Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM HESS

OLEH:

GEDE WAHYU ARIAWAN / NIM. 1913081004

PRODI KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
I. JUDUL PERCOBAAN
HUKUM HESS

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Menentukan kalor reaksi yang berlangsung dengan proses yang berbeda-beda.
2. Membuktikan Hukum Hess.

III. DASAR TEORI


Hukum Hess adalah suatu hukum yang menggambarkan entalpi suatu fungsi
keadaan yang memungkinkan menghitung perubahan entalpi tersebut dengan
menjumlahkan seluruh perubahan setiap langkah sampai produk terbentuk.
(Davis,2014). Entalpi merupakan satuan fungsi keadaan sehingga besaran ΔH dari
reaksi kimia tidak tidak bergantung dari lintasan yang dijalani pereaksi untuk
membentuk hasil reaksi. Secara lebih sederhana, hukum Hess menyatakan bahwa
perubahan entalpi total tidak bergantung pada banyaknya tahapan reaksi-reaksi. Jadi,
jika suatu reaksi dapat berlangsung melalui dua tahap atau lebih maka kalor reaksi
totalnya sama dengan jumlah kalor tahapan reaksinya. Jika system bebas untuk
mengubah volumenya terhadap tekanan luar yang tetap, perubahan energi dalamnya
tidak lagi sama dengan energi yang diberikan sebagai kalor. Energi yang diberikan
sebagai kalor diubah menjadi kerja untuk memberikan tekanan balik terhadap
lingkungannya. Pada tekanan tetap kalor yang diberikan sama dengan perubahan sifat
termodinamika yang lain dari system yaitu H (entalpi) (Atkins,1999).
Adapun rumusan yang dapat digunakan untuk menunjukkan perubahan entalpi
adalah sebagai berikut.

Analogi yang berguna untuk hukum Hess adalah sebagai berikut. Andaikan anda
pergi dari lantai dasar ke lantai keenam suatu bangunan dengan tangga berjalan.
Kenaikan energi potensial gravitasi yang didapat (yang bersesuaian dengan
perubahan entalpi keseluruhan proses) akan sama, terlepas apakah anda ingin pergi
langsung keatas atau berhenti di setiap lantai dalam perjalanan ke atas (membagi
reaksi ke dalam beberapa tahap) (Retug dan Wiratini,2014).
Terdapat beberapa aturan untuk perhitungan hukum Hess yang melibatkan
persamaan reaksi kimia yaitu :
1. Untuk menjumlahkan dua persamaan reaksi kimia dengan perubahan entalpi
ΔH1 dan ΔH2, maka perubahan entalpi untuk produk akhir ΔH3 dapat
dinyatakan dengan

2. Untuk reaksi yang arahnya dibalik, nilai perubahan entalpi untuk reaksi
akhirnya, ΔH1 sebaliknya dapat dinyatakan dengan
Secara diagramatik hukum Hess dapat dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 1 menunjukkan bahwa reaktan A dan B bereaksi membentuk produk C


dan D melalui dua jalur yaitu jalur arah 1 dan jalur arah 2. Tetapi mungkin juga jarak
yang ditempuh tidak hanya arah 1 dan 2 melainkan terdapat juga arah 3 dan 4 dan
seterusnya.

Pada percobaan ini, akan dilihat apakah energi pada reaksi pada arah 1 sama
dengan energi pada reaksi dengan arah 2. Jika natrium hidroksida padat (NaOH)
padat direaksikan dengan asam klorida (HCl), maka reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut.

Arah 1 : Padatan NaOH dilarutkan dalam air menghasilkan larutan NaOH,


kemudian larutan NaOH tersebut direaksikan dengan larutan HCl 4 M menghasilkan
larutan NaCl dengan konsentrasi 4 M.

NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) ΔH1

NaOH(aq) + HCl(aq)(4M) → NaCl(aq)(4M) + H2O(l) ΔH2

Arah 2 : HCl pekat dilarutkan dalam air menghasilkan larutan HCl 4 M,


selanjutnya ditambahkan padatan NaOH menghasilkan larutan NaCl dengan
konsentrasi 4 M.

HCl(aq) + H2O(l) → HCl(aq)(4M) ΔH3

HCl(aq)(4M) + NaOH(s) → NaCl(aq)(4M) + H2O(l) ΔH4


Reaksi di atas dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.

