Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

OLEH :

GEDE WAHYU ARIAWAN NIM. 1913081004

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
I. Judul

Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

II. Tujuan

1. Menentukan kelarutan kristal asam oksalat pada berbagai suhu

2. Menetukan kalor pelarutan diferensial kristal asam oksalat

III. Dasar Teori


Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dala sejumlah
pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Adapun cara menentukan
kelarutan suatu zat adalah dengan mengambil sejumlah tertentu pelarut
murni, misalnya 1 liter. Kemudian memperkirakan jumlah zat yang
dapat membentuk larutan lewat jenuh, yang ditandai dengan masih
terdapatnya zat padat yang tidak larut. Setelah dikocok ataupun diaduk
akan terjadi kesetimbangan antara zat yang larut dengan zat yang tidak
larut (Atkins, 1994)
Yang dimaksud dengan kelautan dari suatu zat dalam suatu
pelarut adalah banyaknya suatu zat yang dapat larut secara maksimum
dalam suatu pelarut pada kondisi tertentu. Biasanya dinyatakan dalam
satuan mol/ liter. Jadi bila batas kelarutan tercapai, maka zat yang
dilarutkan itu dalam batas kesetimbangan, artinya bila zat terlarut
ditambah, maka akan terjadi larutan yang belum jenuh. Dan
kesetimbangan tergantung pada suhu pelarutan (Hoedijono, 1990).
Suatu larutan jenuh merupakan keseimbangan dinamis.
Kesetimbangan tersebut akan dapat digeser bila suhu dinaikka. Pada
umumnya kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila suhu
dinaikkan, karena umumnya proses pelarutan bersifat endotermik.
Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan zat berbeda satu dengan yang
lainnya.
Larutan sangat jenuh, yaitu larutan yang mengandung lebih
banyak solute dari pada yang diperlukan untuk larutan jenuh atau
dengan kata lain larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut
sehingga terjadi endapan didalam larutan. Suatu larutan jenuh
merupakan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan tersebut akan
bergeser bila suhu dinaikkan. Pada umumnya kelarutan zat padat dalam
larutan bertambah bila suhu dinaikkan (Syukuri, 1999).
Dalam larutan jenuh terjadi keseimbangan antara molekul-
molekul zat yang larut dan tidak larut. Keseimbangan tersebut terdapat
dapat dituliskan sebagai berikut.
A(s) A(l)
Dimana :
A(l) : molekul zat terlarut
A(s) : molekul zat yang tidak larut
(Tim Kimia Fisika, 2011)
Panas pelarutan diferensial dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
( )
( )

Dengan menggunakan anggapan tersebut, harga HDS dapat


dihitung dari slope anatara ln ms terhadap 1/T. Sedangkan sebagaian
perbandingan kita memperoleh nilai kelarutan dari lkteratur Kirk
Othmer 3 edition dimana pada temperatur 0 60℃ kelarutan asam
oksalat dapat ditulis sebagai fungsi temperatur sebagai berikut.

𝑆 = 3,42 + 0,168𝑡 + 0,048𝑡2

Dari persamaan ini terlihat bahwa harga kelarutan asam oksalat


akan semakin besar seiring dengan kenaikan temperatur larutan.
Diferensial dari larutan asam oksalat pada suhu-suhu tersebut digunakan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh suhu pada penentuan kelarutan
dan panas pelarutan diferensial dari larutan asam oksalat jenuh tersebut.
IV. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu gelas kimia
1000 mL sebanyak 1 buah, gelas kimia 500 mL 1 buah, batang pengaduk
1 buah, thermometer 1000C sebanyak 1 buah, pipet volume 100 mL
sebanyak 1 buah, gelas ukur 10 mL sebanyak 1 buah, gelas kimia 100 mL
sebanyak 4 buah, labu Erlenmeyer 250 mL sebanyak 1 buah, labu ukur
100 mL sebanyak 1 buah, labu ukur 50 mL sebanyak 1 buah, spatula
sebanyak 1 buah, cawan petri sebanyak 1 buah, pemanas listrik sebanyak
1 buah, dan tabung 50 mL sebanyak 1 buah.
Bahan yang digunakan kali ini yaitu , larutan
NaOH 1 M, aquades secukupnya, es dan indicator metil merah.
V. Prosedur Kerja
Disusun tabung A dan B seperti pada gambar dibawah ini dan
tabung A dilengapi dengan batang pengaduk serta thermometer.

