KIMIA TEMBAGA
OLEH:
I PUTU TESA PUTRAWAN (1913081003)
RESTU TYAS PRAMESWARI (1913081008)
DILLA ROSITA DEVI (1913081006)
PRODI KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
I. TUJUAN
(1) Membuat senyawa kompleks [Cu(NH3)4]SO4 dari bahan awal senyawa tembaga
(II) sulfat pentahidrat;
-0,12V -0,01V
+
Cu(s) + 2 NH3(aq) [Cu(NH3)2] (aq) [Cu(NH3)4]2+(aq)
Senyawa-senyawa tembaga pada umumnya bersifat racun bagi kebanyakan
makhluk hidup sehingga banyak diantaranya digunakan sebagai insektisida,
fungisida dan algisida. Contohnya adalah senyawa tembaga (II) sulfat, CuSO4.
Tembaga (II) sulfat secara komersial dibuat dengan mengoksidasi logam tembaga
dengan H2SO4.
2 Cu(s) + 2 H2SO4(aq) → 2CuSO4(aq) + 2H2O(l)
atau mengoksidasi tembaga (II) sulfida di udara
2 CuS(s) + 2O2(g) → CuSO4(s)
Logam tembaga umumnya digunakan dalam berbagai macam peralatan listrik
seperti dalam kabel listrik, instalasi listrik rumah, kendaraan bermotor, karena dapat
menghantarkan arus listrik akibat sifat konduktivitas yang baik.
Senyawa Kompleks Tembaga
Suatu ion (atau molekul) komplek terdiri dari satu atom (ion pusat) dan
sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat tersebut. Atom pusat ini
ditandai oleh bilangan koordinasi, suatu angka bulat, yang menunjukkan jumlah
ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom
pusat. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom
atau ion pusat, yang masing-masingnya dapat dihuni satu ligan (monodentat). Ion-
ion tembaga seperti Cu2+ dan Cu+ memiliki bilangan koordinasi 4. Suatu kompleks
dengan satu atom pusat dengan bilangan koordinasi 4 biasanya menunjukkan suatu
susunan simetris yang berbentuk tetrahedron, meskipun susunan yang datar (atau
hampi datar), dimana ion pusat berada di pusat suatu bujur sangkar dan keempat
ion menempati keempat sudut bujur sangkar itu.
Ion-ion dan molekul-molekul anorganik sederhana seperti NH3, CN-, Cl-,
H2O membentuk ligan monodentat, yaitu satu ion atau molekul menempati salah
satu ruang yang tersedia sekitar ion pusat dalam bulatan koordinasi. Ligan yang
mengandung dua atau lebih atom yang masing-masing secara serempak membentuk
ikatan dua donor- elektron kepada ion logam yang sama disebut ligan polidentat.
Ligan ini juga disebut ligan khelat. Salah satu kompleks yang dihasilkan dalam
percobaan ini adalah ion tetraaminakuprat (II).
Dalam rumus bangun ion tetraamina
kuprat (II), anak panah menunjukkan
bahwa sepasang elektron
disumbangkan oleh setiap ion nitrogen
kepada ion tembaga.
Dalam larutan air, hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru, yang
karakteristik dari warna ion kompleks koordinasi 6, [Cu(H2O)6]2+. perkecualian
yang terkenal yaitu tembaga (II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion
kompleks [CuCl4]2- yang mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral tau bujur
sangkar bergantung pada kation pasangannya. Dalam larutan encer ia menjadi
berwarna biru oleh karena pendesakan ligan Cl - oleh ligan H2O. oleh karena itu,
juka warna hijau ingin dipertahankan, ke dalam arutan pekat CuCl 2 dalam air
ditambahkan ion senama Cl- dengan penambahan padatan NaCl atau HCl pekat atau
gas.
