Anda di halaman 1dari 40

ACARA III

TERMOKIMIA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tujuan Praktikum : 1. Untuk mempelajari perubahan energi pada reaksi kimia.

2. Untuk mengukur perubahan kalor dengan percobaan yang sederhana.

Waktu Praktikum : Jumat, 17 Oktober 2014

Tempat Praktikum: Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Panas pembentukan ialah panas reaksi pada pembentukan 1 mol suatu zat dari unsure-
unsurnya. Jika aktivitas pereaksinya 1, hal ini disebut panas pembentukan standar, ∆H. untuk
gas, zat cair, dan zat padat keadaan standar ialah keadaan pada tekanan 1 atm. Untuk gas
nyata, keadaan standarnya tidak pada tekanan 1 atm, tetapi perbedaannya tidak besar. Untuk
larutan, keadaan standar ialah keadaan pada saat a=1(Sukardjo,2002:75).
Calorimeter adalah suatu system terisolasi ( tidak ada pertukaran energy dan materi
dengan lingkungan diluar calorimeter. Dengan mengukur kenaikkan suhu di dalam
calorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat
calorimeter berdasarkan rumus :
q= m.c. ∆T
dengan, q = jumlah kalor
m = massa air didalam kalori meter
c= kalor jenis air
∆T = kenaikkan suhu larutan.
Dengan demikian semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi didalam
calorimeter, tidak ada yang terbuang keluar dari calorimeter(Papan,2001:197).
Entalpi mutlak dari suatu zat, seperti energy mutlak, tidak dapat diukur atau dihitung.
Hanya perubahan entalpi sajalah yang dapat diukur. Seperti ketinggian diukur relative
terhadap suatu ketinggian standar (permukaan laut), maka kita perlu mengambil kondisi acuan
untuk entalpi zat. Untuk mengatasi masalah ini, ahli kimia mengidentifikasi keadaan standar
untuk zat kimia sebagai berikut:
Untuk zat cair dan padat, keadaan standar adalah keadaan stabil secara termodinamika pada
tekanan 1 atm dan suhu tertentu. Untuk gas, keadaan standar adalah fasa gas pada tekanan 1
atm, pada suhu tertentu, dan menunjukkan sifat larutan ideal(Oxtoby,2001:209).
Salah satu tujuan utama mempelajari termodinamika, dari sudut pandang kimiawan, ialah
agar dapar memprediksi apakah suatu reaksi akan terjadi atau tidak ketika sejumlah pereaksi
dicampur pada sekumpulan kondisi tertentu (misalnya, pada suhu, tekanan, dan konsentrrasi
tertentu). Pengetahuan ini penting bagi seseorang yang sedang mensintesis senyawa di
laboratorium penelitian, membuat bahan kimia di pabrik dalam skala besar, atau mencoba
memahami proses biologis yang rumit dinamakan reaksi spontan dalam sel. Reaksi yang
sesungguhnya terjadi pada kondisi tersebut dinamakan reaksi spontan. Jika reaksinya tidak
terjadi, kita menyebutnya reaksi nonspontan(Chang,2005:166).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat Praktikum :
a. Buret 50 ml
b. Corong kaca 60 mm
c. Gelas arloji
d. Gelas kimia 100 ml
e. Gelas kimia 200 ml
f. Gelas ukur 50 ml
g. Gelas ukur 100 ml
h. Kalorimeter + Termometer
i. Kertas label
j. Lap
k. Mantel
l. Pipet tetes
m. Sendok
n. Stopwatch
o. Termometer air raksa
p. Timbangan analitik
q. Tissue
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O)
b. Larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) 0,5 M
c. Larutan Etanol (C2H5OH) 96%
d. Larutan asam klorida (HCl) 2M
e. Larutan natrium klorida (NaOH) 2,05 M
f. Padatan seng (Zn)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
a. Dimasukkan 40 ml Aquades ke dalam gelas ukur, dicatat
suhunya, lalu dimasukkan ke dalam kalorimeter
b. Dimasukkan 40 ml aquades kedalam gelas kimia, depanaskan dicatat suhunya hingga
mencapai ± 20oC diatas suhu kamar.
c. Dimasukkan aquades yang sudah dipanaskan ke dalam kalorimeter yang berisi aquades
dengan suhu normal. Dikocok selama 10 menit dan dicatat perubahan suhunya setiap 1
menit.
2. Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
a. Dimasukkan 20 ml larutan CuSO4 0,5 M ke dalam kalorimeter, dikocok selama 2
menit, dan dicatat perubahan suhunya setiap 30 detik.
c. Ditimbang dengan teliti padatan Zn dengan timbangan analitik sebesar 3-3,10 gr.
d. Dimasukkkan padatan Zn kedalam calorimeter yang sudah berisi larutan CuSO4.
dikocok selama 10 menit dan dicatat perubahahn suhunya setiap 1 menit. Setelah proses
selesai, diamati perubahan warna yang terjadi pada pencampuran larutan CuSO4 dengan
padatan Zn.
3. PenentuanKalor Pelarut Etanol dalam Air
a. Dimasukkan 18 ml aquades kedalam calorimeter, dikocok selama 2 menit, dan dicatat
perubahan suhunya setiap 30 detik.
b. Dimasukkan 50 ml etanol kedalam buret lalu dicatat suhu awalnya. Diambil sebanyak
29 ml dengan gelas kimia lalu dimasukkan kedalam calorimeter yang berisi aquades.
d. Dikocok campuran etanol dengan aquades selama 4 menit dan dicatat perubahan
suhunya setiap 30 detik.
e. Diulangi percobaan diatas dengan campuran :

No. Volume Aquades(ml) Volume Etanol (ml)

1. 27 19,3
2. 36 14,5
3. 36 11,6
4. 36 5,8
5. 45 4,8

4. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH


a. Dimasukkan 20 ml larutan HCl 2M kedalam gelas ukur, dicatat suhunya.
b. Dimasukkan 20 ml NaOH 2,05 M kedalam gelas ukur, diatur suhunya sedemikian
rupa agar sama dengan larutan HCl.
c. Dicampurkan kedua larutan diatas kedalam calorimeter, dikocok selama 5 menit, dan
dicatat perubahan suhunya setiap 30 detik.

