Anda di halaman 1dari 18

UKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)

Pada awal abad ke- 18, para kimiawan dalam usahanya mempelajari kalor dan
pembakaran menemukan hal yang sangat aneh. Contohnya, jika kayu dibakar, maka
akan menghasilkan residu abu (padatan) yang jauh lebih ringan daripada kayu semula.
Akan tetapi, jika logam dibakar di udara bebas, maka akan menghasilkan oksida yang
lebih berat dibandingkan dengan logam semula. Untuk menjawab keanehan tersebut,
para kimiawan mengembangkan metode eksperimen secara cermat dengan
menggunakan neraca kimia dalam mengukur volume atau massa gas, cair dan padat
yang terjadi pada reaksi kimia. Oleh karena itu, massa reaktan dan hasil reaksi dapat
diukur dengan cermat. Hasil eksperimen tersebut menyajikan fakta kepada pengamat
dan menuntut mereka ke perumusan hukum fundamental (dasar ) yang menguraikan
sifat kimia. Hukum dasar yang diperoleh dikenal dengan hukum kekekalan massa,
yaitu sebagai berikut.

’’ Massa tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan dalam perubahan materi apa
pun.’’

Fakta hukum dasar kekekalan massa sudah dibuktikan pada tahun 1756 oleh
ilmuwan Rusia, M.V. Lomonosov. Mungkin karena masalah bahasa, karyanya tidak
dikenal di Eropa Barat secara meluas. Secara terpisah pada tahun 1783, seorang
kimiawan besar Prancis, Antoine Lavoisier melakukan hal yang sama dengan
menggunakan neraca kimia untuk menunjukkan bahwa jumlah dari massa hasil reaksi
kimia sama dengan jumlah massa reaktannya.

Lavoisier melakukan eksperimen dengan memanaskan mrerkuri dalam labu


tertutup yang berisi udara. Setelah beberapa hari, terbentuk zat yang berwarna merah
yaitu merkuri(II) oksida. Gas dalam tabung massanya berkurang dan tidak dapat lagi
menyangga pembakaran (lilin dalam tabung tidak menyala lagi) dan hewan akan mati
jika dimasukkan ke dalamnya. Hal itu menunjukkan bahwa gas oksigen dalam tabung
sudah habis. Sekarang diketahui bahwa gas yang tersisa adalah nitrogen, sedangkan
oksigen dari udara dalam tabung telah habis bereaksi dengan merkuri. Selanjutnya,
Lavoisier mengambil oksida merkuri tersebut dan memanaskannya sehingga terurai
kembali. Kemudian dia menimbang merkuri dan gas yang dihasilkan. Ternyata massa
gabungannya sama dengan massa merkuri(II) oksida yang digunakan semula.
Akhirnya setelah beberapa kali dilakukan eksperimen dan hasilnya sama, Lavoisier
menyatakan hukum kekekalan massa yaitu sebagai berikut.

’’ Dalam setiap reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.’’

Lavoisier adalah orang pertama yang mengamati bahwa reaksi kimia analog
dengan persamaan aljabar.
Contoh :
S(s) + O2(g) → SO2(g)
1 mol S bereaksi dengan 1 mol O2 membentuk 1 mol SO2. 32 gram S bereaksi dengan 32 gram O2
membentuk 64 gram SO2. Massa total reaktan sama dengan massa produk yang dihasilkan.
H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l)
1 mol H2 bereaksi dengan ½ mol O2 membentuk 1 mol H2O. 2 gram H2 bereaksi dengan 16 gram
O2 membentuk 18 gram H2O. Massa total reaktan sama dengan massa produk yang terbentuk.

