Anda di halaman 1dari 28

HUKUM II

THERMODINAMIKA
A.FANI DWI Y
DEVRI EKO NURWAHYUWONO
ISYA RAHMADANI
VIOLA EKA
YOSHAFAT ABIA SUDARSO
TERMODINAMIKA

Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya


panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika merupakan ilmu yang
menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan
perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya.
Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi
dan kespontanan proses. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk mekanisme
yang dapat membantu manusia dalam kegiatannya.
HUKUM II TERMODINAMIKA
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah,
dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat
dibalik). Satu pernyataannya, dibuat oleh R. J. E. Clausius (1822-1888), yang
berbunyi:
“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin;
kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas.”

Terdapat dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna


untuk memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang
dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua
termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari
suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.”
Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan bahwa tidak ada cara untuk
mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini untuk
menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan
atmosfer.
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap
kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha”
2. Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke
benda panas”.
Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu
rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa
memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha.
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari
reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang
bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.
ENTROPI

Termodinamika menyatakan bahwa proses alami cenderung


bergerak menuju ke keadaan ketidakteraturan yang lebih besar.
Ukuran ketidakteraturan ini dikenal dengan sistem entropi.
Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyerupai
perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal hingga keadaan akhir
sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan sistem
semakin tidak teratur. maka besarnya perubahan entropi sistem
adalah :
𝑸
∆𝑺 =
𝑻
Keterangan :
ΔS = perubahan entropi ( J/K)
Q = kalor ( J)
T = suhu (K)
Contoh soal :
1. Suatu sistem menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 27°C. Berapakah
peubahan entropi system ini?
Penyelesaian:
Diketahui:
Q = 60 kJ = 60. 000J
T = 27°C = 300 K
Ditanyakan:
Jawab:

Jadi, besar perubahan entropi adalah 200J/K


APLIKASI HUKUM II TERMODINAMIKA
1. Mesin Kalor (Heat Engine)
Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi
mekanik.Gagasan dasar di balik mesin kalor adalah bahwa energi mekanik bisa didapat dari energi
termal hanya ketika kalor dibiarkan mengalir dari temperature tinggi ke temperatur yang lebih
rendah. dalam proses ini, sebagian kalor dapat diubah menjadi kerja mekanik. Artinya, masukan
kalor QH pada temperatur tinggi TH sebagian diubah menjadi kerja W dan sebagian dibuang sebagai
kalor QL pada temperatur yang lebih rendah TL
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi dapat dinyatakan :
QH = W + QL
W = QH - QL
Keterangan :
QH = Kalor pada reservoir bersuhu tinggi (Joule)
QL = Kalor pada reservoir bersuhu rendah (Joule)
W = usaha/kerja yang dilakukan (Joule)
Melihat karakteristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang dapat mengubah
semua panas yang diterima kemudian mengubahnya semua menjadi kerja, dengan kata lain mesin kalor memiliki
efisiensi. Efisiensi dari mesin kalor dapat didefinisikan sebagai perbandingan kerja yang dilakukan W terhadap
masukan kalor pada temperatur tinggi TH, dapat ditulis dengan persamaan :
𝑊
η= 𝑥 100% Keterangan :
𝑄𝐻

𝑄𝐻−𝑄𝐿
η= 𝑥 100% η = efisiensi kalor
𝑄𝐻

𝑄
η = 1 − 𝑄 𝐿 𝑥 100% QH = Kalor pada reservoir bersuhu tinggi (Joule)
𝐻

QL = Kalor pada reservoir bersuhu rendah (Joule)


W = usaha/kerja yang dilakukan (Joule)
Gambar di samping menunjukkan bahwa
1.200 J kalor mengalir secara spontan dari
reservoir panas bersuhu 600 K ke reservoir
dingin bersuhu 300 K. Tentukanlah jumlah
entropi dari sistem tersebut. Anggap tidak ada
perubahan lain yang terjadi.
PENYELESAIAN
Diketahui : Q = 1.200 J,

T1 = 600 K

T2 = 300 K.

Perubahan entropi reservoir panas:

ΔS1 = (- Q1/T1) = (-1.200 J/600 K) = –2 J/K

Perubahan entropi reservoir dingin:

ΔS2 = (Q2/T2) = (1.200 J/300 K) = –4 J/K

Total perubahan entropi total adalah jumlah aljabar perubahan entropi setiap reservoir:

ΔSsistem = ΔS1 + ΔS2 = –2 J/K + 4 J/K = +2 J/K


Suatu mesin memiliki suhu reservoir tinggi 400°C dan suhu reservoir
rendah 70°C. Hitunglah efisiensi mesin tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui :
Tt = 400°C = 673 k
Tr = 70°C = 343 K
Ditanyakan : η
Jawab:

Jadi, efisiensi mesin sebesar 49%


2. Mesin Pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya
berkebalikan dengan mesin kalor. Mesin pendingin pada dasarnya mengambil
(melepaskan) kalor dari sistem ke lingkungan atau memindahkan kalor dari
reservoir dingin ke reservoir panas.
Pada mesin pendingin berlaku usaha atau kerja dilakukan atau
dikerjakan kepada sistem agar kalor dapat dipindahkan atau mengalir dari
reservoir suhu rendah ke reservoir suhu tinggi. Jadi usaha W yang dilakukan
kepada sistem adalah selisih kalor yang diserap di reservoir suhu rendah Q2
dengan kalor yang dilepaskan di reservoir suhu tinggi Q1. (W = Q1 – Q2)
Berbeda dengan mesin kalor yang dinilai berdasarkan efisiensinya, kinerja mesin pendingin
dinilai berdasarkan nilai koefisien kinerjanya. Koefisien kinerja (Kp) merupakan hasil bagi kalor yang
dipindahkan dari reservoir bersuhu rendah Q2 terhadap usaha yang dibutuhkan W.

𝑄2 𝑄2 𝑇2
𝐾𝑝 = = =
𝑊 𝑄1 − 𝑄2 𝑇1 − 𝑇2
Keterangan :
Kp = koefisien kinerja (daya guna)
W = usaha yang diperlukan ( J)
Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi ( J)
Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah ( J)
T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)
Sebuah kulkas memiliki koefisien perfomansi 6,0. Jika suhu ruang di luar
kulkas adalah 28ºC, berapa suhu paling rendah di dalam kulkas yang dapat
diperoleh ?

Penyelesaian :

Koefisien perfomansi maksimum diperoleh sebagai berikut:

𝑇2
• KP =
𝑇1−𝑇2
• Dengan T1 adalah suhu tinggi dan T2 adalah suhu rendah. Persamaan di atas dapat
diatur agar suhu rendah T2 terdapat di kiri persamaan.

(Kp)T1 – (KP)T2 = T2

(KP)T1 = (1 +KP)T2

𝑇𝑃 ×𝑇1
T2 =
𝑇𝑃+1

• Dari soal diketahui T1 = (28 +273)K = 301 K dan KP = 6,0 sehingga suhu paling
rendah di dalam kulkas T2 dapat dihitung.

T2 = 6,0 x (301 K) = 258 K atau -15ºC


3. Siklus dan Mesin Carnot
Pada tahun 1824, seorang insinyur berkebangsaan Prancis, Nicolas
Leonardi Sadi Carnot, memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan efisiensi
suatu mesin berdasarkan siklus usaha. Metode efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya
dikenal sebagai siklus Carnot.
Siklus carnot merupakan suatu siklus termodinamika yang melibatkan
proses isotermal, isobarik, dan isokorik. Siklus adalah suatu rangkaian sedemikian
rupa sehingga akhirnya kembali kepada keadaan semula.
Proses Pada Siklus Carnot

Berdasarkan gambar disamping dapat dijelaskan siklus Carnot


sebagai berikut.

1. Proses AB adalah proses pemuaian isotermal pada suhu T1.


Pada proses ini sistem menyerap kalor Q1 dari reservoir
bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB.
2. Proses BC adalah proses pemuaian adiabatik. Selama proses
ini berlangsung suhu sistem turun dari T1 menjadi T2 sambil
melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah proses pemampatan isotermal pada suhu
T2. Pada proses ini sistem menerima usaha WCD dan
melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini
suhu sistem naik dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha
WDA.
Dalam Siklus Carnot Berlaku Rumus sebagai Berikut :
𝑄2 𝑇2
Untuk siklus Carnot berlaku hubungan = , sehingga
𝑄1 𝑇1

efisiensi mesin Carnot dapat dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
η = efisiensi mesin Carnot
T1 = suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 =suhu reservoir bersuhu rendah (K)
Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena
merupakan mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada
mesin yang mempunyai efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot.
Tentukan efisiensi dan usaha yang dilakukan mesin Carnot
dalam satu siklus berdasarkan grafik di bawah :
Penyelesaian:
Diketahui :
Suhu tinggi (TH) = 800 K
Suhu rendah (TL) = 300 K
Kalor yang diserap (QH) = 1000 Joule
Ditanya : Efisiensi (e) dan usaha (W) yang dilakukan mesin Carnot
Jawab :
Efisiensi mesin Carnot :
• Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot :
W = e QH
W = (0,625)(1000)
W = 625 Joule
PERHATIKAN GAMBAR DI BAWAH INI
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi
adalah 1200 joule, tentukan :
a) Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu
rendah dengan usaha yang dilakukan mesin
Carnot
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
Penyelesaian: c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu
a) Efisiensi mesin Carnot rendah dengan usaha yang dilakukan mesin
Data : Carnot
Tt = 227oC = 500 K Q2 = Q1 − W = 1200 − 480 = 720 joule
Tr = 27oC = 300 K Q2 : W = 720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100% d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
η = ( 1 − 300/500) x 100% = 40% ab → pemuaian isotermis (volume gas
bertambah, suhu gas tetap)
bc → pemuaian adiabatis (volume gas
b) Usaha mesin Carnot
bertambah, suhu gas turun)
η = W/Q1 cd → pemampatan isotermal (volume gas
4/10 = W/1200 berkurang, suhu gas tetap)
W = 480 joule da → pemampatan adiabatis (volume gas
berkurang, suhu gas naik)
4. Mesin Diesel
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi (pemberi tekanan yang tinggi ), dimana bahan bakar
dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain
(seperti busi). Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel
Prinsip kerja mesin diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi
kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser
(udara) di dalam silinder (ruang bakar).Pada mesin diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau
lebih tergantung pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-
balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol
(crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak
pada langkah kompresi.
SIKLUS MESIN DIESEL

1. Mula-mula udara ditekan secara adiabatik. Penekanan


secara adiabatik menyebabkan suhu dan tekanan udara
meningkat (a-b)
2. Udara dipanaskan pada tekanan konstan – penyuntik
(injector) menyemprotkan solar dan terjadilah
pembakaran (b-c)
3. Gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik (c-d)
4. Pendinginan pada volume konstan – gas yang terbakar
dibuang ke pipa pembuangan dan udara yang baru,
masuk ke silinder (d-a)
Kesimpulan
1. Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan
antara energi panas dengan kerja.
2. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain,
tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua
termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
3. Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika ke-2. Pernyataan kelvin-planck yang
diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan untuk
mesin pendingin/pompa kalor.
4. Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari
keadaan awal hingga keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan
sistem semakin tidak teratur.

Anda mungkin juga menyukai