Anda di halaman 1dari 11

Pada bab dinamika elektron dalam logam ini akan dibahas lebih detail batasan-

batasan kebebasan gerak elektron diantara atom-atom dalam logam. Seperti telah dijelaskan

pada bab sebelumnya, pada konduktor, pergerakan elektron terjadi karena hanya diperlukan

energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron yang terlokalisir pada pita valensi ke pita

konduksi. Sebaliknya, elektron memerlukan energi yang cukup besar untuk mengatasi energi

gap yang besar pada semikonduktor dan isolator.

1.1 Kombinasi Linier Orbital Atom

Pada bahasan sebelumnya, secara kuantum, konfigurasi elektron pada atom

digambarkan sebagai sebuah fungsi gelombang. Fungsi gelombang elektron dalam suatu

atom disebut orbital atom. Suatu fungsi gelombang mempunyai daerah dengan amplitudo

positif dan negatif. Jika terdapat lebih dari satu fungsi gelombang elektron atau terdapat lebih

dari satu atom dengan fungsi gelombang yang berbeda, maka daerah dengan amplitude

positif dari satu fungsi gelombang dapat terjadi tumpang tindih dengan daerah amplitude

positif dari fungsi gelombang lainnya. Begitu pula dengan daerah dengan amplitude negatif.

Daerah-daerah dengan amplitudo positif atau daerah-daerah dengan amplitudo negatif dalam

satu molekul akan saling memperkuat satu dengan lainnya membentuk satu ikatan. Namun

demikian, jika daerah dengan amplitudo positif mengalami tumpang tindih dengan daerah

dengan amplitudo negative, maka daerah tersebut akan saling meniadakan. Dalam molekul,

orbital atom yang bertumpang tindih menghasilkan orbital molekul yakni fungsi gelombang

elektron dalam molekul. Orbital molekul ini dapat diklasifikasikan menjadi orbital molekul

ikatan, non-ikatan, atau anti ikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital itu dalam ikatan

antar atom. Tingkat energi orbital molekul ikatan lebih rendah, sementara tingkat energi

orbital molekul anti ikatan lebih tinggi dari tingkat energi orbital atom penyusunnya.

Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin kuat ikatan.
Misal satu molekul terdiri dari dua atom A dan B. Bila tidak ada interaksi ikatan dan

anti ikatan antara A dan B, orbital molekul yang dihasilkan adalah orbital non ikatan.

Elektron menempati orbital molekul dari energi terendah ke energi yang tertinggi. Orbital

molekul terisi dan berenergi tertinggi disebut highest occupied molecular orbital (HOMO)

dan orbital molekul kosong berenergi terendah disebut lowest unoccupied molecular orbital

(LUMO). Bila dua fungsi gelombang dari dua atom dinyatakan dengan ❑ A dan ❑B, orbital

molekul adalah kombinasi linier orbital atom atau dikenal dengan nama linear combination

of the atomic orbitals (LCAO). Kombinasi linier orbital atom ini diungkapkan dalam

persamaan berikut ¿ C A❑ A +C B ❑B

Perumusan persamaan gelombang dengan metode LCAO ini membantu

menggambarkan pergerakan elektron –elektron dalam logam yang sebelumnya hanya

digambarkan sebagai pergerakan elektron tunggal.

1.2 Dinamika Elektron dalam Logam

Pada pembahasan elektron bebas dalam logam, tinjauan pergerakan elektron hanya

ditinjau perilaku dari satu elektron saja. Pada bagian ini elektron-elektron tersebut

digambarkan memiliki perilaku yang berbeda-beda. Perilaku ini digambarkan sebagai fungsi-

fungsi gelombang. Fungsi-fungsi gelombang tersebut kemudian disederhanakan dengan

metode LCAO. Fungsi-fungsi gelombang tersebut bergerak dalam bentuk paket-paket

gelombang dengan kecepatan


Dalam molekul dua atom periode dua, dari litium Li2 sampai flourin F2, bila sumbu z

adalah sumbu ikatan, 1σg dan 1σu dibentuk oleh tumpang tindih orbital 2s dan 2σg dan 2σu

dari orbital 2pz dan 1πu dan 1πg dari 2px, dan 2py. Tingkat energi orbital molekul dari Li2

sampai N2 tersusun dalam urutan 1σg < 1σu < 1πu < 2σg < 1πg < 2σu dan elektron

menempati tingkat-tingkat ini berturut-turut dari dasar. Contoh untuk molekul N2 dengan 10

elektron valensi ditunjukkan di Gambar 2.19.

