Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Kimia Analisis Instrumen

Semester 3 2019 / 2020

LAPORAN
POLARIMETRI

Pembimbing : Muh. Yusuf, S.Tp., M.Si


Kelompok : 2 (Dua)

Nama : 1. Khusnul Khatimah (432 18 006)


2. Maulia Ulfa (432 18 007)
3. Mila Aprianti (432 18 008)
4. Muh. Irsal (432 18 009)
5. Muh. Tholhah Syahid AH (432 18 010)

Kelas : 2 D4 Teknologi Kimia Industri

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019
I. Tujuan
- Mengerti prinsip alat polarimeter dan chiralitry
- Dapat melakukan analisa kuantitatif produk yang chiral

II. Perincian Kerja


- Kalibrasi alat polarimetri
- Analisa kuantitatif sukrosa

III. Alat yang Digunakan


- Polarimeter POLAX-L
- Labu ukur 50 ml 6 buah
- Gelas kimia 250 ml, 100 ml 1 buah, 4 buah
- Corong 1 buah
- Pipet tetes 1 buah
- Spatula
- Labu Semprot
- Pengaduk

IV. Bahan yang Dipakai


- Sukrosa
- Aquadest

V. Dasar Teori
Sinar merupakan satu medan listrik E dan satu medan magnet B, seperti gambar
:
B

Sinar dengan kecepatan C, dia mempunyai 2 medan yang ortogonal ; satu medan listrik dan satu medan magnet
Vektor E dan C merupakan badan yang namanya polarisasi. Jadi satu sinar
sebenarnya sudah dipolarisasi, tetapi sumber sinar seperti lampu menghasilkan 109 sinar
per second. Dan sinar itu mempunyai badan polarisasi yang beda, sehingga jumlah sinar
tidak kelihatan dipolarisasi.
Untuk dapat sumber sinar yang dipolarisasi guna melakukan eksperimen, hanya
sinar yang mempunyai bidang polarisasi yang sama bisa lewat sebuah filter. Filter itu
dibuat dari padat yang anisotropic (sekarang polimer).
Misalnya hanya sinar yang punya medan listrik vertikal bisa lewat filter. Kalau
kemudian sebuah filter kedua yang hanya medan listrik horizontal bisa lewat dipakai
sinar dimatikan. Jadi kalau pakai dua filter orang bisa mengetahui sudut putaran sampel,
polarimeter polax-L menggunakan konsep itu, dengan skema sebagai berikut :
D iag r am Po l ar imet er
Polarimeter Pertama Polarimeter Kedua
Sel

Mata – Ukuran

Sinar Biasa Sinar dipolarisasi Sinar dipolarisasi dibelokkan

Sebuah sinar masuk sistem dan kemudian dipolarisasi pertama, terus ke sel dan kalau keluar sinar dibelokkan polarimeter kedua
bisa putar guna ukur sudut putaran

Hanya molekul chiral (molekul yang tidak mempunyai simetris) yang bisa
membelokkan sinar, contoh CHClBrI. Ada dua struktur yang berbeda untuk pusat yang
chiral. Kedua struktur itu unsuperposable, itu artinya mereka tidak cocok salah satunya
berada di depan. Dalam hal itu molekulnya adalah enantiomer. Seperti tangan kanan
dan tangan kiri.
Misalnya ada 2 kemungkinan untuk pusat chiral seperti CHClBrI seperti pada
gambar dibawah ini, dimana ada tatanan istimewa untuk membedakan kedua stuktur itu,
menurut hukum Cahn-Ignold-Prelog gugus yang paling ringan harus berada (di sisi
atom H). Kemudian pusat harus dilihat dari gugus tersebut. Kalau urutan gugus mulai
dari yang paling ringan ke paling berat (seperti Cl < Br < I), dimana gugus ini akan
berputar searah jarum jam apabila molekul itu rectus atau R atau Simetris atau S.
Rect us S in is t er
Cl Br
R R

C C

H Br H Cl

Kedua en an t io mer CHBrClR den gan t at an an Cah n -I n go l d-Pr el o g


Molekul-molekul yang enantiomer punya sifat fisika yang sama akan tetapi sifat
kimia bisa berbeda sedikit. Contohnya suatu enentiomer asparagin bisa saja pahit
meskipun enantiomer lain manis. Cara yang paling mudah untuk membedakan antara
dua molekul yang enantiomer adalah polarisasi. Karena bila sebuah struktur
membelokkan sinar ke kiri struktur lain membelokkan ke kanan. Sampel yang
membelokkan sinar kekiri adalah levogire (L atau (-), yang kekanan dextrogire (D atau
(+)).
Analisis kuantitatif bisa dilakukan dengan sebuah polarimeter. Hukum Biot
dipakai untuk :
   TD . l . C
 : sudut putar diukur [o]

