order digunakan untuk meramalkan kestabilan molekul

1. Jika bond order suatu molekul sama dengan nol (0) maka molekul tersebut
tidak stabil
2. Jika bond order lebih dari nol (0) maka molekul tersebut stabil

3. Semakin besar nilai dari bond order, semakin stabi ikatan dalam molekul

Kita juga dapat menentukan molekul tersebut bersifat paramagnetic atau


diamagnetic. Jika semua elektron telah berpasangan maka molekul tersebut
bersifat diamagnetic. Jika salah satu atau lebih elektron belum berpasangan maka
molekul tersebut bersiafat paramagnetic.

EXAMPLES : Diagram Molekul H2

Sumber Referensi

Anonim. 2012. Orbital Molekul. Online. (http://chemist-


try.blogspot.com/2012/10/teori-orbital-molekul.html) diakses tanggal
16 November 2014 pukul 19 : 05 WIB

Anonim. 2013. Teori Orbital Molekul. Online.


(http://www.bisosial.com/2013/08/teori-orbital-molekul.html) diakses tanggal
16 November 2014 pukul 19 : 15 WIB

Fitritanasy. 2013. Makalah Ikatan Kimia. Online.


(http://fitritanasy.student.unidar.ac.id/2013/06/makalah-ikatan-kimia.html)
diakses tanggal 16 November 2014 pukul 19 : 10 WIB

Anda mungkin juga menyukai