Karena urutan orbital agak berbeda di O2 dan F2, yakni orbital 2σg lebih rendah dari

1πu, orbital molekul untuk O2, diilustrasikan di Gambar 2.20. Elektron ke-11 dan 12 akan

mengisi orbital 1πg yang terdegenerasi dalam keadaan dasar dan spinnya paralel sesuai aturan

Hund dan oleh karena itu oksigen memiliki dua elektron tidak berpasangan.

Orbital molekul dua atom yang berbeda dibentuk dengan tumpang tindih orbital atom

yang tingkat energinya berbeda. Tingkat energi atom yang lebih elektronegatif umumnya

lebih rendah, dan orbital molekul lebih dekat sifatnya pada orbital atom yang tingkat

energinya lebih dekat. Oleh karena itu, orbital ikatan mempunyai karakter atom dengan ke-

elektronegativan lebih besar, dan orbital anti ikatan mempunyai karakter atom dengan ke-

elektronegativan lebih kecil.

Misalnya, lima orbital molekul dalam hidrogen fluorida, HF, dibentuk dari orbital 1s

hidrogen dan orbital 2s dan 2p fluor, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 2.21. Orbital

ikatan 1σ mempunyai karakter fluorin, dan orbital 3σ anti ikatan memiliki karakter 1s

hidrogen. Karena hidrogen hanya memiliki satu orbital 1s, tumpang tindih dengan orbital 2p

fluor dengan karakter π tidak efektif, dan orbital 2p fluor menjadi orbital nonikatan. Karena

HF memiliki delapan elektron valensi, orbital nonikatan ini menjadi HOMO.

Dalam karbon monoksida, CO, karbon dan oksigen memiliki orbital 2s dan 2p yang

menghasilkan baik ikatan sigma dan pi, dan ikatan rangkap tiga dibentuk antar atomnya.
Walaupun 8 orbital molekulnya dalam kasus ini secara kualitatif sama dengan yang dimiliki

molekul yang isoelektronik yakni N2 dan 10 elektron menempati orbital sampai 3σ, tingkat

energi setiap orbital berbeda dari tingkat energi molekul nitrogen. Orbital ikatan 1σ memiliki

karakter 2s oksigen sebab oksigen memiliki ke-elektronegativan lebih besar. Orbital

antiikatan 2π dan 4σ memiliki karakter 2p karbon ( Gambar 2.22).

Metoda VB dikembangkan lebih lanjut oleh ilmuwan Amerika termasuk John Clarke

Slater (1900-1978) dan Linus Carl Pauling (1901-1994). Namun, kini metoda orbital molekul

(molecular orbital, MO) jauh lebih populer. Konsep dasar metoda MO dapat dijelaskan

dengan mudah dengan mempelajari molekul tersederhana, ion molekul H2+

Fungdi gelombang sistem ini didaptkan dengan mensubstitusi potensialnya kedalam

persamaan 2.21. Bila elektronnya di sekitar inti 1, pengaruh inti 2 dapat diabaikan, dan

orbitalnya dapat didekati dengan fungsi gelombang 1s hidrogen di sekitar inti 1. Demikian

pula, bila elektronnya di sekitar inti 2, pengaruh inti 1 dapat diabaikan, dan orbitalnya dapat

didekati dengan fungsi gelombang 1s hidrogen di sekitar inti 2.

Kemudian kombinasi linear dua fungsi gelombang 1s dikenalkan sebagai orbital

molekul pendekatan bagi orbital molekul H2. Untuk setiap elektron 1 dan 2, orbital berikut

didapatkan.

φ+(1) = a[1s1(1) + 1s2(1)]

φ+(2) = a[1s1(2) + 1s2(2)] (3.4)

Orbital untuk molekul hidrogen haruslah merupakan hasilkali kedua orbital atom ini.

Jadi,

Ψ+(1, 2) = φ+(1)・φ+(2) = a[1s1(1) + 1s2(1)] x a[1s1(2) + 1s2(2)]

= a2[1s1(1) 1s1(2) + 1s1(1) 1s2(2) + 1s1(2)1s2(1) + 1s2(1) 1s2(2)] (3.5)

Orbital ini melingkupi seluruh molekul, dan disebut dengan fungsi orbital molekul,

atau secara singkat orbital molekul. Seperti juga, orbital satu elektron untuk atom disebut
dengan fungsi orbital atom atau secara singkat orbital atom. Metoda untuk memberikan

pendekatan orbital molekul dengan melakukan kombinasi linear orbital atom disebut dengan

kombinasi linear orbital atom (linear combination of atomic orbital, LCAO).