E. HASIL PENGAMATAN

No Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan

1. Penentuan Tetapan Kalorimeter T awal aquades = 30ºC (dalam


a. Aquades 40 ml dimasukkan ke dalam calorimeter).
kalorimeter dengan gelas ukur, kemudian T aquades setelah dipanaskan = 48ºC
dicatat suhunya.
b. Aquades 40 ml dipanaskan ke dalam Setelah dicampurkan:
gelas kimia ± 20◦C di atas suhu kamar, T1= 38 ºC T6= 36,5 ºC
dicatat suhunya. T2= 39 ºC T7= 36 ºC
c. Aquades yang dipanaskan dicampurkan T3= 39,5 ºC T8=36 ºC
ke dalam kalorimeter, dikocok atau T4= 38 ºC T9=35,5 ºC
diaduk, kemudian diamati suhunya T5= 37 ºC T10=35,5 ºC
selama 10 menit dengan selang waktu 1
menit setelah pencampuran.

Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


a. Larutan CuSO4 0,5 M sebanyak 20
2. ml dimasukkan ke dalam kalorimeter. T CuSO4 2menit selang ½ menit:
b. Suhunya dicatat selama 2 menit T1= 34 ºC
dengan selang waktu 1/2 menit. T2= 33 ºC
c. Butiran Zn ditimbang sebanyak T3= 32,5 ºC
3,09gr. T4= 32 ºC
d. padatan Zn dimasukan ke dalam
larutan CuSO4 di dalam kalorimeter. T campr selama 10 menit selang
e. Suhunya dicatat selama 10 menit waktu1/2 menit :
selang waktu 1 menit setelah T1= 35 ºC T6=41 ºC
pencampuran T2= 37 ºC T7=40 ºC
T3= 40 ºC T8=39,5 ºC
PenentuanKalor Pelarut Etanol dalam Air T4= 42 ºC T9=39 ºC
a. Aquadessebanyak 18 ml T5= 43 ºC T10=38,5 ºC
dimasukkan ke dalam kalorimeter
menggunakan gelas ukur. suhunya
3. dicatat selama 2 menit dengan selang
waktu 1/2 menit. Suhu etanol diukur,
dimasukkan dengan tepat 29 ml etanol T aquades :
ke dalam kalorimeter. campuran T1 = 31 ºC T3= 33 ºC
dikocok, dicatat suhu selama 4 menit T2= 33 ºC T4 = 34 ºC
dengan selang waktu 1/2 menit. 18ml Aquades+ 29ml etanol :
lakukan percobaan yang sama pada T1= 34 ºC T6=35 ºC
 27 ml air + 19,3ml etanol T2=35 ºC T7=35 ºC
T3= 35 ºC T8=35 ºC
T4= 35 ºC
T5= 35 ºC

T aquades 27ml :
T1= 30 ºC
T2= 31 ºC
T3= 31 ºC
T4= 31 ºC
27ml aquades + 19,3 mm etanol
T1= 35 ºC T6=34 ºC
T2=35,5 ºC T7=34 ºC
T3= 35 ºC T8=34 ºC
T4= 35 ºC
T5= 34,5 ºC
 36ml air + 14,5ml etanol
T aquades
T1=30 ºC
T2= 31 ºC
T3=32 ºC
T4=32 ºC
T etanol = 30 ºC
T camp:
T1= 35 ºC T6=36 ºC
T2= 35 ºC T7=36 ºC
T3= 36 ºC T8=36 ºC
T4= 36 ºC
T5=36 ºC
 36 ml air + 11,6ml etanol T aquades :
T1= 30 ºC
T2= 30,1 ºC
T3=30,3 ºC
T4=30,5 ºC
T campuran :
T1=34,5 ºC T6=34 ºC
T2=35 ºC T7=33,5 ºC
T3= 35 ºC T8=34 ºC
T4=34,5 ºC
T5= 34 ºC

 36 ml air + 5,8ml etanol T aquades :


T1= 30 ºC
T2=31 ºC
T3=32 ºC
T4=32 ºC
T campuran :
T1= 33 ºC T6=35 ºC
T2= 33 ºC T7=35 ºC
T3= 34 ºC T8=35 ºC
T4= 34 ºC
T5= 35 ºC

 45 ml air + 4,8ml etanol


T aquades 45 ml :
T1= 30 ºC
T2=30 ºC
T3=30 ºC
T4=30 ºC
T campuran :
T1=32,3 ºC T6=32 ºC
T2=32 ºC T7=31,5 ºC
T3=32 ºC T8=32 ºC
T4=32 ºC
T5=32 ºC

4. a. Penentuan Kalor Penetralan HCl


dan NaOH T HCl = 31 ºC
larutan HCl 2M sebanyak 20ml T NaOH = 31 ºC
dimasukan kedalam calorimeter. T1=38 ºC
b. Larutan NaOH 2,05 M, sebanyak T2=38 ºC
20ml suhu kedua larutan T3=38,5 ºC
disamakan. T4=39ºC
c. Basa ini dicampurkan kedalam T5=39 ºC
calorimeter dan suhunya di catat T6=39 ºC
selama 5menit selang waktu ½ T7=40 ºC
menit. T8=41,5 ºC
T9=41,5 ºC
T10=42 ºC

F. ANALISIS DATA
1. Reaksi Kimia
a. Percobaan I
H2O(l) + H2O(l) 2H2O(l)
b. Percobaan II
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
c. Percobaan III
C2H5OH(aq) + H2O C2H5OH(aq) + H2O(l)
d. Percobaan IV
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

