Anda di halaman 1dari 40

STATIKA FLUIDA

A. Deskripsi

Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang
mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian
mekanika fluida. Pada Bab ini anda akan mempelajari konsep dasar fluida statis,
yang didalamnya dibahas: konsep tekanan hidrostatis, konsep gaya archimides,
konsep hukum Pascal, dan konsep viskositas fluida.

B. Prasyarat

Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar bisa mempelajari materi ini dengan baik,
maka anda diharapkan sudah mempelajari: konsep hukum Newton (dinamika
Newton), konsep energi kinetik dan energi potensial, hukum kekekalan energi,
sifat mekanik bahan (elastisitas), dan konsep mekanika benda berubah bentuk.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pemahaman konsep dengan


benar serta proses penemuan hubungan antar konsep yang dapat
menambah wawasan anda sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
2. Pahami setiap konsep dasar pendukung modul, misalnya matematika dan
mekanika.
3. Jawablah tes formatif dengan jawaban yang singkat, tepat, dan kerjakan
sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari modul ini.
4. Bila dalam mengerjakan tugas/soal anda menemukan kesulitan,
konsultasikan dengan konsultan/instruktur yang ditunjuk.
5. Setiap menemukan kesulitan, catatlah untuk dibahas saat kegiatan tatap
muka.
6. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi dalam modul ini
untuk menambah wawasan anda.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:


 Memahami konsep fluida,
 Memahami konsep tekanan hidrostatis,
 Memahami konsep gaya Archimides,
 Memahami konsep hukum Pascal,
 Memahami konsep tekanan dan sataunnya
 Memahami konsep pengukuan tekanan

1
 Memahami konsep viskositas fluida,

6.1. Pengertian tekanan

Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang
dibagi dengan luas bidang itu. Dan secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

F
P= (6.1)
A

dimana : F = Gaya tegak lurus bidang


A
A = Luas permukaan bidang
Gambar 6.1 Satuan tekanan (SI) = pascal (Pa)
1 Pa = 1N/m2
1atm =76cm.Hg = 1,0136.105 N/m2

6.2. Tekanan hidrostatika

Tekanan hidrostatis adalah tekanan zat cair (fluida) yang hanya disebabkan oleh
beratnya. Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik
ke bawah. Makin tinggi zat cair dalam wadah, maka makin berat zat cair itu,
sehingga makin besar tekanan yang dikerjakan zat cair pada dasar wadah. Dengan
kata lain pada posisi yang semakin dalam dari permukaan, maka tekanan
hidrostatis yang dirasakan semakin besar. Dan tekanan hidrostatis tersebut
dirumuskan sebagai berikut:

Ph = ρ g h (6.2)

Dimana : ρ = massa jenis fluida


g = percepatan gravitasi
Pt = Po + Ph (6.3)
h = kedalaman fluida dari permukaan

Jika dalam satu wadah terdiri dari n jenis zat cair yang tak bercampur (massa
jenisnya berbeda), maka tekanan hidrostatis pada dasar wadah tersebut adalah
merupakan total jumlah tekanan hidrostatis oleh masing-masing jenis zat cair
(fluida). Dan tekanan hidrostatis tersebut dirumuskan sebagai berikut:

2
n
Ph =  g h
i
i i i (6.4)

Contoh 1

Suatu wadah berisi air raksa, dengan massa jenis 13.600 kg/m3 setinggi 76 cm.
a. Berapa tekanan hidrostatis yang bekerja pada dasar wadah tersebut ?
b. Berapa tinggi air yang setara dengan tekanan hidrostatis tersebut ?

Pembahasan :

(a) Tekanan hidrostatis pada dasar wadah adalah:

Ph = ρ g h
= 13.600 kg/m3 x 10 m/s2 x 76x10-2 m
= 103.360 N/m2 = 103.360 Pa

(b) Massa jenis air = 1000 kg/m3, maka ketinggian air yang setara dengan tekanan
air raksa dalam wadah adalah :

Ph
h=
 xg
103.360 N/m 2
=
1000 kg/m 3 x 10 m/s 2
= 10,336 m = 1.033,6 cm

Contoh 2 :

Sebuah bejana berisi tiga jenis cairan yang tak bercampur yaitu minyak, air, dan
air raksa seperti ditunjukan pada gambar. Massa jenis minyak 0,8 gr/cc, massa
jenis air adalah 1 gr/cc, dan massa jenis air raksa 13,6 gr/cc. Jika g = 10 m/s 2.
Tentukan tekanan hidrostatis yang bekerja pada dasar bejana.

Pembahasan

3
Tekanan hidrostatis pada dasar bejana adalah

n
Ph = 
i 1
1 gh1 (6.5)

Ph = ρM x g x hM + ρA x g x hA + ρHg x g x hHG
= 10 (800 x 4 + 1000 x 2 + 13.600 x 4) N/m2
= 59.600 N/m2

6.3. Tekanan gauge

Tekanan gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui dengan tekanan
atmosfer (tekanan udara luar). Jadi nilai tekanan yang diukur dengan alat ukur
tekanan adalah tekanan gauge. Adapun tekanan sebenarnya adalah tekanan
absolut atau tekanan
mutlak.

P = Pgauge + Patm (6.6)

Sebagai ilustrasi, sebuah ban sepeda mengandung tekanan gauge 3 atm (diukur
dengan alat ukur) memiliki tekanan mutlak 4 atm, karena tekanan udara luar
(dipermukaan air laut) kira-kira 1 atm.

6.4. Tekanan mutlak pada kedalaman zat cair

Pada lapisan atas zat cair bekerja tekanan atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara
yang menyelimuti bumi. Pada tiap bagian atmosfer bekerja gaya tarik gravitasi.
Makin kebawah, makin berat lapisan udara yang diatasnya. Oleh karenanya makin
rendah kedudukan suatu tempat, makin tinggi tekanan atmosfernya. Dipermukaan
air laut, tekanan atmosfer sekitar 1 atm = 1,01 x 105 Pa.

Tekanan pada permukaan zat cair adalah


tekanan atmosfer Po, tekanan hidrostatis zat P0
cair pada kedalaman h adalah ρgh, maka
tekanan mutlak pada kedalaman h zat cair Zat cair
adalah :
P
P = Po + ρ g h (6.7)

Gambar 6.2

Contoh 3 :

4
a. Tentukan tekanan mutlak pada kedalaman 100 m dari permukaan air laut. Jika
dianggap massa jenis air laut 1000 kg/m3, percepatan gravitasi bumi 10 m/s2,
dan tekanan dipermukaan air laut 1,01 x 105 Pa;
b. Hitung gaya total yang dikerjakan pada sisi luar jendela kapal selam berbentuk
lingkaran dengan diameter 20 cm pada kedalaman 100 m.

Pembahasan
(a) Tekanan mutlak pada kedalaman 100 m adalah :
P = Po + ρ g h
= 1,01 x 105 Pa + 1000 kg/m3 + 10 m/s2 x 100 m
= 1,01 x 105 Pa + 10x105 Pa = 11,01x105 Pa

(b) Luas jendela :


π D2 3,14(2 x 10 -1 ) 2
A= =
4 4
= 3,14 x10-2 m

Total gaya yang bekerja pada jendela kapal pada kedalaman 100 m adalah

F = P x A = 11,01x105 N/m2 x 3,14 x10-2 m


= 34,571 N

Contoh 4 :

Pada proses pemindahan minyak (massa jenis 800 kg/m3) dari satu wadah ke
wadah yang lain dilakukan dengan menggunakan selang, dan posisi wadah
pertama diposisikan lebih tinggi dari wadah kedua (lihat gambar).
a. Hitung beda tekanan antara titik A dan C ?
b. Beda tekan antara titik B dan D, jika g = 10

Pembahasan :

a. Tekanan pada titik A dan C sama besar, yaitu PA = PC = Po, sehingga beda
tekanan antara titik A dan titik C adalah: PA - PC = Po - Po = 0

5
b. Tekanan pada titik A dan B sama dengan tekanan hidrostatis pada ketinggian
20 cm, maka:
PA – PB = ρgh
= (800 kg/m3) x (10 m/s2) x (0,2 m)
= 1.600 N/m2 ……………….(1)

Dengan cara yang sama, tekanan pada titik C dan D sama dengan tekanan
hidrostatis zat cair pada ketinggian 200 cm, maka:

PC - PD = ρgh
= (800 kg/m3) x (10 m/s2) x (2 m)
= 16.000 N/m2 …………….(2)

Sehingga, dari pers (1) dan (2), diperoleh beda tekanan antara titik B dan titik D:

PB – PD = 14.400 N/m2 = 14.400 Pa.

6.5. Hukum pokok hidrostatika

Semua titik yang terletak pada kedalaman yang sama maka tekanan
hidrostatikanya sama. Oleh karena permukaan zat cair terletak pada bidang datar,
maka titiktitik yang memiliki tekanan yang sama terletak pada suatu bidang datar.
Jadi semua titik yang terletak pada bidang datar didalam satu jenis zat cair
memiliki tekanan yang sama, ini dikenal dengan hukum pokok hidrostatika.

