Anda di halaman 1dari 13

Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

obat khususnya yang berkaitan dengan pengaruh sifaf fisika-kimiawinya


terhadap tubuh, respons bagian-bagian tubuh terhadap sifat obat, nasib
yang dialami obat dalam tubuh, dan kegunaan obat bagi kesembuhan.
(Shell, 2016)

Pedagang Eceran obat


Pedagang Eceran obat menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1331/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 167/KAB/B.VIII/1972 Tentang Pedagang
eceran obat adalah menjual obat-obatan bebas dan obat-obatan bebas
terbatas dalam bungkusan dari pabrik yang membuatnya secara eceran.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan ini juga dijelaskan bahwa pemberian
izin Pedagang eceran obat dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat. Sementara itu pengertian Pedagang eceran obat
menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2007 Tentang
Perizinan Sarana dan Tenaga Bidang Kesehatan adalah Orang atau Badan
hukum yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-
obat bebas terbatas (daftar W) untuk dijual secara eceran di tempat tertentu
sebagaimana tercantum dalam surat izin (Ryan et al., 2013)

Maka dalam hal ini izin bagi Pedagang eceran obat berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Perizinan
Sarana dan Tenaga Bidang Kesehatan hanyalah terbatas dapat menjual
obatobatan bebas dan obat-obatan bebas terbatas. Disamping obat-obat
dari daftar W dan G, masih terdapat dua jenis obat yang biasa dibeli tanpa
resep, yakni obat-obat wajib apotik dan obat-obat daftar F, yang juga
sering disebut obat OTC (over the counter Drug) atau obat bebas.10 Obat
daftar W, juga disebut daftar obat keras bebas terbatas, mengandung
“obat-obat terhadap jenis-jenis penyakit yang pengobatannya dianggap
telah dapat ditetapkan sendiri oleh (Ryan et al., 2013)
Dalam Peraturan Daerah tersebut dapat diketahui bahwa artinya
Pedagang eceran obat termasuk dalam sarana bidang kesehatan dan
termasuk dalam izin penyelenggaraan sarana kesehatan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa setiap orang atau badan hukum harus memiliki izin
untuk menjual obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas. (Ryan et al.,
2013)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :


1331/MENKES/SK/X/2002. TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
KESEHATAN RI NOMOR. 167/KAB/B.VIII/1972 TENTANG PEDAGANG ECERAN OBAT

 Pedagang eceran obat menjual obat-obatan bebas dan


obat-obatan bebas terbatas dalam bungkusan dari pabrik
yang membuatnya secara eceran.

 Pedagang eceran obat harus menjaga agar obat-obat yang


dijual bermutu baik dan berasal dari pabrik-pabrik farmasi
atau pedagang besar farmasi yang mendapat ijin dari
Menteri Kesehatan

 Setiap Pedagang Eceran Obat wajib mempekerjakan


seorang Asisten Apoteker sebagai penaggungjawab teknis
farmasi.

 Pemberian ijin Pedagang Eceran Obat dilaksanakan oleh Kepala Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

 Setiap penerbitan ijin Pedagang Eceran Obat, Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota harus menyampaikan tembusan kepada menteri, Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi serta Kepala Balai POM setempat.

 Pedagang Eceran Obat yang telah memiliki usaha sebagai Pedagang


Eceran Obat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
167/Kab/B.VIII/72 tentang Pedagang Kecil Berijin dianggap telah
memiliki ijin usaha Pedagang eceran obat berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehtan RI.
Penggolongan Obat
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah
sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi (R Sanjoyo -, 2006)

Penggolongan Obat Obat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:


1) Obat Bebas, merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna
hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa
suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetikantipiretik,
dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di Apotek,
toko obat, toko kelontong, warung.

2) Obat Bebas Terbatas, merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran


berwarna biru dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat-obat yang
umunya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk, obat
influenza, obat penghilang rasa sakit dan penurun panas pada saat demam
(analgetik-antipiretik), beberapa suplemen vitamin dan mineral, dan obat-
obat antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini
hanya dapat dibeli di Apotek dan toko obat berizin.

3) Obat Keras, merupakan obat yang pada kemasannya ditandai dengan


lingkaran yang didalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang
menyentuh tepi lingkaran yang berwarna hitam. Obat keras merupakan
obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Obat-obat yang
umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat jantung, obat
darah tinggi/hipertensi, obat darah rendah/antihipotensi, obat diabetes,
hormon, antibiotika, dan beberapa obat ulkus lambung. Obat golongan ini
hanya dapat diperoleh di Apotek dengan resep dokter.
4) Obat Narkotika, merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan (UURI No. 22 Th 1997 tentang Narkotika). Obat ini pada
kemasannya ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat palang
(+) berwarna merah. Obat Narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya
diawasi dengan ketet, sehingga obat golongan narkotika hanya diperoleh
di Apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan kopi resep).
Contoh dari obat narkotika antara lain: opium, coca, ganja/marijuana,
morfin, heroin, dan lain sebagainya. Dalam bidang kesehatan, obatobat
narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetik/obat
penghilang rasa sakit.(R Sanjoyo -, 2006)

Penggolongan Obat Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi


yang lengkap di atas yaitu obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu
ada beberapa penggolongan obat yang lain, dimana penggolongan obat itu
dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta
pengamanan distribusi. Berdasarkan undang-undang obat digolongkan dalam :
1.Obat bebas 2.Obat keras 3.Obat psikotropika
Berikut penjabaran masing-masing golongan tsb :

1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut
obat OTC = Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
Ini merupakan tanda obat yang paling "aman". Obat bebas, yaitu obat yang bisa
dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep dokter, ditandai dengan
lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati
gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin (Livron B Plex, )
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W) yakni obat-obatan yang dalam
jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda
lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu
(Noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda
kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan
tulisan sebagai berikut : P.No.1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.

P.No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No.3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan
P.No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No.5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan


masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat
yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan
mudah diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius
sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun
melakukan uji coba obat sendiri terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh
dengan mempergunakan resep dokter.
Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa
menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan
Golongan Obat Bebas Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah
memiliki izin beredar dengan pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudak rusak,
Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa berlaku) obat, membaca dan mengikuti
keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan obat atau pada brosur /
selebaran yang menyertai obat yang berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk
kegunaan obat dalam pengobatan), kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan
obat yang tidak diperbolehkan), efek samping (yaitu efek yang timbul, yang
bukan efek yang diinginkan), dosis obat (takaran pemakaian obat), cara
penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang
digunakan dan dengan makanan yang dimakan.

3. Obat Keras
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu
obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep
dokter,memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K
didalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik
(tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung
hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain). Obat-obat ini
berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni
tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.
 Penggolongan Obat : Suatu bahan atau bahan-bahan yg dimaksudkan utk
dipergunakan dlm menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pd manusia atau hewan,

 Obat bebas adalah obat yang bebas/dapat diperoleh tanpa resep dari dokter,
sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek, Toko Obat Berizin, Toko
Modern maupun warung atau toko kelontong. Cara mengenali obat bebas
adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna HIJAU dengan garis tepi
berwarna hitam pada kemasannya.
Contoh Obat Bebas :
-Parasetamol (penurun demam dan pereda sakit kepala)
-Vitamin-Vitamin
-Ferrosulfat (penambah darah)
-sediaan obat mengandung Calcium
-Antasid (untuk sakit maag) Ex : promag, Mylanta

 Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat
Berizin namun memperolehnya dalam jumlah terbatas. Cara
mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat tanda logo lingkaran
berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.
Biasanya pada kemasan golongan obat ini terdapat peringatan-peringatan

 P. NO.1 AWAS ! OBAT KERAS BACALAH ATURAN MEMAKAINYA.


Contoh :
a) Tablet CTM : Anti Histamin
b) Kapsul Vitamin E : Anti Sterilitas
c) Tablet Antimo : Anti muntah dalam perjalanan
d) Tablet Emetinum : Anti disentri
e) Tablet Santonim : Obat cacing
 P. NO. 2 AWAS ! OBAT KERAS HANYA UNTUK KUMUR, JANGAN DITELAN.
a) Listerin : obat kumur
b) Oral – B : obat kumur
c) Betadin gargle : obat kumur
d) Abotil : obat sariawan

Perubahan Penggolongan Obat menurut PERATURAN MENTERI


KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2021 TENTANG
PERUBAHAN PENGGOLONGAN, PEMBATASAN, DAN KATEGORI OBAT

Bahwa untuk menjamin keselamatan pasien dan melindungi masyarakat


dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan
kemanfaatan, perlu disusun perubahan penggolongan, pembatasan, dan kategori
obat berdasarkan risiko keamanan dan manfaat; b. bahwa Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan Golongan
Obat No. 1, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1527/Menkes/SK/XII/1997
tentang Daftar Perubahan Golongan Obat No. 2, dan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1175/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Perubahan Golongan
Obat No. 3, perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
kebutuhan hukum, dan kebijakan nasional;

Dengan Peraturan Menteri ini ditetapkan Perubahan Penggolongan,


Pembatasan, dan Kategori Obat sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 2 (1) Pada
saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Obat yang telah disetujui
pendaftarannya sesuai dengan penggolongan dan pembatasan obat sebelum
berlakunya Peraturan Menteri ini dinyatakan masih tetap berlaku. (2)
Penggolongan dan pembatasan Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua)
tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: 1. Keputusan Menteri


Kesehatan Nomor 925/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar Perubahan
Golongan Obat No. 1 sepanjang mengatur selain obat Oxymetazoline, Hexetidine,
Benzoxonium, dan Choline Theophyllinate, 2. Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1527/Men.Kes/SK/XII/1997 tentang Daftar Perubahan Golongan Obat
No. 2 sepanjang mengatur selain obat Crotamiton, dan 3. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1175/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Perubahan Golongan
Obat No. 3, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

No. Nama Generik Golongan Golongan Pembatasan


Obat Semula Baru
1. Terbinafine Obat Keras Obat Bebas  Sediaan topikal
Terbatas untuk kulit