2. Perhitungan
1. Penentuan tetapan Kalorimeter
 Suhu awal air dingin (To)
To = 30oC
= 30 + 273
= 303 K
 Suhu awal air panas (Tt)
Tt = 48oC
= 48 + 273
= 321
 Suhu akhir campuran / suhu rata-rata (TR)
T1 = 38oC
= 38 + 273 K
T2 = 39oC
= 39 + 273
= 312
T3 = 39,5oC
= 39,5 + 273
= 312,5
T4 = 38oC
= 38 + 273
= 311
T5 = 37oC
= 37 + 273
= 310 K
T6 = 36,5oC
= 309,5 K
T7 = 36oC
= 36 + 273
= 309K
T8 = 36 oC
= 36 + 273
= 309 K
T9 = 35,5 oC
= 35,5 + 273
= 308,0 K
T10 = 35,5 oC
= 35,5 + 273
= 308,0 K

T 1+T 2+T 3+T 4+ T 5+T 6+ T 7+T 8+ T 9+T 10


TR =
n
311+312+312,5+311+310+309+ 309,5+ 309+308,5+308,5
=
10
3101
=
10
= 310,1 K
 Suhu yang diserap kalorimeter (TA)
TA = Tt - To
= 321 – 303
= 18 K
 Kenaikan suhu air dingin (T)
T = TR - To
= 310,1 – 303
= 7,1 K
 Kenaikan suhu air panas (t)
t = TR - Tt
= 310,1 – 321
= -10,9 K
Diketahui :  air = 1 gr/cm3
V air = 40 ml
c air = 4,2 J/gr K
m air =  air . V air
= 1.40
= 40 gram

 Kalor yang diserap air dingin (q1)


q1 = m . c . T
= 40 x 4,2 x 7,1
= 1192,80 J

 Kalor yang dilepas air panas (q2)


q2 = m . c . t
= 40 x 4,2 x -10,9
= -1831,20 J

 Kalor yang diserap kalorimeter (q3)


q3 = q2 - q1
= 1831,20 – 1192,80
= 638,4 J

 Tetapan kalorimeter (K)


q3
K=
∆TA
638,4
=
18
= 35,4667 J/K
 Grafik hubungan antara suhu(K) dengan selang waktu pencampuran (menit)

313 Y-Values
312

311

310
Y-Values
309

308

307

306
0 2 4 6 8 10 12

2. Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


 Suhu rata-rata CuSO4 (Ta)
T1 = 34oC
=34 + 273
=307
T2 = 33oC
= 33 + 273
= 306
T3 = 32,5oC
= 32,5 + 273
= 305,5
T4 = 32 oC
= 32 + 273
= 305
T 1+T 2+T 3+T 4
Ta =
n
307+306+305,5+305
=
4
= 305, 8750 K

 Suhu rata-rata campuran (Tb)


T1 = 35oC
= 35 + 273
= 308 K
T2 = 37oC
= 37 + 273
= 310
T3 = 40oC
= 40 + 273
= 313
T4 = 42oC
= 42 + 273
= 315
T5 = 43oC
= 43 + 273
= 316
T6 = 41oC
= 41 + 273
= 314
T7 = 40oC
= 40 + 273
= 313
T8 = 39,5oC
= 39,5 + 273
= 312,5
T9 = 39oC
= 39 + 273
= 312
T10 = 38,5oC
= 38,5 + 273
= 311,5

T 1+T 2+T 3+T 4+ T 5+T 6+ T 7+T 8+ T 9+T 10


Tb=
n
308+310+313+315+316+ 314+313+312,5+31+311,5
=
10
3125
=
10
= 312,5 K
 Selisih antara suhu CuSO4 dan suhu campuran
T1 = Tb – Ta
= 312,5 – 305,8750
= 6,625 K
 Kalor yang diserap kalorimeter (q4)
q4 = K . T1
= 35,4667 x 6,625
= 234,9669 J
 Kalor yang diserap larutan (q5)
q4 =
V CuSO4 = 20 ml
= 0,02 L
n CuSO4 = M . V
= 0,5 x 0,02
= 0,01 mol
gram
n Zn=
Mr
3
=
65,5
= 0,046 mol
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
Mula-mula : 0,046 0,01
Bereaksi : 0,01 0,01 0,01 0,01
Sisa : 0,04 - 0,01 0,01

Dimana Mr ZnSO4 = 161,5 gram/mol


massa
n ZnSO4 =
Mr
massa ZnSO4 = n ZnSO4 . Mr
= 0,01 x 161,5
= 1,615 gram

Maka q5 = m . c . T1
= 1,615 x 3,52 x 6,625
= 37,6618 J
 Kalor yang dihasilkan oleh reaksi (q6)
q6 = q4 + q5
= 234,9669 + 37,6618
= 272,6287 J
 Entalpi reaksi Zn(s) + CuSO4(aq) (Hr)
q6
Hr =
n ZnSO 4
272,6287
=
0,01
= 2726,287 J/mol

3. Penentuan Kalor Pelarut Etanol Dalam Air


1. 18 ml Aquades + 29 ml Etanol
 Suhu rata-rata air
T1 = 29,5oC = 302,5 K
T2 = 29,5,oC = 302,5 K
T3 = 30oC = 303 K
T4 = 30oC = 303 K

T 1+T 2+T 3+T 4


T Air=
n
302,5+302,5+303+303
=
4
1211
=
4
= 302,75 K
 Suhu etanol
TEtanol = 30oC = 303 K

 Suhu campuran antara etanol dan air (Tm)