 TD : sudut putaran standar (relative optical rotation)  . ml 


 dm . g 
l : panjang sel [dm]
C : konsentrasi sampel [g/ml]
Yang harus diperhatikan yaitu tentang satuan-satuan yang dipakai dalam hukum
Biot : [dm] dan [ml] dicampur.
Sudut putaran standar adalah fungsi suhu (T) dan lampu (D). Pengaruh suhu tidak
besar tapi jenis lampu dan panjang gelombang penting sekali.
Kalau sampel adalah campuran dari beberapa produk yang chiral hukum Biot juga
bisa dipakai misalnya untuk larutan dengan tiga produk A, B dan C, hukum Biot
menjadi :

 campur   A   B   C
Kalau sebuah enantiomer punya sudut putaran standar sama dengan +x,
enantiomer lain punya sudut putaran standar sama dengan –x. Jadi campur 50 : 50
dari kedua enantiomer itu tidak membelokkan sinar, menurut hukum Biot. Campur
itu adalah campur racemic.
Ada dua sel berbeda yang dapat dipakai dengan polarimeter POLAX-L. Satu yang
panjangnya 20 cm dan yang satu panjangnya 10 cm. Biasanya sel yang lebih
panjang dipakai namun apabila konsentrasi sampel lebih tinggi sel yang pendek
yang digunakan. Larutan harus tembus jadi kalau perlu filtrasi harus dilakukan
sebelum pengukuran. Gelembung adalah masalah untuk ukuran. Jadi, itu harus
dihindari dengan mengisi sel sampai lebih dari penuh dan tutup.

Larutan Gelembung

Sinar

Ca r a men gh in da r i Gel embun g

Untuk gambar alat papan polarimeter seperti dibawah ini :


Untuk me”nol”kan saat menggunakan

Untuk belokkan sinar kearah kanan


ROTATE
solven larutan sampel
( biasanya aquades )

R (+)
ZERO SET

Untuk mempercepat sudut putaran

L(–)
Untuk belokkan sinar kearah kiri

Papan Po l ar imet er po l ax-L


Ada dua bagian dalam lingkaran lensa yaitu satu yang terang dan satu yang
terang. Kalau keduanya gelap, itu artinya sudut putaran ditemukan. Untuk cari titik
tersebut, lingkaran harus diputarkan ke kiri (-) atau ke kanan (+) pakai papan di atas
alat.
Sebenarnya ada dua kemungkinan. Pertama, kalau bagian di kiri adalah yang
terang, lingkaran harus diputar ke kiri. Kedua, kalau bagian di kanan adalah bagian yang
terang, lingkaran harus diputar ke kanan. Kalau semua gelap hasil sudut putaran bisa
diukur.
Kalau kita melihat di dalam lensa suatu lingkaran yang mungkin kelihatan adalah
seperti gambar dibawah ini, dimana jika di kanan lebih terang maka kita harus memutar
sudutnya dengan menekan “ tombol + ” dan jika yang gelap terdapat di kanan maka
tombol yang hatus ditekan adalah “ tombol – “

( +) ( +) ( +)

( –) ( –) ( –)

Titik semua gelap adalah ukuran sudut putaran

Keterangan :
 Untuk gambar pertama : keadaan larutan
Sudut putarannya harus kita putar ke kanan dengan menekan “tombol +” agar
keduanya merupakan lingkaran yang berwarna gelap,
 Untuk gambar kedua : keadaan larutan
Sudut putarannya harus kita putar ke kiri dengan menekan “tombol –” agar
keduanya merupakan lingkaran yang berwarna gelap,
 Sedangkan untuk gambar lingkaran yang dikotak menunjukkan bahwa sudut
putar dari suatu larutan telah didapatkan scara baik.
VI. Prosedur Kerja
Prosedur penggunaan polarimeter POLAX-L
1. Kalibrasi Alat (Penentuan Titik Nol)

Penentuan titik nol dilakukakn dengan menggunakan air suling (aquadest).


Tombol operasi yang digunakan terletak di depan alat bagian atas.
Prosedur Kalibrasi:
a. Hubungkan alat dengan sumber arus AC, tekan tombol on/off ke posisi on
b. Tampilan digital pada bagian depan akan menyala dalam bentuk 000.
Tunggu selama lima menit sampai lampu LED menyala lebih terang.
c. Isi tabung sampel dengan aquadest sampai penuh (usahakan gelembung
udara sekecil mungkin), dan letakkan tabung pada tempat sampel. Periksa
apakah lampu zero set menyala. Jika lampu indikator redup atau tidak
menyala, itu berarti alat tidak pada posisi nol, maka tekan tombol pergeseran
dan rotasi ke kanan (atau tekan tombol pergeseran dan rotasi ke kiri)
bersama-sama sampai lampu zero set menyala.
d. Jika lampu zero set sudah menyala, maka lihat melalui lensa okuler bidang
optik, samakan gelap-terang bidang optik dengan cara:
- Jika sisi kanan lebih terang maka tekan tombol rotasi ke kanan sampai
sama-sama gelap;
- Jika sisi kiri lebih terang maka tekan tombol rotasi ke kiri sampai sama-
sama gelap.
e. Tekan tombol zero set, kalibrasi alat selesai. Alat siap digunakan. Tombol
zero set tidak diganggu lagi sampai semua pengukuran selesai.

