HUKUM HESS
I. TUJUAN
1. Mempelajari besarnya kalor reaksi pada reaksi yang berlangsung dengan
proses yang berbeda-beda.
2. Membuktikan Hukum Hess.
Maka harga ΔH1 menurut diagram hukum Hess tersebut yaitu ΔH1 = ΔH2 +
ΔH3, yang mana nilai ΔH1, ΔH2, dan ΔH3 berasal dari pembentukan:
AB ΔH2
BC ΔH3
AC ΔH1
Pada percoban hukum Hess ini, dapat dilihat mengenai kesamaan energi yang
terjadi pada reaksi arah 1 dengan energi pada reaksi arah 2. Jika natrium
hidroksida (NaOH) padat direaksikan dengan asam klorida (HCl), maka
reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Arah 1 : NaOH padatan dilarutkan dalam air menghasilkan larutan NaOH,
kemudian larutan NaOH tersebut direaksikan dengan larutan HCl 4 M
menghasilkan larutan NaCl dengan konsnetrasi 2 M.
NaOH (s) + H2O (l) NaOH (aq, 4 M) H1
NaOH (aq, 4 M) + HCl (aq, 4 M) NaCl (aq, 2 M) + H2O (l) H2
(l)
Arah 2
Gambar 2. Diagram berlangsungnya hukum Hess pada larutan NaOH dengan
HCl
H arah 1 = H1 + H2
H arah 2 = H3 + H4
Menurut hukum Hess bahwa H arah 1 = H arah 2
(Retug & Sastrawidana, 2004)
III.2Bahan
Nama Bahan Jumlah
Padatan NaOH 8,1518 gram
HCl 4 M 50 mL
Aquades 50 mL
14,5 41
15 40,5
15,5 40,5
Pada Arah 2
1 Sebanyak 25 mL aquades Suhu awal aquades = 31 oC
dimasukkan ke dalam Waktu (menit) Suhu (oC)
kalorimeter. Diaduk dan 0 31
0,5 31,5
dicatat suhu air dengan 1 32
teliti mulai dari ½ menit 1,5 32
2 32
pertama sampai menit 2,5 32
kedua. 3 Penambahan
HCl
V. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran perubahan entalpi dengan
menggunakan kalorimeter atau alat pengukuran zat. Percobaan ini dilakukan
dalam dua arah reaksi endoterm yaitu arah satu dan arah dua, dimana yang
menjadi pereaksi adalah natrium hidroksida (NaOH) padat dan asam klorida
(HCl) 4 M, sedangkan yang menjadi hasil reaksi adalah Natrium klorida
(NaCl) dan air (H2O). Untuk kedua arah reaksi pada percobaan ini merupakan
reaksi yang sama, tetapi proses yang dilaluinya berbeda.
Arah 1
Pada percobaan arah 1 ini, bahan pertama yang dimasukkan ke dalam
kalorimeter adalah akuades. Suhu awal akuades yang digunakan adalah 310C,
Kemudian, penambahan padatan NaOH sedikit demi sedikit sampai semua
padatan NaOH larut. Suhu yang teramati pada awal dimasukkannya NaOH
adalah 350C dan suhu konstan setelah semua NaOH habis adalah 380C.
Meningkatnya suhu pada penambahan NaOH ini disebabkan reaksi antara air
dan NaOH yang bersifat eksoterm. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai
berikut.
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq)
Selanjutnya penambahan larutan HCl dengan konsentrasi 4 M, yang mana
suhu awal penambahan larutan HCl adalah 560C. Sedangkan, suhu akhir
yang terukur (suhu konstan) pada penambahan larutan HCl ke dalam
kalorimeter adalah 400C. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Oleh karena itu, reaksi total yang terjadi pada percobaan arah 1 ini adalah
sebagai berikut.
NaOH(s) + H2O(l) → NaOH(aq) ∆H1
NaOH(aq) + 2HCl(aq) → NaCl(aq ) + 2H2O(l) ∆H2
Berdasarkan data hasil pengamatan, maka grafik hubungan antara waktu dan
suhu campuran pada arah 1 adalah sebagai berikut.