Gambar 6.3

hB
Maka : PA= PB, dan ρminyak = ρ air (6.8)
hA

6.6. Gaya Archimides dan Penerapannya

Pengertian gaya apung


Gaya apung adalah gaya yang diberikan fluida (dalam hal ini fluidanya adalah air)
terhadap benda (yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida) dengan
arah keatas. Gaya apung Fa adalah selisih antara gaya berat benda ketika diudara
(Wbu) dengan gaya berat benda ketika tercelup sebagian atau seluruhnya dalam
fluida (Wbf)

6
Fa = Wbu - Wbf . (6.8)

Gambar 6.4

Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut Sehingga persamaan (6.8) dapat juga ditulis menjadi:

Fa = mf.g = ρf . Vbf . g (6.9)

dimana : mf : massa fluida (kg)


ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
Vbf : volume benda dalam fluida
g : percepatan gravitasi

Catatan:

- Hukum Archimides berlaku untuk semua fluida (zat cair dan gas)
- Vbf adalah volume benda yang tercelup dalam fluida, jika benda tercelup
seluruhnya, maka Vbf = volume benda. Dan jika benda tercelup sebagian maka
Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida saja, untuk kasus ini Vbf <
volume benda.

Hubungan massa jenis benda dengan massa jenis fluida

Untuk benda yang tercelup seluruhnya dalam fluida, maka dapat dirumuskan
hubungan massa jenis antara benda (ρb) dengan fluida (ρf), sebagai berikut:

ρb W
 (6.10)
ρf Fa

Contoh 5 :

7
Tinjau sebuah balok berbentuk kubus dengan sisi 0,1 m digantung vertikal dengan
tali yang ringan (massanya dapat diabaikan), tentukan gaya apung yang dialami
oleh balok
tersebut, jika:
a. Dicelupkan setengah bagian dalam air (ρA = 1.000 kg/m3)
b. Dicelupkan seluruhnya kedalam minyak (ρM = 800 kg/m3)

Pembahasan :

Volume balok: Vb = 0,1 m x 0,1 m x 0,1 m = 10-3 m3.


Percepatan gravitasi bumi: g = 9,8 m/s2
Maka, (a) Gaya tekan keatas/gaya apung Fa oleh fluida air adalah:
Fa = ρf Vbf g
10 3 m 3
= (1000 kg/m3)( )(9,8 m/s2)
2
= 49 N

(b) Gaya tekan keatas/gaya apung Fa oleh fluida minyak adalah :

Fa = ρf Vbf g
= (800 kg/m3)(10-3 m3)(9,8 m/s2)
= 7,84 N

Contoh 6 :

Tinjau sebuah benda, sebelum dimasukkan ke dalam fluida benda ditimbang


dengan neraca pegas dan diperoleh berat benda 60,5 N. Tetapi ketika benda
dimasukan kedalam air (ρA = 1000 kg/m3) neraca pegas menunjukkan angka 56,4
N. Tentukan massa jenis benda tersebut.

Pembahasan :

Massa jenis benda adalah:

ρb W

ρf Fa

W
ρb  xρ f
Fa
Wbu
= f
Wbu  Wbf
60,5 N 3
= 60,5 N  56,4 N x1000kg / m

8
= 4100 kg/m3

6.7. Hukum pascal dan penerapannya

Tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang terturup diteruskan sama
besar ke segala arah , ini adalah prinsip pascal. Sebagai contoh sederhana
aplikasi dari hukum pascal adalah dongkrak hidrolik.

Gambar 6.5

Dari gambar diatas, dengan menggunakan prinsip Pascal, berlaku hubungan,


secara matematis :

F1 F
 2 .(6.11)
A1 A 2

dan untuk pompa hirolik dengan diameter penghisap 1 adalah D 1 dan diameter
penghisap 2 adalah D2, maka berlaku juga :

D 22
F2 = .F1 (6.12)
D12

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari, yang menggunakan prinsip hukum Pascal


adalah: dongkrak hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik pengangkat
mobil, mesin pengepres hidrolik, dan rim piringan hidrolik.

Contoh 7

Sebuah pompa hidrolik memiliki penghisap kecil yang diameternya 10 cm dan


penghisap besar diameternya 25 cm. Jika penghisap kecil ditekan dengan gaya F,
maka pada penghisap besar dihasilkan gaya 1600 N. Hitung besar gaya F.

Pembahasan

 Diameter penghisap kecil: D1 = 10 cm


 Diameter penghisap besar: D2 = 25 cm

9
 Gaya pada penghisap kecil: F3 = F
 Gaya pada penghisap besar ; F2 = 1.600 N
Maka:
Gaya pada penghisap kecil adalah :
D 22 10 2
F2 = .F1 , maka F1 = x1600 = 256 N
D12 25 2

6.8 Viskositas

Setiap benda yang bergerak relatif terhadap benda lain selalu mengalami gesekan
(gaya gesek). Sebuah benda yang bergerak di dalam fluida juga mengalami
gesekan. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut.
Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan
percobaaan bola jatuh di dalam fluida tersebut. Gaya gesek yang bekerja pada
suatu benda yang bergerak relatif terhadap suatu fluida akan sebanding dengan
kecepatan relatif benda terhadap fluida :

F=-b.v .(6.13)

dimana : F = gaya gesek yang dialami benda.


b = konstanta gesekan.
v = kecepatan benda.

Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-
sifatnya tetap, gaya gesek tersebut memenuhi hukum Stokes sbb:

F = -6  η r v
(6.14)

dimana : η = viskositas fluida.


r = radius bola.

1. Hukum Stokes di atas berlaku bila :


 Fluida tidak berolak (tidak terjadi turbulensi).
 Luas penampang tabung tempat fluida cukup besar dibanding ukuran bola.

Gambar 6.6

10
Bila sebuah benda padat berbentuk bola dengan jari-jari r dimasukkan ke dalam
zat cair tanpa kecepatan awal bola tersebut akan begerak ke bawah mula-mula
dengan percepatan sehingga kecepatannya bertambah. Dengan bertambahnya
kecepatan maka gaya gesek fluida akan membesar, sehingga suatu saat bola akan
bergerak dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap ini disebut kecepatan terminal
yang terjadi pada saat gaya berat bola sama dengan jumlahan antara gaya angkat
ke atas (Archimedes) dan gaya gesek Stokes seperti tampak pada gambar.
Besarnya kecepatan terminal adalah:

2 r2g
VT = (ρo – ρf)
9 
(6.15)

Dimana : ρo = massa jenis bola


ρf = massa jenis fluida

Bila jarak yang ditempuh bola dengan kecepatan terminal tersebut dalam selang
waktu t adalah s maka berlaku persamaan gerak lurus beraturan :
vT = s/t

Contoh 8 :

Berapakah kecepatan terminal sebuah bola baja berjari jari 1 mm yang jatuh
kedalam larutan gliserin pada suhu 20 oC. Jika diketahui massa jenis besi 7,86 x
103 kg/m3, massa jenis gliserin 5,22 x 103 kg/m3 dan viscositas gleserin 1,41 Pa.s.

Pembahasan :

2 r2g
VT = (ρo – ρf)
9 

2 (1x10 3 m) 2 10m / s 2
= (7,86.103 – 5,22. 103) kg/m3
9 1,41Pa.s

= 1,02.10-3 m/s
6.9. Tekanan dan Satuanya

Ada suatu perbedaan di dalam cara sebuah gaya permukaan reaksi pada suatu
fluida dan pada suatu benda padat. Untuk suatu benda padat tidak ada batasan-
batasan pada arah gaya seperti itu, tetapi untuk suatu fluida yang diam maka gaya
permukaan harus selalu diarahkan tegak lurus kepada permukaan. Karena suatu
fluida yang diam tidak dapat menahan sebuah gaya tangesial; lapsian-lapisan
fluida tersebut akan meluncur di atas lapisan lainnya bila fluida tersebut
dipengaruhi oleh sebuah gaya seperti itu. Sesungguhnya, ketakmampuan fluida
untuk menolak gayagaya tangensial seperti itu (atau tegangan geser) yang

11
memberikan kemampuan karakteristik kepada fluida tersebut untuk mengubah
bentuknya atau untuk mengalir.

Maka, kita akan mudah menjelaskan gaya yang bereaksi pada suatu fluida dengan
menentukan tekanan p, yang didefinisikan sebagai besarnya gaya normal per
satuan luas permukaan. Tekanan ditransmisikan kepada batas-batas padat (solid
boundaries) atau melalui bagian-bagian yang sebarang dari fluida di dalam arah
tegak lurus kepada batas-batas atau bagian-bagian di setiap titik. Tekanan adalah
suatu kuantitas skalar. Satuan SI dari tekanan adalah pascal (singkatan Pa, 1 Pa =
1 N/m2). Modul.FIS 04 Pengukuran Gaya dan Tekanan 54 Satuan ini dinamai
menurut nama imuan Perancis Blaise Pascal (1623- 1662). Satuan-satuan lain
adalah bar (1 bar= 105 Pa), lb/in2, atmosfer (1 atm = 14,7 lb/in2 = 101.325 Pa),
dan mmHg (760 mm Hg = 1 atm).

