Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR ATOM dan SISTEM PERIODIK UNSUR

TUGAS KIMIA DASAR

Ardi Susanto (2013410019)


Andreas Gunawan (2013410044)
KELAS B

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan
Bandung
2013

A. Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron
berada di dalam inti atom. Sedangkan elektron terus berputar
mengelilingi inti atom karena muatan listriknya. semua elektron
bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) .
sementara itu neutron bermuatan netral. Elektron bermuatan yang
bermuatan negatif (-) ditarik oleh proton yang bermuatan positif (+)
pada inti atom.

1. Teori Atom
Model Atom Dalton
Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.
Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah
lagi.
Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama,
sedangkan atom unsur berbeda, berlainan dalam massa
dan sifatnya.
Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.
Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom,
sehingga tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia.

Model Atom Thomson


Dalam atom terdapat elektron tersebar merata dalam bola

muatan +.
Disebut model atom roti kismis.

Model Atom Rutherford

Atom terdiri atas inti yang menjadi pusat massa atom dan
muatan
positifnya,
sedang
elektron
berputas
di
sekelilingnya.
Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron

tidak tertarik pada inti. Dalam inti atom terdapat proton


dan neutron. Dasar pemikiran tentang spektrum unsur.
Model atom Bohr
Elektron dalam atom bergerak melalui lintasan yang
merupakan tingkat energi tertentu, dengan demikian
elektron juga mempunyai energi tertentu

Selama bergerak dalam lintasannya elektron tidak


memancarkan energi disebut keadaan stationer atau
dasar.
Elektron dalam atom dapat menyerap energi dan pindah
ke lintasan/tingkat energi yang lebih tinggi (disebut
eksitasi atau promosi).
Modern (Mekanika Gelombang)
Elektron-elektron yang bergerak dalam atom juga
mempunyai sifat gelombang. Sehingga kedudukan elektron
tidak jelas. Kita hanya dapat berbicara tentang kebolehjadian
untuk menemukan suatu elektron pada berbagai jarak dari
inti dan pada berbagai arah dalam ruang. Daerah-daerah
dalam atom dengan kebolehjadian menemukan elektron
paling besar disebut orbital bukan orbit.
2. Teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Model atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron
dengan memasukkan konsep lintasan atau orbit stasioner
dimana elektron dapat berada di dalam lintasannya tanpa
membebaskan energi. Spektrum garis atomik juga merupakan
efek lain dari model atom Bohr. Spektrum garis adalah hasil
mekanisme elektron di dalam atom yang dapat berpindah
lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk
foton cahaya.
Dengan demikian, struktur atom berdasarkan model atom
Bohr adalah elektron dapat berada di dalam lintasan-lintasan
stasioner dengan energi tertentu. Lintasan elektron dapat juga
dianggap sebagai tingkat energi elektron.

3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama
(n): mewujudkan lintasan electron dalam atom.
2

n mempunyai harga 1, 2, 3, .....


- n = 1 sesuai dengan kulit K
- n = 2 sesuai dengan kulit L
- n = 3 sesuai dengan kulit M
- dan seterusnya
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah
elektron. Jumlah elektron maksimmm yang dapat
menempati tingkat energi itu harus memenuhi rumus Pauli
= 2n2.

Bilangan Kuantum Momentum Sudut (l)


Bilangan kuantum azimuth (l) : menunjukkan sub
kulit dimana elektron itu bergerak sekaligus menunjukkan
sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai
dengan (n-1).
n = 1 ; l = 0 ; sesuai kulit K
n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
dan seterusnya
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama
khusus:
l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik (m): mewujudkan adanya satu
ataubeberapa tingkatan energi di dalam satu sub kulit.
Bilangan kuantum magnetik (m) mempunyai harga (-l)
sampai harga (+l).
Untuk:
l = 0 (sub kulit s), harga m = 0 (mempunyai 1 orbital)
l = 1 (sub kulit p), harga m = -1, 0, +1 (mempunyai 3
orbital)
l = 2 (sub kulit d), harga m = -2, -1, 0, +1, +2 (mempunyai
5 orbital)
l = 3 (sub kwit f) , harga m = -3, -2, 0, +1, +2, +3
(mempunyai 7 orbital)
Bilangan Kuantum Spin (s)

Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran


elektron
pada
sumbunya. Dalam
satu
orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua
elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah yang
berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau
-1/2.
4. Konfigurasi Elektron
Aturan Aufbau
Aturan ini menyatakan bahwa pengisian elektron ke dalam
orbital selalu dimulai dari orbital yang mempunyai tingkat
energi rendah ke orbital yang mempunyai tingkat energi
lebih tinggi. Aturan ini dilakukan agar atom berada pada
tingkat energi minimum sehingga dapat mencapai kondisi
yang stabil.
Berdasarkan diagram tingkat energi Aufbau di atas maka
urutan pengisian elektron adalah sebagai berikut: 1s 2s 2p 3s
3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p.