(Hukum Proust), Bunyi, Dasar Teori, Praktikum, Percobaan, Contoh Soal, Kunci Jawaban - Ada
berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih, sebagai contoh air (H2O). Air
dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur hidrogen dan oksigen. Materi mempunyai massa, termasuk
hidrogen dan oksigen. Bagaimana kita mengetahui massa unsur hidrogen dan oksigen yang
terdapat dalam air? Pada tahun 1799, Seorang ahli kimia Prancis yang bernama Joseph Louis
Proust (1754–1826) mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk air. [1]

Tabel 1. Hasil Eksperimen Proust [1]

Massa Hidrogen Massa Oksigen Massa Air yang Sisa Hidrogen


yang Direaksikan yang Direaksikan Terbentuk atau Oksigen
(g) (g) (g) (g)
1 8 9 –
2 8 9 1 g hidrogen
1 9 9 1 g oksigen
2 16 18 –

Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 g gas hidrogen bereaksi dengan 8 g oksigen
menghasilkan 9 g air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang
terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air
yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang
terkenal dengan sebutan hukum perbandingan tetap, yang berbunyi:

“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap.”

Dengan memakai pemahaman hukum perbandingan tetap, definisi senyawa dapat diperluas
sebagai berikut:

"Pada setiap reaksi, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat lain selalu tetap, dalam
suatu senyawa murni selalu terdiri atas unsur-unsur sama yang tergabung dalam perbandingan
tertentu."

Contoh :

Air mengandung: hidrogen = 11,19% dan oksigen = 88,81%


Berarti, jumlah oksigen yang tergabung dengan 1 gram hidrogen dalam air adalah 8 gram.

Percobaan Kimia Sederhana 1 :

Hukum Perbandingan Tetap (Proust)

Tujuan :

Mengamati dan menafsirkan data percobaan tentang massa dua unsur yang bersenyawa serta
membuktikan Hukum Perbandingan Tetap

Alat dan Bahan :

Data percobaan :

Langkah Kerja

Amati data percobaan berikut.:

Dua cuplikan garam dapur murni asal Madura dan Cirebon menghasilkan data sebagai berikut.

Massa Garam Massa Natrium dari Cuplikan Massa Klor dari Cuplikan

Cuplikan 1 0,2925 g 0,1150 g 0,1775 g


Cuplikan 2 1,775 g 0,690 g 1,065 g

Jawablah pertanyaan berikut untuk membuktikan fakta.

1. Hitunglah persentase natrium dalam cuplikan 1 dan cuplikan 2.


2. Bandingkanlah hasilnya. Apakah nilainya sama?
3. Hitunglah persentase klor dalam cuplikan 1 dan cuplikan 2.
4. Bandingkanlah hasilnya. Apakah nilainya sama?
5. Mengapa setiap unsur dalam kedua cuplikan garam memiliki persentase berat yang
sama?
6. Diskusikan hasil yang Anda peroleh dengan teman Anda.

Apakah kesimpulan Anda dari kegiatan tersebut? Bandingkanlah kesimpulan Anda dengan
penjelasan dari hasil percobaan Proust.
Natrium Klorida. [4]
Senyawa yang sama meskipun berasal dari daerah berbeda atau dibuat dengan cara yang berbeda
ternyata mempunyai komposisi yang sama. Contohnya, hasil analisis terhadap garam natrium
klorida dari berbagai daerah sebagai berikut. [2]

Tabel 1. Hasil Analisis Garam dari Berbagai Daerah

Asal Massa Garam Massa Natrium Massa Klorida Massa Na : Cl


Indramayu 2 gram 0,786 gram 1,214 gram 1 : 1,54
Madura 1,5 gram 0,59 gram 0,91 gram 1 : 1,54
Impor 2,5 gram 0,983 gram 1,517 gram 1 : 1,54

Sebagaimana ditunjukkan dalam perhitungan di atas, bahwa perbandingan massa Na terhadap Cl


ternyata tetap, yaitu 1 : 1,54. Jadi, senyawa tersebut memenuhi hukum Proust.

Contoh menentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa sebagai berikut.

Tabel 2. menunjukkan data hasil percobaan reaksi besi dengan belerang membentuk senyawa
besi sulfida (FeS).

