PENDAHULUAN
1
d. Obat Paten. Adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada
obat baru yang ditemukannya berdasarkan riset Industri farmasi tersebut
diberi hak paten untuk memproduksi dan memasarkannya, setelah melalui
berbagai tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah ditetapkan secara
internasional. Obat yang telah diberi hak paten tersebut tidak boleh
diproduksi dan dipasarkan dengan nama generik oleh industri farmasi lain
tanpa izin pemilik hak paten selama masih dalam masa hak paten.
Berdasarkan U.U No 14 tahun 2001, tentang paten, masa hak paten
berlaku 20 tahun (pasal 8 ayat 1) dan bisa juga 10 tahun (pasal 9). Contoh
yang cukup populer adalah Norvask. Kandungan Norvask (aslinya
Norvasc) adalah amlodipine besylate, untuk obat antihipertensi. Pemilik
hak paten adalah Pfizer. Ketika masih dalam masa hak paten (sebelum
2007), hanya Pfizer yang boleh memproduksi dan memasarkan
amlodipine. Bisa dibayangkan, produsen tanpa saingan. Harganya luar
biasa mahal. Biaya riset, biaya produksi, biaya promosi dan biaya-biaya
lain, semuanya dibebankan kepada pasien. Setelah masa hak paten
berakhir, barulah industri farmasi lain boleh memproduksi dan
memasarkan amlodipine dengan berbagai merek. Amlodipine adalah nama
generik dan merek-merek yang beredar dengan berbagai nama adalah obat
generik bermerek.
e. Obat Mitu/Obat me-too. Obat mitu atau obat me-too adalah obat yang telah
habis masa patennya yang diproduksi dan dijual pabrik lain dengan nama
dagang yang ditetapkan pabrik lain tersebut, di beberapa negara barat
disebut branded generic atau tetap dijual dengan nama generik. Dari
sekilas penjelasan sebelumnya, jelaslah bahwa khasiat zat aktif antara obat
generik dan obat generik bermerek adalah sama sejauh kualitas bahan
dasarnya sama. Contoh: misalnya pabrik obat bernama Cakmoki Farma,
yang memproduksi Natrium diklofenak dalam 2 produk. Yang satu obat
generik, namanya otomatis Natrium diklofenak dengan nama produsen
Cakmoki Farma. Adapun produk obat generik bermerek menggunakan
nama yang dipertimbangkan agar mudah laku di pasaran, misalnya saja
2
mokivoltar. Otomatis kualitas khasiat kedua obat Natrium diklofenak yang
diproduksi Cakmoki Farma sama saja, hal ini terjadi dikarenakan pabrik
tersebut membeli bahan dasar dari tempat yang sama dengan kualitas yang
sama pula. Bedanya hanya pada nama, kemasan dan tentunya harga, yaitu
yang satu Natrium diklofenak generik dengan harga yang sudah ditetapkan
sesuai peraturan dan lain mokivoltar dengan harga lebih mahal, sesuai
pangsa pasar. Mengapa harga obat generik jauh lebih murah dibanding
obat generik bermerek? Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya,
untuk Natrium diklofenak 50 mg, para produsen obat yang
memproduksinya menggunakan nama generik yang sama, yakni Natrium
diklofenak dengan label generik. Harganya sudah ditetapkan, yakni HNA
(Harga Netto Apotek) plus PPN = Rp 10.884,- dan berisi 50 tablet, dan
HET (Harga Eceran Tertinggi) = Rp 13.605,- sebagaimana diatur
Kepmenkes No.HK.03.01/Menkes/146/I/2010. Artinya, harga per tablet
Natrium diklofenak 50 mg tidak akan akan lebih dari Rp 272,- per tablet,
siapapun produsennya. Tidak bisa diotak-atik lagi. Itu sebabnya harga obat
generik jauh lebih murah dibanding obat generik bermerek.
f. Obat Tradisional. Obat tradisional adalah obat jadi yang berasal dari
tumbuhan, hewan, dan mineral atau sediaan galenik, obat berdasarkan
pengalaman empiris turun temurun.
g. Obat Jadi. Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran
dalam bentuk serbuk, emulsi, suspensi, salep, krim, tablet, supositoria,
klisma, injeksi dll yang mana bentuk obat tersebut tercantum dalam
farmakope Indonesia.
h. Obat Baru. Obat baru adalah obat yang terdiri dari satu atau lebih zat, baik
yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat misalnya lapisan, pengisi,
pelarut, bahan pembantu, atau komponen lainnya yang belum dikenal,
hingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya.
i. Obat Esensial. Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan
untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat banyak, meliputi
3
diagnosa, profilaksi terapi dan rehabilitasi, misalkan di Indonesia : obat
TBC, antibiotik, vaksin, obat generik dan lain-lain.
j. Obat Wajib Apotek. Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat
diperoleh diapotek tanpa resep dokter, diserahkan oleh apoteker.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian obat
1.3.2 Mengetahui pengertian obat merk dagang
1.3.3 Mengetahui perbedaan obat generik dan obat merk dagang
1.3.4 Mengetahui contoh obat merk dagang
4
BAB II
ISI
5
2.2 Pengertian Obat Merk Dagang
Obat merk dagang atau obat nama dagang (branded drugs) adalah
obat dengan nama sediaan yang ditetapkan pabrik pembuat dan terdaftar di
departemen kesehatan negara yang bersangkutan, obat nama dagang disebut
juga obat merek terdaftar. Contoh: amoksan, diafac, pehamoxil, dan lain-lain.
Obat nama dagang adalah obat dengan nama sediaan obat yang
ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan terdaftar di departemen kesehatan
negara yang bersangkutan. Perusahaan obat yang menemukan obat tersebut
dapat memasarkannya dengan nama dagang. Nama dagang biasanya
diusahakan yang mudah diingat oleh pengguna obat. Jadi, pada dasarnya pbat
generik dan obat nama dagang berbeda dalam penamaan, sedangkan pada
prinsipnya komposisi obat generik dan obat nama dagang adalah sama. Obat
nama dagang disebut juga obat merek terdaftar. Contoh amoxan, diafac,
pehamoxil, dll.
6
2.4 Daftar Obat Generik dan Obat Merek Dagang
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA