I. Tujuan
- Menentukan tetapan kesetimbangan reaksi kimia.
- Menentukan jumlah mol awal
Bahan
- Larutan 2,00 × 10-3 M Pb(NO3) dalam larutan 1 M HNO3 50 mL.
- Larutan 2,00 × 10-3 M KSCN 50 mL
Apabila larutan yang mengandung ion Fe2+ dan ion riosianat bereaksi, reaksi
(1) akan membentuk ion kompleks dari FeSCN2+, yang mempunyai warna merah tua.
Karena reaksi tersebut, maka nilai kesetimbangan ion Fe2+ dan ion SCu akan
lebih kecil jika dibandingkan dengan sebelum bereaksi, untuk setiap mol FeSCN
yang terbentuk satu mol Fe3+ dan satu mol SCN- akan bereaksi. Berdasarkan hokum
kesetimbangan kimia, maka tetapan kesetimbangan, Kc untuk reaksi 1 mengikuti
rumus:
Harga Kc pada persamaan (2) adalah konstan terhadap temperature. Ini berarti
bahwa campuran yang mengandung Fe3= dan SCN- akan bereaksi sampai persamaan
(2) berlangsung baik. Sehingga harga yang sama dari Kc akan tercapai dengan
mengabaikan jumlah awal dari Fe3+ dan SCN- yang digunakan. Tujuan kita dalam
percobaan ini adalah mencari harga Kc untuk reaksi dari beberapa cara, dan
menunjukkan bahwa Kc, benar-benar mempunyai harga yang sama dari setiap
campuran. Reaksi di atas adalah salah satu reaksi yang terbaik untuk dipelajari,
karena nilai Kc nya paling tepat dan adanya warna ion FeSCN2+ menunjukkan bahwa
campuran kesetimbangan mudah diamati.
Campuran di atas disiapkan dengan cara mencampur larutan besi (III) nitrat,
Fe(NO3)3 dan KSCN yang masing-masing konsentrasinya telah diketahui. Warna ion
FeSCN2+ yang terbentuk menunjukkan bahwa reaksi telah menvcapai tahap
kesetimbangan.
Dengan mengetahui komposisi awal campuran dan konsentrasi
kesetimbangan dari FeSCN2+ kita dapat menghitung konsentrasinya zat yang tidak
bereaksi dan kemudian dapat menentukan kadarnya. Karena perhitungan yang
diperlukan pada percobaan ini agak rumit, kita dapat menelusuri prosedurnya tahap
deni tahap.
Dengan contoh yang spesifik, kita asumsikan terdapata campuran 10,0 mL
dari 2,00 × 10-3 Fe(NO3)3 dengan 10,0 mL dari 2,00 × 10-3 M KSCN. Hasil dari reaksi
(1), ion FeSCN2+ (merah) terbentuk.
Dengan menggunakan metode analisis yang telah diterangkan di atas, maka
harga konsentrasi pada kesetimbangan adalah 1,50 × 10-4 M. dengan demikian kita
dapat mencari harga Kc reaksi berdasarkan informasi di atas.
Tahap-tahapnya adalah:
1. Mencari jumlah mol awal setiap reaktan dalam campuran.
2. Menentukan jumlah mol produk yang terbentuk pada saat terjadi
kesetimbangan. Karena produk yang terbentuk pada saat bercampurnya
reaktan, maka kita dapat menghitung jumlah setiap reaktan yang telah
digunakan.
3. Mencari jumlah mol setiap reaktan yang tidak bereaksi didalam campuran
kesetimbangan.
4. Menentukan konsentrasi setiap reaktan.
5. Menghitung Kc untuk reaksi tersebut di atas.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝐴
MA =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛,𝑉 atau jumlah mol A = MA × V (3)
Dengan menggunakan persamaan (3), kita dapat menentukan jumlah mol awal
Fe dan SCN-. Untuk setiap larutan yang digunakan 10,0 mL atau 0,0100 liter.