ΔH arah 1 = ΔH1 + ΔH2

ΔH arah 2 = ΔH3 + ΔH4

Menurut hukum Hess bahwa ΔH arah 1 = ΔH arah 2 (Retug&Sastrawidana,2004)

IV. ALAT DAN BAHAN


Tabel Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Kalorimeter 1 set
2 Gelas ukur 25 ml 1 buah
3 Spatula 1 buah
4 Pipet tetes 1 buah
5 Cawan petri 2 buah
6 Pemanas magnetic 1 buah
7 Gelas kimia 100 mL 2 buah
8 Kaca Arloji 1 buah
9 Botol Timbangan dan tutup 1 buah
10 Thermometer 1 buah

Tabel Bahan

No Nama Bahan Jumlah


1 NaOH padat 8 gram
2 Larutan HCl 4 M 50 mL
3 Aquades 50 L

V. CARA KERJA
Untuk Jalur Reaksi 1 :
 Sebanyak 4 gram NaOH padat ditimbang dalam botol timbang yang dapat
ditutup rapat.
 Sebanyak 25 mL air suling dimasukkan ke dalam kalorimeter, suhu awal air
dicatat, dan terus diaduk.
 Kristal NaOH yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam
kalorimeter sedikit demi sedikit sambal diaduk sampai larut. Perubahan suhu
dicatat (maksimum).
 Sebanyak 25 mL larutan HCl 4 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Sebelum
dimasukkan, suhu larutan HCl diukur terlebih dahulu dan HCl ini harus
ditambahkan segera sesudah NaOH dilarutkan sambal terus diaduk.
Perubahan suhu dicatat.

Untuk Jalur Reaksi 2 :

 Sebanyak 4 gram NaOH padat ditimbang dalam botol timbang yang dapat
ditutup rapat
 Sebanyak 25 mL aquades dimasukkan ke dalam kalorimeter, suhu awal air
dicatat, dan terus diaduk.
 Sebanyak 25 mL larutan HCl 4 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Sebelum
dimasukkan, suhu larutan HCl diukur terlebih dahulu. Perubahan suhu dicatat
(maksimum).
 Kristal NaOH yang telah ditimbang tadi, kemudian dimasukkan ke dalam
kalorimeter sedikit demi sedikit sambal diaduk sampai larut. Perubahan suhu
dicatat (suhu maksimum).

VI. DATA PENGAMATAN


Jalur Reaksi 1 :
Waktu (menit ke-) Suhu (oC)
0 Air dimasukkan ke calorimeter
0,5 28
1 28
1,5 28
2 Penambahan NaOH padat
2,5 31
3 35
3,5 38
4 41
4,5 43
5 Penambahan larutan HCl
5,5 55,5
6 55
6,5 54
7 53
7,5 52,5
8 52
8,8 51
9 51
9,5 51

Jalur Reaksi 2 :
Waktu (menit ke- ) Suhu (oC)
0 Air dimasukkan ke calorimeter
0,5 29
1 29
1,5 29
2 Penambahan HCl 4 M
2,5 30
3 30
3,5 30
4 35
4,5 35
5 Penambahan NaOH padat
5,5 40
6 54,5
6,5 63
7 63
7,5 61,5
8 59
8,5 58
9 56
9,5 55
10 55
10,5 55

VII. PENGOLAHAN DATA

Jalur Reaksi 1
 Penambahan NaOH padat (x = 2)
a = 16,6
b=6
r = 0,99
y = bx + a
= 6(2) + 16,6
= 28,6 0C (Tc pertama)
 Penambahan HCl (x = 5)
a = 62,02
b = -1,23
r = -0,97
y = bx + a
= (-1,23) (5) + 62,02
= 55,87 0C (Tc kedua)
 Suhu awal = 28 0C
T1 = 28,6 0C – 28 0C = 0,6 0C
T2 = 55,87 0C - 28,6 0C = 27,27 0C
 Massa NaOH = 4 gram

 Massa HCl 4 M sebanyak 25 mL = V x


= 25 mL x 1,19 gr/mL
= 29,75 gram
 Massa air = V x
= 25 mL x 1 gr/mL
= 25 gram
 Tetapan kalorimeter (C) = 111,64 J/0C
 Kapasitas panas jenis air (c) = 4,2 J/gr0C
 Reaksi jalur 1
NaOH + H2O NaOH H1
NaOH + HCl NaCl + H2O H2
Berdasarkan data diatas, entalpi reaksi dapat dihitung sebagai berikut :

