Anda di halaman 1dari 56

PENGGOLONGAN OBAT

Pendahuluan
Penggolongan Obat
OBAT BEBAS

Obat bebas / OTC


 obat bebas yang dapat dibeli di apotek, toko
obat atau warung kelontong.
 Jenis zat aktif relatif aman, shg tidak perlu
pengawasan tenaga medis selama diminum
sesuai dengan petunjuknya. Oleh karenanya
dibeli bersama kemasannya
Golongan Obat Bebas

1. Dijual bebas resep dokter


2. Bukan narkotika
3. Bukan psikotropik
4. Bukan obat keras
5. Bukan obat bebas terbatas
6. Sudah terdaftar di Depkes RI
Contoh Obat Bebas:

1. Minyak Kayu Putih


2. Obat Batuk Hitam
3. Obat Batuk Putih
4. Salep Ichtyol
5. Tablet Paracetamol
6. Tablet Vitamin C, E, B Kompleks
dll

Cartoons.wmf
Penandaan Obat Bebas

 S.K. Menkes RI Nomor


2380/A/SK/VI/1983: Tanda khusus obat
bebas dan obat bebas terbatas
 Tanda obat bebas: Tanda Lingkaran hijau (TC
425) Dengan garis tepi warna hitam

Logo Golongan Obat Bebas


Golongan Obat Bebas Terbatas

 Obat daftar “W”

 “W” singkatan dari “Waarschuwing”


bahasa Belanda artinya peringatan

 Penjualannya disertai Tanda


peringatan
OBAT BEBAS TERBATAS
Daftar W (Waarschuwing) = Obat keras bebas
terbatas
 Obat dapat diperoleh di Toko Obat berijin serta

apotek
 Contohnya : pain relief, obat batuk, obat pilek,

krim antiseptik.
 Tanda Lingkaran biru (TC293) dg grs tepi

berwarna hitam disertai tanda peringatan


dalam kemasannya
Definisi Obat Bebas Terbatas

Keputusan Menteri Kesehatan RI


Definisi Obat Bebas Terbatas:
 Obat Keras tanpa resep dokter
 Persyaratan penyerahan obat bebas
terbatas:
 Bungkus asli
 Tencantum tanda peringatan
( warna hitam, ukuran 5 x 2 cm,
pemberitahuan berwarna putih)
Daftar W (waarschuwing) = Obat
keras bebas terbatas
Penandaan

 Keputusan Menteri Kesehatan RI No.


2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk
obat bebas terbatas

 Tanda Obat Bebas Terbatas:


Lingkaran berwarna biru dengan garis
tepi berwarna hitam
Obat Keras

 Obat keras atau obat daftar G


 Menurut bahasa Belanda “G” singkatan dari
“Gevaarlijk” artinya berbahaya
 Jadi maksudnya obat dalam golongan ini
berbahaya jika pemakaiannya tidak
berdasarkan resep dokter
 Obat Daftar G : zat-zat antibiotik, hormon kelamin, obat kanker,
obat penyakit Gula, obat malaria, obat gangguan Jiwa, obat
jantung, obat tekanan darah tinggi, obat anti pembekuan darah,
semua sediaan injeksi.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
RI, Obat Keras ditetapkan sebagi
berikut:

 Bungkus luar obat oleh pabrik/pembuat


disebutkan bahwa hanya boleh
diserahkan dengan resep dokter
 Semua obat parenteral baik suntikan
atau cara pemakaian lain dengan jalan
merobek rangkaian asli dari jaringan.
 Semua obat baru, kecuali dinyatakan
secara tertulis oleh Departemen
Kesehatan obat baru itu tidak
membahayakan kesehatan manusia
 Semua obat dalam daftar obat keras:
obat itu sendiri dalam substansi dan
semua sediaan yang mengandung obat
itu, terkecuali apabila di belakang nama
obat
Penandaan

 Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 02396/A/SK/VIII/1986:
tanda khusus Obat Keras daftar G
 Lingkaran bulat berwarna merah
dengan garis tepi berwarna hitam
dengan huruf K yang menyentuh
garis tepi,
seperti gambar berikut:
Obat Wajib apotek
Obat Wajib Apotek
adalah obat keras yang dapat
diserahkan oleh apoteker di apotek
tanpa resep dokter
Obat yang dapat diserahkan tanpa
resep harus memenuhi kriteria:
 Tidak dikontraindikasikan untuk
wanita hamil, anak di bawah umur
2 tahun dan orang tua di atas 65
tahun
 Pengobatan sendiri dengan obat
dimaksud tidak memberikan resiko
pada kelanjutan penyakit
 Penggunaannya tidak memerlukan
cara dan alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
 Penggunaannya diperlukan untuk
penyakit yang prevalensinya tinggi
di Indonesia
 Obat dimaksud memiliki rasio khasiat
keamanan yang dipertanggung
jawabkan untuk pengobatan sendiri
Contoh obat wajib apotek
No.1 :
(artinya yang pertama kali ditetapkan)
 Obat kontrasepsi: Linestrenol
 Obat saluran cerna: Antasid dan
Sedativ/ Spasmodik
 Obat mulut dan tenggorokan:
Hexetidine
Contoh obat wajib apotek No. 2:
 Bacitracin
 Clindamicin
 Flumetason, dan lain-lain
Contoh obat wajib apotek No. 3:
 Ranitidin
 Asam Fusidat
 Alupurinol dan lain-lain
Perundang-undangan ttg OWA
 Permenkes no.919/MENKES/PER/X/1993 tentang kriteria
OWA
 Obat Wajib Apotik No. 1, Obat Keras yg dapat diserahkan
tanpa resep dokter oleh apoteker di apotik (Kepmenkes
347/Menkes/SK/VII/1990)
 Obat Wajib Apotik No. 2, Obat Keras yg dapat diserahkan
tanpa resep dokter oleh apoteker di apotik (Kepmenkes
924/Menkes/Per/X/1993)
 Permenkes no.925/MENKES/PER/X/1993 tentang
perubahan golongan OWA no.1
 Obat Wajib Apotik No. 3, Obat Keras yg dapat diserahkan
tanpa resep dokter oleh apoteker di apotik (Kepmenkes
1176/Menkes/SK/X/1999)
Obat
Esensial
 Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis,
terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada unit
pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya
(rumah sakit, puskesmas, pos obat desa).
 Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) telah disusun sejak
tahun 1980, dan direvisi secara berkala pada tahun 1983, 1987,
1990, 1994, 1998, dan 2002.
 DOEN digunakan sebagai dasar penyediaan obat di pelayanan
kesehatan publik.
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : HK.00.05.4.2411

Tentang

KETENTUAN POKOK PENGELOMPOKAN DAN PENANDAAN


OBAT BAHAN ALAM INDONESIA

Pasal 1
(1). Yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam
Indonesia adalah Obat Bahan Alam yang
diproduksi di Indonesia;
(2). Berdasarkan cara pembuatan serta jenis
klaim penggunaan dan tingkat pembuktian
khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia
dikelompokkan menjadi :
a. Jamu
b. Obat Herbal Terstandar
c. Fitofarmaka
Obat Golongan Narkotik

UU No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika


Narkotika adalah zat/obat yang berasal dari
tanaman/bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan/perubahan kesadaran, hilang rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan

OBAT-OBAT NARKOTIK : golongan O atau Obat Narkotika ditandai


dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat palang (+) berwarna merah
 Peredaran gelap narkotika adalah setiap
kegiatan/serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara tanpa hak dan melawan
hukum yang ditetapkan sebagai tindak
pidana narkotika
 Pecandu adalah orang yang menggunakan
atau menyalahgunakan narkotika dan dalam
keadaan ketergantungan pada narkotika, baik
secara fisik maupun psikis
 Ketergantungan narkotika adalah
gejala dorongan untuk menggunakan
narkotika secara terusmenerus,
toleransi dan gejala putus narkotika
apabila penggunaan dihentikan
 Penyalahguna adalah orang yang
menggunakan narkotika tanpa
sepengetahuan dan pengawasan
dokter
 Rehabilitasi medis adalah suatu
proses kegiatan pengobatan secara
terpadu untuk membebaskan pecandu
dari ketergantungan narkotika
Tujuan Pengaturan Narkotika
 Menjamin ketersediaan narkotika untuk
kepentingan pelayanan kesehatan
dan/atau pengembangan ilmu
pengetahuan
 Mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkotika dan
 Memberantas peredaran gelap
narkotika
Penggolongan Narkotika

Berdasarkan UU RI No. 22 Th 1997,


narkotika dibagi atas 3 golongan :

Golongan I adalah narkotika yang


hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya terdiri dari 26 macam
antara lain :
 Tanaman Papaver somniferum L
dan semua bagian-bagiannya termasuk
buah dan jeraminya, kecuali bijinya
 Opium mentah, yaitu getah yang
membeku sendiri, diperoleh dari buah
tanaman Papaver somniferum
 Opium masak terdiri dari :