3+
Molaritas untuk setiap larutan adalah 2,00 × 10-3 M, jadi molaritas Fe3+ = 2,00 × 10-3
M dan molaritas SCN- = 2,00 × 10-3 M. oleh karena itu, di dalam larutan reagen kita
dapat mencari:
Tahap 2. Mencari jumlah mol produk yang terbentuk. Disini kita dapat kembali
menggunakan persamaan (3). Konsentrasi FeSCN2+ pada kesetimbangan adalah 1,50
× 10-4 M, volume campuran pada kesetimbangan adalah jumlah dari dua volume yang
telah dicampur, yaitu 20,0 mL atau 0,0200 liter, maka:
Tahap 3. Mencari jumlah mol dari setiap reaktan yang ada pada kesetimbangan.
Pada tahap 1 kita telah menentukan jumlah mol awal Fe3+ dan SCN-. Pada
tahap 2 kita telah menemukan jumlah mol Fe3+ dan SCN- yang telah digunakan.
Jumlah mol yang ada pada kesetimbangan harus sama dengan jumlah mol awal yang
dikurangi dengan jumlah mol yang bereaksi. Oleh karena itu, pada kesetimbangan:
Jumlah mol pada kesetimbangan = jumlah mol awal – jumlah mol yang
Telah digunakan
3+
Jumlah mol Fe pada kesetimbangan = 20,0 × 10-6 – 3,00 × 10-6
= 17,0 × 10-6 mol
Jumlah mol SCN- pada kesetimbangan = 20,0 × 10-6 mol
Pad apercobaan ini, kita akan mendapatkan data yang serupa. Perhitungan-
perhitungan yang dimasukkan ke dalam pengolahan data dapat disamakan. (dalam
keadaan sebenarnya, hasil yang kita peroleh akan berbeda dengan literature karena
adanya perbedaan temperature, dimana perbedaan ini menyebabkan perbedaan nilai
dari Kc.
Dalam melakukan analisa, kita telah mengasumsikan bahwa reaksi yang
terjadi sesuai dengan persamaan (1). Reaksi yang terjadi dapat diubah menjadi
Fe3+ (cair) + 2 SCN- Fe(SCN)2+ (cair) (5)
Bila kita tertarik pada keadaan seperti di atas, kita akan bertanya apakah yang
kita amati itu reaksi yang terjadi pada persamaan (1) atau (5) ?, pertimbangan ini
adalah sebagai berikut; jika reaksi pada persamaan (1) yang terjadi, maka harga Kc
untuk reaksi itu harus tetap meskipun campuran reagennya berbeda. Biarpun, pada
reakis persamaan (5) satu-satunya yang terjadi, Kc yang dihitung mempunyai harga
yang tetap.
Dalam perhitungan kita akan mengasumsikan bahwa reaksi pada persamaan
(5) yang terjadi, sehingga kita akan menganalisa Kc berdasarkan hasil tersebut. Hasil
perhitungan dari dua reaksi itu akan menyimpulkan bahwa reaksi pada persamaan (1)
yang akan kita pelajari.
Dua metode analitik dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi FeSCN2+
didalam campuran kesetimbangan. Metode yang lebih teliti dapat menggunakan
spektrofotometer, dapat mengukur sejumlah cahaya yang diserap dengan kompleks
merah pada panjang gelombang 447 nm. Nilai absorbansi, a dari kompleks tersebut
sangat cocok untuk menentukan konsentrasi, m dan dapat diukur secara langsung
dengan alat spektrofotometer.
A=K.M
V. Prosedur Kerja
A. Pembuatan larutan standar
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Buat larutan induk standar menggunakan Fe(NO3)3 2∙ 10-3 M. Pipet 50
mL ke dalam labu takar 100 mL. Tambahkan 50 mL KSCN ke dalam
labu tersebut. Homogenkan.
3. Pipet larutan induk, dengan volume masing-masing 5 mL, 10 mL, 15
mL, 20 mL, dan 25 mL ke dalam masing-masing labu takar 50 mL.
4. Encerkan larutan dengan aquadest hingga batas tera (50 mL) kemudian
homogenkan.
5. Ukur absorbansi larutan deret standar dengan menggunakan panjang
gelombang 447 nm.
B. Pembuatan Larutan Sampel
1. Menyediakan lima buah tabung reaksi, beri nomor pada masing-
masing tabung (1, 2, 3, 4, 5) kemudian meyusun di dalam rak.
2. Menuangkan kira-kira 30 mL 2,00 × 10-3 M Fe(NO3)3 yang ada dalam
1 M HNO3 ke dalam gelas kimia berukuran 100 mL.
3. Mempipet 5 mL larutan tersebut diatas ke dalam setiap tabung reaksi.
4. Menambahkan kira-kira 20 mL 2,00 × 10-3 M KSCN ke dalam gelas
kimia berukuran 100 mL lainnya.
5. Mempipet 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan KSCN ke dalam setiap tabung reaksi
diatas.
6. Kemudian mempipet sejumlah mL air ke dalam setiap tabung reaksi
agar volume total dari masing-masing tabung berjumlah 10,0 mL.
Sejumlah volume reagen di tambahkan ke dalam masing-masing
tabung reaksi, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Komposisi Larutan
Volume Larutan Nomor tabung reaksi
(mL) 1 2 3 4 5
Fe(NO3)3 5 5 5 5 5
KSCN 1 2 3 4 5
H2 O 4 3 2 1 0
3. Rata-rata
Tabung Rata – rata
1 0,175
2 0,262
3 0,364
4 0,460
5 0,574
VII. Perhitungan
Pembuatan kurva kalibrasi
- Penentuan molaritas larutan induk standar
Mcampuran= M Fe(NO3)3 ·V Fe(NO3)3 x M KSCN ·V KSCN
V Fe(NO3)3 + V KSCN
= 2 ·10 · 50 mL x 2 ·10-3 · 50 mL
-3
50 mL + 50 mL
= 0,1 x 0,1
100 mL
= 1·10-4
Perhitungan Konsentrasi
V1 M1 = V2 M2 V1 M1 = V2 M2
5 mL × 1 . 10 -4 = 50 mL M2 1O mL 1 . 10 -4 = 50 M2
5 10 -4 1. 10-3
M2 M2
50 50
1 10 5 M 2 10 5 M
= 0,00001 M = 0,00002 M
Konsentrasi tabung 5 ( 25 mL )
konsentrasi tabung 3 ( 15 ml ) V1 M1 = V2 M2
V1 M1 = V2 M2 25 mL 1 . 10 -4 = 50 mL M2
15 mL 1 . 10 -4 = 50 mL M2 25.10 -4
M2
50
15. 10 -4
M2 5 10 5 M
50
3 10 5 M
= 0,00005 M
= 0,00003 M
Konsentrasi tabung 4 ( 20 mL )
V1 M1 = V2 M2
20 mL 1 . 10 -4 = 50 mL M2
20.10 -4
M2
50
4 10 5 M
= 0,00004 M
Tabel larutan standar
Tabung Konsentrasi Absorbansi (Abs)
1 (5 mL) 0,00001 M 0,051
2 (10 mL) 0,00002 M 0,082
3 (15 mL) 0,120
0,00003 M
0.25
y = 4180x + 0.0024
0.2
y = 4180x + 0.0024
0.15
Series1
Linear (Series1)
0.1
Linear (Series1)
0.05
0
0 0.000010.000020.000030.000040.000050.00006
x = 6,21∙ 10-5M
x= 10,95∙ 10-5M
2) Tabung 2
Mol SCN- (2 mL)
Mol = M∙V
= 2∙10-3 ∙ 2∙10-3
= 4∙10-6 mol
3) Tabung 3
Mol SCN- (3 mL)
Mol = M∙V
= 2∙10-3 ∙ 3∙10-3
= 6∙10-6 mol
5) Tabung 5
Mol SCN- (5 mL)
Mol = M∙V
= 2∙10-3 ∙ 5∙10-3
= 1∙10-5 mol
3) Tabung 3
Mol FeSCN2+ ( 10 mL)
Mol = M∙V
= 8,65∙ 10-5M ∙ 10-2 L
= 8,65∙ 10-7 mol
4) Tabung 4
Mol FeSCN2+ ( 10 mL)
Mol = M∙V
= 10,95∙ 10-5M ∙ 10-2 L
= 10,95∙ 10-7 mol
5) Tabung 5
Mol FeSCN2+ ( 10 mL)
Mol = M∙V
= 13,67 10-5M ∙ 10-2 L
= 13,67 ∙10-7 mol
Mol Fe3+
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 1∙10-5 mol - 4,13∙ 10-7 mol