[CuCl4]2-(aq) + 6H2O(l) [Cu(H2O)6]2+(aq) + 4Cl-(aq)
hijau biru
Jika larutan ammonia ditambahkan ke dalam larutan ion Cu 2+, larutan biru
berubah menjadi biru tua karena terjadi pendesakan ligan air oleh ligan ammonia
menurut reaksi;
[Cu(H2O)6]2+(aq) + 5NH3 → [Cu(NH3)(4-5)(H2O)(2-1)]2+ + 5H2O(l)
biru biru tua
Ion tembaga (I) jika direaksikan dengan ion klorida segera membentuk ion
kompleks tak berwarna diklorokuprat (I), [CuCl 2]-. Tahap reaksi ini diduga
berlangsung sangat cepat sehingga memicu terjadinya tahap reaksi pertama seperti
berikut ini :
Cu(s) + H3O+(aq) Cu+(aq) + H2(g) + 2H2O
Tabel Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah Keterangan
1 CuSO4. 5H2O - secukupnya Berupa padatan berwarna
biru digunakan sebagai
bahan dasar awal
pembuatan
[Cu(NH3)4]SO4
2 Aquades - secukupnya Berupa cairan transparan
digunakan sebagai pelarut
3 Amoniak pekat 20 mL Larutan amoniak beruap,
karena wujud NH3berupa
gas bersifat iritatif
4 Etanol - 30 mL Berwujud cairan
digunakan sebagai media
non polar
5 Asam sulfat 50% dan Secukupnya Cairan bersifat oksidator
pekat dan korosif terhadap
logam
6 K2C2O4.H2O - 16 g Wujud padatan,
berbentuk kristal, berbau
tajam, digunakan dalam
preparasi senyawa
kompleks tembaga
oksalat
7 Air es - Secukupnya Digunakan sebagai
penangas dalam
mempercepat
terbentuknya kristal
8 Silika gel - Secukupnya Digunakan sebagai bahan
pengering dalam
desikator
9 HCl - 100 mL Wujud cairan beruap,
berbau menyengat,
digunakan dalam
preparasi tembaga
10 Serbuk besi - Secukupnya Serbuk berwarna
kecoklatan digunakan
dalam preparasi logam
tembaga
IV. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
Preparasi [Cu(NH3)4]SO4 . H2O
No. Prosedur Kerja Bahaya Reaktan Pengamatan Teoritis Hasil Pengamatan Eksperiment
dan Produk
1. Dilarutkan 5 gram CuSO4.5H2O + H2O → [Cu(H2O)6]2+ + SO42- Massa CuSO4 ∙ 5H2O yang
CuSO4.5H2O dalam 10 [Cu(H2O)6]2+ + 2NH3 + SO42- ⇌ digunakan 5 g.
ml aquades yang telah Cu(OH)2.CuSO4↓ + 2NH4+ + 10H2O CuSO4∙5H2O berupa padatan
dipanaskan terlebih Cu(OH)2.CuSO4↓ + 8 NH3 + H2O → 2[Cu(NH3)4]2++ berwarna biru. Saat dilarutkan,
dahulu dan panaskan SO42- + 2OH- padatan tidak semua melarut,
sampai semua tembaga Adapun reaksi secara keseluruhan adalah : setelah dipanaskan semua
(II) sulfat 2[Cu(H2O)6]2+ + 10NH3 ⇌ 2[Cu(NH3)4(H2O)]2+ + melarut dan larutan berwarna
pentahidrat melarut NH4+ + 2OH- + 9H2O biru muda.
2. Ditambahkan 20 ml NH3 : bersifat Perhitungan massa [Cu(NH3)4]SO4 .H2O secara Larutan amoniak tidak berwarna
larutan amonia pekat iritatif dan berbau teoritis: Penambahan amoniak
(akan terbentuk endapan menyengat Massa CuSO4.5H2O = 5 gram (Mr = 249,68 g/mol) menyebabkan terbentuk endapan
antara dari Cu(OH)2 tapi Mol CuSO4.5H2O = 5 gram / 249,68 dan akhirnya endapan melarut
akan terlarut kembali) = 0,02 mol pada penambahan berikutnya dan
dan aduk sampai larutan Volume NH3 = 20 mL (Mr = 17 g/mol) larutan berwarna biru tua
menjadi jernih berwarna massa jenis NH3 = 0,91 g/mL
biru tua. mol NH3 = (20 x 0,91) / 17 = 1,070 mol
3. Sambil diaduk perlahan, Adapun massa [Cu(NH3)4]SO4.H2O secara teoritis = Penambahan ke media etanol
tuangkan larutan jernih 4,91 gram yang diperoleh lewat perhitungan awalnya tidak membentuk
biru tua tersebut ke dibawah ini. kristal, namun setelah didiamkan
dalam 30 ml etanol. reaksi: dan didinginkan dalam penangas,
Diamkan selama 15 CuSO4.5H2O + 4NH3 → [Cu(NH3)4]SO4.H2O+ 4H2O maka terbentuk kristal biru dan
menit sampai kristal Mol [Cu(NH3)4]SO4.H2O = mol CuSO4.5H2O = 0,02 filtrat berwarna biru muda
terbentuk mol
Sehingga massa [Cu(NH3)4]SO4. H2O = mol x Mr
4. Endapan kristal biru = 0,02 x 245,5 Setelah proses penyaringan dan
tersebut disaring dengan = 4,91 gram proses pencucian serta
corong buchner. Cuci pengeringan, diperoleh kristal
kristal tiga kali, masing- berwarna biru jika secara teori
masing dengan 5 ml sebanyak 4,91 g dan filtrat
etanol. Hembuskan udara berwarna biru keruh
selama 10 menit agar
kristal benar-benar
kering.