Suatu fluida yang mengalami tekanan akan mengerahkan sebuah gaya pada setiap
permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut. Tinjaulah sebuah permukaan
tertutup yang mengandung suatu fluida (Gambar 1). Sebuah elemen permukaan
dapat dinyatakan oleh sebuah vektor S yang besarnya menyatakan luas elemen
dan yang arahnya diambil menuju keluar did alam arah normal kepada permukaan
elemen. Maka gaya F yang dikerahkan oleh fluida melawan elemen permukaan
ini adalah. F = pS.

Gambar 6.7

Sebuah elemen permukaan S dapat dinyatakan oleh sebuah vektor S, yang


besarnya sama dengan luas elemen permukaan dan arahnya normal kepada
elemen permukaan. Karena F dan S mempunyai arah yang sama, maka tekanan P
dapat dituliskan sebagai

F
P=
S
(6.16)

Kita menganggap bahwa elemen luas S adalah cukup kecil sehingga tekanan p,
yang didefinisikan sepeti di atas, adalah tak tergantung dari ukuran elemen S.
tekanan tersebut sebenarnya dapat berubah dari titik ke titik pada permukaan.

6.9.1 Pengaruh Ketinggian Lokasi Terhadap Tekanan

12
Jika suatu fluida berada di dalam kesetimbangan, maka tiap-tiap bagian fluida
berada di dalam kesetimbangan.

Gambar 6.8

(a) sebuah elemen volume yang kecil dari fluida diam.


(b) Gaya-gaya pada elemen tersebut

Untuk cairan maka  praktis adalah konstan cairan adalah hampir tak
termampatkan, dan perbedaan permukaan jarang begitu besar, sehingga tidak
perlu ditinjau sesuatu perubahan g. Maka, dengan mengambil  dan g sebagai
konstanta-konstanta, maka kita mendapatkan untuk suatu cairan homogen.

P2 – P1 = -  g(y2 – y1) .(6.17)

Jika suatu cairan mempunyai sebuah permukaan bebas (free surface), maka
permukaan bebas inilah yang merupakan alami dari mana jarak akan diukur.
Untuk mengubah permukaan referensi kita ke permukaan puncak, maka kita
mengambil y2 sebagai elevasi permukaan, di titik mana tekanan P2 yang beraksi
pada fluida biasanya adalah tekanan yang dikerahkan oleh atmosfer bumi P0. Kita
mengambil y1 berada di suatu permukaan dan kita menyatakan tekanan disana
sebagai P. Maka,

P0 – P = -  g(y2 – y1) (6.18)

Tetapi y2 – y1 adalah kedalaman h dibawah permukaan dimana tekanan adalah P,


sehingga

P = P0 +  gh (6.19)

Persamaan ini memperlihatkan dengan jelas bahwa tekanan adalah sama dimana
titik pada ketinggian yang sama. Kita telah melihat bahwa karena cairan adalah
hampir tak termampatkan maka lapisan-lapisan yang sebelah tidak terlihat
dikomporesikan oleh berat lapisan-lapisan atas yang dilapiskan di atas lapisan-
lapisan bawah tersebut dan massa jenis  praktis adalah konstan di semua

13
permukaan. Untuk gas yang temperaturnya uniform maka massa jenis  dari
setiap lapisan adalah sebanding dengan tekan P di lapisan tersebut. Variasi
tekanan dengan jarak di atas untuk suatu cairan.

Contoh 9 :

Sebuah tabung U diisi sebagian dengan air. Suatu cairan lain yang, tidak
bercampur dengan air, ditungkan ke dalam sebuah sisi sampai cairan tersebut
berada sejarak d di atas permukaan air yang ada di sisi lain, yang sementara itu
telah naik sejarak I (Gambar 25). Carilah massa jenis cairan relatif terhadap massa
jenis air. Di dalam Gambar 25 titik-titik C berada pada tekanan yang sama. Maka,
penurunan tekanan dari C ke setiap permukaan adalah sama, karena setiap
permukaan berada pada tekanan atmosfer.

Gambar 6.9

Penurunan tekanan pada bagian tabung yang berisi air adalah  w g2L; faktor 2L
berasal dari kenyataan bahwa kolom air telah naik sejarak L pada satu sisi dan
telah jatuh sejarak L pada sisi lain, dari kedudukannya yang semula. Penurunan
tekanan pada sisi lain adalah massa jenis dari cairan yang tak diketahui. Maka,

 w g2L = ρg(d + 2L)… .(6.20)

sehingga

 2L
 .(6.21)
 w (2L  d)

Perbandingan massa jenis sebuah zat kepada massa jenis air dinamakan massa
jenis relatif (relatif density) (atau berat spesifik = specific gravity) dari zat
tersebut.

6.9.2 Pengukuran Tekanan

14
Evangelista Torricelli (1608-1647) membuat satu metoda untuk mengukur
tekanan atmosfer dengan menciptakan barometer air raksa. Barometer air raksa
tersebut adalah sebuah tabung gelas yang panjang yang jelas diisi dengan air raksa
dan dibalikkan di dalam sepiring air raksa, seperti di dalam Gambar 28. Ruang di
atas kolom air raksa hanya mengandung uap air raksa, yang tekanannya adalah
begitu kecil pada temperatur biasa sehingga tekanan tersebut dapat diabaikan
besarnya. Mudah diperlihatkan bahwa tekanan atmosfer P0 = ρgh

Gambar 6.10

Kebanyakan alat pengukur tekanan menggunakan tekanan atmosfer sebagai


tingkat referensi dan mengukur perbedaan diantara tekanan sesungguhnya dan
tekanan atomosfer, yang dinamakan tekanan tolok (gauge pressure). Tekanan
sesungguhnya di sebuah titik di dalam suatu fluida dinamakan tekananan absolut
(absolute pressure). Tekanan tolok diberikan baik di atas maupun di bawah
tekanan atmosfer.

Tekanan atmosfer di suatu titik secara numerik adalah sama dengan berat kolom
udara sebanyak satu satuan luas penampang yang membentang dari titik tersebut
ke puncak atmosfer. Maka, tekanan atmosfer di suatu titik, akan berkurang
dengan ketinggian. Dari hari ke hari akan ada variasi-variasi tekanan barometer
akan mempunyai tinggi sebesar kira-kira 76 cm di permukaan laut, yang berubah
dengan tekanan atmosfer. Suatu tekanan yang ekuivalen dengan tekanan yang
dikerahkan oleh persit 76 cm air raksa pada 0 0C di bawah gravitasi standart, g =
32,172 kaki/s2 = 980,665 cm/s2, dinamakan satu atmosfer (1 atm). Massa jenis air
raksa pada temperatur ini adalah 13,5950 gram/cm3. Maka, satu atmosfer adalah
ekivale dengan 1 atm = (13,5950 gram/cm 3) (980,665 cm/s2) (76,00 cm) = 1,013 x
105 N/m2 (? 1,013 x 105 Pa) = 2116 lb/ft2 = 14.70 lb/in2

Seringkali tekanan-tekanan dispesifikasi dengan memberikan tinggi kolom air


raksa, pada 0 0C di bawah gravitasi standart yang mengarahkan tekanan yang
sama. Inilah asal mulahnya pernyataan tekanan “sentimeter air raksa (cm-Hg)”
atau tekanan “inci air raksa (inci-Hg)”. Akan tetapi, tekanan adalah perbandingan
gaya kepada luas, dan bukannya suatu panjang.

15
Torricelli menjelaskan eksperimennya dengan barometer air raksa di dalam surat-
suratnya di dalam tahun 1644 kepada kawannya Michelangelo Ricci di Roma. Di
dalam surat-surat tersebut daia mengatakan bahwa tujuan penyelidikannya
bukanlah “sekedar untuk menghasilkan suatu vakum, tetapi untuk membuat
sebuah alat yang memperlihatkan mutasi udara, yang sebentar lebih berat dan
rapat, dan yang sebentar lebih ringan dan jarang”. Setelah mendengar eksperimen
yang dilakukan oleh orang Italia tersebut, Blaise Pascal, di Perancis
mengemukakan alasan bahwa jika kolom air, air raksa ditegakkan ke atas hanya
karena tekanan udara, maka kolom tersebut seharusnya lebih pendek pada
ketinggian yang lebih besar. Dia mencobanya pada sebuah menara gereja di Paris,
tetapi menghendaki hasil-hasil yang lebih memberikan kepastian, dia menulis
kepada iparnya untuk mencoba eksperimen tersebut pada Puy de Dome sebuah
gunung yang tinggi di Auvergne. Tinggi air raksa terdapat berbeda sebesar 3 inci,
“yang menggairahkan kita dengan kekaguman dan keheranan”. Pascal sendiri
membuat sebuah barometer dengan menggunakan anggur merah dan sebuah
tabung gelas yang panjangnya 46 kaki.