= 95,87 10-7mol
2) Tabung 2
Mol SCN-
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 4∙10-6 mol - 6,21∙ 10-7mol
= 33,79∙10-7 mol
Mol Fe3+
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 1∙10-5 mol - 6,21∙ 10-7mol
= 93,79∙ 10-7mol
3) Tabung 3
Mol SCN-
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 6∙10-6 mol - 8,65∙ 10-7 mol
= 51,35∙10-7 mol
Mol Fe3+
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 1∙10-5 mol - 8,65∙ 10-7 mol
= 91,35∙10-7 mol
4) Tabung 4
Mol SCN-
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 8∙10-6 mol - 10,95∙ 10-7 mol
= 69,05∙10-7 mol
Mol Fe3+
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 1∙10-5 mol - 10,95∙ 10-7 mol
= 89,05∙ 10-7 mol
5) Tabung 5
Mol SCN-
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 10∙10-6 mol - 13,67 10-7 mol
=86,33∙10-7 mol
Mol Fe3+
Mol = (mol mula-mula) ─ (mol produk)
= 1∙10-5 mol - 13,67 ∙10-7 mol
= 86,33 ∙10-7 mol
Penentuan konsentrasi tiap reaktan
1) Tabung 1
mol 95,87 10-7 mol
[Fe(NO3 )3 ] : 2
95,87 10-5 M
volume 10 L
mol 15,87 10-7 mol
[KSCN] : 2
15,87 10-5 M
volume 10 L
2) Tabung 2
mol 93,79 10-7 mol
[Fe(NO3 )3 ] : 2
93,79 10 5 M
volume 10 L
mol 33,79 107 mol
[KSCN] : 33,79 10 5 M
volume 10 2 L
3) Tabung 3
mol 91,35 107 mol
[Fe(NO3 )3 ] : 2
91,35 10 5 M
volume 10 L
mol 51,35 107 mol
[KSCN] : 2
51,35 10 5 M
volume 10 L
4) Tabung 4
mol 89,05 107 mol
[Fe(NO3 )3 ] : 2
89,05 10 7 M
volume 10 L
mol 69,05 107 mol
[KSCN] : 2
69,05 10 5 M
volume 10 L
5) Tabung 5
mol 86,33 107 mol
[Fe(NO3 )3 ] : 86,33 105 M
volume 10 2 L
mol 86,33 107 mol
[KSCN] : 86,33 10 5 M
volume 10 2 L
2) Tabung 2
2 mol 6,21 10 -7 mol
[FeSCN ] : 2
6,21 10 - 5 M
volume 10 L
3) Tabung 3
mol 8,65 10 -7 mol
[FeSCN 2 ] : 2
8,65 10- 5 M
volume 10 L
4) Tabung 4
mol 10,95 10-7 mol
[FeSCN 2 ] : 10,95 10- 5 M
volume 10 2 L
5) Tabung 5
2 mol 13,67 10 -7 mol
[FeSCN ] : 2
13,67 10 -5 M
volume 10 L
Penentuan Kc
1) Tabung 1
[ FeSCN 2 ] [4,13 10 -5 M ]
Kc : 271
[ Fe 3 ][ SCN ] [95,87 10 -5 M ][15,87 10 -5 M [1
2) Tabung 2
[ FeSCN 2 ] [6,21 10 5 M ]
Kc : 196
[ Fe 3 ][ SCN ] [93,79 10 5 M ][33,79 10 5 M ]
3) Tabung 3
[ FeSCN 2 ] [8,65 10 5 mol]
Kc : 184
[ Fe 3 ][ SCN ] [91,35 10 5 M ][51,35 10 5 M ]
4) Tabung 4
[ FeSCN 2 ] [10,95 10 5 M ]
Kc : 178
[ Fe 3 ][ SCN ] [89,05 10 5 M ][69,05 10 5 M ]
5) Tabung 5
[ FeSCN 2 ] [13,67 10 5 M ]
Kc : 183
[ Fe 3 ][ SCN ] [86,33 10 5 M ][86,33 10 5 M ]