Anda di halaman 1dari 15

Percobaan IV

HUKUM HESS
I. TUJUAN
1. Mempelajari besarnya kalor reaksi pada reaksi yang berlangsung dengan
proses yang berbeda-beda.
2. Membuktikan Hukum Hess.

II. DASAR TEORI


Hukum Hess merupakan suatu hukum yang menggambarkan entalpi suatu
fungsi keadaan yang memungkinkan menghitung perubahan entalpi tersebut
dengan menjumlahkan seluruh perubahan setiap langkah sampai produk
terbentuk (Davis, 2014). Adapun bunyi dari hukum Hess yaitu kalor reaksi
dari suatu reaksi tidak dipengaruhi oleh berapa langkah berlangsungnya suatu
reaksi untuk membentuk suatu produk namun proses tersebut hanya
bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi. Hal tersebut dapat
menunjukkan perubahan entalpi yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
Ho = Hf (produk) - Hf (reaktan)
Adapun aturan-aturan yang digunakan dalam perhitungan hukum Hess yang
melibatkan suatu persamaan reaksi adalah sebagai berikut:
 Untuk menjumlahkan dua persamaan reaksi kimia dengan perubahan
entalpi H1 dan H2, maka perubahan entalpi untuk produk akhir H3
dapat dinyatakan dengan
H3 = H1 + H2
 Untuk reaksi yang arahnya dibalik, nilai perubahan entalpi untuk reaksi
akhirnya, H1 sebaliknya dapat dinyatakan dengan
H (reaksi balik) = - H (reaksi ke depan)
Syarat berlangsungnya hukum Hess yaitu keadaan awal reaktan dan keadaan
akhir produk pada berbagai proses atau tahapan adalah sama. Gambaran
mengenai berlangsungnya hukum Hess dapat ditunjukkan oleh diagram
berikut.
Gambar 1. Diagram berlangsungnya hukum Hess
Perubahan A (reaktan) menjadi C (produk) dapat berlangsung 2 tahap yaitu:
1. Tahap I (secara langsung)
A C ΔH1
2. Tahap II (secara tidak langsung)

Maka harga ΔH1 menurut diagram hukum Hess tersebut yaitu ΔH1 = ΔH2 +
ΔH3, yang mana nilai ΔH1, ΔH2, dan ΔH3 berasal dari pembentukan:
AB ΔH2
BC ΔH3
AC ΔH1
Pada percoban hukum Hess ini, dapat dilihat mengenai kesamaan energi yang
terjadi pada reaksi arah 1 dengan energi pada reaksi arah 2. Jika natrium
hidroksida (NaOH) padat direaksikan dengan asam klorida (HCl), maka
reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Arah 1 : NaOH padatan dilarutkan dalam air menghasilkan larutan NaOH,
kemudian larutan NaOH tersebut direaksikan dengan larutan HCl 4 M
menghasilkan larutan NaCl dengan konsnetrasi 2 M.
NaOH (s) + H2O (l)  NaOH (aq, 4 M) H1
NaOH (aq, 4 M) + HCl (aq, 4 M)  NaCl (aq, 2 M) + H2O (l) H2

Arah 2 : Larutan HCl 4 M diencerkan menjadi larutan HCl 2M, selanjutnya


ditambahkan NaOH pada menghasilkan larutan NaCl dengan konsentrasi 2M.
HCl (aq, 4 M) + H2O (l)  HCl (aq, 2 M) H3
HCl (aq, 2 M) + NaOH (s)  NaCl (aq, 2 M) + H2O (l) H4

Reaksi di atas dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.


Arah 1
NaOH(aq, 4 M)+ HCl (aq, 4 M)

NaOH(s) + HCl (aq, 4M) NaCl (aq, 4 M) + H2O

(l)

NaOH(s) + HCl (aq, 4 M)

Arah 2
Gambar 2. Diagram berlangsungnya hukum Hess pada larutan NaOH dengan
HCl
H arah 1 = H1 + H2
H arah 2 = H3 + H4
Menurut hukum Hess bahwa H arah 1 = H arah 2
(Retug & Sastrawidana, 2004)

