Anda di halaman 1dari 38

SISTEM PERIODIK UNSUR

Disusun oleh:
Yetty Rosiyana
Mahasiswa FMIPA Kimia 2018
KONFIGURASI ELEKTRON
Gambaran lokasi kedudukan semua elektron
menurut orbital-orbital yang ditempati. Digunakan untuk
menentukan sifat kimia dan reaktivitas suatu atom.
Dimana jumlah elektron disusun berdasarkan tabel
priodik.
Tiga aturan dalam penulisan konfigurasi elektron, yaitu:
 Aturan Afbau

Pengisian elektron dalam atom berlangsung


berdasarkan tingkat energi prbital-orbital atom, pengisian
dimulai dari tingkat energi yang rendah menuju tingkat
energi yang lebih tinggi.
LANJUTAN...

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10


4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10
6s2 6p6 7s2

Contoh:
12Mg = 1s2 2s2 2p6 3s2
2 2 6 2 6 2 3
23V = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
 Aturan Hund
Jika elektron tersebar dalam orbital dengan
tingkat energi yang sama, elektron tidak akan
berpasangan sebelum orbital tersebut terisi
penuh.
Contoh:
 Larangan Pauli
Suatu atom tidak boleh terdapat dua
elektron yang memiliki keempat bilangan
kuantum (n, l, m, dan s) yang sama. Jika dua
elektron menempati orbital yang sama, maka
bilangan kuantum spin dua elektron ini harus
berbeda.
Contoh:
Kestabilan Penuh Dan Setengah Penuh
Berdasarkan hasil percobaan, ditemukan
beberapa penyimpangan penulisan konfigurasi
elektron berdasarkan aturzn aufbau, dimana
atom akan lebih stabil bila kulit atau sub kulit
terisi elektron penuh atau setengah penuh
(terutama pada sub kulit d).
Contoh:
24Cr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

bukan,
24Cr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
BILANGAN KUANTUM
Kedudukan suatu elektron dalam suatu
atom dapat ditentukan oleh harga keempat
bilangan kuantum.
 Bilangan Kuantum Utama (n)
Menyatakan nomor lintasan atau tingkat
energi dari elektron.
Berdasarkan hasil spektra sinar X unsur,
Moseley memberi simbol, sebagai berikut:
Ke-1 (kulit K), n = 1
Ke-2 (kulit L), n = 2
Ke-3 (kulit M), n = 3
Ke-4 (kulit N), n = 4... (dan seterusnya)
LANJUTAN...

 Bilangan Kuantum Azimut (l)


Menggambarkan bentuk orbital yang dimiliki oleh
atom. Bentuk orbital mengacu pada letak atau subkulit
yang mungkin ditempati oleh elektron.
Bilangan kuantum ini memiliki nilai dengan ketentuan:
s=0
p=1
d=2
f =3
LANJUTAN...

 Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Menyetakan awal elektron. Bilangan ini
menunjukkan posisi orbital terhadap orbital lain
di dalam subkulit atom. Dan memiliki ketentuan
sebagai berikut:
LANJUTAN...

 Bilangan Kuantum Spin (s)


Bilangan ini menunjukkan arah putaran
elektron pada sumbunya (rotasi). Hanya
terdapat dua kemungkinan arah rotasi elektron,
yakni searah atau berlawanan dengan arah
jarum jam. Satu orbital hanya bisa ditempati
oleh maksimum dua elektron, di mana kedua
elektron tersebut harus memiliki spin yang
berlawanan.
1) Harga s = +1/2 untuk elektron yang tidak
berpasangan pada suatu orbital (↑)
2) Harga s = -1/2 untuk elektron yang
berpasangan (↑↓).
CONTOH SOAL
Sebuah elektron 15P, maka tentukanlah masing-masing
bilangan kuantumnya?

Jawaban:
15P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

maka,
o n = ke-3 yaitu M
o l = 1 karena berada pada sub kulit p
o m = +1, karena
-1 0 +1
o s = +1/2 karena elektron tidak berpasangan
CONTOH SOAL

Tutorial 1:
 Tuliskan konfigurasi elektron dari atom 26Fe,
47Ag, 89Ac dan 99Es!