Hal yang terutama pentingnya mengenai eksperimen ini pada waktu itu adalah
realisasi yang dihasilkannya yakni bahwa suatu ruang waktu dapat diciptakan.
Aristoteles mempercapai bahwa vakum tidak terdapat, dan sapai zamannya
seorang penulis seperti Descartes pun mempunyai pandangan yang sama. Selama
2000 tahun para ahli filsafat berbicara mengenai “ketakutan” yang dimiliki alam
untuk mempunyai ruang hampa-ketakukan akan vakum (horror vacui). Karena ini
maka alam dikatakan mencegah pembentukan vakum dengan menyita segala
sesuatu yang didekatnya dan bersama-sama akan segera mengisi setiap ruang
yang dikosongkan. Maka, air raksa atau anggur harus mengisi tabung yang
terbalik karena “alam benci akan vakum”. Eksperimen-eksperimen Torricelli dan
Pascal telah memperlihatkan bahwa ada pembatasan terhadap kemampuan alam
suatu sensasi. Tujuan untuk menghasilkan vakum menjadi lebih nyata di dalam
praktek melalui pengembangan pompa oleh Otto von Guericke di Jerman sekitar
tahun 1650 dan oleh Robert Boyle di Inggris sekitar tahun 1660. Walaupun
pompa-pompa ini secara relatif kasar, namun pompa-pompa tersebut telah
menyediakan sebuah alat untuk melakukan eksperimen. Dengan sebuah pompa
dan sebuah botol gelas, maka suatu ruang eksperimental dapat disediakan di
dalam mana untuk mempelajari bagaimana sifat kalor, cahaya, bunyi, dan kelak
sifat listrik dan magnet, dipengaruhi oleh atmosfer yang semakin renggang.
Walau sekarang inipun kita tidak dapat mengeluarkan seluruh jejak gas dari
sebuah tabung tertutup, namun orang-orang yang melakukan eksperimen pada
abad ke tujuh belas ini telah membebaskan ilmu pengetahuan dari momok
ketakutan akan vakum (horrof vacui) dan telah mendorong usaha-usaha untuk
menciptakan sistem-sistem yang sangat vakum.

Sangat menarik halnya, didalam bebera dekade di dalam abad ke tujuh belas tidak
kurang dari enam alat penting dikembangkan. Alatalat tersebut adalah barometer,
pompa udara, jam bandul, teleskop, mikroskop, dan termometer. Semuanya alat
tersebut telah membangkitkan gairah keajaiban dan keingintahuan.

16
Manometer tabung terbuka (Gambar 17-10) mengukur tekanan tolok. Manometer
tersebut terdiri dari sebuah tabung terbentuk U yang berisi cairan, sebuah ujung
tabung adalah terbuka ke atmosfer dan ujung yang lainnya dihubungkan kepada
sebuah sistem (tangki) yang tekanannya p akan kita ukur.

Kita mendapatkan persamaan sebagai berikut;

P – P0 = ρgh (6.22)

Jadi tekanana tolok, p – p0, adalah sebanding dengan perbedaan tinggi dari
kolom-kolom cairan di dalam tabung U. Jika tabung tersebut berisi gas di bawah
tekanan tinggi, maka suatu cairan yagn rapat seperti air raksa digunakan di dalam
tabung tersebut, air dapat digunakan bila yang terlibat adalah tekanan gas rendah.

Gambar 6.11.
Manometer tabung terbuka untuk
mengukur tekanan di dalam tangki

Sebagai Contoh:
Sebuah manometer air raksa tabung terbuka (Gambar 10) dihubungkan ke sebuah
tangki gas. Air raksa tersebut adalah 39,0 cm lebih tinggi di sebelah kanan
daripada di sebelah kiri bila sebuah barometer yang berada di dekatnya
menunjukkan pembacaan 75,0 cm Hg. Berapakah tekanan absolut gas?
Nyatakanlah jawab tersebut di dalam cm Hg, atm, Pa, dan lb/inci2. Tekanan gas
adalah tekanan di puncak kolom air raksa di sebelah kiri. Ini adalah sama seperti
tekanan pada permukaan horizontal yang sama di kolom sebelah kanan. Tekanan
pada permukaan ini adalah tekanan atmosfer (75,0 cm Hg) ditambah tekanan yang
dikerahkan oleh kolom tambahan sebesar 39,0 cm Hg, atau (dengan menganggap
nilai-nilai standart dari massa jenis air raksa dan gravitas) seluruhnya sebesar 114
cm Hg. Maka, tekanan absolut gas adalah 114 cm Hg = 114/76 atm = 1,5 atm =
1,52 x 105 Pa = (1,50)(14,7) lb/in2 = 22,1 lb/in2
Berapakah tekanan tolok gas tersebut ?

17
6.10. Rangkuman

1. Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
bidang dibagi dengan luas bidang itu.

2. Tekanan hidrostatik adalah tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
berat zat cair tersebut.

3. Hukum pokok hidrostatika, menyatakan bahwa semua titik yang terletak


pada suatu bidang datar didalam satu jenis zat cair memiliki tekanan yang
sama.

4. Gaya apung adalah gaya keatas yang dikerjakan fluida pada benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida. Gaya apung F a
adalah selisih antara berat benda diudara Wbu dengan berat benda dalam
fluida Wbf.

5. Hukum Archimides, menyatakan bahwa: gaya apung yang bekerja pada


suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida
sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

6. Prinsip hukum Pascal: tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang
tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah.

6.11. Tugas

1. Jelaskan konsep dasar dari hidrostatika. Apa yang anda ketahui tentang
tekanan gauge dan tekanan mutlak.

2. Hitunglah tekanan pada kedalamam 5 m dalam sebuah sungai, jika


tekanan atmosfer udara dipermukaan danau: (a) diperhitungkan, dan (b)
diabaikan. Massa jenis air= 1000 kg/m3.

3. Jelaskan prinsip dari hukum Pascal. Tuliskan persamaan yang


mendukungnya.
4. Sebuah pompa hidrolik memiliki penghisap kecil yang diameternya 10 cm
dan penghisap besar diameternya 30 cm. Jika penghisap yang kecil
ditekan dengan gaya F, maka penghisap besar mengasilkan gaya 1.500 N.
Hitunglah besar gaya F.

5. Jelaskan kemana arah tekanan zat cair terhadap benda yang dicelupkan
kedalam zat cair tersebut?

6. Mengapa tekanan air terhadap benda yang yang dicelupkan kedalamnya


tidak menghasilkan gaya kearah samping?

18
7. Apakah gaya keatas pada benda yang dicelupkan didalam zat cair
bergantung pada berat benda itu, bila ya jelaskan dan bila tidak jelaskan.

8. Mengapa anda lebih mudah mengapung dipermukaan air laut dari pada
dipermukaan air sungai?.

6.12. Test Formatif

1. Sebuah bejana berbentuk tabung mengandung lapisan minyak 0,25 m yang


mengapung diatas air yang kedalamannya 1 m. Jika massa jenis minyak 600
kg/m3 dan massa jenis air 1000 kg/m3. (a). berapakah tekanan gauge pada
bidang batas minyak-air. (b). Berapa tekanan gauge pada dasar tabung.

2. Tinjau sebuah alat pengukur tekanan yang memiliki sebuah pegas dengan
tetapan gaya k = 80 N/m, jika luas penampang penghisap adalah 0,40 cm2.
Ujung atasnya dihubungkan kesuatu wadah gas pada tekanan gauge 20 kPa.
Berapa jauh pegas tersebut tertekan jika ruang dimana pegas tersebut berada
didalamnya : (A) vakum dan (B) berbuka ke atmosfer, tekanan atmosfer 100
kPa.

3. Perkirakan selisih tekanan hidrostatis darah diantara otak dan kaki didalam
tubuh seorang wanita yang tingginya 170 cm. Jika massa jenis darah 1,06 x
103 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi g = 9,8 m/s2.

4. Sebuah bejana memiliki massa 1,5 kg berisi 3 kg minyak (massa jenis = 800
kg/m3) diam diatas neraca. Sebuah balok logam 7,8 kg (massa jenis = 7800
kg/m3) digantung dari sebuah neraca pegas dan dicelupkan seluruhnya
kedalam minyak. Tentukan pembacaan skala masing-masing neraca (atas dan
bawah) (g = 10 m/s2).

5. Tinjau sebuah pompa hidrolik yang mempunyai perbandingan diameter


penghisap 1: 50. Jika pada penghisap besar dimuati sebuah mobil dengan
berat 35.000 N, agar setimbang maka pada penghisap kecil harus diberi gaya
sebesar?
6. Sebuah bejana memiliki massa 1,5 kg berisi 3 kg minyak (massa jenis = 800
kg/m3) diam diatas neraca. Sebuah balok logam 7,8 kg (massa jenis = 7800
kg/m3) digantung dari sebuah neraca pegas dan dicelupkan seluruhnya
kedalam minyak. Tentukan pembacaan skala masing-masing neraca (atas dan
bawah) (g = 10 m/s2).

7. Massa sesungguhnya dari sebuah benda adalah 400 gram. Jika ditimbang
didalam air massanya seakan-akan menjadi 325 gram. Dan jika ditimbang
pada cairan lain massanya seolah-olah menjadi 225 gram. Jika rapat jenis air
adalah 1 gr/cc, maka rapat jenis cairan tersebut adalah.

19
8. Seseorang akan menjual sebongkah emas dengan harga murah. Ketika
ditimbang, massa emas itu sama dengan 12,8 kg. Karena ragu-ragu, calon
pembeli menimbangnya didalam air, dan mendapatkan bahwa massa
bongkahan emas tersebut sama dengan 11,5 kg. Pembeli berkesimpulan
bahwa bongkahan emas tersebut bukan emas murni. Bagaimana anda
menjelaskan peristiwa tersebut. Catatan: ? emas murni = 19.300 kg/m3.

