Anda di halaman 1dari 86

Perundang - undangan

kesehatan

Bab 3
Penggolongan Obat
Pendahuluan

Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan.


Penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat
dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.
Berbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk
suatu penyakit. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan
secara benar agar memberikan manfaat klinik yang optimal.
Definisi umum

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi


yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia.
Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak
berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar
dan mutu sebagai bahan baku farmasi termasuk baku pembanding.
Definisi khusus

Obat baru
Obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak berkhasiat), seperti
pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau komponen lain yang belum dikenal
sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
Obat esensial
Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan
kesehatan masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
(http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum)
Penggolongan obat

Sebelum dan saat menggunakan obat, kita harus mengenali


jenis obat yang akan digunakan berdasarkan penggolongannya.
Penggolongan obat dapat dibagi berdasarkan:
1. Nama obat
2. Bentuk sediaan
3. Cara penggunaan
4. Undang-undang
A. Penggolongan obat berdasarkan nama

Obat dapat digolongkan berdasarkan nama yang diberikan pada kemasan

yang telah mendapatkan izin edar dari instansi yang berwenang.

1. Obat paten
2. Obat generik berlogo (OGB)
3. Obat generik bermerek
1. Obat Paten

Obat yang masih memiliki hak paten dan hanya dapat diproduksi oleh
produsen pemegang hak paten, diedarkan dengan nama paten (merek) dari
produsen.
Obat paten disebut juga sebagai obat inovator atau originator.
Sesuai UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2016
TENTANG PATEN, pada Pasal 22 ayat 1 dijelaskan masa paten suatu produk
adalah 20 tahun, dilanjutkan pada ayat 3 yang menjelaskan tanggal mulai dan
berakhirnya jangka waktu masa paten, dicatat dan diumumkan melalui media
elektronik maupun nonelektronik.
Contoh obat paten
2. Obat generik berlogo (OGB)

Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Nonproprietary Names (INN) yang ditetapkan
dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Untuk
selanjutnya obat generik digolongkan menjadi 2 yaitu : obat generik berlogo dan obat generik bermerek.

Obat generik berlogo adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia (FI) untuk
zat berkhasiat yang dikandung (zat aktif ).
Contoh: parasetamol, amoksisilin, mikonazol.
Obat generik berlogo harganya lebih terjangkau, dengan mutu dan khasiat yang sama dengan obat generik
bermerek (branded generic) atau inovator yang kandungan dan dosisnya sama. Kesamaan kualitas obat
generik dan bermerek ini dibuktikan dengan studi bioavailabilitas dan bioekivalen (BA/BE).
Logo obat generik berlogo
OGB mudah dikenali dari logo lingkaran hijau
bergaris-garis putih dengan tulisan "Generik" di
bagian tengah lingkaran. Logo tersebut
menunjukan bahwa OGB telah lulus uji kualitas,
khasiat dan keamanan sedangkan garis-garis
putih menunjukkan OGB dapat digunakan oleh
berbagai lapisan masyarakat.

(https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2
696364/apa-itu-obat-generik-berlogo
Contoh obat generik berlogo
3. Obat generik bermerek
Obat generik bermerek adalah Obat dengan nama dagang yang mengandung
Zat Aktif dengan Komposisi, kekuatan, bentuk sediaan, rute pemberian,
indikasi dan posologi sama dengan Obat originator yang sudah disetujui di
Indonesia

Contoh*:
Amoxan (zat aktif amoksisilin).

https://kesehatan.kontan.co.id/news/apa-bedanya-obat-generik-dan-paten-ini-penjelasannya?page=all
B. Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan

Obat dapat berupa berbagai bentuk sediaan sesuai dengan tujuan


penggunaan dan organ tubuh tempat obat digunakan. Setiap bentuk sediaan
obat akan memerlukan bahan tambahan tertentu yang akan membantu
obat untuk dapat memberikan efek pengobatan sesuai kebutuhan.
Berdasarkan konsistensi dari zat pembentuk, sediaan obat dapat
digolongkan menjadi menjadi:
1. Sediaan padat
2. Sediaan setengah padat
3. Sediaan cair
4. Sediaan gas
C. Penggolongan obat berdasarkan cara penggunaan

Berdasarkan cara penggunaan obat digolongkan menjadi :


1. Obat dalam
2. Obat luar
Apabila obat ini diberikan dengan resep dokter, maka akan mempengaruhi
etiket yang digunakan.
Untuk obat dalam, bila diresepkan dokter, maka sediaan diserahkan kepada
pasien dengan etiket warna putih
Untuk obat luar, bila diresepkan dokter, maka sediaan diserahkan kepada
pasien dengan etiket warna biru
D. Penggolongan obat berdasarkan undang-undang

1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
4. Obat wajib apotek (OWA)
5. Obat psikotropika
6. Obat Narkotika
Selain 6 golongan tersebut, perlu perhatian juga untuk:
1. Obat prekursor
2. Obat-obat tertentu (OOT)
1. Obat bebas

Obat Bebas adalah obat yang dapat dijual bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter yang
pada kemasannya diberi tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna
hitam.

Ini adalah obat yang paling aman dan bisa dibeli tanpa resep dokter di toko obat, maupun
apotek.

Meskipun disebut aman, obat bebas tetap tidak boleh digunakan sembarangan. Karena
bagaimanapun, obat memiliki kandungan kimia yang dapat berdampak pada tubuh.

Obat-obatan yang dapat dibeli secara bebas biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit
yang memiliki gejala ringan. Contohnya adalah parasetamol, dan antasida.
Penandaan

Obat bebas disebut juga dengan


obat OTC (over the counter)

Untuk contoh silakan dicari di


internet
Contoh sediaan obat bebas
2. Obat bebas terbatas

Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dijual bebas secara terbatas dan
dapat dibeli tanpa resep dokter sejumlah paling banyak 1 (satu) kemasan
terkecil, yang pada kemasannya diberi tanda khusus berupa lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran
biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Obat bebas terbatas masuk daftar W (Waarschuwing=Peringatan)
Obat bebas terbatas disebut juga LOTC (limited over the counter)
Obat bebas terbatas bisa dibeli di toko obat dan apotek
Penandaan

Obat bebas terbatas disebut juga


dengan obat lOTC (limited over the
counter)
Yang termasuk adalah : beberapa
pain relief (analgesik), obat batuk.
Pilek, flu, obat tetes mata untuk
iritasi ringan, dll.
Untuk contoh silakan dicari di buku
ISO atau MIMS atau media internet
Penyerahan obat bebas terbatas

Penyerahan obat bebas terbatas tanpa resep dokter, pada penyerahannya harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan atau kemasan asli dari
pabriknya atau pembuatnya
2. Pada penyerahannya oleh pembuat harus mencantumkan tanda peringatan
Tanda
peringatan
pada
kemasan
obat bebas
terbatas
Informasi yang dicantumkan pada kemasan

1. Nama obat (merk dagang dan kandungannya)


2. Daftar dan jumlah bahan berkhasiat yang terkandung di dalamnya
3. Nama dan alamat produsen obat tertulis dengan jelas
4. Izin edar dari BPOM
5. Tanggal kadaluarsa (expire date)/ED
6. Tanggal pembuatan (manufactured date)/MD/MFG
7. Nomor batch
8. Indikasi
9. Kontra indikasi
Informasi yang dicantumkan pada kemasan

10. Efek samping obat


11. Petunjuk cara penggunaan
12. Dosis (takaran) dan aturan penggunaan obat
13. Cara penyimpanan obat
14. Peringatan
15. Informasi interaksi obat dengan obat lain atau makanan yang dikonsumsi
3. Obat keras

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam.

Obat keras masuk dalam daftar G (Gevaarlijk=Berbahaya)

Karena keharusannya menggunakan resep dokter untuk mendapatkannya maka


disebut juga obat etikal (ethical)
Penandaan
Yang termasuk obat keras

1. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh pembuatnya disebutkan obat
itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter (Prescription only
medication)
2. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk
dipergunakan secara parenteral,baik dengan cara suntikan maupun dengan
cara pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan.
3. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh departemen kesehatan telah
dinyatakan secara tertulis
Yang termasuk obat keras

4. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras : obat itu sendiri dalam
substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali apabila
di belakang nama obat disebutkan ketentuan lain, atau ada pengecualian
daftar obat bebas terbatas.
5. Obat daftar G : antibiotika, antidiabetes, antihipertensi, antihipotensi, obat
jantung, ulkus lambung, dsb
6. OKT
7. OWA
Contoh Obat keras
Contoh Obat keras
4. Obat wajib Apotek (OWA)

Obat Wajib Apotek adalah beberapa obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter, namun harus diserahkan oleh apoteker di apotek. Pemilihan dan penggunaan
obat wajib apotek harus dengan bimbingan apoteker. Daftar obat wajib apotek yang
dikeluarkan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan. Sampai saat ini sudah ada 3
daftar obat yang diperbolehkan diserahkan tanpa resep dokter.
Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum dalam:
1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 347/ MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat
Wajib Apotek berisi Daftar Obat Wajib Apotek No. 1
2. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 924/ Menkes / Per / X / 1993 tentang Daftar
Obat Wajib Apotek No.2
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar
Obat Wajib Apotek No.3
Yang termasuk OWA

Silakan buka di folder Materi Penunjang, Penunjang BAB 3


Kriteria OWA

Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat


diserahkan tanpa resep:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah
usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri
Kewajiban apoteker saat menyerahkan OWA

1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
disebutkan dalam obat wajib apotek yang bersangkutan
2. Membuat catatan pasien serta obat yang diserahkan
3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai, kontra indikasi, efek
samping dll yang perlu diperhatikan oleh pasien.
5. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.

Psikotropika disebut juga sebagai Obat Keras Tertentu (OKT)

Psikotropika diserahkan oleh Apotek kepada pasien dengan resep dokter, jadi
tidak boleh dibeli tanpa resep.
Penandaan
Pembagian golongan Psikotropika

Berdasar UU No 5 Tahun 1997, psikotropika dapat dibagi menjadi :


1. Psikotropika golongan I
2. Psikotropika golongan II
3. Psikotropika golongan III
4. Psikotropika golongan IV
Terdapat perubahan yang bisa anda buka di folder materi penunjang bab 3, file dengan
nama sbb:
UU no 5 tahun 1997 tentang psikotropika
PMK No. 2 Tahun 2021 tentang perubahan penggolongan psikotropika
Untuk Psikotropika
golongan IV hanya saya
tampilkan sebagian, total zat
nya ada 62 jenis, silakan di
untuk dibuka file PMK no 2
tahun 2021 tentang
penetapan dan perubahan
penggolongan psikotropika
Contoh psikotropika golongan iii
Contoh psikotropika golongan iv
6. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan.
Narkotika diserahkan oleh Apotek kepada pasien dengan resep dokter,
jadi tidak boleh dibeli tanpa resep.
Pada resep, harus terdapat tanda tangan dokter penulis resep.
Penandaan
Pembagian golongan Narkotika

Berdasar UU No 35 Tahun 2009, narkotika dapat dibagi menjadi :


1. Narkotika golongan I
2. Narkotika golongan II
3. Narkotika golongan III

Terdapat perubahan yang bisa anda buka di folder materi penunjang bab 3, file dengan nama
sbb:
UU no 35 tahun 2009 tentang Narkotika
PMK No. 4 Tahun 2021 tentang perubahan penggolongan Narkotika
Contoh sediaan narkotika
golongan II
Contoh sediaan narkotika golongan II
Contoh sediaan narkotika gol III
Contoh sediaan narkotika gol III
Contoh sediaan narkotika gol III
Prekursor farmasi

Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi
industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang
mengandung ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/phenylpropanolamine,
ergotamin, ergometrine, atau Potasyum Permanganat.

Prekursor farmasi sering terdapat dalam obat flu yang berlabel obat bebas
terbatas, jadi hati-hati dalam penyerahannya kepada pembeli.
Obat-obat tertentu

Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan yang selanjutnya disebut


dengan Obat-Obat Tertentu adalah obat yang bekerja di sistem susunan saraf
pusat selain narkotika dan psikotropika, yang pada penggunaan diatas dosis
terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.

Obat-obat tertentu diatur dalam PERATURAN BPOM 10-Tahun-2019-tentang-OOT


Kriteria Obat-Obat Tertentu

Kriteria Obat-Obat Tertentu dalam Peraturan Badan ini terdiri atas obat atau
Bahan Obat yang mengandung:
a. tramadol;
b. triheksifenidil;
c. klorpromazin;
d. amitriptilin;
e. haloperidol; dan/atau
f. dekstrometorfan
Perlu hati-hati
dalam
menyerahkan obat
yang mengandung
OOT, misalkan
pada beberapa
obat batuk yang
mengandung
Dextromethorphan
Contoh sediaan mengandung OOT zat tunggal
PERUBAHAN PENGGOLONGAN OBAT

Dasar hukum:

PMK No.3 Tahun 2021 ttg Perubahan Penggolongan Pembatasan dan Kategori
Obat
OBAT TRADISIONAL

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat.
Obat Tradisional dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Jamu
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
1. Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya


dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan
tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara
tradisional.

Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh


tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan
manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Kriteria

Jamu harus memenuhi kriteria:


1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
2. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Logo jamu
Contoh sediaan jamu
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal
medicine)

Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam
yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Selain proses
produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standar
kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar
pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
Kriteria

Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria:


1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
2. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ pra klinik
3. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi Memenuhi persyaratan mutu
yang berlaku
Logo OHT (Obat Herbal Terstandar)
Contoh sediaan OHT
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)

Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan
dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.

Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan
obat herbal di sarana pelayanan kesehatan.
Kriteria

Fitofarmaka harus memenuhi kriteria :


1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik.
3. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi.
4. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Logo Fitofarmaka
Contoh sediaan Fitofarmaka
Contoh sediaan Fitofarmaka
Contoh sediaan Fitofarmaka
Penandaan obat tradisional yang baik

Setiap obat tradisional wajib mencantumkan penandaan/Label yang benar,


meliputi:
● Nama Produk.
● Nama dan alamat produsen/importir.
● Nomor pendaftaran/nomor izin edar.
● Nomor Bets/kode produksi.
● Tanggal Kadaluarsa.
● Netto.
● Komposisi.
● Peringatan/Perhatian.
● Cara Penyimpanan.
● Kegunaan dan cara penggunaan dalam Bahasa Indonesia.
Pencegahan untuk menghindari bahaya
penggunaan Obat Tradisional

● Gunakan obat tradisional yang sudah memiliki nomor pendaftaran BPOM.


● Jangan gunakan obat tradisional bersama dengan obat kimia (resep dokter).
● Selalu periksa tanggal Kadaluarsa.
● Kunjungi website Badan POM (www.pom.go.id) untuk mengetahui obat
tradisional yang mengandung bahan kimia obat pada bagian “public warning”.
● Perhatikan informasi “Peringatan/Perhatian”.
● Jangan konsumsi obat tradisional jika ada efek samping yang rentan dengan
kondisi kesehatan anda.
● Baca aturan pakai sebelum mengkonsumsi jamu.
Pengayaan istilah

Tanggal kadaluarsa / Expired Date adalah tanggal terakhir dimana keefektifan


dan keamanan produk obat masih terjamin untuk dikonsumsi atau digunakan
oleh konsumen. Setelah tanggal tersebut, maka keefektifan dan keamanan
obat tersebut akan berkurang sehingga disarankan untuk tidak
mengkonsumsi obat tersebut.
Manufacturing Date yang secara harfiah berarti “tanggal pembuatan” adalah
tanggal produk tersebut dibuat oleh produsen.
Batch number secara harfiah berarti “nomor kelompok” adalah nomor kode
suatu kelompok produk yang diproduksi secara massal
Pengayaan istilah

Indikasi adalah tujuan dari penggunaan obat


Kontraindikasi adalah efek obat yang secara nyata dapat memberikan
dampak kerusakan fisiologis atau anatomis secara signifikan, memperparah
penyakit serta lebih lanjut dapat membahayakan kondisi jiwa pasien.
Efek samping obat adalah efek yang tidak menjadi tujuan utama pengobatan
(efek sekunder), namun efek ini dapat bermanfaat ataupun mengganggu
(merugikan) tergantung dari kondisi dan situasi pasien. Pada kondisi tertentu,
efek samping obat ini dapat juga membahayakan jiwa pasien
Pustaka

https://istanaumkm.pom.go.id/regulasi/obat-tradisional/label-obat-tradisional
UU no 5 tahun 1997 tentang psikotropika
UU no 35 tahun 2009 tentang narkotika
PMK no 2 tahun 2021 tentang penetapan dan perubahan penggolongan psikotropika
PMK no 4 tahun 2021 tentang penetapan dan perubahan penggolongan narkotika
PMK no 14 tahun 2021 tentangstandar kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis risiko sektor kesehatan
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.
00.05.4.2411 Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia
https://www.popmama.com/life/health/faela-shafa/rekomendasi-obat-flu-bebas-yang-tak-perlu-resep-d
okter
https://www.husadautamahospital.com/artikel_98.php
Gambar obat diambil dari berbagai sumber
https://simassehat.com/apotek/detail_b.asp?id=20150043&js=38
Pustaka

MATERI EDUKASI TENTANG PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN oleh BPOM
Buku Bahan ajar Farmakologi oleh Nuryati, S.Farm., MPH
https://ukurandansatuan.com/arti-tulisan-mfg-date-exp-date-dan-batch-no-pada-
kemasan-produk.html/
https://rsupsoeradji.id/apakah-itu-expired-date-kadaluarsa-dan-beyond-use-date/
http://dinkes.kalbarprov.go.id/pengertian-obat-generik-dan-obat-paten/
Buku ajar ilmu resep volume 2, EGC

Anda mungkin juga menyukai