T Air + T Etanol
Tm =
2
302,75+ 303
=
2
605,5
=
2
= 302,875 K
 Suhu rata-rata campuran (TA)
T1 = 33,5oC = 306,5 K
T2 = 33oC = 306 K
T3 = 33oC = 306 K
T4 = 33oC = 306 K
T5 = 33oC = 306 K
T6 = 33oC = 306 K
T7 = 33oC = 306K
T8 = 33oC = 306 K
T 1+T 2+T 3+T 4+ T 5+T 6+ T 7+T 8
TA =
n
306,5+306+306+306+ 306+306+306+ 306
=
8
2448,5
=
8
= 306,0625 K
 T2 = TA - Tm
= 306,0625– 302,875
= 3,1875 K
 Kalor yang diserap air (q7)
 aquades = 1 gr/cm3
V aquades = 18 ml
c aquades = 4,2 J/gr K
m aquades =  . V
= 1 x 18
= 18 gram
q7 = m . c . T2
= 18 x 4,2 x 3,1875
= 240,975 J
 Kalor yang diserap etanol (q8)
 etanol = 0,793 gr/cm3
V etanol = 29 ml
c etanol = 1,92 J/gr K
m aquades =  . V
= 0,793 x 29
= 22,997 gram
q8 = m . c . T2
= 22,997 x 1,92 x 3,1875
= 140,75 J
 Kalor yang diserap kalorimeter (q9)
q9 = K . T2
= 7,84 x 3,1875
= 24,99 J
 Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q10)
q10 = q7 + q8 + q9
= 240,975+140,75 +24,99
= 406,715 J
 Entalpi (H1)
m etanol = 22,997 gr
Mr etanol = 46
massa
n etanol =
Mr
22,997
=
46
= 0,5 mol
q 10
H1 =
n etanol
406,715
=
0,5
= 813,43 J/mol
2. 27 ml aquades + 19,3 ml etanol
 Suhu rata-rata air
T1 = 29,5oC = 302,5 K
T2 = 29,5oC = 302,5 K
T3 = 29,5oC = 302,5 K
T4 = 29,5oC = 302,5 K

T 1+T 2+T 3+T 4


T Aquades =
n
302,5+302,5+302,5+302,5
=
4
= 302,5 K
 Suhu etanol
T Etanol = 30oC = 303 K
 Suhu campuran antara etanol dan air (Tm)
T Aquades +T Etanol
Tm =
2
302,5+303
=
2
605,5
=
2
= 302,75 K
 Suhu rata-rata campuran (TA)
T1 = 34,5oC = 307,5 K
T2 = 34,5oC = 307,5 K
T3 = 34,5oC = 307,5 K
T4 = 34,5oC = 307,5 K
T5 = 34oC = 307 K
T6 = 34oC = 307 K
T7 = 33,5oC = 306,5K
T8 = 33,5oC = 306,5 K

T 1+T 2+T 3+T 4+ T 5+T 6+ T 7+T 8


TA =
n
307,5+307,5+307,5+3075 ,+307+307+306,5+ 306,5
=
8
2457
=
8
= 307,125 K
 T2 = TA - Tm
= 307,125– 302,75
= 4,375 K
 Kalor yang diserap aquades (q7)
 aquades = 1 gr/cm3
V aquades = 27 ml
c aquades = 4,2 J/gr K
m aquades =  . V
= 1 x 27
= 27 gram
q7 = m . c . T2
= 27 x 4,2 x 4,375
= 496,125 J
 Kalor yang diserap etanol (q8)
 etanol = 0,793 gr/cm3
V etanol = 19,3 ml
c etanol = 1,92 J/gr K
m aquades =  . V
= 0,793 x 19,3
= 15,305 gram
q8 = m . c . T2
= 15,305 x 1,92 x 4,375
= 128,562 J
 Kalor yang diserap kalorimeter (q9)
q9= K . T2
= 7,84 x 4,375
= 34,3 J
 Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q10)
q10= q13+ q12+ q11
= 34,3 + 128,562 + 496,125
= 658,987 J
 Entalpi (H1)
m etanol = 15,3049 gr
Mr etanol = 46
massa
n etanol =
Mr
15,3049
=
46
= 0,3327 mol
q 14
H1 =
n etanol
658,987
=
0,33
= 1978,94 J/mol

3. 36 ml aquades + 14,5 ml etanol


 Suhu rata-rata air
T1 = 29oC = 302 K
T2 = 29oC = 302 K
T3 = 29oC = 302 K
T4 = 29oC = 302 K
T 1+T 2+T 3+T 4
T Aquades =
n
302+ 302+302+302
=
4
1208
=
4
= 302 K
 Suhu etanol
T Etanol = 30oC = 303 K
 Suhu campuran antara etanol dan air (Tm)
T Aquades +T Etanol
Tm =
2
302+ 303
=
2
605
=
2
= 302,5 K
 Suhu rata-rata campuran (TA)
T1 = 34oC = 307 K
T2 = 34oC = 307 K
T3 = 34oC = 307 K
T4 = 34oC = 307 K
T5 = 34oC = 307 K
T6 = 33,5oC = 306,5 K
T7 = 33oC = 306 K
T8 = 33oC = 306 K