5. Sisa reaksi diuapkan Setelah proses penguapan dan
dalam vacuum atau penambahan beberapa tetes asam
pemanas sampai sulfat, filtrat menjadi tak
volumenya tinggal berwarna
beberapa ml saja.
Kemudian diteteskan
asam sulfat pekat
sampai warna biru tua
hilang. Nb. Simpan
larutan ini untuk
pengolahan selanjutnya.
Preparasi K2[Cu(C2O4)2]SO4 . 2H2O
No. Prosedur Kerja Bahaya Reaktan Pengamatan Teoritis Hasil Pengamatan Eksperiment
dan Produk
1. 16 gram K2C2O4.H2O Senyawa kompleks tetraamina tembaga (II) sulfat Massa K2C2O4 = 16 g
dilarutkan dalam aquades berwarna biru tua dapat direaksikan dengan K2C2O4 berupa padatan putih
yang dihangatkan potasium oksalat untuk senyawa khelat kalium Massa [Cu(NH3)4]SO4 ∙ H2O =
suamsuam kuku, kemudian oksalato kuprat berwarna biru turki. Reaksi 4,91 g
dituangkan ke dalam sebagai berikut:
[Cu(NH3)4]SO4∙H2O dilarutkan
larutan yang terbuat dari 5 [Cu(NH3)4(H2O)]SO4 + 2K2CO4.H2O dalam aquades menyebabkan
gram [Cu(NH3)4]SO4 . H2O K2[Cu(C2O4)2].2H2O + K2SO4 + NH3 terbentuknya larutan berwarna biru
dalam 12 ml aquades. adisi larutan asam sulfat pekat membuat larutan tua sedangkan larutan K2C2O4
Diteteskan larutan asam berubah warna dari biru tua menjadi biru turki, merupakan larutan tak berwarna
sulfat pekat sampai warna disebabkan oleh reaksi antara senyawa Pencampuran kedua larutan dan
larutan yang biru tua beralih tetraamine tembaga (II) sulfat dengan asam penambahan H2SO4 untuk
menjadi biru turki. (pH sulfat. Reaksi sebagai berikut: mempertahankan pH=5
berkisar antara 4-6)
[Cu(NH3)4(H2O)] + 3H2O + 2H2SO4 → menyebabkan campuran berwarna
2+
Endapan kristal yang diperoleh berwarna biru tua dan selanjutnya dikeringkan
dalam oven. Secara teori massa kristal [Cu(NH3)4]SO4 dapat dihitung dengan
perhitungan sebagai berikut :
Pirolisis K2[Cu(C2O4)2]SO4.2H2O
Pada percobaan yang ketiga dilakukan pirolisis kristal
K2[Cu(C2O4)2]SO4.H2O yang diperoleh pada tahapan sebelumnya. Pada percobaan
ini, kristal K2[Cu(C2O4)2]SO4.H2O ditempatkan pada cawan penguap dan
dipanaskan menggunakan pembakar Bunsen agar pembakaran terjadi lebih
sempurna. Dapat diamati bahwa terjadi perubahan warna setelah kristal
K2[Cu(C2O4)2]SO4.H2O dipanaskan. Kristal K2[Cu(C2O4)2]SO4.H2O yang mulanya
berwarna biru berubah menjadi berwarna coklat kehitaman. Berubahnya warna
Kristal
VI. SIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan uraian pembahasan yang telah
dijabarkan, dapat diberikan beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Senyawa kompleks [Cu(NH3)4].SO4 dibuat dengan cara mereaksikan
CuSO4.5H2O dengan NH3 pekat sesuai dengan reaksi berikut:
CuSO4.5H2O + NH3 → [Cu(NH3)4].SO4 + 5 H2O
2. Kompleks K2[Cu(C2O4)2].2 H2O dapat dibuat dari [Cu(NH3)4].SO4 dengan
K2C2O4 sesuai reaksi:
[Cu(NH3)4].SO4.H2O(aq) + K2C2O4(aq) → K2[Cu(C2O4)2].2H2O
Biru tidak berwarna biru tua
3. Pirolisis K2[Cu(C2O4)2].2 H2O menghasilkan CuO dan K2CO3 serta H2O.
Tembaga dapat diperoleh dari proses sementasi dengan mereaksikan hasil
pirolisis dengan HCl 6 M sesuai reaksi:
CuO(s) + K2CO3 (s) + 4HCl(aq) → CuCl2(s) + 2KCl(aq) + CO2(g) + 2O(g)
DAFTAR PUSTAKA
Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia
Gould, Edwin S. 1995. Inorganic Reaction and structure. New York : Holt,
Rinehart and Winston, Inc.