Obat
Penggolongan obat
Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah proses pembelajaran peserta didik dapat :
1. Memahami tentang obat
2. Memahami penggolongan obat
Uraian Materi
A. Pengertian
Obat adalah zat kimia yang bersifat racun, namun dalam jumlah
tertentu dapat memberikan efek mengobati penyakit Obat adalah bahan atau
panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Obat jadi adalah obat yang sudah dalam bentuk siap pakai, dibedakan
antara obat generik dan obat merek dagang. Obat generik adalah obat jadi
69
terdaftar yang menggunakan nama generik yaitu nama obat internasional
atau nama lazim yang sering dipakai. Penulisan obat generik menunjukkan :
a. Nama generik lebih informatif dari pada nama dagang
b. Memberi kemudahan pemilihan produk
c. Produk obat generik pada dasarnya lebih murah daripada produk
nama dagang
d. Resep/order dengan nama generik mempermudah substitusi produk
yang sesuai
Obat nama dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam
bungkus asli pabrik yang memproduksinya. Sedangkan obat palsu adalah
obat jadi yang diproduksi oleh pabrik obat yang tidak terdaftar, obat yang
tidak terdaftar atau obat jadi yang kadarnya menyimpang 20 % atau lebih
dari persyaratan yang ditentukan.
B. Penggolongan Obat
1. Berdasarkan Jenisnya
Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusinya. Penggolongan
obat menurut Permenkes No. 917/1993 adalah :
1) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat
bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol
2) Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter,
dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan
etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi
berwarna hitam.Contoh : CTM
3) Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K
dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.Con toh :
Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital
70
4) Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tana man baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkanpenurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin
71
3) Sublingual, dari bawah lidah, kemudian melalui selaput lendirdan
masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat. Untuk penderita
tekanan darah tinggi, Contoh: tablet hisap, hormone.
4) Parenteral, obat suntik melaui kulit masuk ke darah. Ada yang
diberikan secara intravena, subkutan, intramuscular, intrakardial.
5) Langsung ke organ, contoh intrakardial.
6) Melalui selaput perut, intraperitoneal (Anief, 1994).
6. Berdasarkan Penamaannya
Menurut Widodo (2004), penamaan dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Nama Kimia, yaitu nama asli senyawa kimia obat.
2) Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah yang
disepakati sebagai nama obat dari suatu nama kimia.
3) Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh masing-
masing produsen obat. Obat bermerek disebut juga dengan obat paten.
72
Obat pada waktu ditemukan diberi nama kimia yang
menggambarkan struktur molekulnya. Nama kimia obat biasanya amat
kompleks sehingga tidak mudah diingat orang awam. Untuk kepentingan
penelitian biasanya nama kimia disingkat dengan kode tertentu. Setelah
obat itu dinyatakan aman dan bermanfaat melalui uji klinis, barulah obat
tersebut didaftarkan pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan
POM). Obat tersebut mendapat nama generik dan nama dagang. Nama
dagang ini sering disebut nama paten. Perusahaan obat yang menemukan
obat tersebut dapat memasarkannya dengan nama dagang. Nama dagang
biasanya diusahakan yang mudah diingat oleh pengguna obat. Disebut
obat paten karena pabrik penemu tersebut berhak atas paten penemuan
obat tersebut dalam jangka waktu tertentu. Selama paten tersebut masih
berlaku, obat ini tidak boleh diproduksi oleh pabrik lain, baik dengan
nama dagang pabrik peniru ataupun dijual dengan nama generiknya. Obat
nama dagang yang telah habis masa patennya dapat diproduksi dan dijual
oleh pabrik lain dengan nama dagang berbeda yang biasanya
disebutsebagai me-too product di beberapa negara barat disebut branded
generic atau tetap dijual dengan nama generik (Chaerunisaa, dkk, 2009).
73
2) Pengendalian mutu obat generik secara ketat.
3) Distribusi dan penyediaan obat generik di unit-unit pelayanan
kesehatan.
4) Peresapan berdasarkan atas nama generik, bukan nama dagang.
5) Penggantian (substitusi) dengan obat generik diusulkan diberlakukan
di unit unit pelayanan kesehatan.
6) Informasi dan komunikasi mengenai obat generik bagi dokter dan
masyarakat luas secara berkesinambungan.
7) Pemantauan dan evaluasi penggunaan obat generik secara berkala
(Informatorium Obat Nasional Indonesia, 2000).
2) Harga Obat
Harga obat di Indonesia umumnya dinilai mahal dan struktur
harga obat tidak transparan. Penelitian WHO menunjukkan
perbandingan harga antara satu nama dagang dengan nama dagang
yang lain untuk obat yang sama, berkisar 1 : 2 sampai 1 : 5.
Penelitian di atas juga membandingkan harga obat dengan nama
dagang dan obat generik menunjukkan obat generik bukan yang
termurah. Survai dampak krisis rupiah pada biaya obat dan
ketersediaan obat esensial antara 1997 – 2002 menunjukkan bahwa
biaya resep rata-rata di sarana kesehatan sektor swasta jauh lebih
tinggi dari pada di sektor publik yang menerapkan pengaturan
harga dalam sistem suplainya (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
74
3) Tingkat Ketersediaan Obat
Rendahnya ketersediaan obat generik di rumah sakit
pemerintah dapat berimplikasi secara langsung pada akses obat
generik, sebagai gantinya pasien membeli obat generik di apotik
atau di praktek dokter. Apotik swasta mempunyai obat generik
lebih sedikit dibandingkan dengan yang disediakan oleh dokter.
Sehingga apotik menyediakan obat paten lebih banyak. Selama
banyak obat yang tidak tersedia, pasien mengeluarkan uang lebih
banyak untuk membayar obat (Suryani, dkk, 2008).
4) Informasi Obat
Keterbatasan informasi masyarakat akan obat sangat erat
kaitannya dengan ketidaktahuan akan pengenalan, penggunaan dan
pemanfaatan obat terutama bagi mereka yang ingin memakai obat
generik. Informasi obat, antara lain mengenai khasiat, indikasi,
kontraindikasi, efek samping, dosis dan aturan pakai, peringatan-
peringatan penggunaan suatu obat, serta harga obat, Juga bila perlu
informasi mengenai pilihan obat yang tepat bagi konsumen
(Widodo, 2004).
5) Keterjangkauan Obat
Keterjangkauan obat dapat dipandang dari sudut geografis,
ekonomi dan sosial politik. Indonesia adalah negara kepulauan
yang terdiri dari 17.504 pulau dimana 5.707 diantaranya sudah
bernama. Namun pulau yang telah berpenghuni jumlahnya lebih
kecil. Saat ini sebagian masyakat Indonesia tinggal di daerah
terpencil, daerah tertinggal, dan wilayah perbatasan. Sebagian lagi
tinggal di daerah rawan bencana baik bencana alam dan bencana
buatan manusia seperti : ketidak-stabilan politik dan tingginya
tingkat kemiskinan. Dengan pola penyebaran penduduk seperti
tersebut di atas, maka diperlukan adanya perbedaan pengelolaan obat
sesuai dengan karateristik masing-masing daerah. Sebagai contoh kita
dapat melakukan pengelompokan Provinsi Kepulauan : Riau, NTB,
NTT, Maluku dan Maluku Utara lebih memiliki karakteristik
geografis kepulauan. Sedangkan propinsi di Kalimantan dan Papua
dapat dikategorikan daratan luas dengan hambatan transportasi.
Kategori lain adalah Pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi
(Kebijakan Obat Nasional, 2005).
75
D. Obat Nama Dagang dan Generik
Selain penggolongan obat tersebut, obat dapat dibagi menjadi obat
bermerk atau obat nama dagang (branded drug) dan obat generik.
76
nama dagang tersebut berakhir masa patennya. Jika pabrik lain ingin
menjual dengan nama generik atau dengan nama dagang dapat dilakukan
dengan mengajukan ijin lisensi dari pemegang paten. Obat nama dagang
yang telah habis masa patennya dapat diproduksi dan dijual oleh pabrik
lain dengan nama dagang berbeda yang biasa disebut sebagai me-too
product (di beberapa negara barat disebut branded generic) atau tetap
dijual dengan nama generik.
1. Tanda peringatan
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,
berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima)
centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan
berwarna putih sebagai berikut :
P no. 1
Awas! Obat Keras
Bacalah aturan
memakainya
P no. 2
Awas! Obat Keras
77
Hanya untuk kumur,
jangan
Ditelan
P no. 3
Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian
luar
badan
P no. 4
Awas! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P no. 5
Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P no. 6
Awas! Obat Keras
Obat wasir, jangan
ditelan
78
d. hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.
e. Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit
sama.
f. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap,
tanyakan kepada Apoteker.
Minum obat
sesuai waktunya
79
Gunakan obat sesuai dengan
cara penggunaannya
Minum obat
sampai habis
80
Minum obat saat makan
Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran
untuk ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.
Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh
dokter minta pilihan bentuk sediaan lain.
81
4. Efek Samping
Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak
diharapkan yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau
takaran normal pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi.
Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah :
a. Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang
mungkin timbul.
b. Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih
lengkap dan apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan
pada Apoteker.
c. Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-
gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain.
d. Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil,
menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan
efek samping yang fatal, penggunaan obat harus di bawah pengawasan
dokter- Apoteker.
6. Tanggal Kadaluarsa
Tanggal kadaluarsa menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang
dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi
syarat. Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun.
Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti :
a. Tablet
Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa
Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah,
retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab
Kaleng atau botol rusak
b. Tablet salut
82
Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
Basah dan lengket satu dengan lainnya
Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
c. Kapsul
Perubahan warna isi kapsul
Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain
d. Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan
Konsistensi berubah
Warna atau rasa berubah
Botol plastik rusak atau bocor
e. Salep
Warna berubah
Pot atau tube rusak atau bocor
Bau berubah
7. Dosis
Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram
atau volume dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan
umur dan berat badan pasien.
a. Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian.
Contoh :
Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali
Obat diminum sebelum atau sesudah makan
Jika menggunakan obat-obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan
atau brosur/leaflet
b. Bila terlupa minum obat :
Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir
mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan
kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan.
Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang
berdekatan.
83
Baca aturan pakainya, misalnya sebelum atau sesudah makan
Untuk pencegahan overdosis, jangan minum obat 2 kali dosis bila
sebelumnya lupa minum obat
Baca kontraindikasinya
Misalnya: - tidak boleh diminum oleh ibu hamil/menyusui tidak
boleh diminum oleh penderita gagal ginjal
Baca efek samping yang mungkin timbul
Baca cara penyimpanannya
c. Bila ragu tanyakan pada Apoteker
d. Bila sakit berlanjut hubungi dokter
F. Latihan Soal
1. apa yang dimaksud dengan obat?
2. jelaskan tentang penggolan obat
3. jelaskan Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur
G. Referensi
Departemen Kesehatan Indonesia; Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan
Bebas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,
BINFAR, 2006
Sulistia Gan Gunawan; Farmakologi dan Terapi, edisi 5, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2012
Tan, Hoan, Tjay danRahardja, Kirana; Obat-obat Penting, Edisi Keempat;
1991
84