 Tuliskan konfigurasi elektron dari ion K+, Mg2+,


Br-, dan S2-!
 Al, C, Si berdasarkan kenaikan jari-jari atom!
JAWABAN:
 26Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
47Ag : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10

89Ac : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6

6s2 4f14 5d10 6s2 6p6 7s2 6d1


99Es : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6

6s2 4f14 5d10 6s2 6p6 7s2 6d10

 19K+: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6


12Mg2+:1s2 2s2 2p6

35Br-:1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6

16S2-:1s2 2s2 2p6 3s2 3p6


LANJUTAN...

 C < Si <Al
C dan Si merupakan satu golongan yang
sama dimana, C berada di posisi atas sedangkan
Si di posisi bawah, sehingga C memiliki jari-jari
atom yang lebih besar dari pada Si. Sedangkan
Al berada pada golongan yang sama dengan Si
akan tetapi muatan inti dan jumlah elektron Si
lebih banyak dari pada Al dengan jumlah kulit
atom yang sama.
EFEK PERISAI (SHIELDING EFFECT)

Efek yang timbul karena gaya tolak menolak antara


elektron yang menutupi inti dengan elektron di kulit
terluar.
Efek pemerisaian ini terjadi karena
elektron-elektron terluar pada atom berusaha
untuk memposisikan diri pada keadaan
terstabilnya. Efek pemerisaian ini berguna
untuk memprediksikan panjang jari-jari dari
suatu atom, karena dengan mengetahui efek
pemerisaian (shielding effect) maka kita dapat
menghitung muatan inti efektif (Zeff).
MUATAN INTI EFEKTIF

Muatan inti total karena adanya gaya tarik


antara inti dengan elektron yang dipengaruhi gaya
tolak antar elektron yang melindungi inti dengan
elektron terluar.
Lambang muatan inti efektik yaitu Zeff.
Aturan dalam penentuannya:
Zeff = Z – S
dimana, Z = jumlah proton dalam atom (No atom)
S = konstanta perisai

 Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, muatan


inti efektif akan semakin kecil.
 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, muatan inti
efektif akan semakin besar.
LANJUTAN...

Konstanta perisai suatu elektron adalah berdasarkan kaidah


berikut ini :
 Elektron di sebelah kanan elektron yang dikaji tidak memberi
konstanta perisai atau sama dengan 0.

 Elektron di sebelah kiri elektron yang dikaji memberi


konstanta perisai :
a. Setiap elektron dalam kelompok yang sama memberi
kontribusi sebesar 0,35, kecuali kelompok 1s sebesar 0,30
b. Setiap elektron dalam orbital s dan p, dengan bilangan
kuantum utama (n) kurang dari satu elektron yang dikaji
memberi kontribusi sebesar 0,85.
c. Setiap elektron dalam orbital s dan p dengan bilangan
kuantum utama (n) kurang dari dua atau lebih elektron yang
dikaji memberi kontribusi sebesar 1,00
d. Setiap elektron dalam orbital d dan f memberi kontribusi
sebesar 1,00 baik untuk elektron dengan nilai n < elektron
yang dikaji ataupun dengan n = elektron yang dikaji dan
memiliki bilangan kuantum azimut yang lebih kecil.
LANJUTAN...

Contoh:
36Kr...?

 Konfigurasi :1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6


 Pengelompokan : (1s)2 (2s2p)8(3s3p)8(3d)10(4s4p)8
 Konstanta perisai (S) :
S Kr = (elektron kulit terluar(kulit ke 5 (4s 4p))x 0,85) +
(elektron kulit terluar (kulit ke 4 (3d))x 1,00) + (elektron
kulit terluar(kulit ke 3 (3s 3p))x 0,85) + (elektron kulit
terluar (kulit ke 2 (2s 2p))x 0,85) + (elektron kulit terluar
(kulit 1(1s))x 0,30)
Sehingga,
S Kr = (7 x 0,85) + (10 x 1) + (8 x 0,85) + (8 x 0,85) + (2
x 0,30) = 31,85 dengan satu elektron diabaikan pada
kulit ke 5.
Zeff = Z-S = 36-31,85 = 4,15
LANJUTAN...

Contoh:
12Mg...?