III. ALAT DAN BAHAN


III.1Alat
Nama Alat Jumlah
Kalorimeter 1 buah
Gelas Ukur 50 mL 1 buah
Termometer 1 buah
Gelas kimia 100 mL 2 buah
Gelas kimia 250 mL 1 buah
Wadah tertutup 1 buah
Spatula 1 buah
Gelas Ukur 10 mL 1 buah
Pipet Volume 10 mmL 1 buah

III.2Bahan
Nama Bahan Jumlah
Padatan NaOH 8,1518 gram
HCl 4 M 50 mL
Aquades 50 mL

IV. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PENGAMATAN


No. Langkah Kerja Hasil Pengamatan
Pada Arah 1
1 Sebanyak 4,00 gram NaOH Padatan NaOH yang berwarna putih
ditimbang lalu ditempatkan ditimbang sebanyak 4,0693 gram. Padatan
pada botol tertutup dan NaOH yang sudah ditimbang ditempatkan
ditutup rapat. pada botol tertutup dan ditutup rapat agar
tidak menyerap molekul air di udara karena
sifat NaOH yang higroskopis.

Gambar 3. Padatan NaOH


2 Sebanyak 25 mL akuades Suhu awal akuades = 31oC
dimasukkan ke dalam Waktu Suhu (0C)
kalorimeter kemudian (menit)
diaduk dan dicatat suhu air 0 31
0,5 31
dengan teliti mulai dari ½ 1 31
menit pertama sampai 1,5 31
2 31
minimal tiga suhu konstan. 2,5 31
3 31
3,5 31
4 Penambahan
NaOH
3 Pada menit keempat,
dimasukkan NaOH Waktu Suhu Waktu Suhu (oC)
sebanyak 4,1348 gram (menit) (oC) (menit
sedikit demi sedikit ke )
dalam kalorimeter sambil 4,5 35 16 40
35 42 16,5 40
diaduk sampai larut dan 5,5 46 17 40
dicatat suhu mulai dari ½ 6 48 17,5 39,5
6,5 49 18 39,5
menit setelah menit 7 48 18,5 39,5
keempat sampai suhu 7,5 47,5 19 39
8 46,5 19,5 39
tetap/konstan. 8,5 46 20 39
9 45 20,5 38,5
9,5 44,5 21 38,5
10 44 21,5 38,5
10,5 43,5 22 38
11 43 22,5 38
11,5 42,5 23 38
12 42 23,5 38
12,5 42 24 38
13 41,5 24,5 38
13,5 41,5 25 Penambahan
HCl
14 41

14,5 41

15 40,5

15,5 40,5

4 Setelah suhu pada Suhu larutan HCl = 33,5oC


penambahan NaOH tetap/ Waktu Suhu Waktu Suhu
konstan, dimasukkan HCl (menit) (oC) (menit) (oC)
4M sebanyak 25 mL ke 25,5 56 37,5 43,5
26 54,5 38 43,5
dalam kalorimeter, lalu 26,5 53,5 38,5 43
dicatat suhunya sampai 27 52,5 39 43
27,5 51,5 39,5 42,5
suhu tetap/konstan. 28 51 40 42,5
28,5 50 40,5 42,5
29 49,5 41 42
29,5 49 41,5 42
30 48,5 42 42
30,5 48 42,5 41,5
31 47,5 43 41,5
31,5 47 43,5 41,5
32 47 44 41
32,5 46,5 44,5 41
33 46 45 41
33,5 46 45,5 40,5
34 45,5 46 40,5
34,5 45 46,5 40,5
35 45 47 40
35,5 44,5 47,5 40
36 44 48 40
36,5 44 48,5 40
37 44 49 40
49,5 40
50 40

Pada Arah 2
1 Sebanyak 25 mL aquades Suhu awal aquades = 31 oC
dimasukkan ke dalam Waktu (menit) Suhu (oC)
kalorimeter. Diaduk dan 0 31
0,5 31,5
dicatat suhu air dengan 1 32
teliti mulai dari ½ menit 1,5 32
2 32
pertama sampai menit 2,5 32
kedua. 3 Penambahan
HCl

2 Sebanyak 25 mL larutan Suhu awal HCl = 33 oC


HCl 4 M dicatat suhunya Waktu (menit) Suhu (oC)
terlebih dahulu, lalu 3,5 33
4 33
dimasukkan ke dalam 4,5 33
kalorimeter tepat pada 5 33
5,5 Penambahan
setengah menit keempat.
NaOH
Suhu larutan dicatat mulai
dari ½ menit keempat
sampai suhu menjadi
konstan/tetap.
3 Setelah suhu pada Ditimbang padatan NaOH sebanyak 4,0341
penambahan larutan HCl 4 gram.
M menjadi tetap/konstan, Adapun suhu yang tercatat sebagai berikut:
dimasukkan NaOH Waktu Suhu Waktu Suhu
sebanyak 4,017 gram (menit) (oC) (menit) (oC)
sedikit demi sedikit, 6 40 18,5 48
6,5 54 19 47,5
kemudian mencatat 7 61 19,5 47
suhunya sampai suhu 7,5 63 20 47
8 62 20,5 46,5
menjadi tetap/konstan. 8,5 60 21 46
9 59 21,5 46
9,5 58 22 46
10 57 22,5 45,5
10,5 56 23 45
11 55 23,5 45
11,5 54 24 45
12 54 24,5 44,5
12,5 53 25 44,5
13 52,5 25,5 44
13,5 52 26 44
14 51,5 26,5 44
14,5 51 27 43,5
15 50,5 27,5 43,5
15,5 50 28 43
16 49,5 28,5 43
16,5 49 29 43
17 49 29,5 42,5
17,5 48,5 30 42,5
18 48 30,5 42,5
31 42,5

V. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran perubahan entalpi dengan
menggunakan kalorimeter atau alat pengukuran zat. Percobaan ini dilakukan
dalam dua arah reaksi endoterm yaitu arah satu dan arah dua, dimana yang
menjadi pereaksi adalah natrium hidroksida (NaOH) padat dan asam klorida
(HCl) 4 M, sedangkan yang menjadi hasil reaksi adalah Natrium klorida
(NaCl) dan air (H2O). Untuk kedua arah reaksi pada percobaan ini merupakan
reaksi yang sama, tetapi proses yang dilaluinya berbeda.
Arah 1
Pada percobaan arah 1 ini, bahan pertama yang dimasukkan ke dalam
kalorimeter adalah akuades. Suhu awal akuades yang digunakan adalah 310C,
Kemudian, penambahan padatan NaOH sedikit demi sedikit sampai semua
padatan NaOH larut. Suhu yang teramati pada awal dimasukkannya NaOH
adalah 350C dan suhu konstan setelah semua NaOH habis adalah 380C.
Meningkatnya suhu pada penambahan NaOH ini disebabkan reaksi antara air
dan NaOH yang bersifat eksoterm. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai
berikut.
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq)
Selanjutnya penambahan larutan HCl dengan konsentrasi 4 M, yang mana
suhu awal penambahan larutan HCl adalah 560C. Sedangkan, suhu akhir
yang terukur (suhu konstan) pada penambahan larutan HCl ke dalam
kalorimeter adalah 400C. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Oleh karena itu, reaksi total yang terjadi pada percobaan arah 1 ini adalah
sebagai berikut.
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) ∆H1
NaOH(aq) + 2HCl(aq) → NaCl(aq ) + 2H2O(l) ∆H2
Berdasarkan data hasil pengamatan, maka grafik hubungan antara waktu dan
suhu campuran pada arah 1 adalah sebagai berikut.
Gambar 5. Grafik Hubungan Waktu dengan Suhu Campuran Reaksi Arah 1 Hukum Hess
Dari data di atas, maka dapat dihitung:
Diketahui : m1 NaOH = 4,1348 g
Mr NaOH = 40 g mol-1
ρ air = 0,9960 g/mL
Ckalorimeter = 33,92 JoC-1
Cair = 4,18 J/goC
Vair = 25 mL
m air = air x Vair
= 0,9960 g/mL x 25 mL = 25 g
ΔT1 = (50 – 29)oC = 31oC
Mr HCl = 36,5 g mol-1
V HCl = 25 mL
ρ HCl = 1,19 g/mL
[HCl] = 4M
ΔT2 = (57 – 43)oC = 14oC
ΔH1 : H2O(l) + NaOH(s) → NaOH(aq)
q reaksi = -(q larutan + q kalorimeter)
q reaksi
ΔH1 =
mol
q larutan = mair cair ΔT1
= 25 g x 4,18 J/goC x 31oC
= 3239,5 Joule
q kalorimeter = C ΔT1
= 146,3 JoC-1 x 31oC
= 4535,3 Joule
Jadi, kalor reaksi adalah q reaksi = - (q larutan + q kalorimeter)
q reaksi = - (3239,5 + 4535,3) Joule
q reaksi = - 7774,8 Joule
Tanda negatif (-) menandakan energi dilepaskan ke lingkungan sebesar
7774,8 Joule
q reaksi
ΔH1 = = = J/mol
mol
ΔH2 : NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq ) + H2O(l)
mol =MxV
= 4 M x 25 mL
= 100 mmol
massa = 100 mmol x 36,5 mg/mmol
= 3650 mg
= 3,65 g
m HCl = 3,65 g
mol HCl = 3,65 g/36,5 g mol-1 = 0,1 mol
q larutan = mair cair ΔT2
= 25 g x 4,18 J/goC x 14oC
= 1463 Joule
q kalorimeter = C ΔT2
= 146,3 JoC-1 x 14oC
= 2048,2 Joule
Jadi, kalor reaksi adalah q reaksi = - (q larutan + q kalorimeter)
q reaksi = - (1463+ 2048,2) Joule
q reaksi = -3511,2 Joule
Tanda negatif (-) menandakan energi dilepaskan ke lingkungan sebesar
3511,2 Joule.
q reaks i - 3511,2 J
ΔH2 = = 0,1 mol
= - 35112 J/mol
mol
Sehingga, ΔH untuk arah 1 = ΔH1 + ΔH2
= (-77748 – 35112) J/mol
= - 112860 J/mol
= - 112,860 kJ/mol
Arah 2
Pada percobaan arah 2 ini, bahan pertama yang dimasukkan ke dalam
kalorimeter sama dengan yang ada pada percobaan arah 1 yaitu akuades.
Suhu awal akuades yang digunakan adalah 310C dan tetap konstan pada suhu
320C. Kemudian, penambahan larutan HCl 4 M dengan suhu yang terukur
adalah 330C dan tetap konstan pada suhu 330C. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut.
HCl(aq) + H2O (aq) → HCl(aq, 4M)
Selanjutnya penambahan padatan NaOH sedikit demi sedikit sampai semua
padatan NaOH larut. Suhu yang teramati pada awal dimasukkannya NaOH
adalah 400C dan suhu maksimum setelah semua NaOH habis (suhu konstan)
adalah 630C. Meningkatnya suhu pada penambahan NaOH ini disebabkan
reaksi antara air dan NaOH yang bersifat eksoterm. Reaksi yang berlangsung
adalah sebagai berikut.
HCl(aq) + NaOH(s) → NaCl(aq) + H2O(l)
Oleh karena itu, reaksi total yang terjadi pada percobaan arah 2 ini adalah
sebagai berikut.
HCl(aq) + H2O(l) → HCl(aq, 4M) ∆H3
HCl(aq, 4M) + NaOH(aq) → NaCl(aq ) + 2H2O(l) ∆H4
Berdasarkan data hasil pengamatan, maka grafik hubungan antara waktu dan
suhu campuran pada arah 2 adalah sebagai berikut.