1.3 Elektron-elektron dalam kristal logam

Kalau kita membayangkan atom-atom dikumpulkan dan ditata membentuk struktur

kristal, maka ketika jarak antara atom-atom terdekat mendekati jarak antar atom yang khas

pada logam, elektron-elektron terluar tidak lagi mengacu ke atomnya masing-masing. Begitu

elektron-elektron terluar tidak lagi terikat ke atomnya masing-masing melainkan bergerak

bebas di seluruh logam, maka menurut Prinsip Kekecualian Pauli, elektron-elektron tadi tidak

dapat memprtahankan perangkat bilangan kuantum yang sama seperti masih merupakan

bagian dari atom-atom.

Akibatnya, elektron-elektron bebas tidak lagi bisa memiliki lebih dari dua elektron

dengan spin berlawanan untuk suatu energi tertentu. Energi-energi elektron bebas itu

didistribusikan ke suatu rentang yang terus meningkat sejalan proses pembentukan logam

oleh atom-atom. Jika atom-atom dimaksudkan untuk membentuk struktur logam yang

mantap, energi purata (mean energi) elektron-elektron bebas harus lebih rendah disbanding

energi tingkat elektron ketika atom-atom masih bebas. Gambar 2.4 memperlihatkan pelebaran

tingkat atomatik sejak atom-atom masih mulai berhimpun dengan yang lain, serta penurunan

energi elektron-elektron sebagai akibatnya.

Besar penurunan energi purata elektron-elektron terluar inilah yang menentuka

kemantapan logam. Dalam hal ini, yang disebut jarak keseimbangan (equilibrium spacing)

antara atom-atom dalam suatu logam adalah jarak yang apabila dikurangi lagi akan

menyebabkan bertambahnya gaya tolak-menolak ion-ion positif yang saling didekatkan itu,
sehingga gaya tolak-menolak tadi akan lebih besar dibanding penurunan energi elektron

purata yang disebabkannya.

1.4 Kecepatan berkelompok dan Massa Efektif.

Sesungguhnya baik massa elektron maupun massa hole dalam persamaan-persamaan

di atas adalah merupakan massa efektif untuk masing-masing partikel. Apakah massa efektif

itu ? Untuk menjawabnya marilah kita ikuti uraian di bawah ini. Kecepatan kelompok (group

velocity) biasa didefinisikan sebagai berikut:

vg = dw/dk, (1)

dimana w adalah frekuensi sudut, dan k adalah vektor gelombang. Kita mengetahui bahwa

frekuensi sudut yang dikaitkan dengan energi adalah sebagai berikut:

w = E/h (2)

dimana E merupakan fungsi k, sehingga kecepatan kelompok menjadi :

vg = (1/h) dE/dk (3)

Jika kita diferensialkan persamaan (3) terhadap waktu (t), kita akan memperoleh :
Kita dapat mengaitkan dk/dt dengan gaya listrik yang bekerja pada sebuah elektron bebas

sebagai berikut. Usaha yang dilakukan pada sebuah elektron oleh medan listrik dalam selang

waktu dt adalah:

dE = F. ds (6)

dimana dE adalah usaha, F = vektor gaya listrik yang berkerja pada elektron, dan ds adalah

vektor perpindahan dalam selang waktu dt. Gaya listrik F biasa ditulis sebagai berikut:

F = -e.e, (7)

dimana e adalah muatan listrik elektron, dan e adalah medan listrik, sehingga persamaan (6)

menjadi :

dE = -e. e . ds. (8)

Tetapi ds adalah sama dengan hasil kali antara kecepatan kelompok vg dengan selang waktu

dt.

Jadi usaha yang dilakukan pada elektron tersebut adalah:

dE = -e. e. vg. dt. (9)

Kita tahu bahwa

dE = (dE/dk) dk (10)

dan dari persamaan (3) kita tahu bahwa dE/dk = h vg, sehingga persamaan (10) menjadi:

dE = h . vg . dk (11)

Karena persamaan (9) sama dengan persamaan (11), maka Anda dapat memahami bahwa:
Sekarang cobalah substitusikan persamaan (13) ke dalam persamaan (5). Anda akan

memperoleh

hasil sebagai berikut:

Cobalah Anda amati persamaan (15)! Anda lihat bahwa karena F = gaya, dan (d/dt)vg sama

dengan percepatan, maka sisanya dari persamaan (43) haruslah sama dengan massa, supaya

memenuhi persamaan kedua Newton, yaitu F = m . a. Jadi, dari persamaan (43) kita dapat

mendefinisikan massa lain yang biasa disebut sebagai massa efektif sebagai berikut:

Ingat bahwa tidak boleh diganti menjadi dk2/d2E.

1.5 Permukaan Fermi

Dalam struktur metalik, elektron-elektron bebas dengan demikian harus dianggap

menempati serangkaian tingkat energi distrik (unik) dengan selang yang sangat rapat. Tiap

tingkat energi atomik yang mengurai menjadi sebuah pita memiliki banyak tingkat energi

yang sama dengan banyaknya N atom dalam sepotong logam. Seperti yang dinyatakan

sebelum ini, suatu tingkat energi tidak boleh ditempati oleh lebih dari dua elektron dengan

spin berlawanan.
Oleh sebab itu, setiap pita paling banyak hanya dapat memiliki 2N elektron. jelaslah,

dalam keadaan energi paling rendah suatu logam, semua tingkat energi rendah telah terisi.

Sela energi antara tingkat-tingkat yang berturuttan tidak tetap melainkan mengecil sejalan

dengan naiknya tingkat energi. Dari segi kerapatan keadaan elektron N (E) ini biasanya

dinyatakan sebagai fungsi energi E. Besaran N(E)dE menginformasikan banyaknya tingkat

energi dalam suatu ionterval energi dE yang sangat kecil, dan untuk elektron bebas besaran

ini membentuk fungsi parabola energi seperti yang tampak dalam Gambar 2.5.

Karena setiap tempat hanya dapat ditempati dua elektron, energi elektron yang

menempati suatu tingkat energi rendah tidak dapat diperbesar kecuali bila diberi tambahan

energi yang cukup untuk melompat ke tingkat kosong di bagian pita sebelah atas. Lebar

energi pita-pita umumnya sekitar 5 atau 6 elektron volt*, karena ini cukup besar energi yang

dibutuhkan oleh logam untuk mengeksitasikan elektronnya yang berada di tingkat bawah.

Energi sebesar itu tidak tersedia pada temperatur normal, dan hanya elektron dengan energi

mendekati yang terdapat pada bagian atas pita (disebut tingkat atau permukaan Fermi)

dapat dieksitasikan sehingga karena itu hanya sedkit elektron bebas pada logam yang dapat

ambil bagian dalam proses-proses thermal. Energi pada tingkat Fermi EF bergantung pada

banyaknya elektron N per unit volume V, dapat dihitung denga rumus (h2/8m) x (3Nπ V)2/3.

Bila , maka jumlah tingkat energi yang terisi ”penuh” oleh elektron

pada , n= N/2 dimana N adalah jumlah elektron dan angka 2 menunjukan spin elektron (spin

up dan spin down), sebesar :

Energi tersebut dinamakan energi Fermi, yaitu tingkat energi tertinggi yang ditempati

elektron pada suhu T = 0K (pada keadaan dasar, yang elektronnya terisi penuh).

Jika suhu T > 0K , maka:


 elektron akan mampu bertransisi (loncat) ke tingkat energi yang lebih tinggi.

 sedangkan elektron yang lainnya, pada waktu yang bersamaan, tidak dapat bertransisi

ke tingkat energi yang lebih tinggi, hal ini terjadi dikarenakan berlakunya prinsip

ekslusi Pauli.

Dari persamaan-persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak

gelombang yang terbentuk, maka akan semakin tinggi tingkat energinya.

Gambar Energi Fermi

Figure 13. The free elektron Fermi surface of Fig. 11, as viewed in the reduced zone

scheme. The shaded areas represent occupied states. Parts of the Fermi surface fall in the

second, third, and fourth zones. The fourth zone is not shown. The firs zone is shown

entirely occupied.
Daftar Putaka

 Risdiana, Dr, M Eng. 2013. Diktat Fisika Zat Padat. Departemen Fisika Universitas

Padjadjaran. Jatinangor

Anda mungkin juga menyukai