Gambar 5. Grafik Hubungan Waktu dengan Suhu Campuran Reaksi Arah 1 Hukum Hess
Dari data di atas, maka dapat dihitung:
Diketahui : m1 NaOH = 4,1348 g
Mr NaOH = 40 g mol-1
ρ air = 0,9960 g/mL
Ckalorimeter = 33,92 JoC-1
Cair = 4,18 J/goC
Vair = 25 mL
m air = air x Vair
= 0,9960 g/mL x 25 mL = 25 g
ΔT1 = (50 – 29)oC = 31oC
Mr HCl = 36,5 g mol-1
V HCl = 25 mL
ρ HCl = 1,19 g/mL
[HCl] = 4M
ΔT2 = (57 – 43)oC = 14oC
ΔH1 : H2O(l) + NaOH(s) → NaOH(aq)
q reaksi = -(q larutan + q kalorimeter)
q reaksi
ΔH1 =
mol
q larutan = mair cair ΔT1
= 25 g x 4,18 J/goC x 31oC
= 3239,5 Joule
q kalorimeter = C ΔT1
= 146,3 JoC-1 x 31oC
= 4535,3 Joule
Jadi, kalor reaksi adalah q reaksi = - (q larutan + q kalorimeter)
q reaksi = - (3239,5 + 4535,3) Joule
q reaksi = - 7774,8 Joule
Tanda negatif (-) menandakan energi dilepaskan ke lingkungan sebesar
7774,8 Joule
q reaksi
ΔH1 = = = J/mol
mol
ΔH2 : NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq ) + H2O(l)
mol =MxV
= 4 M x 25 mL
= 100 mmol
massa = 100 mmol x 36,5 mg/mmol
= 3650 mg
= 3,65 g
m HCl = 3,65 g
mol HCl = 3,65 g/36,5 g mol-1 = 0,1 mol
q larutan = mair cair ΔT2
= 25 g x 4,18 J/goC x 14oC
= 1463 Joule
q kalorimeter = C ΔT2
= 146,3 JoC-1 x 14oC
= 2048,2 Joule
Jadi, kalor reaksi adalah q reaksi = - (q larutan + q kalorimeter)
q reaksi = - (1463+ 2048,2) Joule
q reaksi = -3511,2 Joule
Tanda negatif (-) menandakan energi dilepaskan ke lingkungan sebesar
3511,2 Joule.
q reaks i - 3511,2 J
ΔH2 = = 0,1 mol
= - 35112 J/mol
mol
Sehingga, ΔH untuk arah 1 = ΔH1 + ΔH2
= (-77748 – 35112) J/mol
= - 112860 J/mol
= - 112,860 kJ/mol
Arah 2
Pada percobaan arah 2 ini, bahan pertama yang dimasukkan ke dalam
kalorimeter sama dengan yang ada pada percobaan arah 1 yaitu akuades.
Suhu awal akuades yang digunakan adalah 310C dan tetap konstan pada suhu
320C. Kemudian, penambahan larutan HCl 4 M dengan suhu yang terukur
adalah 330C dan tetap konstan pada suhu 330C. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut.
HCl(aq) + H2O (aq) → HCl(aq, 4M)
Selanjutnya penambahan padatan NaOH sedikit demi sedikit sampai semua
padatan NaOH larut. Suhu yang teramati pada awal dimasukkannya NaOH
adalah 400C dan suhu maksimum setelah semua NaOH habis (suhu konstan)
adalah 630C. Meningkatnya suhu pada penambahan NaOH ini disebabkan
reaksi antara air dan NaOH yang bersifat eksoterm. Reaksi yang berlangsung
adalah sebagai berikut.
HCl(aq) + NaOH(s) → NaCl(aq) + H2O(l)
Oleh karena itu, reaksi total yang terjadi pada percobaan arah 2 ini adalah
sebagai berikut.
HCl(aq) + H2O(l) → HCl(aq, 4M) ∆H3
HCl(aq, 4M) + NaOH(aq) → NaCl(aq ) + 2H2O(l) ∆H4
Berdasarkan data hasil pengamatan, maka grafik hubungan antara waktu dan
suhu campuran pada arah 2 adalah sebagai berikut.
VI. SIMPULAN
Dari hasil percobaan dan analisis data diatas, dapat maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Dari hasil perhitungan data percobaan diperoleh ∆H pada arah 1 tidak
sama dengan ∆H pada arah 2 (∆H pada arah 2 lebih besar dari ∆H
pada arah 1) dimana ∆H pada arah 1 = 112,860 kJ/mol, sedangkan ∆H
pada arah 2 = 117,876 kJ/mol, sehingga selisihnya adalah 5,016
kJ/mol.
2. ∆H yang diperoleh dari arah 2 mempunyai nilai yang tidak jauh
berbeda dengan ∆H pada arah 1, meskipun langkah yang ditempuh
untuk mendapatkan hasil tersebut berbeda. Hal tersebut menunjukkan
bahwa ∆H tidak tergantung dari jalan reaksinya, tetapi hanya
tergantung dari keadaan awal dan akhir. Hal ini sesuai dengan Hukum
Hess.