9. Tinjau sebuah pompa hidrolik yang mempunyai perbandingan diameter


penghisap 1:50.Jika pada penghisap besar dimuati sebuah mobil denganberat
35.000N,agarsetimbang maka pada penghisap kecil harus diberi gaya sebesar?

10. Carilah tekanan di dalam atmosfer 16 km (10 ml) di atas permukaan laut!

11.Sebuah tabung U sederhana berisi air raksa. Bila setinggi 13,6 cm air
ditungkan ke dalam lengan kanan, berapa tinggikah air raksa akan naik di
dalam lengan kiri dari permukaannya yang semula?

6.13. Kunci jawaban


1. (a). 1.500 Pa, (b). 11.500 Pa
2. (a). 1 cm , (b). 4 cm
3. 18,02 x 103 N/m2
4. Atas = 7 N, dan bawah = 45 N
5. Gaya pada penghisap kecil = 14 N
6. Atas = 7 N, dan bawah = 45 N
7. Massa jenis zat cair = 2,3 gr/cc
8. Bongkahan tersebut bukan emas murni karena massa jenisnya 9850 kg/m 3,
sedangkan massa jenis emas murni adalah 19300 kg/m3
9. Gaya pada penghisap kecil = 14 N
10. 1,9 x 104 Pa (2,75 lb/in2)
11. 0,5 cm

DINAMIKA
FLUIDA

A. Deskripsi

20
Pada Bab ini anda akan mempelajari konsep dasar dinamika fluida yang
didalamnya dibahas: konsep fluida ideal, konsep laju aliran fluida, tekanan, debit,
konsep kontinuitas pada aliran fluida, energi potensial, azas Bernoulli, aplikasi
azas Bernoulli, Hukum Bernoulli dan penerapannya, serta dilengkapi soal-soal
untuk mendukung pemahaman konsep terhadap materi dinamika fluida ini.

B. Prasyrat

Sebagai prasyarat atau bekal dasar agar bisa mempelajari materi ini dengan baik,
maka anda diharapkan sudah mempelajari: konsep hukum Newton, konsep
momentum, tekanan, konsep energi kinetik dan energi potensial, konsep
kekekalan energi, dan fluida statis.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

7. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pemahaman konsep dengan


benar serta proses penemuan hubungan antar konsep yang dapat
menambah wawasan anda sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
8. Pahami setiap konsep dasar pendukung modul, misalnya matematika dan
mekanika.
9. Jawablah tes formatif dengan jawaban yang singkat, tepat, dan kerjakan
sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari modul ini.
10. Bila dalam mengerjakan tugas/soal anda menemukan kesulitan,
konsultasikan dengan konsultan/instruktur yang ditunjuk.
11. Setiap menemukan kesulitan, catatlah untuk dibahas saat kegiatan tatap
muka.
12. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi dalam modul ini
untuk menambah wawasan anda.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:


 Memahami konsep fluida ideal,
 Memahami konsep aliran, kecepatan aliran dan luas penampang
 Memahami Memahami konsep debit
 Memahami konsep hukum kontinuitas aliran fluida
 Memahami konsep energi potensial fluida
 Memahami konsep azas Bernoulli dan aplikasinya
 Memahami konsep Hukum Bernoulli dan aplikasinya
 Mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan konsep fluida ideal,
debit, laju aliran, energi potensial, azas Bernoulli, hukum Bernoulli
dan aplikasinya.
 Menjelaskan fenomena-fenomena di alam yang berkaitan dengan
konsep-konsep di atas.

21
7.1. Konsep fluida ideal

Dalam modul ini, yang dimaksud dengan fluida secara umum adalah fluida ideal,
yaitu fluida yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Massa jenis fluida tidak bergantung pada tekanan (tidak kompresibel).
Pada umumnya terutama gas bersifat kompresibel, jika volume gas
dipersempit atau tekanan diperbesar, maka massa jenis berubah.
2. Aliran fluida tidak turbulen. atau dengan kata lain aliran fluida dianggap
laminer (streamline).
3. Aliran fluida terjadi secara stasioner, artinya kecepatan pada setiap titik
dalam fluida adalah konstan.
4. Fluida tidak kental, sehingga semua gesekan yang muncul akibat
viskositas fluida diabaikan. Dengan asumsi, fluida tidak termampatkan,
tidak kental, dan memiliki aliran tunak inilah kemudian diturunkan semua
persamaan yang berkaitan dengan fluida dinamis.

7.2. Konsep aliran fluida

Setiap partikel dalam fluida dinamis, akan bergerak menurut jenis aliran tertentu.
lintasan yang ditempuh oleh satu partikel dalam fluida yang mengalir dinamakan
garis alir (flow line). Ada dua jenis aliran fluida: (a) aliran laminer /aliran garis
arus (streamline), dan (b) aliran turbulen. Pada aliran tunak kecepatan aliran
partikel fluida pada setiap titik konstan terhadap waktu, sehingga partikel-partikel
fluida yang lewat pada suatu titik akan bergerak dengan kecepatan dan arah yang
sama, lintasan yang ditempuh oleh aliran fluida ini dinamakan garis arus. Nama
lain dari garis arus adalah aliran berlapis atau aliran laminer. Pada aliran turbulen
ditandai dengan adanya aliran yang berputar, adanya partikel yang bergerak
dengan arah yang berlawanan dengan arah laju fluida secara keseluruhan. Gambar
7.1. (a) aliran laminer, (b) aliran turbulen

Gambar 7.1 Pola aliran fluida

7.3. Konsep debit fluida

Debit fluida didefinisikan sebagai besaran yang menyatakan volume fluida yang
mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Debit
fluida adalah nama lain dari laju aliran fluida, dan secara matematis dirumuskan
sebagai berikut :

22
Volumeflui da V
Debit = Selangwaktu atau Q = (m3/s) (7.1)
t

Tinjau: fluida mengalir melalui penampang pipa seluas A dan setelah selang
waktu t menempuh jarak S, maka volume fluida adalah V = A.S sedang jarak S =
v t, sehingga debit fluida yang mengalir lewat pipa tersebut adalah :

Q = A.v (m3/s) (7.2)

Dimana : A : luas penampang pipa (m2)


v : laju aliran (m/s)

Gambar 7.2. Aliran fluida dalam pipa

7.4. Konsep kecepatan aliran fluida

Tinjau aliran fluida tunak, massa fluida yang masuk ke satu ujung pipa adalah
sama dengan massa fluida yang keluar pada ujung yang lainnya dalam selang
waktu yang sama. Ingat pada aliran tunak tidak ada fluida yang keluar melalui
dinding-dinding pipa. Tinjau gambar (7.3) aliran fluida pada suatu pipa. Jika
ditinjau daerah (1) dan daerah (2) sebagai tempat pengukuran laju fluida dan
massa fluida yang mengalir, maka :
 A1 dan A2 adalah luas penampang pipa pada (1) dan (2).
 ρ1 dan ρ2 adalah massa jenis fluida pada (1) dan (2).
 v1 dan v2 adalah laju partikel-partikel fluid pada (1) dan (2). Selama selang
waktu t, fluida pada (1) bergerak kekanan menempuh jarak x 1 = v1 t, dan
fluida pada (2) bergerak kekanan menempuh jarak x2 = v2 t. Sehingga
volume fluida yang mengalir masuk lewat (1) pada pipa adalah V1 = A1 x1
= A1 v1 t, dan volume fluida yang mengalir keluar lewat (2) pada pipa
adalah V2 = A2 x2 = A2 v2 t.

23
Gambar 7.3. Hukum kontinuitas aliran

7.5. Hukum kontinuitas aliran

Massa fluida yang masuk pada bagian (1) selama selang waktu t :
m1 = ρ1 V1 (7.3a)
= ρ1 A1 x1 (7.3b)
= ρ1 A1 v1 t (7.3c)

Dengan cara yang sama, massa fluida yang keluar pada bagian (2) selama selang
waktu t adalah

m2 = ρ2 V2 (7.4a)
= ρ2 A2 x2 (7.4b)
= ρ2 A2 v2 t (7.4c)
= ρ2 A2 v2 t (7.4c)

Karena massa fluida yang masuk pada bagian (1) sama dengan fluida yang keluar
pada bagian (2), diperoleh :

ρ1 A1 v1= ρ2 A2 v2 (7.5)

Dan persamaan (7.5) dikenal dengan persamaan kontinuntas. Untuk fluida tak
termampatkan (non-compresible), maka massa jenis fluida tidak mengalami
perubahan selama perjalanan mengalirnya, dengan kata lain untuk kasus ini
berlaku ρ1 = ρ2, sehingga persamaan (7.5) dapat disederhanakan menjadi :

A1 v1= A2 v2 = konstan (7.6)

Jadi pada fluida yang tak termampatkan, berlaku hasil kali luas penampang
dengan laju fluida adalah konstan. Dan karena terdahulu telah dinyatakan bahwa
debit fluida Q = A v, maka ungkapan lain dari persamaan (7.6) adalah:Persamaan
debit konstan. Q1 = Q2 = konstan. Jadi pada fluida tak termampatkan,berlaku: debit
fluida di setiap bagian adalah konstan.
Persamaan kontinuitas , dapat dimodifikasi menjadi
bentuk lain, yaitu:

24
(1). Perbandingan kecepatan fluida dengan luas penampang :

v1 A
 2 (7.7)
v2 A1

(2). Perbandingan kecepatan dengan diameter penampang :

v1 D22
 (7.8)
v 2 D12

7.6. Konsep energi potensial fluida

Tinjau peristiwa air terjun, bagaimana menghitung energi yang dihasilkan oleh air
terjun yang mengalir dengan debit Q dari ketinggian h. Dari konsep energi, bahwa
massa pada ketinggian h akan mempunyai energi potensial :

EP = mgh (7.9)

Begitu juga air yang jatuh dari ketinggian h (air terjun juga memiliki energi
potensial karena dia juga punya massa m).

Gambar 7.4. Energi potensial fluida

Daya P yang dibangkitkan oleh energi potensial air setinggi h dengan debit air Q
adalah :

EP mgh V .gh
P= = = = ρQgh
t t t
(7.10)

Contoh 1

Tinjau air mengalir melalui pipa yang berjari-jari 3 cm, dan kemudian dikeluarkan
melalui sambungan saluran baru dengan jari-jari 0,6 cm. Jika kecepatan aliran air

25
dalam pipa adalah 5 cm/s, berapakah air yang keluar dari saluran yang baru
tersebut.

Pembahasan :

v1 D22
 2 =
2r2 2

v 2 D1 2r1 2

5cm/s 
0,6cm 
2

v2
=
3cm 2

maka : v = 125 cm/s = 1,25 m/s

Contoh 2 :

Jika ditinjau darah dalam tubuh kita ( ρ = 1.055 kg/m3 ) mengalir melalui aorta
dengan kecepatan 0,36 m/s. Luas penampang aorta sama dengan 0,2 cm 2. (a)
berapakah aliran volume dan aliran massa darah dalam aorta. (b) aorta memiliki
lubang-lubang yang jumlahnya puluhan ribu pembuluh yang lebih sempit yang
mempunyai penampang total 0,28 cm2. Tentukan kecepatan rata-rata aliran
darahdalam cabang-cabang aorta.

Pembahasan :

(a). Menentukan laju aliran volume dan laju aliran massa :


Q = v.A
= (0,36 m/s).(0,2. 10-4 m2)
= 7,2.10-5 m3/s
dan
Q = ρvA
= (1,055 kg/m3)(0,36 m/s)( 0,2. 10-4 m2)
= 7,6.10-5 kg/s

(b). Menentukan kecepatan rata-rata aliran darah pada cabang aorta :


Q 7,2.10 5 m 3 /s
v= =
A 0,28.10  4 m 2
= 2,57.10-4 m/s ( kecepatan total pada cabang aorta)

Contoh 3 :

Tinjau air terjun setinggi 20 m dimanfaatkan untuk memutar turbin listrik,


sehingga dapat membangkitkan generator dengan daya sebesar 140 kW. Jika
efisiensi generator adalah 15 %, tentukan debit air tersebut.

Pembahasan :

PListri = 15 % PAir, sehingga :

26
PListrik
PAir = 15%
140 x10 3 Watt
ρQgh =
0,15

maka debit air Q adalah :


3
140 x10 3 Watt 140 x10 Watt
Q= = = 4,67 m3/s
0,15.gh 0,15(1000kg / m 3 )(10m / s 2 )(20m)

7.7. Azas Bernaulli

Tinjau ilustrasi pada gambar 6.5 diatas, maka berdasarkan konsep: usaha-energi
mekanik yang melibatkan besaran tekanan p (usaha), besaran kecepatan aliran
fluida v (mewakili energi kinetik), dan besaran ketinggian (mewakili energi
potensial), Bernoulli menurunkan persamaan matematis, yang dikenal dengan
Persamaan Bernoulli, sebagai berikut :

Gambar 7.5. Penurunan persamaan Bernouli

Aliran fluida dalam pipa

P + ρgh + 1/2ρv2 = konstan (7.11)


atau

p1 + ½ ρ v12  gh1 = p2 + ½ ρ v 22  gh2 (7.12)

dimana : ½ρv2 : Energi kinetic persatuan volume


ρgh : Energi potensial persatuan volume

27
Jadi persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan, energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial persatuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

7.8. Aplikasi Hukum Bernoulli

1. Fluida diam
Jika dilakukan pendekatan untuk kasus fluida diam (v 1 = v2 = 0), maka persamaan
Bernoulli(11) menjadi :

p1 – p2 = ρg ( h2 – h1) (7.12a)

Persamaan (7.12a) adalah bentuk lain dari persamaan hidrostatika, yang dibahas
pada topik bahasan fluida statis : p = ρgh

Gambar 7.6. Fluida diam

2. Fluida mengalir dalam pipa mendatar


Jika dilakukan pendekatan untuk kasus fluida mengalir dalam pipa mendatar (h1 =
h2), maka persamaan Bernoulli menjadi :

p1 – p2 = ½ ρg ( v 22  v12 ) (7.13)
Persamaan (7.13) menyatakan bahwa jika v2 lebih besar dari v1 maka p1 lebih
besar dari p2. Jadi secara fisis menunjukkan bahwa jika kecepatan aliran fluida
disuatu tempat besar maka tekanan fluida ditempat itu rendah, dan berlaku untuk
kasus sebaliknya, ini dikenal dengan azas Bernoulli.
3. Teorema Torricelli
Tinjau sebuah bejana tertutup dengan luas penampang besar A1 berisi zat cair
dengan ketinggian h dari dasar bejana. Jika pada dasar bejana dilubangi dengan
luas penampang lubang A2 sangat kecil (A2 << A1).

28
Gambar 7.7. Ilustrasi teorema Torricelli

Dengan titik acuan pada dasar bejana, maka h2 = 0, dan karena lubang (titik 2)
berhubungan langsung dengan udara, maka p2 = po (tekanan udara). Jadi pada
teorema Torricelli ini dilakukan pendekatan terhadap persamaan Bernoulli (11)
dengan: (1) A2 << A1, sehingga v2 >> v1 , h1 = h dan h2 = 0, dan (2) p2 = po.
Sehingga diperoleh rumusan Torricelli, sebagai berikut :

 p  p0 
V2 = 2 1  gh  (7.14)
  

Jika beda tekanan pada titik (1) P1 dan tekanan pada titik (2) P2 tidak ada, dengan
kata lain P1 = P2 = P0 (tutup bejana juga terbuka ke atmosfer), maka persamaan
menjadi :

v2 = 2 gh (7.15)

Jadi kecepatan zat cair yang keluar dari lubang bocoran bejana tertutup yang
berisi zat cair dengan ketinggian permukaan h, sama seperti kecepatan benda
jatuh bebas dari ketinggian h.

4. Tabung Venturi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tabung venturi adalah sebuah pipa yang
mempunyai bagian yang menyempit. Sebagai contoh dari tabung venturi adalah:
venturimeter, yaitu alat yang dipasang di dalam suatu pipa yang berisi fluida
mengalir, untuk mengukur kecepatan aliran fluida tersebut. Ada dua mecam
venturimeter, yaitu: venturimeter tanpa monometer dan venturimeter dilengkapi
dengan monometer.

a. Venturimeter tanpa monometer

Gambar 7.8. Venturimeter tanpa monometer

Tinjau ilustrasi sederhana venturimeter tanpa monometer seperti tampak pada


gambar (7.8), akan ditentukan kelajuan zat cair v 1, dinyatakan Zat cair dengan
massa jenis ρ yang diukur kecepatannya mengalir pada titik yang tidak

29
mempunyai perbedaan ketinggian (h2-h1= 0), maka dengan meninjau persamaan
Bernoulli, diperoleh :

p1 v12 p 2 v 22
   (7.16)
 2  2
Dari persamaan kontinuitas, diperoleh :

A1
v2 = .v1 (7.17)
A2
Dengan mengeliminasi v2 diperoleh :

p1 v12 p 2 v12 A12


   (7.18)
 2  2 A22
Sehingga :

2( p1  p 2 )
v1 =

 A12 A22  1  (7.19)

Perbedaan tekanan zat cair pada titik (1) dan titik (2) sama dengan tekanan
hidrostatis karena selisih ketinggian zat cair dalam tabung vertikal h, yaitu :

P1 – p2 = ρgh (7.20)

Maka v1 menjadi :

2 gh
  A A22  1
v1 = 2 (7.21)
1

2( p1  p 2 ) 2 gh
Debit Q = v1A1= A1
 
 A12 A22  1
=
  A A22  1
1
2 (7.22)

b. Venturimeter dengan monometer

30
Gambar 7.9. Venturimeter dengan monometer

Zat cair dengan massa jenis ρ yang diukur kecepatannya mengalir pada titik yang
tidak mempunyai perbedaan ketinggian (h2-h1 = 0), maka dengan meninjau
persamaan Bernoulli, diperoleh :

p1 – p2 = ½ ρg ( v 22  v12 ) (7.23)

dari persamaan kontinuitas diperoleeh :

A2
v1 = v2 (7.24)
A1

Dan perbedaan tekanan zat cair pada titik (1) dan titik (2) sama dengan tekanan
hidrostatis karena selisih ketinggian zat cair dalam tabung vertikal h, yaitu :

p1 – p2 = ρgh (7.25)

sehingga diperoleh :

 Hg  Hg
2 gh 2 gh
 
v1 = atau v2 = (7.26)
A12 A22
1 2 1
A2 A12
5. Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas, yang
terdiri dari suatu tabung: tabung luar dengan dua lubang (1) dan tabung dalam
dengan satu lubang (2) yang dihubungkan dengan monometer. Aliran-aliran udara
masuk melalui lubang (1) dan (2) menuju monometer, sehingga terjadi perbedaan
ketinggian h zat cair dalam monometer (air raksa, Hg).