Candu, diperoleh dari opium mentah


melalui pengolahan khusus dengan
pelarutan, pemanasan dan peragian
dengan/tanpa penambahan bahan-
bahan lain, dengan maksud
mengubahnya menjadi suatu ekstrak
yang cocok untuk pemadatan
Jicing, sisa-sisa candu setelah
dihisap, tanpa memperhatikan
apakah candu itu dicampur dengan
daun atau bahan lain

Jicingko, hasil yang diperoleh dari


pengolahan jicing.
 Tanaman koka seperti Erythroxylon coca, semua
tanaman dari genus Erythroxylon dari
keluarga Erythroxylaceae termasuk buah dan
bijinya
 Daun koka, yang belum/sudah dikeringkan /dalam
bentuk serbuk dari semua tanaman genus
Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang
menghasilkan kokain secara langsung atau melalui
perubahan kimia
 Kokain mentah, semua hasil-hasil yang
diperoleh dari daun koka yang dapat diolah
secara langsung untuk mendapatkan
kokaina (metil ester-I-bensoil ekgonina)
 Tanaman ganja (Cannabis indica), semua
tanaman genus cannabis dan semua
bagian tanaman termasuk biji, buah
jerami, hasil olahan tanaman ganja/bagian
tanaman ganja termasuk damar ganja dan
zat-zat khasiatnya
Tetrahydrocannabinol, dan semua
isomer serta semua bentuk stereo
kimianya
Delta 9 tetrahidrocannabinol dan
semua bentuk stereo kimianya
 Asetorfina
 Etorfina
 Heroina
 Tiofentanil
Golongan II adalah narkotika yang
berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan
Contoh terdiri dari 87 macam, antara
lain:
 Morfina
 Opium
 Dihidromorfina
 Petidina
 Tebaina
Golongan III adalah narkotika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau
tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan
Contoh antara lain terdiri dari :
 Asetildihidrokodeina
 Dekstropropoksifena
 Dihidrokodeina
 Etilmorfina
 Kodeina
 Nikodikodina
 Nikokodina
 Norkodeina
 Polkodina
Penandaan

Berdasarkan peraturan yang terdapat


dalam Ordonansi Obat Bius yaitu
“Palang Medali Merah”
Seperti gambar berikut:

Gambar Logo Golongan Obat Narkotika


Obat Golongan Psikotropika

UU RI No. 5 tahun 1997 tentang


Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah atau sintetis, bukan narkotika
yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP yang
menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku
Tujuan Pengaturan Psikitropika:
 Menjamin ketersediaan psikotropika
guna kepentingan pelayanan
kesehatan dan ilmu pengetahuan
 Mencegah terjadinya
penyalahgunaan psikotropika
 Memberantas peredaran gelap
psikotropika
Penggolongan Psikotropika

Menurut UU RI No. 5 tahun 1997,


dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan I adalah psikotropika yang
hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma
ketergantungan
Psikotropika golongan I terdiri dari 26
macam, antara lain:
 Lisergida (LSD)
 MDMA (Metilen Dioksi Meth
Amfetamin)
 Meskalina
 Psilosibina
 Katinona
Golongan II adalah psikotropika
yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi
dan/atau ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma
ketergantungan
Psikotropika golongan II terdiri dari 14
macam, antara lain:
 Amfetamina
 Metakualon
 Sekobarbital
 Metamfetamin
 Fenmetrazin.
Golongan III adalah psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma
ketergantungan Psikotropika
Psikotropika golongan III terdiri dari 9
macam, antara lain:
 Amobarbital
 Flunitrazepam
 Pentobarbital
 Siklobarbital
 Katina
Golongan IV adalah psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma
ketergantungan
Psikotropika golongan IV terdiri dari 60 macam,
antara lain:
 Allobarbital, Barbital, Fenobarbital

 Bromazepan, Diazepam, Flurazepam,

Nitrazepam
 Klordiazepoksida

 Klobazam

 Fencamfamina

 Meprobamat

 Triazolam
Penandaan

Berdasarkan UU RI No. 5 tahun 1997


Obat Psikotropika termasuk Obat
Keras yang pengaturannya ada di
bawah Ordonansi Obat Keras, seperti
gambar berikut:

Logo Golongan Obat Psikotropika


Perbedaan Antara Psikotropika dan Narkotika

Psikotropika Narkotika
Persamaan Sama-sama bekerja secara selektif pada
susunan syaraf pusat
Perbedaan Psikoaktif Adiksi/ketergantungan
Efek utama Terhadap aktifitas Penurunan/perubahan
mental dan perilaku kesadaran
Hilangnya rasa,
mengurangi nyeri
Terapi Gangguan psikiatrik Analgesik,
antitusif.antispasmodik,
premedikasi anaestesi

Anda mungkin juga menyukai