Tabel 2. Perbandingan Massa Besi dan Belerang pada Senyawa FeS [2]

Massa Belerang
Massa Besi (Fe) Massa FeS yang Perbandingan Massa
No. (S) yang
yang Direaksikan Terbentuk Fe dan S pada FeS
Direaksikan
1. 0,42 gram 0,24 gram 0,66 gram 7:4
2. 0,49 gram 0,28 gram 0,77 gram 7:4
3. 0,56 gram 0,32 gram 0,88 gram 7:4
4. 0,71 gram 0,40 gram 1,11 gram 7:4

Berdasarkan data tersebut ternyata perbandingan massa besi dan belerang pada senyawa besi
sulfida (FeS) selalu tetap, yaitu 7 : 4.
Data reaksi antara hidrogen dan oksigen membentuk air, jika diketahui perbandingan massa H :
O membentuk air adalah 1 : 8 sebagai berikut.

Tabel 3. Data Reaksi Antara Hidrogen dan Oksigen Membentuk Air

Massa Hidrogen Massa Oksigen Massa Air yang Massa Pereaksi


No.
yang Direaksikan yang Direaksikan Terbentuk yang Tersisa
1. 1 gram 8 gram 9 gram -
2. 2 gram 16 gram 18 gram -
3. 1 gram 9 gram 9 gram 1 gram oksigen
4. 5 gram 24 gram 27 gram 2 gram hidrogen
5. 10 gram 10 gram 11,25 gram 8,75 gram hidrogen

Percobaan Kimia Sederhana 2 : [1]

Ambil serbuk besi dan belerang. Diketahui bahwa perbandingan unsur besi (Fe) dan belerang (S)
membentuk besi belerang (FeS) sebesar 7 : 4. Lakukan beberapa percobaan dengan jumlah besi
dan belerang yang bervariasi, catat dan lengkapi data sebagai berikut.

Besi Sisa
Besi Belerang
Belerang Besi Belerang
(g) (g)
(g)
7
10
...
...
...

Contoh Soal 1 :

Tembaga oksida dibuat dengan tiga macam cara dan diperoleh hasil sebagai berikut.

a. 6,360 g tembaga menghasilkan 7,959 g tembaga oksida


b. 9,540 g tembaga menghasilkan 11,940 g tembaga oksida
c. 8,480 g tembaga menghasilkan 10,614 g tembaga oksida

Tunjukkan bahwa tiga macam cara tersebut sesuai dengan Hukum Perbandingan Tetap.

Kunci Jawaban :

Menurut hukum ini, perbandingan massa ketiga cuplikan itu harus tetap. Oleh karena itu, perlu
kita hitung persentase tembaga dalam cuplikan tersebut.

Dalam (a) Dalam (b) Dalam (c)


(6,360/ 7,959) x 100 (9,540/11,940) x 100 (8,480/100) x 10,614
= 79,91% = 79,90% = 79,89%

Hasil perhitungan menunjukkan komposisi massa tembaga dalam ketiga cuplikan itu sama
(79,9%). Jadi, tiga cara pembuatan tembaga oksida ini sesuai dengan Hukum Perbandingan
Tetap.

Contoh Soal 2 : [1]

Jika kita mereaksikan 4 g hidrogen dengan 40 g oksigen, berapa g air yang terbentuk?

Kunci Jawaban :

Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.


Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.
Oleh karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8 maka 4 gr hidrogen memerlukan 4 x 8 g
oksigen yaitu 32 g.

Pada kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa
sebanyak ( 40 – 32 ) g = 8 g. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa massa air yang
terbentuk dari 4 g hidrogen dan 32 g oksigen. Jawabannya tentu saja 36 g.

Ditulis sebagai H2 + O2 → H2O


Perbandingan massa 1g 8g 9g
Jika awal reaksi 4g 40 g ...g
Yang bereaksi 4g 32 g 36 g
Oksigen bersisa = 8g

Hukum Proust dapat dijabarkan lagi, dalam rangka menentukan kadar unsur atau massa unsur
dalam senyawa. Secara umum untuk senyawa : AmBn

%A dalam AmBn = (mxArA / Mr AmBn) x x% AmBn

Massa B dalam AmBn = (nxArB / Mr AmBn) x massa AmBn

Oleh karena itu dapat juga diturunkan kadar zat dalam campuran, cuplikan, atau mineral, atau
bijih.

% zat dalam campuran = (Banyaknya zat tersebut / Banyaknya campuran) x 100 %

Contoh Soal 3 : [1]

Berapa kadar C dalam 50 g CaCO3 ? (Ar: C = 12; O= 16; Ca=40)


Kunci Jawaban :

Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3

Massa C = 12/100 x 50 g = 6 g

Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%


Kadar C= 6/50 x 100 % = 12%

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sifat-sifat senyawa sebagai berikut.

1. Tergolong zat tunggal.


2. Homogen.
3. Dengan cara kimia dapat diuraikan menjadi dua jenis zat atau lebih.
4. Terdiri dari dua jenis unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu.
5. Mempunyai sifat-sifat tertentu yang berbeda dari sifat unsur-unsur penyusunnya (sifat
unsur penyusun senyawa tidak tampak lagi).

Contoh Soal 3 : [2]

Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa kalsium oksida
adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram oksigen, tentukan massa kalsium
oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!

Kunci Jawaban :

Langkah- Massa CaO yang Massa Sisa


Massa Kalsium Massa Oksigen
langkah Terbentuk Pereaksi
Mula-mula 10 gram 12 gram – –
Perbandingan 10 / 5 = 2 * (pilih 12 / 2 = 6
massa angka kecil)

Bereaksi 2 × 5 = 10 gram 2 × 2 = 4 gram 10 + 4 = 14 gram


Sisa 10 – 10 = 0 gram 12 – 4 = 8 gram 8 gram oksigen

Contoh Soal 3 : [3]

Perbandingan unsur nitrogen dan unsur hidrogen pada pembentukan amonia sebesar 14 : 3. Jika
28 gram gas
nitrogen dan 9 gram gas hidrogen direaksikan, maka tentukan:

a. massa amonia yang terbentuk;


b. zat yang tersisa dan banyaknya!

Kunci Jawaban :
Perbandingan massa nitrogen, (28 : 14 = 2) adalah 2 kali angka perbandingan, sedangkan
hidrogen (9 : 3 = 3) adalah 3 kali angka perbandingan. Jadi, nitrogen habis bereaksi dan hidrogen
bersisa.

a. massa amonia yang dihasilkan = (17/14) x 28 = 34 gram


b. massa hidrogen yang bereaksi = (13/14) x 28 = 6 gram massa hidrogen sisa = 9 – 6 = 3 gram

Massa zat yang dicari = (perbandingan zat yang akan dicari / perbandingan zat yang diketahui)
x massa zat yang diketahui

Anda sekarang sudah mengetahui Hukum Perbandingan Tetap atau Hukum Proust. Terima
kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rahayu, I. 2009. Praktis Belajar Kimia, Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p 210.

Referensi Lainnya :

[1] Setyawati, A. A. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186.

[2] Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009. Kimia
: Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250.

[3] Harnanto, A. dan Ruminten. 2009. Kimia 1 : untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 194.

(Hukum Dalton), Berganda, Bunyi, Dasar Teori, Praktikum, Percobaan, Contoh Soal, Kunci
Jawaban - Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang
dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah seorang di antaranya adalah John Dalton
(1766 – 1844). Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa. [1]

Berdasarkan percobaan yang dilakukan Dalton diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Reaksi antara Oksigen dan Nitrogen

Massa Nitrogen Massa Oksigen Massa Senyawa


Jenis Senyawa
yang Direaksikan yang Direaksikan yang Terbentuk
Nitrogen monoksida 0,875 gram 1,00 gram 1,875 gram
Nitrogen dioksida 1,75 gram 1,00 gram 2,75 gram
Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam senyawa
nitrogen dioksida dan senyawa nitrogen monoksida merupakan bilangan bulat dan sederhana.

Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida / Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen
monoksida = 1,75 gram / 0,87 gram = 2/1

“Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah
satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya
berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana."

Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO, N2O3, dan N2O4 dengan
komposisi massa terlihat dalam tabel berikut. [2]

Tabel 2. Perbandingan Nitrogen dan Oksigen dalam Senyawanya

Massa Nitrogen Massa Oksigen


Senyawa Perbandingan
(g) (g)

N2O 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
N2O3 28 48 7 : 12
N2O4 28 64 7 : 16

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa apabila massa N dibuat tetap (sama) sebanyak 7 g maka
perbandingan massa oksigen dalam:

N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4

Percobaan Kimia Sederhana 1 :

Pembuktian Hukum Kelipatan Perbandingan

Tujuan :

Mengamati dan membuktikan berdasarkan data percobaan Hukum Kelipatan Perbandingan

Alat dan Bahan :

Data percobaan

Langkah Kerja :

Cermati data percobaan berikut.

Nitrogen dan oksigen dapat membentuk beberapa macam senyawa.


Senyawa Massa Nitrogen (% ) Massa Oksigen (%)
1 63,7 36,3
2 46,7 53,3
3 36,9 ...
4 30,5 ...
5 ... 74,1
6 ... 77,4

Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta.

1. Hitunglah perbandingan massa nitrogen terhadap massa oksigen pada senyawa 1 dan senyawa
2.
2. Lengkapi persentase massa oksigen pada senyawa 3 dan 4 dan hitunglah perbandingan massa
nitrogen terhadap massa oksigen pada senyawa 3 dan senyawa 4 (seperti untuk senyawa 1 dan
2).
3. Lengkapi persentase massa nitrogen pada senyawa 5 dan senyawa 6 dan hitunglah
perbandingan massa nitrogen terhadap massa oksigen pada senyawa 5 dan senyawa 6.
4. Hitunglah massa nitrogen dan massa oksigen senyawa 1 sampai dengan senyawa 6 jika massa
nitrogen dibuat sama (1 bagian massa nitrogen) seperti tabel berikut.

Senyawa Massa Nitrogen (%) Massa Oksigen (%)


1 1 0,57
2 1 ...
3 1 ...
4 1 ...
5 1 ...
6 1

5. Hitunglah perbandingan persentase massa oksigen senyawa 1 sampai dengan senyawa 6.

Senyawa 1 2 3 4 5 6
Massa Oksigen (%) 0,57 ... ... ... ... ...
Perbandingan 1 ... ... ... ... ...

6. Apakah perbandingan massa oksigen merupakan bilangan sederhana?

Kerjakanlah secara berkelompok dan diskusikanlah hasil yang diperoleh.

Bagaimana penyelidikan yang Anda lakukan tersebut? Bandingkanlah hasil kegiatan Anda
dengan Hukum Dalton.

Percobaan Kimia Sederhana 2 :


Besi dan belerang mampu membentuk dua jenis senyawa yaitu FeS dan Fe2S3. Ambillah 56 g
serbuk besi dan 32 g belerang, reaksikan. Setelah itu ambil 112 g serbuk besi dan 96 g belerang,
reaksikan! Tuliskan hasil pengamatan dalam tabel berikut ini!

Massa Besi Massa Belerang


Senyawa Perbandingan
(g) (g)
FeS 56 32 ...
Fe2S3 112 96 ...

Dari tabel di atas, kesimpulan apakah yang dapat diambil?

Pertanyaan: berapakah perbandingan belerang dalam FeS dan Fe2S3?

Cobalah senyawa lain untuk kelompok yang berbeda, diskusikan di kelas!

Contoh Soal :

Merkuri (raksa) dan klor membentuk dua macam senyawa. Dalam satu senyawa 0,66 g merkuri
bergabung dengan 0,118 g klor. Dalam senyawa yang lain 1,00 g merkuri bergabung dengan
0,355 g klor. Apakah data ini mendukung Hukum Kelipatan Perbandingan?

Kunci Jawaban :

Untuk memudahkan penyelesaian dapat dibuat tabel perbadingan seperti berikut.