2. Prosedur Pengukuran
a. Sampel dimasukkan ke dalam sel pengukuran (tabung), pasang pada tempat
sampel. Amati melalui lensa okuler, jika bidang optik sudah menunjukkan
perbedaan gelap-terang maka pengukuran siap dilakukan.
b. Jika sisi kanan lebih terang, berarti sampel mempunyai sifat memutar bidang
polarisasi cahaya ke kanan . maka tekan tombol rotasi ke kanan (R+) terus-
menerus sampai bidang optik kelihatan sama gelapnya, maka catat nilai
sudut putar pada display (tampilan), jika tombol (R+) ditekan lagi maka
bagian gelap berpindah ke kiri.
c. Jika sisi kiri lebih terang, berarti sampel mempunyai sifat memutar bidang
5polarisasi cahay ke kiri. Maka tekan tombol rotasi ke kiri (L-) terus-
menerus sampai bidang optik kelihatan sama gelapnya, maka catat nilai
sudut putar yang tertera pada display, jika tombol (L-) ditekan lagi maka
bagian gelap berpindah ke kanan.
d. Prosedur 3 dan 4 dapat diulangi berkali-kali sampai diperoleh nilai yang
paling akurat.

Kalibrasi Larutan Standar Sukrosa


 Membuat larutan standar dengan berat 1 gram, 2 gram, 3 gram, dan 4 gram.
 Menyalakan alat Polarimeter, mencuci tabung selnya dengan menggunakan
aquadest lalu diisi dengan aquadest sampai gelembungnya tidak ada dan
dimasukkan dalam tempat tabung polarimeter.
Catatan :
Jika terdapat gelembung, maka cukup memiringkan tabung sampai
gelembungnya berada pada tonjolan tabung.
 Melakukan kalibrasi polarimeter dengan menggunakan aquadest, dengan
jalan mencari titik gelap atau sudut nol lalu tekan ZERO SET.
 Lalu isi tabung sel diganti dengan larutan sukrosa 1 gram yang telah dibuat,
diukur sudut putarnya,
 Dilakukan pengukuran sudut putar untuk sampel 90, 120 dan 150 ppm.
Catatan :
Pengukuran sudut putar dicari dengan menekan tombol “R” apabila yang
berwarna gelap pada bagian kanannya, serta menekan tombol “L” untuk
titik gelap pada sebelah kiri. Dicari sampai semua titik berwarna gelap.

 Menganalisa Sampel
 Membilas sel dengan larutan sampel kemudian mengisinya hingga lebih
dari penuh sehingga tidak terdapat gelembung
 Memasukkan sel ke dalam alat polarimeter, dan diukur sudut putarnya.
 Mencari konsentrasi sampel dengan menggunakan kurva kalibrasi.

VII. Data Pengamatan


No Sampel Sudut Putar
1 Aquadest -11,8
2 C12H22O11 1 g 1,4
3 C12H22O11 2 g 4,5
4 C12H22O11 3 g 5,6
5 C12H22O11 4 g 5,8

