Suku kedua (5.1) selalu berubah karena posisi setiap elektron berubah
setiap saat. Oleh karena itu kita tidak dapat mengetahui potensial dari
setiap elektron dan tidak dapat menghitung energi masing-masing
elektron secara terpisah melainkan hanya bisa melihat potensial atom
secara keseluruhan. Persoalan atom dengan banyak elektron tidak
dapat dipecahkan secara eksak.
Kita akan mengambil contoh atom dengan dua elektrton. Misalkan r1
dan r2 berturut-turut adalah jarak ke inti atom dari elektron pertama
dan elektron ke-dua, sedangkan r12 adalah jarak antara
elektron pertama dan elektron ke-dua. Dengan dua elektron ini
persamaan (5.1) menjadi
inti atom 1s
2s
1s
Gb.5.4. Diagram tingkat energi (tanpa skala)
Tingkat energi pertama adalah yang paling rendah; diatasnya,
berturut-turut tingkat kedua, ketiga dan seterusnya. Orbital
digambarkan dengan kotak-kotak. Perhatikan bahwa di tingkat
pertama hanya ada orbital 1s; di tingkat kedua ada 2s dan 2p; di
tingkat ketiga 3s, 3p, dan 3d; di tingkat keempat 4s, 4p, 4d, 4f (4d dan
4f tak tergambar). Orbital p (yaitu 2p, 3p, 4p) memiliki tiga kotak
yang menunjukkan px, py, pz, dan masing-masing kotak bisa diisi oleh
2 elektron dengan spin yang berlawanan. Dengan demikian
tergambarkan bahwa orbital p mampu menampung 6 elektron. Orbital
d digambarkan dengan lima kotak dan setiap kotak juga bisa
menampung 2 elektron. Dengan demikian orbital d mampu
menampung 10 elektron
Perhatikan pula bahwa di suatu tingkat energi tertentu, orbital s selalu
sedikit lebih rendah dari orbital p. Oleh karena itu terdapat
kecenderungan bahwa orbital s akan terisi elektron terlebih dulu
sebelum pengisian elektron meningkat ke orbital p.
Penyimpangan terjadi pada perubahan tingkat energi ketiga ke tingkat
keempat; tingkat energi 4s lebih rendah dari 3d. Hal ini terlihat pada
perubahan konfigurasi dari Ar (argon) ke K (kalium).
2 2 6 2 6
Ar: 1s 2s 2p 3s 3p
2 2 6 2 6 1
K: 1s 2s 2p 3s 3p kemudian 4s (bukan
1 2 2 6 2 6 2
3d ) Ca: 1s 2s 2p 3s 3p kemudian 4s
2
(bukan 3d )
2 2 6 2 6 1 2
Sc: 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s (orbital 3d baru mulai terisi
setelah
4s penuh)
H: pengisian 1s;
O: ↑ ↑ ↑ pemenuhan 2px;
↓
F:
↑ ↑ ↑
pemenuhan 2py;
↓ ↓
Ne: ↑↓ ↑ ↑ pemenuhan 2pz.
↓ ↓
Perhatikan bahwa pada atom He, orbital 1s terisi penuh. Pada atom Li,
orbital 2s mulai terisi dan menjadi penuh pada Be. Pada atom B
orbital 2px mulai terisi dengan satu elektron; berikutnya pada atom C
orbital 2py terisi satu elektron, dan kemudian pada atom N 2pz terisi
satu elektron. Baru kemudian pada atom O orbital 2px terisi
kembali dan penuh. Seterusnya pada atom F 2py terisi penuh, dan
kemudian pada atom Ne 2pz terisi penuh.
Pada atom B, C, dan N terjadi pengisian satu elektron pada orbital 2px,
2py, 2pz. Pada atom B, pengisian satu elektron tersebut adalah normal
karena seharusnya memang demikian. Akan tetapi pada C bukan 2px
5
4d : ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
8
4d : ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
↓ ↓ ↓
Dengan penggambaran dalam kotak, pengisian elektron pada
orbitalnya terlihat lebih cermat. Namun dalam penulisan konfigurasi
unsur, kita akan tetap menggunakan cara penulisan ringkas yang telah
2 2 3 2 2 4
kita pelajari, misalnya N: 1s 2s 2p dan O: 1s 2s 2p ; isian orbital p
tidak dirinci dalam tiga orbital namun kita harus mengerti akan hal ini.
Tabel 5.2. di akhir bab ini memuat konfigurasi elektron unsur-unsur.
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
K Ca Sc Ti V Cr M Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
4,3 6, 6, 6, 6, 6, n 7, 7, 7, 7, 9, 6, 7,8 9,8 9,7 11, 13,
4 11 54 83 74 76 7, 87 86 63 72 39 00 8 1 5 84 99
43
H He Li Be B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 1213 1415 16 1718 1920 21 2223 2425 2627 28 2930 3132 33 3435
36
Unsur
Perioda-3: Na Mg Al Si P S Cl Ar
3p
1
3p
2
3p3 3p4 3p
5
3p
6
82 Al-Gazali, ST, M