Senyawa Hg (g) Cl (g) Massa Hg / Massa Cl


I 0,669 0,188 1 : 0,176
II 1,00 0,355 1 : 0,355

Jumlah klor yang bergabung dalam 1 g merkuri berbanding sebagai 0,176 : 0,355 atau 1 : 2.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa perbandingan massa klor yang bergabung dengan merkuri
merupakan bilangan bulat yang sederhana. Dengan demikian, data tersebut mendukung Hukum
Kelipatan Perbandingan.

Anda sekarang sudah mengetahui Hukum Perbandingan Kelipatan atau Hukum Dalton.
Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rahayu, I. 2009. Praktis Belajar Kimia, Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p 210.

Referensi Lainnya :
[1] Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009. Kimia
: Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250.

[2] Setyawati, A. A. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186.

merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan penegakan hukum. f. Hukum sebagai
keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi yang menyangkut keputusan penguasa. g.
Hukum sebagai proses pemerintahan, yaitu proses hubungan timbal-balik antara unsur-unsur
pokok sistem kenegaraan. h. Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau perikelakuan yang teratur,
yaitu perikelakuan yang diulang-ulang dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai
kedamaian…

Elemen elemen dari hukum ketenagakerjaan


July 21, 2014 Filled under Hukum No Comments

Elemen elemen dari hukum ketenagakerjaan - Dalam hukum perburuhan atau hukum
ketenagakerjaan terdapat beberapa Elemen elemen dari hukum ketenagakerjaan yang harus
dipahami, seperti tenaga kerja, pekerja/buruh, pemberi kerja, pengusaha, perusahaan dan lain-
lain. Istilah dalam pengertian hal tersebut diatas dapat ditemui dalam peraturan perundangan-
undangan ketenagakerjaan. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyatak…

Pengertian Hukum Pidana


October 17, 2014 Filled under Uncategorized No Comments

Definisi Hukum Pidana dan Pengertian Hukum Pidana Hukum Pidana sebagai Hukum yang
mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Undang-Undang dan berakibat diterapkannya
hukuman bagi siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan
dalam Undang-Undang Pidana. Seperti perbuatan yang dilarang dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, Undang-Undang Korupsi, Undang-Undang HAM dan lain sebagainya. Hukum
pidana adalah hukum y…

Definisi Hukum Menurut Para Ahli


May 13, 2015 Filled under Hukum No Comments

Pengertian Hukum Menurut Para ahli dan Definisi Hukum Menurut Para ahli Pengertian
Hukum Menurut Para Aristoteles “Particular law is that which each community lays down and
applies to its own members. Universal law is the law of nature” (Hukum tertentu adalah sebuah
hukum yang setiap komunitas meletakkan ia sebagai dasar dan mengaplikasikannya kepada
anggotanya sendiri. Hukum universal adalah hukum alam). Pengertian Hukum Menurut Para
Grotius “L…

Tujuan hukum menurut para ahli


August 27, 2015 Filled under Hukum No Comments

Tujuan hukum menurut para ahli - Sama halnya dengan pengertian hukum, banyak teori atau
pendapat mengenai tujuan hukum. Berikut ini adalah teori-teori menurut para ahli : Tujuan
hukum menurut Prof Subekti, SH : Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan. Keadilan itu
menuntut bahwa dalam keadaan yang sama tiap orang mendapat bagian yang sama pula. Tujuan
hukum…

Hukum Perbandingan Volume (Gay-Lussac) – Sobat hitung, mari lanjutkan belajar kita tentang
hukum dasar kimia. Kalau diingat-ingat lagi kemarin kita telah belajar

1. Hukum Kekekalan Massa – Antoine Lavoisier


2. Hukum Perbandingan Tetap – Proust
3. Hukum Perbandingan Berganda – John Dalton

Sekarang kita akan belajar Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac).


Sekitar 200 tahun yang lalu (1778-1850) seorang ilmuan bidang fisika dan kimia bernama Joseph
Louis Gay Lussac melakukan eksperimen perihal reaksi dari beberapa unsur berwujud gas. Pada
usianya yang ketiga puluh, ilmuwan asal Perancis ini telah melakukan berbagai eksperimen
dengan beberapa gas. Ketika ia mereakasikan 1 bagian volume gas hidrogen dengan satu bagian
volum gas klor akan menghasilkan dua bagian volum gas hidrogen klorida. Ketika Lussac
mereaksikan 2 bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 bagian volume gas oksigen
ternyata menghasilkan dua bagian volume uap air. Demikian juga ketika ia mereaksikan gas
hidrogen dengan nitrogen, 3 bagian hidrogen bereaksi dengan 1 bagian gas nitrogen
menghasilkan 2 bagian gas amonia.

berikut reaksi nya


H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g)
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g)
3 H2(g) + N2(g) → 2 NH3(g)
Coba sobat perhatikan koefisien di depan masing-masing gas dalam reaksi di atas ternyata
sesuai dengan pebandingan volume dari gas yang terlibat dalam reaksi. Inilah yang kemudian
dikenal dengan hukum perbandingan volume (Gay Lussac)

Bunyi hukum perbandingan volume (Gay Lussac)


“Volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi, bila diukur
pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan yang
bulat dan sederhana”

Yang perlu sobat perhatikan adalah hukum perbandingan volume tidak berlaku pada reaksi yang
melibatkan zat dalam fase padat dan cair. Pada zat padat dan cair, koefisien reaksi hanya
menyatakan perbandingan mol, tidak menyatakan perbandingan volume.

Contoh soal hukum perbandingan volume


Coba sobat tentukan banyaknya volume gas hidrogen yang bereaksi dengan 16 liter gas oksigen
dan menghasilkan uap air.

jawab
untuk menentukan perbandingan volume kita harus mencari perbandingan koefisien gas dalam
reakasi.
H2(g) + O2(g) → H2O(g) (kita setarakan reaksi)
2 H2 + O2 → 2 H2O (setara)
dari reaksi di atas, didapat perbandingan koefisien 2 (hidrogen) : 1 (oksigen) : 2 (uap air)
jika kita punya gas oksigen 16 liter, maka volume hidrogen yang diperlukan
2/1 x 16 = 32 liter gas hidrogen.

Latihan Soal

Hukum ini ditemukan oleh Amedeo Avogadro pada tahun 1811. Hipotesis Avogadro
menyatakan bahwa dua sampel gas ideal dengan volume, suhu, dan tekanan yang sama, maka
akan mengandung molekul yang jumlahnya sama. Contohnya adalah, ketika hidrogen dan
nitrogen dengan volume yang sama mengandung jumlah molekul yang sama ketika mereka
berada pada suhu dan tekanan yang sama. Avogadro menyebut partikel sebagai molekul.
Untuk suatu massa dari gas ideal, volume dan mol gas secara langsung akan proporsional jika
suhu dan tekanannya konstan. Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

atau

Dimana:

 V adalah volume gas


 n adalah jumlah zat dari gas (dalam satuan mol)
 k adalah konstanta yang sama dengan RT/P, di mana R adalah konstanta gas universal, T
adalah suhu Kelvin, dan P adalah tekanan. Sebagai suhu dan tekanan yang konstan, RT/P
juga konstan dan disebut sebagai k. Ini berasal dari hukum gas ideal.

Hukum ini menjelaskan bagaimana dalam kondisi suhu, tekanan, dan volume gas yang sama
pasti mengandung jumlah molekul yang sama. Untuk membandingkan substansi yang sama di
bawah dua set yang kondisinya berbeda, hukum ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Persamaan ini menunjukkan bahwa, jika jumlah mol gas meningkat, volume gas juga akan
meningkat secara proporsional. Dan sebaliknya, jika jumlah mol gas berkurang, maka volume
juga menurun.

3. Definisi Matematika Hukum Avogadro


Hukum Avogadro dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

Dimana:

 V adalah volume gas


 n adalah jumlah zat gas
 k adalah konstanta

Ketetapan yang paling terlihat dari hukum Avogadro adalah pada konstanta gas ideal memiliki
nilai yang sama untuk semua jenis gas. Yang dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:
 p adalah tekanan gas
 T adalah temperatur gas dalam Kelvin

Satu mol adalah jumlah zat yang mangandung partikel (atom, molekul, ion) sebanyak atom yang
terdapat dalam 12 gram karbon dengan nomor massa 12 (karbon-12, C-12). Jumlah atom yang
terdapat dalam 12 gram karbon-12 sebanyak 6,02×1023 atom C-12. tetapan ini disebut tetapan
Avogadro. Tetapan Avogadro (L) = 6,02×1023 partikel/mol. Tetapan avogadro adalah jumlah
molekul yang terdapat dalam satu mol atau berat gram molekul dari bahan apapun.

Satu mol gas ideal memiliki volum 22.4 liter pada kondisi standar (STP), dan angka ini sering
disebut volum molar gas ideal. Gas-gas nyata (non-ideal) memiliki nilai yang berbeda.

Sumber:

Judul Alamat
1. Avogadro's law http://en.wikipedia.org/wiki/Avogadro%27s_law
2. Hukum Avogadro http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Avogadro
3. Mengenal Hukum Gay Lussac http://indonesiaindonesia.com/f/101669-mengenal-
dan Hipotesis Avogadro hukum-gay-lussac-hipotesis-avogadro/
4. E. Hukum Avogadro http://rahmikimia.wordpress.com/kimia-kelas-x/5-
hukum-hukum-dasar-kimia/d-hukum-perbandingan-
volume-hukum-gay-lussac/
5. Hukum Avogadro http://www.anneahira.com/hukum-avogadro.htm

1. Rumus Empiris dan Rumus Molekul

Rumus Empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom- atom yang meyusun
senyawa. Sedangkan rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah dan jenis atom-
atom unsur yang menyusun satu molekul senyawa. Contohnya sebagai berikut:

Rumus Molekul Rumus Empiris


C2H6 CH3

C6H12O6 CH2O

C6H6 CH

H2SO4 H2SO4
NH3 NH3

Untuk mendapatkan rumus empiris, dapat digunakan perhitungan dalam mol unsur menghasilkan
perbandingan jumlah atom dalam molekul.

Contoh soal:

a. Suatu senyawa organik tersusun dari 40 % karbon, 6,6 % hidrogen, dan sisanya oksigen. (Ar
C= 12, H=1, O= 16). Jika mr = 90. Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa
tersebut!

Jawab:

C= 40 %, H= 6,6 %, O = 100 – (40+6,6) = 53,4 %

Mol C : mol H : mol O = 40 / 12 : 6,6 / 1 : 53,4 / 16

= 3,3 : 6,6 : 3,3

=1:2:1

jadi, rumus empirisnya adalah CH2O

(CH2O)n = 90

( 1 .Ar C + 2. Ar H + 1. Ar O)n = 90

( 1. 12 + 2. 1 + 1. 16)n = 90

30 n = 90

n=3

Jadi rumus molekulnya = C3H6O3

b. 17 gram suatu oksida logam dengan rumus empiris M2O3 mengandung 8 gram oksigen. Jika
Ar O = 16. Berapa Ar logam M tersebut?

Jawab:

Massa O = 8 gram

Massa M = 17 – 8 = 9 gram

Mol M : mol O = 9/ Ar M : 8 / 16 = 2 : 3
Jadi Ar M adalah 27

c. Sebanyak 92 gram senyawa karbon dibakar sempurna menghasilkan 132 gram karbon
dioksida dan 72 gram air. Tentukan rumus empiris senyawa tersebut (Ar C = 12, H = 1, dan O =
16).

Jawab:

Massa C = (1. Ar C / Mr CO2 ) x massa CO2 = (12/ 44 ) x 132 gram = 36 gram

Massa H = (2. Ar H / Mr H2O) x massa H2O = (2/ 18 ) x 72 gram = 8 gram

Massa O = 92 – (36 + 8) = 48 gram

Mol C : mol H : mol O = 36/ 12 : 8/ 1 : 48/16 = 3 : 8 : 3

Jadi, rumus empirisnya adalah C3H8O3

Anda mungkin juga menyukai