VIII. Perhitungan
- Konsentrasi C12H22O11 1 gram
𝑔 1000
M = ×
𝐵𝑀 𝑚𝑙
1𝑔 1000
= ×
342,29 𝑔/𝑚𝑜𝑙 50 𝑚𝑙

= 0,0584 M

- Konsentrasi C12H22O11 2 gram


𝑔 1000
M = ×
𝐵𝑀 𝑚𝑙
2𝑔 1000
= ×
342,29 𝑔/𝑚𝑜𝑙 50 𝑚𝑙

= 0,1168 M

- Konsentrasi C12H22O11 3 gram


𝑔 1000
M = ×
𝐵𝑀 𝑚𝑙
3𝑔 1000
= ×
342,29 𝑔/𝑚𝑜𝑙 50 𝑚𝑙

= 0,1752 M

- Konsentrasi C12H22O11 4 gram


𝑔 1000
M = ×
𝐵𝑀 𝑚𝑙
4𝑔 1000
= ×
342,29 𝑔/𝑚𝑜𝑙 50 𝑚𝑙

= 0,2337 M

IX. Pembahasan
Pratikum kali ini yaitu Polarimetri. Polarimetri adalah suatu cara analisa yang
didasarkan pada pengukuran sudut putaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh
senyawa yang transparan dan optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar
monokromatis yang terpolarisir tersebut. Polarimeter adalah suatu alat yang
menggunakan asas polarisasi, yaitu sebuah berkas sinar yang akan diteruskan oleh
polarizer dalam berbagai bentuk sinar yang terpolarisasi. Sinar yang terpolarisasi bisa
berbentuk polarisasi linear, polarisasi lingkaran dan polarisasi elips. Berkas sinar yang
telah terpolarisasi akan diteruskan ke analizer. Analizer adalah penerima berkas sinar
dari polarizer.
Tujuan pratikum ialah mengetahui prinsip alat polarimeter dan chiralitry serta
dapat melakukan analisa kuantitatif produk yang chiral. Dimana dilakukan dua prinsip
kerja yaitu kalibrasi alat polarimeter dan analisa kuantitatif sukrosa. Polarimeter
dikalibrasi menggunakan larutan aquadest. Aquades dimasukkan ke dalam sel
polarimetri dan tidak boleh ada gelembung udara agar tidak mengganggu hasil
pembacaan. Kemudian analizer diatur sedemikian rupa agar garis hitam tidak terlihat
lagi. Sinar yang dihasilkan berwarna merah. Kemudian sudut putaran diukur pada skala
vernier.
Untuk analisa sukrosa dengan polarimeter, digunakan variasi konsentrasi yang
berbeda-beda. Sama seperti halnya aquades, sampel dimasukkan ke dalam sel
polarimetri, kemudian sel dimasukkan ke dalam polarimetri dan diukur setengah
bayangan atau bayangan redup. Kemudian putaran optis dari masing-masing larutan
dibaca dari skala vernier.Dari percobaan diperoleh hasil putaran yang diukur (α) untuk
aquades -11,8 derajat. Untuk sukrosa dengan konsentrasi 0,0584M hasil putaran yang
diukur (α) yaitu 1,4o, konsentrasi 0,1168M ialah 4,5o, konsentrasi 0,1752 ialah 5,6o serta
konsentrasi 0,2336M adalah 5,8o.
Grafik Konsentrasi vs Sudut Putar
7
6 Grafik Konsentrasi
vs Sudut Putar
5
Sudut Putar

4
3
2
1 y = 24.47x + 0.7518
0 R² = 0.8251
0 0.1 0.2 0.3
Konsentrasi

Dapat dilihat dari grafik tentang konsentrasi sukrosa dengan sudut putar yang
berbanding lurus. Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan menunjukkan bahwa
semakin besar konsentrasi sukrosa maka semakin besar pula putaran spesifiknya . Hal
ini menunjukkan bahwa glukosa dengam konsentrasi tinggi memiliki sifat optis aktif
yang lebih besar dibandingkan dengan sukrosa yang konsentrasinya rendah.
Hasil percobaan yang diperoleh sesuai dengan literatur yaitu untuk daya putar
kanan, semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka akan mengakibatkan akan semakin
besar daya putar senyawa tersebut. Namun pada literatur putaran optik sukrosa
sebenarnya yaitu +52,50. Selain itu persentase kebenaran untuk percobaan sukros yang
tidak mencapai nilai 100% menunjukkan bahwa terdapatnya kesalahan pada praktikum
kali ini, dimana disebabkan karena kemungkinan kesalahan dari praktikan dalam
memasukkan larutan ke sel polarimetri masih terdapat gelembung dan kurang ketelitian
dalam pembacaan putaran optis pada skala yang tertera pada polarimetri. Serta pada
penentuan titik nol alat polarimetri tidak akurat dalam melihat titik ekivalennya.
Hasil percobaan didapatkan persamaan: y= 24,47x + 0.7518
dengan persamaan ini kita dapat menentukan konsentrasi larutan sampel sukrosa lainnya
dengan ditentukannya sudut putar sampel.

X. Kesimpulan
- Sudut putar masing-masing
- Semakin besar konsentrasi sukrosa, makin besar pula sudut putarnya.
XI. Daftar Pustaka
Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi, Politeknik Negeri Ujung
Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung.
LAMPIRAN
1. Grafik
Konsentrasi sudut putar
0.0584 1.4
0.1168 4.5
0.1752 5.6
0.2337 5.8

Grafik Konsentrasi vs Sudut Putar


7
Grafik Konsentrasi vs
6 Sudut Putar

5 Linear (Grafik
Sudut Putar

Konsentrasi vs Sudut
4 Putar)
3

2 y = 24.47x + 0.7518
1 R² = 0.8251

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Konsentrasi
2. Dokumentasi

polarimeter POLAX-L

Sukrosa ditimbang sesuai dengan


berat yang ditentukan
Pembuatan larutan standar C12H22O11

Analisa sampel dengan Polarimetri

Anda mungkin juga menyukai