 Konfigurasi :1s2 2s2 2p6 3s2


 Pengelompokan : (1s)2 (2s2p)8(3s)2

 Konstanta perisai (S) :

S Kr = (elektron kulit terluar(kulit ke 3 (3s)) x 0,35) +


(elektron kulit terluar (kulit ke 2 (2s 2p)) x 0,85) +
(elektron kulit terluar (kulit 1(1s)) x 0,30)
Sehingga,
S Kr = (1 x 0,35) + (8 x 0,85) + (2 x 0,30) = 7,75 dengan
satu elektron diabaikan pada kulit ke 3.
Zeff = Z-S = 12-7,75 = 4,25
SISTEM PERIODIK UNSUR
Sistem periodik adalah suatu tabel yang
berisiidentitas unsur-unsur yang dikemas secara
berkala dalam bentuk periode dan golongan
berdasarkan kemirirpan sifat-sifat unsurnya.
 Periode : Lajur-lajur horizontal dalam sistem
periodik
 Golongan : kolom-kolom vertikal dalam sistem
periodik
SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK
UNSUR
 Antonie Lavoiser
Membagi unsur menjadi dua kelompok, yaitu unsur logam
dan non logam.
 W. Dobreiner
Mengelompokkan unsur berdasarkan kemiripan sifatnya,
dimana setiap kelompok berdiri atas tiga unsur (hukum triade).
 Newland
Sifat unsur sesuai dengan pengulangan not oktaf dalam lagu,
dimana unsur ke-8 mempunyai sifat yang sama dengan unsur ke-1.
 D. I. Mendeleev dan Lothar Meyer
Menyusun unsur dalam bentuk tabel berkala (sistem periodik)
berdasarkan kenaikan massa atom.
 Sistem Periodik Bentuk Panjang
Dikenal adanya periode dan golongan, blok s dan p → gol. A
(utama), blok d dan f → gol. B (transisi).
PENENTUAN GOLONGAN DAN UNSUR DARI
SISTEM PERIODIK UNSUR
 Cara Menentukan Golongan dan Periode Suatu Unsur
dari Konfigurasi Elektron Model Bohr

Konfigurasi elektron model


Bohr terlihat sederhana,
namun memiliki kelemahan
karena tidak dapat
menentukan suatu atom
memiliki jenis golongan A
atau golongan B. Sehingga
perlu model lain dalam
menentukan periode dan
golongan suatu atom.
Cara Menentukan Golongan dan Periode Suatu Unsur
dari Konfigurasi Elektron Model Mekanikan Kuantum
Penentuan letak periode dan golongan perlu
memperhatikan kriteria berikut:
 Jika konfigurasi elektron berakhir pada subkulit
s atau p maka unsur tersebut berada pada
golongan A.
 Jika konfigurasi elektron berakhir pada subkulit
d maka unsur terletak pada golongan B.
 Jika konfigurasi elektron berakhir pada subkulit
f maka unsur berada pada Lantanida dan
Aktinida.
LANJUTAN...

1) Golongan A, menempati sub kulit s dan p


Jika s = 1, golongan IA
Jika s = 2, golongan IIA
Jika s + p = 3, golongan IIIA
Jika s + p = 4, golongan IVA
Jika s + p = 5, golongan VA
Jika s + p = 6, golongan VIA
Jika s + p = 7, golongan VIIA
Jika s + p = 8, golongan VIIIA
LANJUTAN...

2) Golongan B, menempati sub kulit d


Jika s + d = 11, golongan IB
Jika s + d = 12, golongan IIB
JIka s + d = 3, golongan IIIB
Jika s + d = 4, golongan IVB
Jika s + d = 5, golongan VB
Jika s + d = 6, golongan VIB
Jika s + d = 7, golongan VIIB
Jika s + d = 8,9 dan 10, golongan VIIIB
LANJUTAN...

Contoh:

29Cu= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10


 Elektron valensi berada pada subkulit d artinya Cu
berada pada golongan B.
 Elektron valensi pada kulit terluar berjumlah 1 artinya
Cu berada pada golongan I, tepatnya golongan IB.
 Elektron valensi terdapat pada kulit terluar dengan nilai n
= 4, artinya Cu berada pada periode 4.
SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN

 Jari-jari Atom
Jarak dari inti atom ke orbital elektron
terluar (kulit terluar) yang stabil dalam suatu
atom pada keadaan setimbang.
LANJUTAN...

 Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh


besarnya nomor atom unsur tersebut.
 Dalam suatu golongan dari atas ke bawah, jari-
jari atom semakin besar, dikarenakan kulit atom
bertambah (jumlah kulit = nomor periode),
sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.
 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, jari-jari
atom semakin kecil, dikarenkan muatan inti
(nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit
bertambah (dimana jumlah kulitnya tetap), hal
ini mengakibatkan gaya tarik-menarik antara
inti dengan elektron pada kuliat semakin besar,
sehingga jari-jari atom semakin kecil.
 Energi Ionisasi
Energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron untuk membentuk muatan ion positif (+)
dalam bentuk gas.
Satuannya : Kj.mol

Contohnya, energi ionisasi Na = 496


Kj.mol ,artinya untuk melepaskan 1
elektron dari mol Na dalam wujud
gas.
Na (g) + 496 Kj.mol → Na+ (g) + e
LANJUTAN...

 Dalam suatu golongan dari atas ke bawah,


energi ionisasi semakin kecil karena jari-jari
atom bertambah sehingga gaya tarik-menarik
inti terhadap elektron terluar semakin kecil,
akibatnya elektron terluar semakin mudah
untuk dilepaskan.
 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, energi
ionisasi semakin besar karena jari-jari atom
semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron terluar semakin kuat, akibatnya
elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.
 Afinitas Elektron
Energi yang dilepaskan atau diserap oleh
atom netral dalam bentuk gas apabila menerima
sebuah elektron untuk membentuk ion negatif.
LANJUTAN...

 Dalam suatu golongan dari atas ke bawah,


afinitas elektron semakin kecil karena jari-jari
atom bertambah sehingga gaya tarik-menarik
inti besar sehingga atom makin mudah
menagkap elektron yang menyebabkan makin
banyak energi yang dilepaskan.
 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, afinitas
elektron semakin besar karena jari-jari atom
semakin kecil sehingga gaya tarik inti kecil
sehingga atom makin mudah melepaskan
elektron yang menyebabkan makin banyak
energi yang diserap.
LANJUTAN...

Pembagian afinitas elektron, yaitu:


 Afinitas elektron negatif menetukan penerimaan
elektron disertai pembebasan energi yang
mengakibatkan ion lebih stabil dari atom
netralnya dan semakin lebih mudah menerima
elektron
 Afinitas elektron positif menetukan penerimaan
elektron disertai penyerapan energi yang
mengakibatkan ion kurang stabil dari atom
netralnya dan semakin sulit menerima elektron.
 Kelektronegativitas
Kecenderungan atau kemampuan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain.
Keelektronegatifan merupakan salah satu sifat yang dapat
digunakan untuk membedakan ikatan kovalen non-polar
dengan ikatan kovalen polar.
 Dalam suatu golongan dari atas ke bawah,
kelektronegativitas semakin kecil, karena jari-jari atom
semakin besar dan gaya tarik menariknya kecil.
 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan,
kelektronegativitas semakin besar. karena jari-jari atom
semakin kecil dan gaya tarik menariknya besar.
Semakin besar keelektronegativitas, unsur cenderung
semakin mudah membentuk ion negatif, sebaliknya semakin
kecil keelektronegativitas, unsur cenderung semakin sulit
membetuk ion negatif (ion positif).
TUGAS:
Tutorial 2:
Berdasarkan posisinya pada tabel periodik,
jelaskan dan urutkan:
1. Cl−, K+, S2−, dan Se2- berdasarkan kenaikan jari-
jari ion!
2. B, C, N berdasarkan kenaikan energi ionisasi
keempat B, C, N!
3. Sb, Se, Te berdasarkan kenaikan afinitas
elektron!
4. Cl−, K+, S2−, dan Se2− berdasarkan kenaikan
kelektronegatifan Cl−, K+, S2−, dan Se2− !
LANJUTAN...
Jawaban :
o K+ < Cl− < S2− < Se2−
o B = 25,026 kJ/mol; C = 6223 kJ/mol; and N = 7475 kJ/mol
B: [He]2s22p1
C: [He]2s22p2
N: [He]2s22p3
Energi ionisasi keempat = E3+(g) → E4+(g) + e−
Karena C dan N masing-masing memiliki 4 dan 5
elektron valensi, energi ionisasi keempat sebanding dengan
penghilangan elektron dari kulit terluar yang tidak terisi
penuh. Sementara itu, energi ionisasi keempat dari B
sebanding dengan menghilangkan elektron dari sub kulit
1s2 yang membutuhkan energi lebih besar.
o Se < Te < Sb
o K+ < Cl− < S2− < Se2−
MATERI 1 TUTORIAL

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai