Anda di halaman 1dari 32

POLARIMETRY

POLARIMETER
 alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
putaran optikyang dihasilkan oleh suatu zat yang
bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan.
 polarimeter ini merupakan alat yang
didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya
oleh suatusenyawa optis aktif. Senyawa optis aktif
adalah senyawa yang dpat memutar
bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud denga
n polarisasi adalah pembatasan arah getaran
(vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik
yang lain
 Faktor-faktor yg mempengaruhi besarnya
perputaran senyawa optis aktif :
1. struktur molekul
2. temperatur
3. panjang gelombang
4. banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis
zat, ketebalan, konsentrasi dan juga pelarut
PRINSIP KERJA

 sinar yang datang dari sumber cahaya


(misalnya lampu natrium) akan dilewatkan
melalui prisma terpolarisasi
(polarizer),kemudian diteruskan ke sel yang
berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma
terpolarisasi kedua (analizer)
 Macam macam polarisasi antara lain,
polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi
akibat pemantulan, dan polarisasi akibat
pembiasan ganda.
1. Polarisasi dengan absorpsi selektif, dengan
menggunakan bahan yang akan melewatkan
(meneruskan) gelombang yang vektor medan
listriknya sejajar dengan arahtertentu dan
menyerap hampir semua arah polarisasi yang
lain
2. Polarisasi akibat pemantulan, yaitu jika berkas
cahaya tak terpolarisasi dipantulkanoleh suatu
permukaan, berkas cahya terpanyul dapat
berupa cahaya tak terpolarisasi,terpolarisasi
sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna
3. Polarisasi akibat pembiasan ganda, yaitu dimana
cahaya yang melintasi medium isotropik(misalnya
air). Mempunyai kecepatan rambat sama
kesegala arah. Sifat bahan isotropik
yangdemikian dinyatakan oleh indeks
biasnya yang berharga tunggal untuk panjang
gelombangtertentu
KOMPONEN POLARIMETER
1. Sumber cahaya monokromat
Yaitu sinar yang dapat memancarkan sinar
monokromatis. Sumber cahaya yang digunakan biasanya
adalah lampu Natrium dengan panjang gelombang
589,3 nm. Selain itu juga dapatdigunakan lampu uap
raksa dengan panjang gelombang 546 nm
2. Polisator dan analisator
Polarisator berfungsi untuk menghasilkan sinar
terpolarisir. Sedangkan analisator berfungsiuntuk
menganalisa sudut yang terpolarisasi. Yang digunakan
sebagai polarisator dananalisator adalah prisma nikol
3. Prisma setengah nikol
Merupakan alat untuk menghasilkan
bayangan setengah yaitu bayangan gelap dan
gelapterang.
4. Skala lingkar
Merupakan skala yang bentuknya melingkar
dan pembacaan skalanya dilakukan jika
telahdidapatkan pengamatan tepat baur-baur
5. Wadah sampel (tabung polarimeter)
Wadah sampel ini berbentuk silinder yang terbuat
dari kaca yang tertutup dikedua ujungnya berukuran
besar dan yang lain berukuran kecil, biasanya
mempunyaukuran panjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah
sampel ini harus dibersihkan secara hari-hati dan
tidak boleh ada gelembung udara yang terperangkap
didalamnya.
6. Detektor
Pada polarimeter manual yang digunakan sebagai
detektor adalah mata, sedangkan polarimeter lain
dapat digunakan detektor fotoelektrik
INSTRUMENTATION
 Optical activity may be detected & measured by an
instrument → Polarimeter
• Lightsource – Sodium lamp
• Analyzer– another Nicol prism aligned to intercept the
linearly polarized ray as it emerges from the sample
solution
• A polarimeter consists of a polarized Light source –
Sodium vapor lamp, Polarizer –quartz prism material and
Analyzer – Nicol prism aligned to intercept the linearly
polarized ray as it emerges from the sample solution, a
graduated circle- to measure the rotation angle, and
sample tubes.
APPLICATIONS

Quantitativeapplication
If the specific rotation of sample is known its
concentration in the solution can be estimated.
Qualitative application.
Optical activity is the only parameter available for
distinguishing between D and L isomeric forms.
Saccharimetry
•important practical application of polarimetry
•determination of high conc. of sugars
•visual saccharimeters called POLAROSCOPES
JENIS-JENIS POLARIMETER
1. Spektropolarimeter
 Merupakan satu jenis polarimeter yang dapat
digunakan untuk mengukur aktifitas optik dan besarnya
penyerapan. Pada alat ini mula-mula sinar berada dari
lampu akan melalui suatu monokromator dan melewati
suatu polarisator untuk menghasilkan sinar terpolarisir
 Polarisator ini berhubungan langsung dengan bahan
ajarator yang berguna untuk mengatur tingkat sinar
yang terpolarisasi secara elektris yang dapat diamati
pada servo amplifier. Kemudian sinar melewati sampel
dan analisator sebelum mencapai tabung pengadaan
sinar, dan dapat dilakukan dengan pengamatan pada
indikator.
2. Optical rotatory dispersion ( ORD )
 Alat ini merupakan modifikasi dari
spektropolarimeter, prinsipnya sama dengan
spektropolarimeter, tetapi terdapat perbedaan
yaitu pada ORD ini sinar diatur berdasarkan
tingkat polarisasinya, yaitu pada frekuensi 12 Hz
oleh motor driven yang menyebabkan polarisator
bergerak – gerak dan membentuk sudut 1 atau 2
derajat atau lebih.
 Selain itu servoamplifiernya hanya dapat
merespon pada frekuensi 12 Hz sehingga
servomotor akan mengatur analisator secara
kontinu dan servomotor juga memposisikan
penderkorder untuk menghasilkan suatu grafik
3. Circular Dichroism Apparatus ( CDA )

 CDA ini merupakan modifikasi dari spektrofotometer


konvensional yang digunakan untuk menentukan dua
serapan atau absorban. Nilai polarisasi sekular ini dapat
ditentukan dalam 2 langkah, yaitu yang pertama sinar
harus mengalami polarisasi bidang dan kedua yaitu
sinar terpolarisasi tersebut diubah menjadi komponen
terpolarisasi sirkular kanan dan sirkular kiri.
 Untuk mengubah komponen menjadi terpolarisasi
sekular kanan dan kiri, dapat digunakan tiga tipe alat,
yaitu the Fresnel rhomb, bahan ajarator pockets elektro-
optik dan bahan ajarator tekanan photo-elastic
4. Saccarimeter

 Saccharimeter adalah sebuah alat untuk


mengukur konsentrasi larutan gula
umumnya dicapai dengan menggunakan
pengukuran indeks bias (refraktometer)
atau sudut rotasi polarisasi gula optik aktif
(polarimeter). Saccharimeters digunakan
dalam industri pengolahan makanan,
pembuatan bir, dan industri minuman
beralkohol
A.INTRODUCTION
• Polarimetry is one of the important instrumental methods
employed in analysis. This measures the rotation of the
polarized light as it passes through an optically active
compound. This technique involves the measurement of
change in the direction of vibration of polarized light
when interact with an optically active compound. A
substance is said to be optically active if it rotates the plane
of the polarized light.
B.PLANEPOLARISEDLIGHT

• According to wave theory of light, an ordinary ray


light is considered to be vibrating in all planes at right
angle to the direction of propagation. If this ordinary
ray of light is passed through a Nicol prism, the
emergent ray has its vibration only in one plane. This
light having wave motion in only one plane is known
as Plane Polarised Light.
• NICOL Prism – Iceland Spar
Calcite (CaCO3 form )(or) Polaroid
When an unpolarized light is passed through a
polarizer, the polarizer interacts with the electrical
field
•The resultant light which emerge from the polarizer
has their electric field vector oscillating in only one
direction
•Such light is c/a plane-polarized light
•Plane polarized light can be polarized in different
directions
C. OPTICAL ACTIVITY
• Definition
• It Has find that magnitude of rotation depend upon the
following factors:
1. Nature of Substance
2. Length of liquid column ( l ) through which light passes.
3. Concentration of the solution.
4. Nature of the solvent.
5. Temperature of the solution (t)
6. Wavelength of the light used
• The Rotatory Power of a given solution is generally
expressed as specific rotation. It is the number of
degress of rotation of plane polarized light produced by
one gram of the substance per ml. The measurements is
carried out at temp using sodium light. The Specific
rotation can be Calculated by the following relation:

[α] = specific rotation, T = temperature,


λ = wavelength, θ= optical rotation,
c = concentration in g/100ml, l = optical path length in
dm.
For sample that may be contaminated with the opposite
enantiomer, the Optical Purity (enantiomeric excess) can
be defined as:
D. Theory of Optical Activity
• An optically active substance is one that rotates the plane
of polarized light
Example: (1) Lactic acid

Dextro= right designated by ‘d’, (+), clockwise


Levo= left designated by ‘l’, (-), counterclockwise
• Configuration:
Optical activity
Properties of Enantiomers: Optical activity
• when a beam of plane-polarized light passes
through an enantiomers, the plane of
polarization rotates
• separate enantiomers rotate the plane of
plane-polarized light equal amounts but in
opposite directions
• because of their effect on plane-polarized
light, enantiomers are said to be optically active
compounds
• if no or optically inactive sample is present in
the tube and the instrument is reading zero
(0o), the axes of plane polarized light and the
analyzer is exactly parallel
• the observer will detect maximum amount
(100 % transmittance) of light passing
through.
• if the sample is optically active the plane of
PPL will be rotated as it pass through the tube
• in order to detect the maximum brightness of
the light (ie. 100% transmittance) observer will
have to rotate the axis of the analyzer in either
clockwise or counterclockwise direction
• if the analyzer is rotated in a clockwise
direction, the rotation (α in degree) is said to be
positive (+), and such substance are c/a
dextrorotatory
• if the rotation is counterclockwise, the α is –
ve, and such substances are c/a levorotatory

Anda mungkin juga menyukai