T 1=t 2+T 3+T 4+T 5+T 6+T 7+ T 8


TA =
n
307+307+307+ 307+307+306,5+306+ 306
=
8
2453,5
=
8
= 306,6875 K
 T2 = TA - Tm
= 306,6875– 302,5
= 4,1875 K
 Kalor yang diserap aquades (q7)
 aquades = 1 gr/cm3
V aquades = 36 ml
c aquades = 4,2 J/gr K
m aquades =  . V
= 1 x 36
= 36 gram
q7 = m . c . T2
= 36 x 4,2 x 4,18
= 632,016 J
 Kalor yang diserap etanol (q8)
 etanol = 0,793 gr/cm3
V etanol = 14,5 ml
c etanol = 1,92 J/gr K
m aquades =  . V
= 0,793 x 14,5
= 11,49 gram
Q8 = m . c . T2
= 11,49 x 1,92 x 4,18
= 91,5 J
 Kalor yang diserap kalorimeter (q9)
Q9= K . T2
= 7,84 x 4,18
= 32,78 J
 Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q10)
Q10= q7+ q8+ q9
= 632,016 + 91,5 + 32,78
= 756,296 J
Entalpi (H1)
m etanol = 11,499 gr
Mr etanol = 46
massa
n etanol =
Mr
11,499
=
46
= 0,249 mol
q 18
H1 =
n etanol
756,296
=
0,24
= 3151,23 J/mol
4. 36 ml aquades + 11,6 ml etanol
 Suhu rata-rata air
T1 = 29,5oC = 302,5 K
T2 = 29,4oC = 302,4 K
T3 = 29,4oC = 302,4 K
T4 = 29,5oC = 302,5 K
T 1+T 2+T 3+T 4
T Aquades =
n
302,5+302,4+302,4+ 302,5
=
4
1209,8
=
4
= 302,45 K
 Suhu etanol
T Etanol = 30oC
= 303 K
 Suhu campuran antara etanol dan air (Tm)
T Aquades +T Etanol
Tm =
2
302,45+ 303
=
2
605,45
=
2
= 302,725 K
 Suhu rata-rata campuran (TA)
T1 = 34oC = 307 K
T2 = 34oC = 307 K
T3 = 33,5oC = 306,5 K
T4 = 33,5oC = 306,5 K
T5 = 33,5oC = 306,5 K
T6 = 33,5oC = 306,5 K
T7 = 33oC = 306K
T8 = 33oC = 306 K

T 1+T 2+T 3+T 4+ T 5+T 6+ T 7+T 8


TA =
n
307+307+306,5+306,5+306,5+ 306,5+ 306+306
=
8
2452
=
8
= 306,5 K
 T2 = TA - Tm
= 306,5– 302,725
= 3,775 K
 Kalor yang diserap aquades (q7)
 aquades = 1 gr/cm3
V aquades = 36 ml
c aquades = 4,2 J/gr K
m aquades =  . V
= 1 x 36
= 36 gram
Q7 = m . c . T2
= 36 x 4,2 x 3,7775
= 570,78 J
 Kalor yang diserap etanol (q8)
 etanol = 0,793 gr/cm3
V etanol = 11,6 ml
c etanol = 1,92 J/gr K
m aquades =  . V
= 0,793 x 11,6
= 9,199 gram
Q8 = m . c . T2
= 9,199 x 1,92 x 3,775
= 66,68 J
 Kalor yang diserap kalorimeter (q9)
Q9= K . T2
= 7,84 x 3,775
= 29,6 J
 Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q10)
Q10= q7+ q8+ q9
= 570,78+ 66,68 + 29,6
= 667,06 J
 Entalpi (H1)
m etanol = 9,199 gr
Mr etanol = 46
massa
n etanol =
Mr
9,19
=
46
= 0,19 mol

q22
H1 =
n etanol
667,06
=
0,19
= 3510,85 J/mol
5. 36 ml aquades + 5,8 ml etanol
 Suhu rata-rata air
T1 = 30,5oC = 303,5 K
T2 = 30,5oC = 303,5 K
T3 = 30,5oC = 303,5 K
T4 = 30,5oC = 303,5 K
T 1+T 2+T 3+T 4
T Aquades =
n
303,5+303,5+303,5+303,5
=
4
1214
=
4
= 303,5 K
 Suhu etanol
T Etanol = 30oC
= 303 K
 Suhu campuran antara etanol dan air (Tm)
T Aquades +T Etanol
Tm =
2
303,5+303
=
2
606,5
=
2
= 303,25 K
 Suhu rata-rata campuran (TA)
T1 = 34oC = 307 K
T2 = 33oC = 306 K
T3 = 33oC = 306 K
T4 = 33oC = 306 K
T5 = 33oC = 306 K
T6 = 33oC = 306 K
T7 = 33oC = 306K
T8 = 33oC = 306 K

T 1+T 2+T 3+T 4+ T 5+T 6+ T 7+T 8


TA =
n
307+306+306+ 306+306+306+306 +306
=
8
2449
=
8
= 306,125 K
 T2 = TA - Tm
= 306,125 – 303,25
= 2,875 K
 Kalor yang diserap aquades (q7)
 aquades = 1 gr/cm3
V aquades = 36 ml
c aquades = 4,2 J/gr K
m aquades =  . V
= 1 x 36
= 36 gram
Q7 = m . c . T2
= 36 x 4,2 x 2,875
= 434,7 J
 Kalor yang diserap etanol (q8)
 etanol = 0,793 gr/cm3
V etanol = 5,8 ml
c etanol = 1,92 J/gr K
m aquades =  . V
= 0,793 x 5,8
= 4,599 gram
Q8 = m . c . T2
= 4,599 x 1,92 x 2,875
= 25,39 J
 Kalor yang diserap kalorimeter (q9)
Q9= K . T2
= 7,84 x 2,875
= 22,54 J
 Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q10)
Q10= q7 + q8+ q9
= 434,7 +25,39 + 22,54
= 482,63 J
 Entalpi (H1)
m etanol = 4,599 gr
Mr etanol = 46
massa
n etanol =
Mr
4,59
=
46
= 0,09 mol
q26
H1 =
n etanol
482,63
=
0,9
= 5362,56 J/mol
6. 45 ml aquades + 4,8 ml etanol
 Suhu rata-rata air
T1 = 30oC = 303 K
T2 = 30oC = 303 K
T3 = 30oC = 303 K
T4 = 30oC = 303 K
T 1+T 2+T 3+T 4
T Aquades =
n
303+303+303+303
=
4
1212
=
4
= 303 K
 Suhu etanol
T Etanol = 30oC = 303 K
 Suhu campuran antara etanol dan air (Tm)
T Aquades +T Etanol
Tm =
2
303+303
=
2
606
=
2
= 303 K
 Suhu rata-rata campuran (TA)
T1 = 33oC = 306 K
T2 = 33oC = 306 K
T3 = 33oC = 306 K
T4 = 33oC = 306 K
T5 = 33oC = 306 K
T6 = 32oC = 305 K
T7 = 32oC = 305K
T8 = 32oC = 305 K