Larangan Pauli
Asas larangan pauli dikemukakan oleh Wolfgang Pauli,
yakni di dalam satu atom, tidak boleh ada 2 elektron yang
mempunyai ke-4 bilangan kuantum yang sama. Maksud 2
elektron adalah elektron yang menempati satu orbital. Dalam
1 atom bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimut
dan bilangan kuantum magnetik adalah sama, yang berbeda
adalah bilangan kuantum spin. Misalnya orbital 1s yang
ditempati oleh 2 elektron.
Aturan Hund
Jika terdapat orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama,
maka tiap orbital diisi dengan satu elektron terlebih dahulu
( penuh) dengan spin yang sama. Jika masih terdapat
sejumlah elektron yang tersisa maka elektron tersebut
ditambahkan pada setiap orbital dengan spin yang
berlawanan dengan spin awal.
Menulis Konfigurasi Elektron
Konfigurasi
elektron
dapat
ditulis
berdasarkan urutan dari Aufbau atau
dapat disingkat
menggunakan konfigurasi elektron gas mulia. Singkatan ini
dilakukan agar penulisan konfigurasi elektron tidak terlalu
panjang lagipula dalam pembentukan ikatan kimia elektron
valensi lebih berperan, sedangkan elektron-elektron yang
lebih dekat ke inti tidak begitu berpengaruh dalam
pembentukan ikatan kimia.
4

Misalnya:
2
2
6
10Ne = 1s 2s 2p
2
2
6
1
1
11Na = 1s 2s 2p 3s atau (Ne) 3s

B. Sistem Periodik Unsur


1. Periode dan Golongan
Periode

Periode adalah lajur-lajur horizontal pada tabel periodik. SPU


Modern terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan
jumlah/banyaknya kulit atom unsur-unsur yang menempati
periode-periode tersebut.
Golongan
Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang terbagi
menjadi 8 golongan utama (golongan A) dan 8 golongan
transisi (golongan B). Unsur-unsur yang mempunyai
elektron valensi sama ditempatkan pada golongan yang
sama. Untuk unsur-unsur golongan A sesuai dengan
letaknya dalam sistem periodik :
Nomor Golongan = Jumlah Elektron Valensi. Unsur-unsur
golongan A mempunyai nama lain yaitu :
1. Golongan IA = golongan Alkali
2. Golongan IIA = golongan Alkali Tanah
3. Golongan IIIA = golongan Boron
4. Golongan IVA = golongan Karbon
5. Golongan VA = golongan Nitrogen
6. Golongan VIA = golongan Oksigen
7. Golongan VIIA = golongan Halida / Halogen
8. Golongan VIIIA = golongan Gas Mulia

2. Sifat-Sifat Periodik Unsur


Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak elektron di kulit terluar dari inti


atom. Jari-jari atom sulit untuk ditentukan apabila unsur
berdiri sendiri tanpa bersenyawa dengan unsur lain. Jari-jari
atom secara lazim ditentukan dengan mengukur jarak dua
inti atom yang identik yang terikat secara kovalen. Pada
penentuan jari-jari atom ini, jari- jari kovalen adalah
setengah jarak antara inti dua atom identik yang terikat
secara kovalen.
Unsur-unsur dalam satu periode (dari kiri ke kanan)
berjumlah kulit sama tetapi jumlah proton bertambah
sehingga jari-jari atom juga berubah. Karena jumlah proton
bertambah maka muatan inti juga bertambah yang
mengakibatkan gaya tarik menarik antara inti dengan
elektron pada kulit terluar semakin kuat. Kekuatan gaya
tarik yang semakin meningkat menyebabkan jari-jari atom
5

semakin kecil. Sehingga untuk unsur dalam satu periode,


jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke kanan.

Energi Ionisasi
Energi minimum yang dibutuhkan untuk melepas elektron
atom netral dalam wujud gas pada kulit terluar dan terikat
paling lemah disebut energi ionisasi. Nomor atom dan jarijari atom mempengaruhi besarnya energi ionisasi. Semakin
besar jari-jari atom maka gaya tarik antara inti dengan
elektron pada kulit terluar semakin lemah. Hal ini berarti
elektron pada kulit terluar semakin mudah lepas dan energi
yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron tersebut
semakin kecil. Akibatnya, dalam satu golongan, energi
ionisasi semakin kecil dari atas ke bawah. Sedagkan dalam
satu periode, energi ionisasi semakin besar dari kiri ke
kanan.

Anifitas Elektron
Afinitas elektron merupakan enegi yang dilepaskan atau
diserap oleh atom netral dalam bentuk gas apabila terjadi
penangkapan satu elektron yang ditempatkan pada kulit
terluarnya dan atom menjadi ion negatif. Afinitas elektron
dapat berharga positif dan negatif. Afinitas elektron
berharga negatif apabila dalam proses penangkapan satu
elektron, energi dilepaskan. Ion negatif yang terbentuk
akibat proses tersebut bersifat stabil.
6

Keelektronegatifan

Keelektronegatifan
ada-lah
skala
yang
dapat
menjelaskan kecenderungan atom suatu unsur untuk
menarik elektron menuju kepadanya dalam suatu ikatan.
Keelektronegatifan secara umum, dalam satu periode, dari
kiri ke kanan semakin bertambah dan dalam satu golongan,
dari atas ke bawah keelekrnegatifan semakin berkurang.
Hal ini dapat dimengerti karena dalam satu periode, dari kiri
ke kanan, muatan inti atom semakin bertambah yang
mengakibatkan gaya tarik antara inti atom dengan elektron
terluar
juga
semakin
bertambah.
Fenomena
ini
menyebabkan jari-jari atom semakin kecil, energi ionisasi
semakin besar, afinitas elektron makin besar dan makin
negatif dan akibatnya kecenderungan untuk menarik
elektron
semakin
besar.