31
Gambar 7.10. Tabung Pitot

Gambar (7.10) bagan sederhana dari Tabung Pitot pendekatan: aliran gas/udara
yang melalui tabung dalam semakin kekanan berkurang sehingga terhenti, ketika
sampai pada lubang (2), karena lubang tabung tegak lurus terhadap monometer,
sehingga v2 = 0. Beda ketinggian antara lubang (1) dan (2) dapat diabaikan,
sehingga ha – hb = 0. Dengan menggunakan persamaan Bernoulli, diperoleh :

p2 – p1 = ½ gv12 - ½ gv 22 (7.27)


dan beda tekanan titik (2) dan (1) karena terjadinya perbedaan ketinggian zat
cair/Hg pada monometer sama dengan tekanan hidrostatis :

p2 – p1 = ½ ρHg gh (7.28)

Jadi, dengan modifikasi persamaan (7.27) dan (7.28), akan diperoleh


kelajuan gas/udara :

2  Hg gh
v=

(7.29)

Contoh 4 :

Tinjau sebuah tangki air terbuka memiliki kedalaman 2 m. sebuah lubang dengan
luas penampang 0,2 cm2 terdapat pada dasar tangki. Tentukan massa air permenit
yang mula-mula akan keluar dari tangki tersebut.

Pembahasan :

32
V2 = 2 gh
= 2.10.2
=2 10 m/s

Q = v2.A2 = 2 10 m/s. 10-5


= 12,65 m3/s

Massa air yang keluar tiap menit :

o Q
m =  = 0,759 kg/menit

Contoh 5 :

Laju aliran gas dalam pipa dapat diukur dengan menggunakan Tabung Pitot. Bila
diketahui beda ketinggian air raksa dalam monometer adalah 30 mm. Jika massa
jenis gas adalah 3,69 x 103 kg/m3, dan massa jenis Hg = 13,6 x 103 kg/m3, maka:
(a) Tulis rumus kecepatan aliran gas dan (b) berapa besar laju v gas tersebut.

Pembahasan :
2  Hg gh
(a). v2 =

2  Hg gh 2 x13,6.10 3 x 0,03
(b). v2 = = = 0,47 m/s
 3,69.10 3

Contoh 6 :

Tinjau sebuah venturimeter yang dilengkapi dengan monometer digunakan untuk


mengukur laju aliran zat cair dalam sebuah tabung, jika diketahu beda tekanan
diantara pipa utama dengan pipa yang menyempit 10,5 x 104 Pa, dan jika luas
penampang pipa utama dan menyempit masing-masing 4 x 10 -2 m2 dan 2 x 10-2
m2. Tentukan: (a) kelajuan air yang mengalir pada pipa yang menyempit, (b)
berapa beda ketinggian kedua kaki monometer.

33
Pembahasan :
A2
(a) Gunakan hubungan : 1. v1 = v2
A1
2. p1 – p2 = ½ ρg ( v 22  v12 )

2( p1  p 2 )
maka diperoleh : v2 =

 A12 A22  1 
2( p1  p 2 )
= 1 = 16,73 m/s
 .1 
4
p1  p 2
(b) dan h = = 0,79 m
g

Rangkuman

1. Fluida ideal adalah fluida yang mempunyai tiga sifat dasar: non
kompresibel, aliran laminer, non viscous.
2. Debit adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir
melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu t tertentu.
Volumeflui da V
Debit = selangwaktu atau Q =
t
3. Persamaan kontinuitas fluida ideal dinyatakan dengan :
(a). A1 v1 = A2 v2 = konstan dan (b). Q1 = Q2 = konstan
4. Daya P yang dibangkitkan oleh suatu tenaga air setinggi h dengan debit air
Q adalah :
E mgh V .gh
P= P = = = ρQgh
t t t
5. Azas Bernoulli menyatakan bahwa: pada pipa mendatar, tekanan paling
besar adalah pada bagian yang kelajuan aliran fluidanya paling kecil, dan
sebaliknya tekanan paling rendah terjadi pada bagian yang kelajuannya
paling besar.
6. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa: jumlah dari tekanan, energi
kinetik per satuan volume, dan energi potensial persatuan volume
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Dan
dinyatakan dengan persamaaan matematis sebagai berikut :
P + ρgh + 1/2ρv2 = konstan
7. Dari Persamaan Bernoulli, jika dilakukan pendekatan untuk kasus fluida
diam (v1 = v2 = 0), maka persamaan Bernoulli menjadi (seperti tekanan
hidrostatis).
P1 – p2 = ρg(h2 – h1) = ρgh
8. Dari Persamaan Bernoulli, jika dilakukan pendekatan untuk kasus fluida
mengalir dalam pipa mendatar (h1 = h2), maka persamaan Bernoulli,
menjadi :

34
p1 – p2 = ½ ρg ( v 22  v12 )
Dan ini dikenal dengan azas Bernoulli

9. Kecepatan zat cair yang keluar dari lubang bocoran bejana tertutup yang
berisi zat cair dengan ketinggian permukaan h, sama seperti kecepatan
benda jatuh bebas dari ketinggian h.
 p  p0 
V2 = 2 1  gh  atau v2 = 2 gh
  

10. Laju aliran cairan dalam tabung yang diukur dengan venturimeter
tanpa monometer :

 Hg  Hg
2 gh 2 gh
 
v1 = atau v2 =
A12 A22
1 2 1
A2 A12
11. Laju aliran cairan dalam tabung yang diukur dengan venturimeter yang
dilengkapi dengan monometer yang berisi air raksa (Hg) :
2  Hg gh
V=

7.10. Tugas

1. Tinjau suatu fluida dialirkan melalui suatu pipa mendatar, maka debit fluida
yang melalui penampang sempit sama dengan debit fluida yang melalui
penampang besar. Benarkah pernyataan tersebut. Jelaskan.

2. Jelaskan prinsip dari hukum kontinuitas aliran fluida. Dan tuliskan rumusan
matematis yang mendukung penjelasan tersebut.

3. Jika fluida mengalir pada sebuah pipa, kemudian mendadak pipanya


dipersempit penampangnya, bagaimana kelajuan aliran fluida pada
penampang yang dipersempit tersebut.
4. Jelaskan bagaimana syarat fluida dianggap sebagai fluida ideal. Apa yang
anda ketahui tentang: Viscositas, kompresibel, dan stasioner.
5. Air mengalir dengan kecepatan 1,4 m/s melalui sebuah selang yang
diameternya 0,2 cm. Berapakah lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
sebuah bak berbentuk silinder dengan jari-jari 2 m sampai setinggi 1,44 m.

6. Tinjau sebuah pipa yang memiliki dua penampang yang berbeda, yaitu
penampang A sebesar 4 cm2 dan penampang B sebesar 2 cm2. Jika pipa
tersebut terletak pada posisi mendatar dan penuh berisi air, dan diketahui

35
kecepatan air pada penampang A adalah 0,2 m/s. (a) berapa kecepatan aliran
air pada penampang B, (b) debit air yang lewat pada penampang A dan B.

7. Tinjau sebuah pipa dengan jari-jari 15 mm dihubungkan pada tiga buah pipa
kecil yang jari-jarinya masing-masing 7,5 mm, jika kelajuan pada pipa besar
adalah 3 m/s, berapakah kelajuan pada pipa-pipa kecil tersebut.

8. Sejumlah 4,25 liter perdetik keluar dari selang bensin, dengan kelajuan 50
cm/s. Tentukan jari-jari penampang mulut selang.

9. Daya keluaran jantung seorang petinju selama melakukan aktivitas berat


adalah 9,0 W. Jika tekanan darah meningkat menjadi 30 kPa ketika darah
mengalir melalui jantung atlet, tentukan laju aliran darah (liter/s).

10. Air yang mengalir keluar dari sebuah pipa dengan kecepatan 6 m/s digunakan
untuk mengisi suatu wadah berukuran 40 cm x 50 cm x 160 cm. Jika diketahui
luas penampang pipa adalah 0,9 cm2, berapa waktu yang dibutuhkan hingga
wadah tersebut penuh berisi air.

11. Bila angin keras bertiup kenapa jendela yang terbuka sebaiknya dibiarkan
terbuka, jelaskan dengan menggunakan azas Bernoulli

12. Sebuah gelas berisi air, jika dekat dengan dasar gelas diberi lubang, dan air
mulai keluar. Jika gelas tersebut dijatuhkan bebas, air tidak keluar dari lubang.
Coba jelaskan.