 Kadar ≤ 1%,
kemasan tidak
lebih dari tube 10
g

2. Famotidine Obat Keras Obat Bebas  Tablet, kapsul ≤ 10


Terbatas mg, kemasan tidak
lebih dari 10 tablet,
kapsul

3. Diclofenac Obat Keras Obat Bebas  Sediaan topikal,


diethylamine Terbatas kadar ≤1%
4. Selenium Sulfide Obat Keras Obat Bebas  Sediaan topikal
Terbatas untuk ketombe

 Kadar > 1 % dan


tidak lebih dari
2,5%

5. Piroxicam Obat Keras Obat Bebas  Sediaan topikal,


Terbatas kadar ≤ 0,5%

6. NAcetylcysteine Obat Keras Obat Bebas  Sediaan oral,


Terbatas kadar ≤ 200 mg
per takaran

7. Bifonazole Obat Keras Obat Bebas  Sebagai obat luar


Terbatas untuk infeksi
jamur

 Kadar ≤ 1%,
kemasan tidak
lebih dari tube 15
g & botol 15 ml

8. Cetirizine Obat Keras Obat Bebas  Tablet, kapsul kadar


Obat Terbatas ≤ 10 mg, kemasan
tidak lebih dari 10
tablet, kapsul

 Sirup kadar ≤ 5
mg/5 ml, kemasan
tidak lebih dari 60
ml
9. Loratadine Obat Keras Obat Bebas  tablet kapsul kadar ≤
Terbatas 10 mg kemasan
tidak lebih dari 10
tablet kapsul

 Sirup kadar ≤ 5
mg/5 ml, kemasan
tidak lebih dari 60
ml

10. Fexofenadine Obat Keras Obat Bebas  Tablet, Kadar ≤ 60


HCl Terbatas mg, kemasan tidak
lebih dari 10 tablet,
indikasi hanya untuk
allergic rhinitis,
serta penggunaan
untuk dewasa dan
anak diatas 12 tahun
11. Tolnaftate Obat Bebas Obat Bebas  Sebagai obat luar
Terbatas untuk infeksi jamur
lokal, kadar ≤1%

12. Lidocaine Obat Bebas Obat Keras -


Terbatas

13. Benzocaine Obat Bebas Obat Keras -


Terbatas
Dapus :
Setditjen Farmalkes, Permenkes 3-2021 Perubahan
Penggolongan,Pembatasan Dan Kategori Obat (2021), Farmalkes Kemenkes RI :
Jakarta.
Dinda. 2011, Penggolongan Obat www.itokindo.org

R Sanjoyo -. (2006). Obat (biomedik farmakologi). OBAT (BIOMEDIK


FARMAKOLOGI), 1–37.
https://www.academia.edu/download/37878790/obat_4.pdf
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). . Pelaksanaan Perizinan Pedagang Obat Eceran
Di Kota Surakarta, 12–26. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/28635
Shell, A. (2016). . 2, 1–23.
http://jurnal.permataindonesia.ac.id/index.php/JPMPI/article/download/
176/149

SOAL TM 1
1. Obat yang dapat digunakan tanpa resep dokter….
a. Obat bebas
b. Obat keras
c. Obat bebas terbatas
d. Obat herbal
2. Contoh obat bebas dibawah ini adalah…
a. Antibiotic
b. Obat penenang
c. Vitamin
d. Penisilin
3. Terbinafine pada peraturan baru termasuk golongan obat….
a. Oabt bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat keras
d. Obat tradisional
4. Pedagang eceran obat harus menjaga agar obat-obat yang dijual bermutu baik
dan berasal dari pabrik-pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi yang
mendapat ijin dari….
a. Apoteker
b. Dokter
c. Menteri Kesehatan
d. Menteri Perdagangan
5. Setiap Pedagang Eceran Obat wajib mempekerjakan seorang Asisten Apoteker
sebagai….
a. Penanggung jawab teknis farmasi
b. Penunggu toko
c. Pembantu
d. Melayani
6. Obat keras dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk, yang artinya…
a. Menguntungkan
b. Merugikan
c. Berbahaya
d. Tidak berbahaya
7. Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan disebut….
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat keras
d. Obat narkotika
8. Terdapat tanda logo lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam
adalah cara untuk mengenali obat….
a. Obat keras
b. Obat bebas
c. Obat bebas terbatas
d. Obat narkotika
9. Dibawah ini contoh dari P.No 2 awas! Obat keras hanya untuk kumur, jangan
ditelan adalah….
a. Antimo
b. Antibiotic
c. Tablet CTM
d. Oral-B
10. Dalam keputusan Menteri Kesehatan dijelaskan bahwa pemberian izin
perdagangan eceran obat dilaksanakan oleh…
a. Kepala dinas Kesehatan kabupaten/kota setempat
b. Ketua RT
c. Menteri perdagangan
d. Kepala desa

Kunci Jawaban :
1. A
2. C
3. B
4. C
5. A
6. C
7. D
8. B
9. D
10. A

Anda mungkin juga menyukai