T 1+T 2+T 3+T 4+ T 5+T 6+ T 7+T 8


TA =
n
306+306+306+ 306+306+305+305+305
=
8
2445
=
8
= 305,625 K
 T2 = TA - Tm
= 305,625 - 303
= 2,625 K
 Kalor yang diserap aquades (q7)
 aquades = 1 gr/cm3
V aquades = 45 ml
c aquades = 4,2 J/gr K
m aquades =  . V
= 1 x 45
= 45 gram
q7 = m . c . T2
= 45 x 4,2 x 2,625
= 496,125 J
 Kalor yang diserap etanol (q8)
 etanol = 0,793 gr/cm3
V etanol = 4,8 ml
c etanol = 1,92 J/gr K
m aquades =  . V
= 0,793 x 4,8
= 3,806 gram
q8 = m . c . T2
= 3,8 x 1,92 x 2,625
= 19,152J
 Kalor yang diserap kalorimeter (q29)
q29 = K . T2
= 7,84 x 2,625
= 20,58 J
 Kalor yang dihasilkan pada pelarutan (q30)
Q10 = q9+ q8+ q7
= 20,58 + 19,152 + 496,125
= 535,857 J
 Entalpi (H1)
m etanol = 3,806 gr
Mr etanol = 46
massa
n etanol =
Mr
3,806
=
46
= 0,08 mol
q 10
H1 =
n etanol
535,857
=
0,08
= 6698,2125 J/mol

 Tabel Hasil Pengamatan


Volume mol air/
No Massa (g)
(ml) ∆TM ∆TA ∆T ∆H/mol mol
.
Air etanol Air etanol etanol
302,87
1 18 29  18 22,997 5 306,0625 3,1875 813,43 2
2 27 19,3 27  15,305 302,75 307,125 4,375 1978,94 5
3 36 14,5  36 11,499 302,5 306,6875 4,18 3151,23 8
302,72
4 36 11,6  36 9,199 5 306,5 3,775 3510,85 10
5 36 5,8  36 4,599 303,25 306,125 2,875 5362,56 20
6 45 4,8  45 3,806 303 305,625 2,625 6698,2125 30

 Grafik hubungan antara ∆H dengan mol air/mol etanol

4500 Y-Values
4000
3500
3000
2500
2000 Y-Values

1500
1000
500
0
0 5 10 15 20 25 30 35

4. Penentuan Kalor Penetralan HCl + NaOH


 Suhu campuran HCl + NaOH
T HCl = 29oC = 302 K
T NaOH = 30oC = 303 K
T HCl+T NaOH
T1 =
2
302+ 303
=
2
605
=
2
= 302,5 K

 Suhu rata-rata campuran (T2)


Ta= 37oC = 310 K
Tb = 40oC = 313 K
Tc = 41oC = 314 K
Td = 42oC = 315 K
Te= 43oC = 316 K
Tf = 43oC = 316 K
Tg = 44oC = 317 K
Th= 44 oC = 317 K
Ti = 44,5oC = 317,5 K
Tj= 45oC = 318 K

Ta+Tb+Tc+Td +Te +Tf +Tg+Th+Ti +T 1 j


T2 =
n
310+313+314+315+ 316+316+317+ 317+317,5+318
=
10
3153,5
= 10
= 315,35 K
 Selisih suhu rata-rata campuran dengan suhu campuran HCl + NaOH
T3 = T2– T1
= 315,35 – 302,5
= 12,85 K
 Kalor yang diserap air dingin (q11)
q11= m . c . T3
= (20.1,03) x 3,96 x 12,85
= 1048,26 J
 Kalor yang diserap kalorimeter (q12)
Q12 = K . T3
= 7,84 x 12,85
= 100,744 J
 Kalor yang dihasilkan reaksi (q3)
q13 = q11 + q12
= 1048,26+ 100,744
= 1149,004
 Kalor penetralan (Hn)
M HCl = 2M
V HCl = 20 ml
n HCl = M . V
= 2 x 20
= 40 mmol
= 0,04 mol
q3
Hn =
n HCL
1149,004
=
0,04
= 28725,1 J/mol

 Grafik hubungan suhu campuran (penetralan) HCl dengan NaOH (ºC) terhadap waktu
Y-Values
316