 Q1 = Qlarutan + Qkalorimeter
= (mair + mNaOH) + c. T1 + C. T1
= (25 g + 4 g) 4,2 J/gr0C . 0,60C + 111,64 J/0C . 0,6 0C
= 29 g . 4,2 J/gr0C . 0,6 0C + 111,64 J/0C . 0,6 0C
= 73,08 J + 66,98 J
= 140,06 J = 0,14 kJ
mol NaOH =

= 0,1 mol

H1 =

= 1,4 kJ/mol
 Q2 = Qlarutan + Qkalorimeter
= (mair + mNaOH + mHCl) + c. T2 + C. T2
= (25 g + 4 g + 29,75 g) 4,2 J/gr0C . 27,270C + 111,64 J/0C . 27,27 0C
= 58,75 g . 4,2 J/gr0C . 27,27 0C + 111,64 J/0C . 27,27 0C
= 6728,87 J + 3044,42 J
= 9773,29 J = 9,77 kJ
mol NaCl mol HCl 4 M = mol .

4 = mol. 40
Mol = 0,1 mol = mol NaCl

H2 =

= 97,7 kJ/mol
H jalur 1 = H1 + H2

= 1,4 kJ/mol + 97,7 kJ/mol

= 99,1 kJ/mol

Jalur Reaksi 2
 Penambahan HCl (x = 2)
a = 21,5
b=3
r = 0,86
y = bx + a
= 3(2) + 21,5
= 27,5 0C (Tc pertama)
 Penambahan NaOH (x = 5)
a = 51,2
b = 0,64
r = 0,16
y = bx + a
= 0,64(5) + 51,2
= 54,4 0C (Tc kedua)
 Suhu awal = 29 0C
T3 = 27,5 0C – 29 0C = -1,5 0C
T4 = 54,4 0C – 27,5 0C = 26,9 0C
 Massa NaOH = 4 gram
 Massa HCl 4 M sebanyak 25 mL = V x
= 25 mL x 1,19 gr/mL
= 29,75 gram
 Massa air = V x
= 25 mL x 1 gr/mL
= 25 gram
 Tetapan kalorimeter (C) = 111,64 J/0C
 Kapasitas panas jenis air (c) = 4,2 J/gr 0C
 Reaksi jalur 2
HCl + H2O HCl H3
HCl + NaOH NaCl + H2O H4
Berdasarkan data diatas, entalpi reaksi dapat dihitung sebagai berikut :

 Q3 = Qlarutan + Qkalorimeter
= (mair + mHCl) + c. T3 + C. T3
= (25 g + 29,75 g) 4,2 J/gr0C . (-1,50C) + 111,64 J/0C . (-1,5 0C)
= 54,75 g . 4,2 J/gr0C . (-1,5 0C) + 111,64 J/0C . (-1,5) 0C
= -344,92 J+ (-167,46) J
= -512,38 J = -0,51 kJ

mol HCl 4 M = mol

4 = mol. 40
Mol = 0,1 mol

H3 =

= -5,1 kJ/mol
 Q4 = Qlarutan + Qkalorimeter
= (mair + mHCl + mNaOH) + c. T4 + C. T4
= (25 g + 29,75 g + 4 g) 4,2 J/gr0C . 26,90C + 111,64 J/0C . 26,9 0C
= 58,75 g . 4,2 J/gr0C . 26,9 0C + 111,64 J/0C . 26,9 0C
= 6637,57 J + 3003,116 J
= 9640,68 J = 9,64 kJ
mol NaCl = 0,1 mol