13. Laju semburan air yang keluar dari lubang yang terletak di kedalaman h dari
permukaan air dalam bejana adalah sama besar dengan kecepatan benda jatuh
bebas, v = 2 gh (teorema Torricelli) Bisakah anda menjelaskan.

14. Berikan 2 contoh alat yang cara kerjanya menggunakan konsep dasar
persamaan Bernoulli. Jelaskan masing-masing contoh tersebut.

15. Bagaimana anda bisa menjelaskan, kenapa pesawat bisa terbang (di angkasa),
mengatur ketinggian dan bagaimana pesawat turun kembali (di bumi).
16. Pada saat pesawat akan tinggal landas (terbang), apakah sebaiknya pesawat
menantang arah angin atau searah dengan arah angin. Jelaskan.

17. Debit air melalui sebuah pipa air adalah 2000 L/s. Jika luas pipa utama dan
pipa yang menyempit pada sebuah venturimeter msasing-masing adalah 40
cm2 dan 40 mm2. Jika massa jenis air raksa = 13,6 x 103 kg/m3 dan g = 10
m/s2. Tentukan ; (a) kelajuan air pada pipa utama dan menyempit, (b) beda
tekanan air antara kedua pipa tersebut, dan (c) beda ketinggian air raksa(Hg)
dalam pipa monometer.

36
7.11. Tes Formatif

1. Tinjau air terjun setinggi h yang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga
air (PLTA). Jika setelah dilakukan penelitian diperoleh data bahwa setiap
detik air mengalir kebawah sebanyak 10.000 liter. Jika efisiensi generator 55
% dan percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s 2 dan daya rata-rata yang
dihasilkan 11 x 105 W, tentukan h.

2. Air yang mengalir keluar dari sebuah pipa dengan kecepatan 5 m/s digunakan
untuk mengisi suatu wadah berukuran 40 cm x 50 cm x 160 cm. Jika diketahui
luas penampang pipa adalah 0,8 cm2, berapa waktu yang dibutuhkan hingga
wadah tersebut penuh berisi air.

3. Tinjau sebuah pipa berbentuk leher botol, jika diameter penampang D1 adalah
5 kali diameter penampang D2 dan kelajuan aliran air dalam penampang kecil
adalah 81 m/s, tentukan kelajuan aliran air pada penampang besar.

4. Tinjau sebuah generator 1 kW digerakan dengan kincir tenaga air. Jika


generator hanya menerima 90 % dari energi air yang jatuh 10 m dari atas
baling-baling kincir. Berapa debit air yang sampai ke kincir.

5. Tinjau sebuah selang menyemprotkan air vertikal keatas, sehingga air


mencapai ketinggian 5 m. Jika luas ujung selang adalah 0,5 cm2, tentukan: (a)
debit air yang keluar dari selang, (b) volume air yang keluar dari selang
selama 0,5 menit.

6. Tinggi permukaan air pada tangki adalah 1,44 m, jika tangki mengalami
kebocoran pada ketinggian 90 cm dari dasar tangki. Maka seberapa jauh air
tersebut jatuh dari tangki.

7. Tinjau sebuah bejana besar berisi air setinggi 20 m. Jika disisi bak dibuat dua
lubang yang masing-masing berjarak 3 m dari permukaan dan dasar bejana.
Tentukan perbandingan jauh jarak air yang dipancarkan dari lubang-lubang
tersebut.

8. Sebuah tangki berisi air diletakkan di tanah. Tinggi permukaan air dar tanah
2,25 m. Pada ketinggian 0,75 m dari tanah terdapat lubang kebocoran, jika
percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s 2. Berapakah kecepatan aliran air dari
lubang kebocoran tersebut.

9. Tinjau sebuah akuarium yang diisi air melalui sebuah keran yang debitnya 0,4
liter per sekon. Jika terdapat lubang yang luasnya 0,2 cm2 tepat didasar kaca
akuarium. Perkirakan berapa tinggi maksimum air yang dapat diisikan pada
akuarium.

37
10. Tinjau air terjun dengan ketinggian 125 m, debit air 200 m 3/s digunakan untuk
memutar generator listrik, dan jika hanya 20 % energi air yang diubah
menjadi energi listrik maka tentukan daya keluaran dari generator listrik.

11. Laju aliran gas dalam pipa dapat diukur dengan menggunakan Tabung Pittot.
Bila diketahui beda ketinggian air raksa dalam monometer 20 mm. Jika massa
jenis gas adalah 8,69 x 103 kg/m3, dan massa jenis Hg = 13,6 x 103 kg/m3,
maka: (a) tulis rumus kecepatan aliran gas dan (b) berapa besar laju v gas
tersebut.

12. Sebuah wadah diisi dengan air hingga kedalaman y = 2,4 m. wadah tersebut
ditutup dengan kuat, tapi diatas air masih ada ruang udara dengan tekanan
1,37 x 105 Pa. Jika sebuah lubang terdapat pada wadah terletak pada
ketinggian 0,8 m diatas dasar wadah. (a). hitung berapa kecepatan awal air
keluar dari lubang. (b) jika tutup atas wadah bocor sehingga udara diatas air
terbuka hitung kecepatan awal air tersebut keluar dari lubang.

13. Tinjau sebuah venturimeter yang dilengkapi dengan monometer digunakan


untuk mengukur laju aliran zat cair dalam sebuah tabung, jika diketahu beda
tekanan diantara pipa utama dengan pipa yang menyempit 12,5 x 10 4 Pa, dan
jika luas penampang pipa utama dan menyempit masing-masing 2 x 10 -2 m2
dan 0,5 x 10-2 m2. Tentukan: (a) kelajuan air yang mengalir pada pipa yang
menyempit, (b) debit air yang lewat pipa yang menyempit, dan (c) berapa
beda ketinggian kedua kaki monometer.

14. Sebuah sayap sebuah pesawat terbang memiliki luas permukaan 36 m 2. Jika
kelajuan aliran udara diatas pesawat adalah ß kali kelajuan udara dibawah
pesawat yang kelajuannya v. (a) tentukan gaya angkat pesawat persatuan luas,
(b) Jika massa jenis udara 1,0 kg/m3, ß =1,1, massa pesawat 300 kg,
percepatan gravitasi bumi g = 9,8 m/s2, maka laju takeoff minimal berapa.

15. Air mengalir dengan kecepatan 0,6 m/s melalui sebuah selang berdiameter 3
cm. Selang ini terletak mendatar. Tentukan: (a) debit massa air, (b) kecepatan
air yang keluar dari ujung selang jika diameter nya 0,3 cm, (c) tekanan absolut
air dalam selang jika tekanan ujung-ujung selang sama dengan tekanan
atmosfer.

16. Tinjau sebuah tangki air terbuka memiliki kedalaman 1,6 m, sebuah lubang
dengan luas penampang 4 cm2 terdapat pada dasar tangki. Tentukan massa air
per menit yang mula-mula akan keluar dari tangki tersebut.
17. Suatu fluida melalui sebuah pipa berjari-jari 5 cm dengan kecepatan 6 m/s.
Tentukan debit fluida tersebut dalam (a) m3/s dan (b) m3/jam, dan (c). L/s.

18. Tinjau sebuah tangki berisi solar dengan tekanan 4,0 bar. Dengan
mengabaikan beda ketinggian antara solar dan keran, tentukan kelajuan solar

38
ketika keluar dari keran. Massa jenis solar 7,8 x 10 2 kg/m3. (1 bar = 103
N/m2).

19. Tinjau air mengalir keatas melalui pipa (lihat gambar) dengan laju aliran 16
L/s. Jika air memasuki ujung pipa dengan kecepatan 4,0 m/s. tentukan beda
tekanan diantara kedua ujung pipa tersebut.

20. Tinjau sebuah tangki air, memancarkan air keluar lewat lubang pada dasar
tangki dengan sudut 30o terhadap lantai. Jika air jatuh pada bidang dasar
tangki sejauh 1,5 m dari dinding tangki. Tentukan ketinggian air dalam tangki.

7.12. Kunci Jawaban tess formatif


1. h = 20 m
2. t = 800 s
3. v = 3,25 m/s
4. Q = 12 L/s
5. Q = 0,1 L/s dan V = 3 L
6. x = 20 m
x1 3
7. 
x 2 17
8. v = 30 m/s
9. h = 20 m
10. P = 50 Watt

39
2  Hg gh
11. (a). v = , (b). v = 0,25 m/s

12. (a). v = 8,25 m/s , (b). v = 5,66 m/s
13. (a). v2 = 11,55 m/s , (b). Q =577,5 m 3/s,
14. Fa = ½Aρg. v12 (n2 – 1) , (b). v = 27,89 m/s
15. (a). 0,424 L/s, (b). v = 59,98 m/s, (c). 30.000 N/m2
16. 136,76 kg/menit
17. (a) 0,047 m3/s, (b). 169,65 m3/jam, (c). 47 L/s
18. v = 2,768 m/s
19. p1 – p2 = 38.755 Pa
20. h = 0,616 m

40

Anda mungkin juga menyukai