3. Sifat-Sifat Golongan dalam Tabel Periodik

Alkaki (IA)
Unsur-unsur pada golongan IA dalam tabel periodik dikenal
juga dengan nama unsur alkali, karena semua anggotanya
bereaksi dengan air membentuk larutan alkali. Anggota
golongan alkali dari atas ke bawah berturut turut adalah
litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium
(Cs), dan fransium (Fr). Unsur-unsur alkali disebut juga
logam alkali. Unsur alkali memiliki ukuran yang lebih besar
di antara unsur-unsur dalam satu periode. Unsur-unsur ini
mempunyai energi ionisasi kecil.

Alkali Tanah (IIA)

Anggota unsur alkali tanah adalah berelium (Be),


magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba),
dan unsur radioaktif radium (Ra). Di antara unsur-unsur ini
Mg dan Ca yang terbanyak terdapat di kerak bumi. Atomatom golongan ini memiliki konfigurasi elektron np6(n +
1)s2 kecuali Be. Kerapatan unsur-unsur golongan ini lebih
besar dari unsur alkali dalam satu periode. Unsur-unsur ini
mempunyai dua elektron valensi yang terlibat dalam ikatan
logam. Oleh karena itu dibandingkan dengan unsur
golongan IA, unsurunsur ini lebih keras, energi kohesinya
lebih besar, dan titik lelehnya lebih tinggi.
Titik leleh unsur-unsur alkali tanah tidak berubah secara
teratur karena mempunyai struktur kristal yang berbeda.
Misal unsur Be dan Mg memiliki struktur kristal heksagonal
terjejal, sedangkan struktur kristal unsur Sr berbentuk
kubus berpusat muka dan struktur kristal unsur Ba
berbentuk kubus berpusat badan.
Boron (IIIA)
Unsur-unsur golongan IIIA tidak sereaktif unsur golongan IA
dan IIA. Anggota unsur golongan IIIA adalah boron (B),
aluminium (Al), gallium (Ga), indium (In), dan talium (Ti).
Boron merupakan unsur pertama dalam golongan IIIA yang
tergolong metaloid, sedangkan unsur-unsur lainnya
tergolong logam. Reaktivitas unsur-unsur golongan ini tidak
ada kecenderungan. Potensial reduksi golongan IIIA negatif,
ini menunjukkan bahwa unsur IIIA bersifat lebih logam
dibanding hidrogen. Al3+ mempunyai potensial reduksi
negatif yang paling besar di antara kation golongan IIIA.
Oleh karena itu Al merupakan logam golongan IIIA yang
paling aktif.
Karbon (IVA)
Kecenderungan dari non-logam ke logam jika anda turun
dalam satu golongan jelas terlihat pada struktur unsurunsur itu sendiri.
Karbon pada posisi paling atas mempunyai struktur kovalen
raksasa dengan dua allotropi yang sangat dikenal intan
dan grafit. Intan memiliki struktur tiga dimensi dari atomaton karbon yang masing-masing tergabung secara kovalen
dengan 4 atom lainnya. Struktur yang sama seperti ini
ditemukan pada silikon, germanium, dan pada salah satu
allotropi timah "timah abu-abu" atau "alfa-timah". Allotropi
yang umum untuk timah ("timah putih" atau "beta-timah")
merupakan logam dan atom-atomnya terikat oleh ikatan
logam. Strukturnya berupa terjejal yang terdistorsi. Pada
8

struktur terjejal, masing-masing atom dikelilingi oleh 12


atom tetangga terdekat.
Nitrogen (VA)
Sifat-sifat yang terletak pada golongan V A (N, P, As, Sb, Bi)
adalah sebagai berikut :
Energi ionisasi sangat tinggi, sehingga sukar untuk
membentuk kation.
Dapat membentuk senyawa hidrida yang makin menurun
kestabilannya.
Oksigen (VIA)
Secara umum, reaktifitas unsur golongan VI A dari atas
kebawah akan menurun. Penurunan ini sangat berkaitan
erat dengan elektronegatifitas dari tiap atom anggotanya.
Halogen (VIIA)
Senyawa dan ion golongan halogen dinamakan halide.
Anggota golongan VIIA adalah fluor (F), klor (Cl), brom (Br),
iod (I), dan astat (As). Astat ditemukan di alam dalam
jumlah yang sangat sedikit. Semua unsur halogen bersifat
nonlogam.
Gas Mulia (VIIIA)
Golongan gas mulia terdiri atas helium (He), neon (Ne),
argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe). Gas mulia memiliki
konfigurasi elektron yang penuh. Oleh karena itu, unsur gas
mulia stabil.

Anda mungkin juga menyukai