Dimasukkan air kira-kira sepertiga dari sisi tabung A (50 mL) dan
dipanaskan sampai suhu kira-kira 60℃ da kemudia Krista
H2C2O4.2H2O dilarutkan ke daalam tabung tersebut hingga larutan
menjadi jenuh yang ditandai sampai zat tersebut tidak larut lagi.
Tabung yang berisi larutan jenuh (tabung A) dipindahkan
ke dalam tabung selubung (B) yang ukurannya lebih besar. Kemudian
tabung B dimasukkan ke dalam beaker gelas yang berisi air pada suhu
kamar, lalu dilarutan dalam tabung A diaduk terus menerus. Jika suhu
mencapai 40℃, sebanyak 10 mL larutan diambil dan dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 mL, selanjutnya larutan yang diambil diencerkan
dengan aquades hingga tanda batas. Dilakukan pengambilan yang sama
pada suhu 40℃, 30℃, dan 20℃. Untuk mencapai suhu 20℃ dan 10℃
dilakukan dengna cara memasukkan es pada gelas beaker yang berisi air
tersebut dan kemudian keempat larutan dititrasi dengan larutan NaOH dan
metal merah sebagai indikatornya.
VI. Data Pengamatan

Tabel 1. Data Percobaan Kelarutan Sebagai Fungsi


Volume NaOH untuk titrasi dengan asam
Suhu pengambilan Kosentrasi NaOH
oksalat hingga tercapai TAT
No. larutan untuk titrasi Titrasi 1 Titrasi 2
1. 40 C 1M 12,1 mL 12 mL
2. 30 C 1M 6,9 mL 6,9 mL
3. 20 C 1M 4,6 mL 4,8 mL

VII. Pengolahan Data

Perhitungan kalor pelarutan

 Hitung konsentrasi larutan H2C2O 4. 2H2O pada masing-masing


suhu melalui data titrasi, kemudian tentukan kelarutan dalam
gram per liter.

 Buat kurva logaritma kelarutan terhadap 1/T dan tentukan kalor


pelarutan dari grafik tersebut

Jawab :
1. Hitung kosentrasi
 Pada suhu 400C

𝑡𝑡 𝑡 𝑡

0
Perhitungan Kosentrasi asam oksalat sesudah dilakukan
pengenceran

0
0 0
0
0
0
Perhitungan Kosentrasi asam oksalat sebelum dilakukan
pengenceran

0 0 00
0

Perhitungan Kelarutan Kristal

0
0
0 00

0 00 6
0 0 66
Perhitungan Kelarutan dalam g/L :
𝑆

𝑆 0 66
Kelarutan dapat diubah ke dalam bentuk molalitas dengan
perhitungan sebagai berikut:

𝑡
𝑡 ⁄ 0
𝑡 0 00
Sehingga. molaritas larutannya adalah

0
 Pada suhu 30 C
6 6
𝑡𝑡 𝑡 𝑡

6
Perhitungan Kosentrasi asam oksalat sesudah dilakukan
pengenceran

6
0 6
6
0
0
Perhitungan Kosentrasi asam oksalat sebelum dilakukan
pengenceran

0 0 00
0

Perhitungan Kelarutan Kristal

0
0
00

00 6

Perhitungan Kelarutan dalam g/L :


𝑆

𝑆
𝑆
Kelarutan dapat diubah ke dalam bentuk molalitas dengan
perhitungan sebagai berikut:

𝑡 0

𝑡 0 00
Sehingga. molaritas larutannya adalah

 Pada suhu 20 C
6
𝑡𝑡 𝑡 𝑡

Perhitungan Kosentrasi asam oksalat sesudah dilakukan


pengenceran

00
0
Perhitungan Kosentrasi asam oksalat setbelum dilakukan
pengenceran

0 00 00
0

0
0
Perhitungan Kelarutan Kristal

0
0
0
0
0 0 000

0 000 6
0
Perhitungan Kelarutan dalam g/L :
𝑆

𝑆
Kelarutan dapat diubah ke dalam bentuk molalitas dengan
perhitungan sebagai berikut:

𝑡
𝑡 ⁄ 0
𝑡 0 00
Sehingga. molaritas larutannya adalah

00

2. Buatlah kurva logaritma 1/T dan tentukan kalor pelarutannya


Tabel 2. Data Kurva Logaritma 1/T
Suhu (C) Suhu (K) m Log m 1/T (K)
40 313 2.41 0.3820 0.00319
30 303 1.38 0.1398 0.00330
20 293 0.94 -0.0268 0.00341
log m kurva hubungan log m dan 1/T
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
y = -1858.2x + 6.2739
-0.05 1 2 R² = 0.9888 3
-0.1 1/T