H4 =

= 96,4 kJ/mol
H jalur 2 = H3 + H4

= -5,1 kJ/mol + 96,4 kJ/mol

= 91,3 kJ/mol

H jalur 1 = H jalur 2

99,1 kJ/mol 91,3 kJ/mol

| |
KR = x 100%

= x 100% = 7,8%
Selisih antara H jalur 1 dan H jalur 2 adalah 7,8 kJ/mol

VIII. PEMBAHASAN
Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisika untuk ekspansi Hess dalam
siklus Hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi perubahan eltalpi dari hukum
kekekalan energi. Hukum Hess menyatakan bahwa besarnya entalpi dari suatu reaksi
tidak ditentukan oleh jalan atau tahap reaksi, tetapi hanya ditentukan oleh keadaan
awal dan keadaan akhir suatu reaksi. Adapun pembahasan terkait hasil pengamatan
dan pengolahan data diatas yang dimana pada percobaan ini membahas mengenai
penentuan kalor reaksi melalui dua jalur, yaitu jalur reaksi 1 dan jalur reaksi.
Pada percobaan pertama yaitu jalur reaksi 1 dengan langkah pertama yaitu
memasukkan aquades dengan suhu 280C. selanjutnya dilakukan penambahan padatan
NaOH sedikit demi sedikit samapi semua padatan NaOH larut yang dilakukan pada
menit ke – 2 dan tepat pada meni ke – 2,5 suhu naik menjadi 310C dan terus naik
sampai menit ke 4,5 menjadi 430C yang disebabkan oleh reaksi antara air dan NaOH
yang bersifat eksoterm. Adapun reaksi yang berlangsung yaitu :
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq)
Selanjutnya setelah penambahan NaOH, dilakukan penambahan HCl dengan
konsntrasi 4 M pada menit ke-5 dan mengalami kenaikan suhu dan pada menit ke-6
hingga menit ke-9,5 mengalami penurunan suhu yang disebabkan karena kalorimeter
menyerap kalor dari reaksi eksoterm antara air dan NaOH . Adapun reaksi yang
terjadi yaitu :
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Reaksi total yang terjadi pada pada percobaan jalur 1 adalah sebagai berikut ;
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) ∆H1
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H2
Dari persamaan reaksi diatas diperoleh suatu persamaan sebagai berikut :
∆H jalur 1 = ∆H1 + ∆H2
Pada percobaan kedua yaitu jalur reaksi 2, sama dengan jalur 1, aquades
dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk dengan suhu awal yang digunakan
yaitu 29 0C. Selanjutnya penambahan HCl 4 M pada menit ke-2 dan pada menit ke-
2,5-3 suhu menjadi 300C dan suhu tersebut konstan. Adapun reaksi yang terkadi yaitu
:
HCl(aq) + H2O(l) → HCl(aq)
Tepat pada menit ke-5, dilakukan penambahan NaOH ke dalam kalorimeter. Suhu
larutan sebelum penambahan NaOH yaitu 350C. setelah penambahan NaOH, suhu
larutan pun mengalami kenaikan pada menit ke-5,5-7 dengan suhu 40 hingga 630C.
lalu suhu mengalami penurunan pada menit ke-7,5 dengan suhu 61,5 dan mencapai
suhu konstan pada menit ke-9,5 dengan suhu 550C. Adapun reaksi yang terjadi yaitu :
HCl(aq) + NaOH(s) → NaCl(aq) + H2O(l)
Reaksi total yang terjadi pada percobaan jalur 2 ini sebagai berikut :
HCl(aq) + H2O(l) → HCl(aq) ∆H3
HCl(aq) + NaOH(s) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H4
Dari persamaan reaksi diatas, maka dapat ditentukan persamaan sebagai berikut :
∆H jalur 2 = ∆H3 + ∆H4
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data diatas, jumlah total perubahan
entalpi pada jalur 1 yaitu 99,1 kJ/mol sedangkan untuk perubahan entalpu pada jalur 2
yaitu 91,3 kJ/mol sehingga selisihnya adalah 7,8 kJ/mol. Dari hasil ini terlihat bahwa
terdapat perbedaan jumlah total perubahan entalpi pada jalur 1 dan jalur 2 yang
kemungkinan disebabkan karena kalorimeter yang digunakan pada saat percobaan
kurang baik sehingga terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya. Adapun kesalahan relative pada percobaan ini yaitu sebesar 7,8 % . Selain
itu, kesalahan dalam percobaan ini juga dapat disebabkan karena prosedur percobaan
yang kurang tepat dilakukan, adanya ketidaktelitian saat mengukur suhu dan pada
saat proses pengadukan larutan. Dalam percobaan ini, kami tidak dapat membuktikan
kebenaran hukum Hess karena perubahan entalpi jalur 1 dengan jalur 2 berbeda.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalor reaksi jalur 1 yaitu 99,1 kJ/mol dan kalor reaksi yaitu 91,3 kJ/mol
2. Dalam percobaan ini, tidak dapat membuktikan kebenaran hukum Hess karena
perubahan entalpi jalur 1 dengan jalur 2 tidak sama.

X. DAFTAR PUSTAKA
Attkins, P.W. 1999. Kimia Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Chang, Raymond. 2003. Kimia dasar konsep-konsep inti. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Retug, Sastrawidana,I.D.K. 2004. Penuntun praktikum kimia fisika. Singaraja: IKIP


Negeri Singaraja.

Wiratini, Ni Made&Retug. 2014. Buku Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja:


Undiksha.

Anda mungkin juga menyukai