315

314

313
Y-Values
312

311

310

309
0 2 4 6 8 10 12

G. PEMBAHASAN
Termokimia adalah cabang ilmu mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia.
Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan karena perbedaan suhu. Energi
sebagai kalor mengalir dari benda yang lebih panas (suhu lebih tinggi) ke benda yang lebih
dingin (suhu lebih rendah). Termokimia sangat identik dengan reaksi kimia karena
membahas kalor yang merupakan energy yang menyertai reaksi tersebut. Reaksi yang
tentunya harus menghasilkan perubahan suhu. Bila reaksi ini dilakukan diudara terbuka maka
kalor reaksi qp = entalpi ∆ H , akibatnya kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi
∆ H reaksi = H hasil – H pereaksi. Jika ∆ H bernilai positif maka reaksi tersebut dinamakan
reaksi endoterm atau reaksi yang menyerap kalor. Sebaliknya jika ∆ H bernilai negatif maka
reaksintersebut dinamakan reaksi eksoterm atau reaksi yang melepas (membebaskan) kalor.
Pada praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan mengukur perubahan energy serta kalor
pada reaksi kimia dengan percobaan sederhana.
Untuk dapat mengetahui perubahan suhu serta perpindahan kalor, dibutuhkan system atau
alat bantu. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah calorimeter. Kalorimeter adalah
suatu alat yang terisolasi (tidak terpengaruh oleh lingkungan luar) yang berfungsi untuk
menghitung besarnya perubahan kalor dan suhu yang dihasilkan oleh suatu reaksi kimia.
Kalorimeter terdiri dari beberapa bagian, yaitu beker aluminium, thermometer, gelas plastik,
dan pengaduk. Bagian-bagian dari kalorimeter ini memiliki fungsi masing-masing yang
berbeda-beda. Beker aluminium berupa tabung yang digunakan untuk mengurangi hilangnya
kalor karena konduksi maupun konveksi. Hal ini disebabkan karena beker memiliki bidang
batas antara system dengan lingkungan sehingga tidak terjadi transfer energy atau materi
antara system dengan lingkungan luar disekitarnya. Thermometer berfungsi untuk mengukur
perubahan suhu, gelas plastic sebagai pembungkus tatu pelapis sekaligus wadah terluar, dan
pengaduk untuk mengaduk larutan dalam calorimeter. Prinsip kerja calorimeter adalah ketika
suatu reaksi terjadi, kalor diserap dari energy termal ke larutan dan menurunkan suhunya.
Perubahan suhu itulah yang digunakan untuk menghitung perubahan kalor.
Pada praktikum ini terdapat beberapa jenis reaksi, yaitu reaksi kalor pembentuk, kalor
penguraian, kalor penetralan dan yang tidak ada pada percobaan-percobaan pada praktikum
ini namun perlu juga diketahui adalah kalor pembakaran. Kalor pembentukan adalah kalor
yang menyertai reaksi pembentukan satu mol senyawa dari unsure penyusunnya. Kalor
penguraian yaitu kalor yang menyertai penguraian senyawa menjadi unsur-unsur
penyusunnya. Kalor penetralan yaitu kalor yang menyertai 1 mol air dari reaksi penetran
antara asam dengan basa. Sedangkan kalor pembakaran merupakan kalor yang menyertai
pembakaran sempurna 1 mol senyawa dengan menghasilkan gas berupa karbondioksida dan
air.
Pada percobaan pertama yatitu untuk menentukan tetapan calorimeter, air dingin dan air
hangat dengan suhu 20oC diaatas suhu kamar dicampurkan kedalam kalori meter kemudian
diaduk. Pengadukan tersebut menyebut menyebabkan perpindahan energy dalam bentuk
usaha atau kerja(W) yang dalam hal ini air dingin menyerap kalor dari air panas. Hal ini
menunjukkan bahwa air dingin mengalami reaksi endoterm. Semakin jelas pula dengan nilai
q yang positif yaitu 1192,80 J. Hal yang berbanding terbalik terjadi pada air panas yang
mengalami reaksi eksoterm atau melepas kalor. Terbukti dari nilai q yang negative yaitu
-1831,20 J. dari nilai kalor yang diserap air dingin, dan kalor yang dilepas air panas dapar
ditemukan nilai dari kalor yang diserap calorimeter. Dengan cara menghitung selsih kalor
yang dilepas air panas dengan kalor yang diserap air dingin. Pada percobaan ini didapatkan
bahwa kalor yang diserap air dingin dan kalor yang dilepas air panas memiliki selisih sebesar
638,4 J, itulah jumlah kalor yang diserap calorimeter. Jumlah kaor tersebut jika dibagi
dengan perubahan suhu yang diserapnya akan didapatkan suatu konstanta k yang disebut
tetapan calorimeter yang bernilai tetap yaitu 35,4667 J/K.
Pada percobaan kedua yaitu penentuan kalor reaksi dengan cara mengukur suhu
campuran antara padatan Zn dengan larutan CuSO4. Rata-rata dati pengadukan larutan CuSO4
selama 2 menit adalah 305,875 K. Kemudian dimasukkan padatan Zn 3 gram kedalam
larutan CuSO4. Suhu mula-mula setelah pencampuran yaitu 35oC kemudian meningkat terus
hingga suhu 43oC lalu kemudian turun lagi hingga 38,5 o, sehingga didapatkan suhu rata-rata
dari campuran sebesar 312,5 K. Selain perubahan suhu, perubahan warna juga terjadi. Baik
warna larutan CuSO4 yang mula-mula biru berubah menjadi coklat kehitaman sehingga
masih tersisa padatan Zn yang terlarut sebagian. Hal ini menunjukkan padatan Zn tidak
peneuhnya bereaksi. Pemecahan larutan CuSO4 yang memaksa anionnya unutk bereaksi
dengan zat atau benda yang tidak bermuatan (Zn) sangatlah sulit dan membutuhkan energy
yang cukup banyak. Hal inilah yang menyebabkan hanya sebagian dari padatan Zn yang
terlarut.
Pada percobaan katiga yaitu penetuan kalor pelarytan etanol dalam aquades. Dari
percobaan ini dihasilkan suhu yang berbeda dalam 6 kali pencampuran. Dalam 6 kali
percobaan dengan menggunakan volume etanol dan aquades yang berbeda pula, terlihat jelas
pada grafik yang telah dibuat perubahan suhunya semakin naik dari percobaan 1-5 dan
menurun pada percobaan ke-6. Hal ini disebabkan perbedaan volume etanol dan air serta
volume total dari campuran. Semakin kecil volume total, semakin besar selisih volume antara
kedua larutan. Maka perbedaan suhunya semakin besar. Pada percobaan keempat dalam
percobaan pelarutan ini terjadi penurunan suhu yang mengakibatkan kesalahan data yang
tidak sesuai dengan teori. Suhu yang seharusnya naik ternyata turun dari perkiraan.
Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh kesalahan pada saat melakukan percobaan. Apakah
karena salah melihat perubahan suhunya atau pada saat mengaduknya tidak dengan
kecepatan yang konstan. Selain pada percobaan tersebut, data-data yang lainnya sudah sesuai
dengan teori.
Pada percobaan keempat yaitu penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH dengan cara
mencampurkan kedua larutan tersebut dan dihitung perubahan suhunya. Mula-mula
didapatkan suhu asam HCl yaitu 31oC dan suhu basa NaOH sama dengan HCl. Setelah
pencampuran, suhu campuran semakin meningkat karena reaksi yang terjadi. Peningkatan
suhu akibat reaksi penetralan yang menyebabkan perpindahan kalor inilah yang dimaksud
dengan kalor penetralan. Disebut reaksi penetralan karena sifat sama-sama kaut antara asam
kuat (HCl) dan basa kuat (NaOH) saling bereaksi menghasilkan garam dan air yang bersifat
netral. Sifat netral dari hasil reaksi inilah alsan mengapa reaksi ini disebut reaksi penetralan
yang diseratai oleh kalor yang dinamai seusai dengan reaksinya.Suhu rata-rata dari
pencampuran HCl dengan NaOH yaitu 312,65 K dan kalor penetralan sebesar 85 902,59
J/mol. Hasil tersebut dari kalor total yang dihasilkan reaksi dibagi dengan jumlah molekul
dari garam yang dihasilkan (NaCl) dengan konsentrasi 1 M.
Dari keempat percobaan yang dilakukan pada praktikum ini terjadi bebrapa kesalahan
data yang tidak sesuai dengan teori. Hal ini kebanyakan terjadi disebabkan oleh human error
atau kesalahan teknis oleh praktikan sendiri. Bisa disebebkan karena tidak mengetahui cara
kerja alat yang digunakan dan bisa juga karena kurang mengerti terhadap prosedur kerja
pada percobaan ini. Kesalahan-kesalan yang terjadi adalah memanaskan air lebih dari suhu
yang ditetapkan, suhu yang harusnya turun menjadi turun naik, munculnya beberapa suhu
yang angkanya diluar ketelitian thermometer, dan adanya perubahan suhu yang sangat kecil.
Masing-masing dari kesalahan teknis ini menyebabkan akibat yang membuatbya tidak sesuai
dengan materi.
Kesalahan pengukuran suhu pada pemanasan aquades yang seahrusnya 20 oC diatas suhu
kamar yaitu antara 45o-47o C menjadi 48oC. Karen suhunya lebih besar daripada seharusnya,
hal tersebut menyebabkan perubahan yang terjadi pada tetapan kalorimeter. Tetapan
calorimeter yang seharusnya besar menjadi lebih kecil karena pembaginya diperbesar.
Konstanta kalorimeter yang seharusnya 37,55-42,56 menjadi 35,667 yang lebih kecil dari
seharusnya. Kesalahan ini berimbas pada seluruh percobaan karena semua percobaan
menggunakan tetapan ini sebagai pengkalinya. Akibatnya seluruh perhitungan menjadi
diperkecil. Percobaan ini memang tidak sesuai dengan teori yang ada, tetapi tidak juga
dikatakan gagal total karena pada grafik masih menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori
namun dengan dengan angka yang lebih kecil dari semestinya.
Pada beberapa pengukuran suhu disetiap percobaan, didapatkan suhu dengan angka yang
ketelitiannya lebih kecil dari ketelitian yang menyebabkan bertambahnya tingkat kerumitan
dalam perhitungan data. Data dengan tingkat ketelitian yang sangat kecil ini terdapat pada
percobaan ketiga pelarutan etanol dan air pada pencampuran ke empat. Disana terdapat suhu
sebesar 30,1oC dan 30oC pada suhu aquades. Suhu tersebut cukup menambah tingkat
kerumitan karena harus dirata-ratakan lagi dengan jumlah suhunya. Kesalahan inilah yang
membuat terjadinya kesalahan pada grafiknya. Grafik yang seharunya naik menanjak dari
suhu pertama hingga pencampuran yang kelima menurun pada poin keempat. Hal itulah yang
menyebabkan datanya tidak sesuai dengan teori.
Suhu yang naik turun berbeda dengan apa yang seharusnya turut menimbulkan masalah
pada percobaan praktikum kali ini. Data yang seharusnya menurun disebabkan oleh prinsip
kerja kalorimeter yang menyerap kalor berubah menjadi naik turun pada beberapa
pengukuraan yang dilakukan. Hal ini bisa jadi disebabkan karena pengamat tidak berada
sejajar dengan skala yang terdapat pada thermometer, atau bisa saja disebabkan karena
kelebihan waktu pada stopwatch. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan suhu (∆ T ) yang
sangat kecil pada beberapa data percobaan. Perbedaan suhu yang sangat kecil ini juga
tentunya berpengaruh memperkecil hasil perhitungan karena perbedaan suhu digunakan
sebagai pengkali dalam setiap percobaan. Meskipun digunakan dalam setiap percobaan tidak
mempengaruhi setiap percobaan karena kesalahan tidak terjadi pada semua percobaan.
Berbeda halnya dengan tetapan calorimeter yang merupakan konstanta, perbedaan suhu pada
masing-masing percobaan berbeda-beda. Jadi percobaan praktikum kali ini dikatakan tidak
berhasil namun tidak juga dikatakan gagal karena data yang salah dan berimbas pada semua
percobaan yang diakibatkan kurangnya penguasaan materi, pengetahuan alat dan mungkin
juga kerjasama tim yang kurang kompak.

H. KESIMPULAN
Dari praktikum ini, praktikan dapat mengetahui bahwa :
1. Termokimia mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia. Kalor didefinisikan
sebagai energy yang dipindahkan akibat adanya perbedaan suhu. Perubahan kalor
dibedakan menjadi dua yaitu reaksi eksoterm yang melepas kalor serta H yang bernilai
negatif, dan reaksi endoterm yang menyerap kalor serta H yang bernilai negatif.
2. Mengukur perubahan kalor dapat dilakukan dengan percobaan sederhana yaitu dengan
menggunakan kalorimeter. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh tetapan kalorimeter (k)
sebesar 35,4667 J/K.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond.2003. Kimia Dasar dan Konsep-Konsep Inti. Jakarta : Erlangga.


Keenan.1984.Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Papan. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta : Rineka.
Sukardjo, 2002. Kimia Dasar. Bandung : PT. Citra Aditya Officet.
Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB press.

Anda mungkin juga menyukai