 Kalor Pelarutan

0
0

VIII. Pembahasan
Berdasarkan pengolahan data diatas suatu zat dapat larut dalam
pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas itu disebut
kelarutan. Kelarutan adalah suatu zat terlarut yang dapat melarut pada
sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh.
Kelarutan suatu zat dapat ditentukan dengan menimbang zat yang akan
ditentukan kelarutannya. Pada percobaan kali ini zat yang digunakan
adalah asam oksalat dikarenakan kelarutan yang dimiliki oleh asam oksalat
sangat sensitive terhadap suhu maupun perubahannya. Kelarutan yang
dimiliki oleh asam oksalat juga sangat kecil bila dilarutkan di air dan asam
oksalat adalah asam dikarboksilat tak berwarna dan bersifat racun.
Pada percobaan sebanyak 10 mL larutan diambil dan dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 mL, selanjutnya larutan yang diambil diencerkan
dengan aquades hingga tanda batas dan dilakukan pengambilan yang sama
pada suhu 40℃, 30℃, dan 20℃. Dari variasi suhu tersebut didapatkan hasil
kelarutan yang berbeda-beda serta kosentrasi berbeda-beda juga.
Sebelumnya volume NaOH dicari rata-ratanya terlebih dahulu dan didapat
rata-rata volume NaOH pada suhu 400C adalah 12,05 mL lalu pada suhu
300C adalah 6,9 mL dan pada suhu 200C adalah 4,7 mL selanjutnya
dilakukan perhitungan kosentrasi asam oksalat setelah dilakukan
pengenceran denggan menggunakan volume rata-rata NaOH tiap suhu,
kosentrasi NaOH yaitu 1, lalu volume asam oksalat yaitu 25 mL, dan
dilanjutkan dengan menentukan kosentrasi asam oksalat sebelum
dilakukannya pengenceran menggunakan rumus M1 x V1 = M2 x V2 dan
didapatkan hasil pada suhu 40℃ kosentrasinya adalah 2,41 M , pada suhu
30℃ kosentrasinya 1.38 M adalah dan pada suhu 20℃ kosentrasinya
adalah 0,94 M, selanjutnya dilakukan perhitungan pelarutan kristal
asam oksalat dan didapatkan hasil pada suhu 40℃ sebesar 0.30366 gram
dan kelarutannya dalam g/L adalah 3.0366, pada suhu 30℃ sebesar
1.7318 gram dan kelarutannya dalam g/L adalah 173.88 dan pada suhu
20℃ sebesar 0.11844 gram dan kelarutannya dalam g/L adalah 11.844,
selanjutnya bisa dilakukan perhitungan molaritas larutannya dan
hasilnya pada suhu 40℃ sebesar 0.241 mol/kg , pada suhu 30℃ sebesar
1.38 mol/kg dan pada suhu 20℃ sebesar 0.094 mol/kg.
Langkah selanjutnya yaitu membuat kurva kelarutan tehrhadap 1/T
dan menghitung kalor pelarutan dari grafik atau kurva yang didapat. Hal
pertama yang dilakukan adalah menentukan log dari mz dan didapatkan
hasil pada suhu 40℃ sebesar 0.3820, pada suhu 30℃ sebesar 0.1398 dan
pada suhu 20℃ sebesar -0.0268. Selanjutnya menghitung nilai 1/T dan
didapatkan hasil pada suhu 40℃ sebesar 0.00319, pada suhu 30℃
sebesar 0.00330 dan pada suhu 20℃ sebesar 0.00341. Setelah
didapatkan hasil dari log mz dan 1/T maka bisa dibuatkan kurva dengan
hasil seperti pada data pengolahan dan didapatkan gradien sebesar -
0.0005 pada kurva. Dimana gradien tersebut digunakan pada saat
penentuan kalor pelarutan dengan rumus sebagai berikut :
0
Dengan memasukkan nilai R sebesar 8.314 dan nilai gradien sebesar -
1858.2 maka didapatkan hasil sebesar 6

IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
a. Nilai kelarutan kristal asam oksalat pada berbagai suhu, dimana
pada suhu 40℃ sebesar 0.30366 gram dan kelarutannya
dalam g/L adalah 3.0366, pada suhu 30℃ sebesar 1.7318
gram dan kelarutannya dalam g/L adalah 173.88 dan pada
suhu 20℃ sebesar 0.11844 gram dan kelarutannya dalam g/L
adalah 11.844.
b. Nilai kalor pelarutan diferensial kristal asam oksalat yang
didapat sebesar 6

X. Daftar Pustaka

Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung : UI Press


Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Ismarwanto, Heodjiono. 1990. Diktat Kuliah Kimia Analisa Bagian 1.
Surabaya : FTI ITS

Anda mungkin juga menyukai