Gambar 6. Grafik Hubungan Waktu dengan Suhu Campuran Reaksi Arah 2


Hukum Hess
Dari data di atas, maka dapat dihitung:
Diketahui : m1 NaOH = 4,0170 g
Mr NaOH = 40 g mol-1
ρ air = 0,9960 g/mL
C = 33,92 JoC-1
Cair = 4,18 J/goC
Vair = 25 mL
m Air = air x Vair
= 0,9960 g/mL x 25 mL = 25 g
Mr HCl = 36,5
V HCl = 25 mL
[HCl] =4M
ρ HCl = 1,19 g/mL
ΔT3 = (31 – 29)oC = 2oC
ΔT4 = 45oC
Reaksi pelarutan HCl :
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+ + Cl-
mol = M x V
= 4 M x 25 mL
= 100 mmol
massa = 100 mmol x 36,5 mg/mmol
= 3650 mg
= 3,65 g
m HCl = 3,65 g
mol HCl = 3,65 g/36,5 g mol-1 = 0,1 mol
q larutan = mair cair ΔT3
= 25 g x 4,18 J/goC x 2oC
= 209 Joule
q kalorimeter = C ΔT3
= C ΔT3
= 146,3 JoC-1 x 2oC
= 292,6 Joule
Jadi, kalor reaksi adalah q reaksi = -(q larutan + q kalorimeter)
q reaksi = -(209 + 292,6) Joule
q reaksi = - 501,6 Joule
Tanda negatif (-) menandakan energi dilepaskan ke lingkungan sebesar 501,6
Joule.
q reaksi
- 501,6 J
ΔH3 = = = - 5016 J/mol
mol 0,1 mol
Reaksi :
ΔH4 : HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq ) + H2O(l)
q larutan = mair cair ΔT4
= 25 g x 4,18 J/goC x 45oC
= 4702,5 Joule
q kalorimeter = C ΔT4
= C ΔT4
= 146,3 JoC-1 x 45 oC
= 6583,5 Joule
Jadi, kalor reaksi adalah q reaksi = -(q larutan + q kalorimeter)
q reaksi = -(4702,5 + 6583,5) Joule
q reaksi = - 11286 Joule
Tanda negatif (-) menandakan energi dilepaskan ke lingkungan sebesar
11286Joule.
q reaksi - 11286 J - 11286 J
ΔH4 = =  = - 112860 J/mol
mol (4,0336/40) mol 0,10009 mol

Sehingga, ΔH untuk arah 2 = ΔH3 + ΔH4


= (-5016 - 112860) J/mol
= - 117876 J/mol
= - 117,876 kJ/mol
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, jumlah total perubahan entalpi pada
arah 1 adalah 112,860 kJ/mol, sedangkan jumlah total perubahan entalpi pada
arah 2 adalah 117,876 kJ/mol, sehingga selisihnya adalah 5,016 kJ/mol.
Dari hasil ini terlihat bahwa terdapat perbedaan jumlah total perubahan
entalpi pada arah 1 dan arah 2, dimana ∆H pada arah 2 lebih besar
dibandingkan ∆H pada arah 1. Perbedaan hasil ini kemungkinan terjadi
karena kalorimeter yang digunakan pada saat percobaan kurang baik sehingga
terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya, serta
jumlah padatan NaOH yang digunakan tidak sama, dimana padatan NaOH
yang bersifat higroskopis. Perpindahan kalor ini akan menyebabkan
terganggunya kesetimbangan sistem (tidak terbentuk sistem tertutup seperti
yang diharapkan). Adapun kesalahan relatif dalam percobaan ini dapat
dihitung sebagai berikut:
112,860  117,876
Kesalahan Relatif (KR) = x 100% = 4,44 %
112,860

VI. SIMPULAN
Dari hasil percobaan dan analisis data diatas, dapat maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Dari hasil perhitungan data percobaan diperoleh ∆H pada arah 1 tidak
sama dengan ∆H pada arah 2 (∆H pada arah 2 lebih besar dari ∆H
pada arah 1) dimana ∆H pada arah 1 = 112,860 kJ/mol, sedangkan ∆H
pada arah 2 = 117,876 kJ/mol, sehingga selisihnya adalah 5,016
kJ/mol.
2. ∆H yang diperoleh dari arah 2 mempunyai nilai yang tidak jauh
berbeda dengan ∆H pada arah 1, meskipun langkah yang ditempuh
untuk mendapatkan hasil tersebut berbeda. Hal tersebut menunjukkan
bahwa ∆H tidak tergantung dari jalan reaksinya, tetapi hanya
tergantung dari keadaan awal dan akhir. Hal ini sesuai dengan Hukum
Hess.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Atkins, Peter and Julio de Paula. 2006. Physical Chemistry for the Life
Sciences. New York: Oxford University Press.
Chieh, C. 2008. Hess’s Law. Diakses tanggal 23 Maret 2015, dari
http://www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/c120/hess.html.
Petrucci, R.H., Harwood, W.S., dan Herring, F.G. 2007. General Chemistry:
Principles & Modern Applications. (8thEd.). USA: California State
University.
Retug, N & Sastrawidana, I.D.K. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika.
Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Wiratini, Ni Made & I N Retug. 2014. Buku Penuntun Praktikum Kimia
Fisika. Singaraja: UNDIKSHA.

Anda mungkin juga menyukai